Trump Perdamaian Ukraina Bisa Jadi Jalan ke Surga

Trump Perdamaian Ukraina Bisa Jadi Jalan ke Surga


Trump: Perdamaian Ukraina Bisa Jadi Jalan ke Surga
Presiden AS Donald Trump mengatakan keberhasilan mendamaikan Ukraina bisa meningkatkan peluangnya masuk surga.(Media Sosial X)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan pernyataan nyentrik terkait upaya perdamaian di Ukraina. Dalam wawancara dengan program Fox & Friends pada Selasa (19/8), Trump mengatakan keberhasilan mendamaikan Ukraina bisa meningkatkan peluangnya masuk surga.

“Saya ingin mencoba masuk surga kalau memungkinkan,” ujar Trump. “Saya dengar kabar saya tidak dalam posisi bagus, bahkan ada yang bilang saya ada di paling bawah. Tapi kalau berhasil membawa perdamaian, itu bisa jadi salah satu alasannya.”

Trump, 79, sejak lama menyatakan keinginannya mengakhiri perang Rusia-Ukraina sebagai bagian dari ambisinya meraih Nobel Perdamaian. Sehari sebelumnya, ia menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky serta sejumlah pemimpin Eropa di Gedung Putih, hanya berselang tiga hari setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska.

Meski begitu, banyak pihak meragukan keseriusan janji-janji yang diutarakan Trump maupun Putin, terutama terkait jaminan keamanan untuk Ukraina. Kyiv dan sejumlah ibu kota Eropa masih menyikapinya dengan sangat hati-hati.

Trump bukan tanpa kontroversi. Mantan pengusaha miliarder itu tercatat tiga kali menikah, dua kali dimakzulkan, serta menjadi presiden pertama yang memiliki catatan kriminal, yakni kasus uang tutup mulut kepada seorang bintang porno.

Narasi Religius

Namun sejak lolos dari percobaan pembunuhan tahun lalu, Trump semakin sering menyelipkan narasi religius dalam pidatonya. Saat pelantikannya Januari lalu, ia bahkan menyatakan dirinya “diselamatkan oleh Tuhan untuk membuat Amerika hebat kembali.”

Dukungan dari kelompok religius konservatif di AS juga semakin memperkuat posisinya. Trump menunjuk Paula White sebagai penasihat rohani resmi dan kerap menggelar doa bersama di Gedung Putih.

Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa komentar Trump tentang “jalan ke surga” bukan sekadar gurauan. “Saya percaya presiden serius dengan ucapannya. Saya rasa, seperti kita semua, beliau juga ingin masuk surga,” kata Leavitt kepada awak media. (AFP/Z-2)

Trump Tegaskan Tak Akan Kirim Pasukan AS ke Ukraina, Hanya Buka Opsi Dukungan Udara

Trump Tegaskan Tak Akan Kirim Pasukan AS ke Ukraina, Hanya Buka Opsi Dukungan Udara


Trump Tegaskan Tak Akan Kirim Pasukan AS ke Ukraina, Hanya Buka Opsi Dukungan Udara
Presiden AS Donald Trump tegaskan tidak kirim pasukan darat ke Ukraina. Tapi membuka kemungkinan berikan dukungan udara.(Media Sosial X)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menegaskan Washington tidak akan mengirim pasukan darat ke Ukraina sebagai bagian dari jaminan keamanan dalam potensi kesepakatan damai dengan Rusia. Namun, ia membuka kemungkinan memberikan dukungan udara untuk menegakkan perjanjian tersebut.

“Ya, saya pastikan. Amerika tidak akan menurunkan pasukan di Ukraina, dan saya presiden,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News, merespons kekhawatiran kelompok pendukungnya yang menganut kebijakan isolasionis America First.

Meski menolak opsi pengerahan militer, Trump menyebut AS bersedia membantu melalui jalur udara. Sementara negara-negara Eropa yang tergabung dalam koalisi diharapkan menyediakan pasukan darat jika gencatan senjata atau perjanjian damai tercapai. “Akan ada bentuk keamanan tertentu. Tidak bisa NATO. Mereka (Eropa) siap menurunkan pasukan, kami siap membantu terutama lewat udara,” ujarnya.

Gedung Putih melalui juru bicara Karoline Leavitt mengonfirmasi baik Vladimir Putin maupun Volodymyr Zelensky telah menyatakan kesiapan untuk bertemu. Sejumlah opsi lokasi termasuk Hungaria dan Jenewa tengah dibahas.

Namun, Kremlin sejauh ini baru menyebut siap “meningkatkan level delegasi” dalam perundingan dengan Ukraina, tanpa menyebut apakah Putin bersedia bertemu langsung dengan Zelensky. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga menegaskan pertemuan semacam itu harus dipersiapkan “sangat hati-hati”.

