Doa Turunkan Hujan Bacaan, Arti, dan Keutamaannya untuk Umat Islam

Doa Turunkan Hujan Bacaan, Arti, dan Keutamaannya untuk Umat Islam


Doa Turunkan Hujan: Bacaan, Arti, dan Keutamaannya untuk Umat Islam
Doa minta turun hujan.(Freepik)

MUSIM kemarau yang panjang sering kali membuat kita berharap turunnya hujan sebagai rahmat dari Allah SWT. Dalam Islam, terdapat doa khusus untuk memohon hujan, yang dikenal sebagai doa turunkan hujan. Doa ini diambil dari ajaran Rasulullah SAW dan memiliki landasan kuat dalam Al-Qur’an serta Hadits. Artikel ini akan menjelaskan bacaan doa turunkan hujan, teks Arab, Latin, arti, serta keutamaannya, dengan bahasa yang mudah dipahami.

Apa Itu Doa Turunkan Hujan?

Doa turunkan hujan adalah doa yang dipanjatkan umat Islam untuk memohon rahmat Allah berupa hujan, terutama saat musim kemarau atau ketika air sangat dibutuhkan. Doa ini biasanya dibaca dalam salat Istisqa, yaitu salat sunnah yang dilakukan secara berjamaah untuk meminta hujan. Selain itu, doa ini juga bisa dibaca secara pribadi dengan penuh harap dan tawakal kepada Allah SWT.

Bacaan Doa Turunkan Hujan

Berikut adalah bacaan doa turunkan hujan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits shahih:

Teks Arab:

اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا مَرِيعًا نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ عَاجِلًا غَيْرَ آجِلٍ

Teks Latin:

Allahumma sqinaa ghaytsan mughiitsan marii’an marii’an naafi’an ghayra dhaarrin ‘aajilan ghayra aajilin.

Arti:

Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat, menyegarkan, lebat, dan tidak membahayakan, segera dan tidak ditunda.

Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 1169) dan dinilai shahih. Doa ini memohon hujan yang bermanfaat dan tidak menyebabkan bencana, seperti banjir atau tanah longsor.

Landasan Al-Qur’an tentang Doa Turunkan Hujan

Al-Qur’an menyebutkan bahwa hujan adalah rahmat dari Allah SWT. Dalam Surah Asy-Syura ayat 28, Allah berfirman:

Teks Arab:

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ ۚ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

Teks Latin:

Wa huwa alladzii yunazzilu al-ghaytsa min ba’di maa qanathuu wayansyuru rahmatahu, wa huwa al-waliyyu al-hamiid.

Arti:

Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Pelindung lagi Maha Terpuji.

Ayat ini menegaskan bahwa hujan adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, terutama saat mereka dalam kondisi sulit.

Cara Mengamalkan Doa Turunkan Hujan

Berikut adalah langkah-langkah mengamalkan doa turunkan hujan:

  1. Berwudhu: Pastikan Anda dalam keadaan suci sebelum berdoa.
  2. Salat Istisqa: Jika memungkinkan, lakukan salat Istisqa secara berjamaah, sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.
  3. Membaca Doa: Bacalah doa turunkan hujan dengan penuh keyakinan dan kekhusyukan.
  4. Berdoa dengan Sungguh-sungguh: Panjatkan doa dengan hati yang tulus, memohon rahmat Allah SWT.
  5. Bertaubat: Sebelum berdoa, dianjurkan untuk bertaubat atas dosa-dosa, karena dosa dapat menghalangi terkabulnya doa.

Keutamaan Membaca Doa Turunkan Hujan

Membaca doa turunkan hujan memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

  • Mendekatkan Diri kepada Allah: Berdoa menunjukkan ketergantungan kita kepada Allah sebagai satu-satunya pemberi rezeki.
  • Mengundang Rahmat: Hujan yang turun adalah rahmat Allah yang membawa kehidupan bagi makhluk-Nya.
  • Mengikuti Sunnah Rasulullah: Doa ini adalah bagian dari ajaran Rasulullah SAW, sehingga mengamalkannya adalah bentuk ibadah.