Sementara itu, Eropa mendorong Trump agar bersikap lebih tegas terhadap Moskow. Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, hingga Presiden Dewan Eropa António Costa terlibat dalam rangkaian diplomasi yang bertujuan memperkuat jaminan keamanan bagi Kyiv.

Jaminan Keamanan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan jaminan keamanan adalah “isu utama” menuju akhir perang. Ia berharap komitmen itu dapat diformalisasi dalam waktu dekat. Namun, Kyiv menolak syarat Rusia yang menghendaki pengurangan kekuatan militer maupun penyerahan wilayah.

Hingga kini, masih ada jurang besar antara tuntutan Rusia dan posisi Ukraina. Meski Trump dan sekutu Eropa menyampaikan optimisme, sejumlah pengamat menilai kemajuan yang dicapai masih minim. Gérard Araud, mantan duta besar Prancis untuk AS, bahkan menyebut hasil pembicaraan terbaru sebagai “kemenangan dari kekosongan—janji tanpa makna.” (The Guardian/Z-2)

4 Kemenangan Rusia dalam Negosiasi, dari Krimea Diserahkan ke Rusia hingga Ukraina Tak Akan Bergabung dengan NATO

4 Kemenangan Rusia dalam Negosiasi, dari Krimea Diserahkan ke Rusia hingga Ukraina Tak Akan Bergabung dengan NATO



loading…

Rusia mendapatkan kemenangan dalam negosiasi. Foto/X

WASHINGTON – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tiba di Washington, DC, dan akan bergabung dengan para pemimpin Eropa ketika ia bertemu Donald Trump. Namun, beberapa hasil kesepakatan sudah direncanakan.

Trump meningkatkan tekanan pada Ukraina untuk menyetujui persyaratan guna mengakhiri perang dengan Rusia, yang tampaknya menggemakan beberapa poin pembicaraan Moskow dua hari setelah bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

4 Kemenangan Rusia dalam Negosiasi, dari Krimea Diserahkan ke Rusia hingga Ukraina Tak Akan Bergabung dengan NATO

1. Krimea Diserahkan ke Rusia

Minggu malam, Trump memberikan pratinjau pesan yang akan ia sampaikan kepada para tamu Gedung Putih: Zelensky harus menyetujui beberapa persyaratan Rusia agar perang di Ukraina berakhir. Persyaratan yang ia maksud — Ukraina harus menyerahkan Krimea, yang dianeksasi Rusia secara ilegal pada tahun 2014.

BacaJuga: Myanmar Akan Gelar Pemilu pada Desember 2025

2. Ukraina Tak Akan Bergabung dengan NATO

Selain itu, Ukraina setuju untuk tidak pernah bergabung dengan NATO — termasuk di antara persyaratan yang ditetapkan Putin untuk mengakhiri perang.

Gedung Putih telah mengisyaratkan momentum menuju kesepakatan damai potensial untuk mengakhiri perang Rusia, dengan utusan AS Steve Witkoff mengatakan kepada CNN bahwa Putin telah setuju untuk mengizinkan jaminan keamanan AS untuk Ukraina dan membuat konsesi terkait “pertukaran lahan”.

Namun, masih banyak poin penting dan pertanyaan yang masih tersisa. “Konstitusi Ukraina melarang penyerahan wilayah atau perdagangan lahan,” kata Zelensky pada hari Minggu, mengulangi garis merahnya terkait wilayah.

4 Alasan Ukraina Butuh Jaminan Keamanan dari AS dan NATO

4 Alasan Ukraina Butuh Jaminan Keamanan dari AS dan NATO



loading…

Ukraina butuh jaminan keamanan dari AS dan NATO. Foto/X

WASHINGTON – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan Rusia di wilayah Ukraina, Kharkiv, Zaporizhzhia, dan Sumy, pada hari Senin. Dia =mengatakan bahwa Kremlin bermaksud untuk “mempermalukan upaya diplomatik” hanya beberapa jam sebelum para pemimpin Eropa mengunjungi Gedung Putih.

4 Alasan Ukraina Butuh Jaminan Keamanan dari AS dan NATO

1. Rusia Terus Gempur Ukraina meski Negosiasi Berjalan

“Mesin perang Rusia terus menghancurkan kehidupan terlepas dari segalanya,” kata Zelensky dalam sebuah pernyataan, beberapa jam sebelum ia dijadwalkan bertemu Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval.

“Itulah mengapa kami mencari bantuan untuk mengakhiri pembunuhan. Itulah mengapa jaminan keamanan yang andal diperlukan. Itulah mengapa Rusia tidak boleh diberi imbalan atas partisipasinya dalam perang ini.”

Baca Juga: Presiden Zelensky Pilih Jaminan Keamanan untuk Ukraina

2. Ukraina Menginginkan Perdamaian

“Semua orang mendambakan perdamaian yang bermartabat dan keamanan sejati,” kata presiden Ukraina. “Dan saat ini juga, Rusia menyerang Kharkiv, Zaporizhzhia, wilayah Sumy, dan Odessa, menghancurkan bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil kami.”

Setidaknya tujuh orang tewas dalam serangan Rusia di Kharkiv dan tiga lainnya tewas dalam serangan rudal balistik di kota Zaporizhzhia, dengan puluhan lainnya terluka, menurut otoritas Ukraina.

3. Korban Terus Berjatuhan

Korban tewas dalam serangan rudal balistik Rusia di kota Zaporizhzhia telah meningkat menjadi tiga orang, kata kepala administrasi militer wilayah tersebut, Ivan Fedorov, Senin.

Sebanyak 18 orang lainnya terluka dalam serangan itu, dengan “luka akibat ledakan dan pecahan peluru,” kata Fedorov, seraya menambahkan bahwa salah satu korban adalah seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun.

Di tempat lain di wilayah Zaporizhzhia, seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun tewas ketika sebuah bom jatuh di sebuah rumah di desa Novoyakovlivka, kata Fedorov sebelumnya pada Senin. Saudara laki-laki, saudara perempuan, dan orang tua remaja tersebut juga terluka.

4. Terpaksa Percaya dengan AS

Tapi jaminan keamanan? Di situlah ide-ide yang jauh lebih menantang, seperti kredibilitas, berperan. Mungkinkah Zelensky mengandalkan AS untuk memenuhi janji ala Pasal 5 NATO, untuk membela Ukraina jika Rusia melanggar perjanjian damai apa pun?

Melansir CNN, Putin sendiri bahkan mungkin melihat peluang untuk semakin melemahkan Barat, dengan menguji jaminan semacam itu, yakin itu hanya gertakan yang bisa ia lakukan. Tapi semua itu akan menjadi masa depan.

Sebelum Perundingan AS dan Rusia Digelar, Ukraina Tolak Serahkan Wilayahnya ke Rusia

Sebelum Perundingan AS dan Rusia Digelar, Ukraina Tolak Serahkan Wilayahnya ke Rusia



loading…

Ukraina tolak serahkan wilayahnya ke Rusia. Foto/X/

MOSKOW – Presiden Volodymyr Zelensky mengesampingkan kemungkinan Ukraina menyerahkan wilayahnya kepada Rusia. Dia menuntut negaranya untuk ikut serta dalam negosiasi dalam komentar yang disampaikan sebelum perundingan yang direncanakan antara para pemimpin Rusia dan Amerika Serikat.

Dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial pada hari Sabtu, Zelensky mengatakan Ukraina siap untuk “keputusan nyata” yang dapat membawa “perdamaian yang bermartabat” tetapi menekankan bahwa tidak boleh ada pelanggaran konstitusi terkait masalah teritorial.

“Ukraina tidak akan menyerahkan tanah mereka kepada penjajah,” katanya, memperingatkan bahwa “keputusan tanpa Ukraina” tidak akan membawa perdamaian.

“Mereka tidak akan mencapai apa pun. Ini adalah keputusan yang lahir mati. Keputusan yang tidak bisa dilaksanakan. Dan kita semua membutuhkan perdamaian yang nyata dan sejati. Perdamaian yang akan dihormati rakyat,” tambah Zelensky, yang negaranya telah berjuang melawan invasi Rusia skala penuh sejak Februari 2022, dilansir Al Jazeera.

Komentarnya muncul beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan damai akan melibatkan “beberapa pertukaran wilayah” saat ia mengumumkan pertemuan pada hari Jumat dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, di negara bagian Alaska, AS, untuk membahas perang di Ukraina.

Puluhan ribu orang telah tewas sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, yang juga memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka.

Tiga putaran negosiasi antara Rusia dan Ukraina tahun ini gagal membuahkan hasil, dan masih belum jelas apakah pertemuan puncak akan membawa perdamaian lebih dekat.

Putin Minta Seluruh Wilayah Oblast Donetsk sebagai Syarat Akhiri Perang Ukraina

Putin Minta Seluruh Wilayah Oblast Donetsk sebagai Syarat Akhiri Perang Ukraina


Putin Minta Seluruh Wilayah Oblast Donetsk sebagai Syarat Akhiri Perang Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin.(Contributor/Getty Images)

PARA pejabat Amerika Serikat dan Rusia sedang mengupayakan kesepakatan potensial untuk mengakhiri perang di Ukraina yang akan meresmikan kendali Rusia atas wilayah yang direbut selama invasi militernya, menurut sumber-sumber yang mengetahui perundingan tersebut.