Kapan Waktu Terbaik Membaca Doa Ini?

Doa turunkan hujan dapat dibaca kapan saja, terutama saat musim kemarau atau ketika air sangat dibutuhkan. Waktu-waktu mustajab untuk berdoa, seperti sepertiga malam terakhir, setelah salat, atau saat turun hujan, juga sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda: “Carilah waktu mustajab untuk berdoa, yaitu saat bertemu dua pasukan, menjelang salat, dan ketika hujan turun.” (HR. Abu Dawud).

Kesimpulan

Doa turunkan hujan adalah wujud keimanan kita kepada Allah SWT sebagai pengatur alam semesta. Dengan membaca doa ini, kita memohon rahmat berupa hujan yang bermanfaat dan tidak membahayakan. Bacaan doa ini mudah dihafal dan dapat diamalkan kapan saja, baik secara pribadi maupun dalam salat Istisqa. Mari kita panjatkan doa ini dengan hati yang tulus agar Allah SWT mengabulkan permohonan kita. (Z-10)

Underpass Perlintasan Gajah di Tol Trans Sumatera Turunkan Konflik Satwa hingga Nol Persen

Underpass Perlintasan Gajah di Tol Trans Sumatera Turunkan Konflik Satwa hingga Nol Persen


Underpass Perlintasan Gajah di Tol Trans Sumatera Turunkan Konflik Satwa hingga Nol Persen
Underpass tol Lintas Sumatera(Dok. Hutama Karya)

Memperingati Hari Gajah Internasional, PT Hutama Karya (Persero) mengumumkan keberhasilan program pelestarian Gajah Sumatera melalui pembangunan Underpass Perlintasan Gajah (UPG) di ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Infrastruktur ini menjadi koridor aman bagi gajah untuk bermigrasi, sekaligus menjaga kelestarian populasi satwa langka di Riau.

Enam unit UPG telah dibangun di Jalan Tol Pekanbaru–Dumai (Permai) sepanjang 131,5 km, dilengkapi teknologi GPS collar untuk memantau pergerakan gajah secara real-time. Data menunjukkan, periode September – November menjadi masa migrasi aktif gajah jantan seperti “Codet” dan “Getar”, yang rutin berpindah dari kantong Balai Raja ke Giam Siak Kecil demi mencari pasangan.

Informasi ini menjadi dasar penempatan underpass di Km 12, 61, 69, 71, 73, dan 76 dengan dimensi 5,1 meter tinggi dan lebar hingga 45 meter.

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyatakan program ini menurunkan konflik satwa hingga 0% sejak optimalisasi underpass pada 2023.

“Teknologi dan desain yang tepat memungkinkan gajah bermigrasi aman tanpa mengganggu aktivitas jalan tol. Keberhasilan ini menjadi model pembangunan infrastruktur ramah lingkungan,” ujarnya.

Kerja sama dengan Balai Besar KSDA Riau dan Rimba Satwa Foundation memastikan pemantauan ketat lewat SMART Patrol dan kamera trap. Sistem peringatan dini juga terintegrasi dengan papan VMS dan aplikasi mobile untuk memberikan informasi langsung kepada pengguna tol.

Selain konservasi, Hutama Karya mendorong pemberdayaan ekonomi hijau masyarakat sekitar tol. Program ini mencakup pembagian bibit durian montong premium, jeruk nipis sebagai penghalang alami gajah, dan rumput odot sebagai pakan. Pada 2024, program memberi manfaat pada 75 KK dengan tambahan pendapatan rata-rata Rp2,5 juta per tahun.

Hutama Karya menargetkan pengembangan nursery permanen, pusat edukasi konservasi gajah, dan penerapan konsep UPG di proyek tol lain seperti Tol Sigli – Banda Aceh.

“Hari Gajah Internasional adalah pengingat bahwa pembangunan infrastruktur dan pelestarian alam dapat berjalan beriringan,” tutup Adjib. (Z-10)