Rencana yang sedang dibahas dikaitkan dengan kemungkinan pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Rusia Vladimir Putin yang direncanakan paling cepat minggu depan, kata sumber tersebut.

Putin menawarkan Washington untuk mengakhiri permusuhan di Ukraina dengan imbalan Kyiv menyerahkan seluruh Oblast Donetsk, The Wall Street Journal melaporkan, Jumat (8/8), mengutip sumber-sumber diplomatik.

Laporan tersebut mengatakan proposal tersebut disampaikan kepada Utusan Khusus AS Steve Witkoff selama kunjungannya ke Moskow pada 6 Agustus.

Para pejabat Eropa telah menyuarakan keberatan serius, dengan mencatat bahwa rencana tersebut tidak akan memaksakan kewajiban apa pun kepada Rusia selain gencatan senjata yang sejati, sementara Ukraina harus menyerahkan sebagian besar wilayahnya.

Trump tampaknya telah mengonfirmasi hal itu, dengan mengatakan bahwa Ukraina harus menyerahkan sebagian wilayahnya berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang saat ini sedang disusun oleh Moskow dan Washington.

“Kami akan mendapatkan kembali sebagian wilayahnya, dan kami akan mendapatkan sebagian wilayah yang ditukar,” kata Trump.

“Akan ada pertukaran wilayah untuk kebaikan keduanya (Ukraina dan Rusia).”

Kiev belum mengeluarkan tanggapan resmi, tetapi otoritas Ukraina telah berulang kali mengatakan mereka tidak akan setuju untuk angkat kaki dari perbatasan mereka yang diakui secara internasional.

Sebelumnya pada hari yang sama, media AS melaporkan Trump dan Putin kemungkinan akan bertemu akhir pekan depan untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut, tanpa keterlibatan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Kyiv Post/NV/B-3)

Rudal Rusia Tewaskan 16 Warga Ukraina, Zelensky Desak Sekutu Gulingkan Rezim Putin

Rudal Rusia Tewaskan 16 Warga Ukraina, Zelensky Desak Sekutu Gulingkan Rezim Putin



loading…

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky desak sekutu Barat-nya wujudkan perubahan rezim di Rusia setelah serangan rudal dan drone Moskow tewaskan 16 warga Ukraina. Foto/ZelenskyyUa

KYIV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak sekutu Barat-nya untuk mewujudkan penggulingan rezim Presiden Vladimir Putin di Rusia. Desakan ini disampaikan beberapa jam setelah serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia di Kyiv menewaskan 16 orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia enam tahun.

Serangan Rusia pada Rabu malam hingga Kamis dini hari tersebut menghancurkan sebagian blok apartemen sembilan lantai di pinggiran barat Kyiv menjadi puing-puing dan melukai sedikitnya 150 orang di ibu kota.

Sementara itu, militer Rusia mengeklaim telah merebut Chasiv Yar, sebuah kota di lereng bukit yang strategis dan penting di Ukraina timur, tempat kedua belah pihak telah bertempur sengit selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Perwira AU Ukraina Malah Jadi Mata-mata Rusia, Bocorkan Lokasi Jet Tempur F-16

Moskow telah meningkatkan serangan udara mematikannya di Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, menolak tekanan Amerika Serikat untuk mengakhiri invasi yang telah berlangsung hampir tiga setengah tahun sementara pasukannya terus bergerak maju di medan perang.

Berbicara secara virtual di sebuah konferensi yang menandai 50 tahun penandatanganan Perjanjian Helsinki era Perang Dingin, Zelensky mengatakan dia yakin Rusia dapat “didorong” untuk menghentikan perang.

“Tetapi jika dunia tidak ingin mengubah rezim di Rusia, itu berarti bahkan setelah perang berakhir, Moskow akan tetap berusaha mengganggu stabilitas negara-negara tetangga,” ujarnya.

Dari Rabu malam hingga Kamis dini hari, Rusia menembakkan lebih dari 300 pesawat nirawak dan delapan rudal jelajah ke Ukraina, dengan Kyiv sebagai target utama, kata Angkatan Udara Ukraina.

Satu rudal merobek sebuah bangunan hunian sembilan lantai di bagian barat ibu kota, merobek fasadnya, kata pihak berwenang.

Para jurnalis AFP di lokasi kejadian melihat tim penyelamat menyisir gundukan beton pecah yang berasap, dan barang-barang milik warga berserakan di antara puing-puing.