Presiden AS Donald Trump mengatakan keberhasilan mendamaikan Ukraina bisa meningkatkan peluangnya masuk surga.(Media Sosial X)
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan pernyataan nyentrik terkait upaya perdamaian di Ukraina. Dalam wawancara dengan program Fox & Friends pada Selasa (19/8), Trump mengatakan keberhasilan mendamaikan Ukraina bisa meningkatkan peluangnya masuk surga.
“Saya ingin mencoba masuk surga kalau memungkinkan,” ujar Trump. “Saya dengar kabar saya tidak dalam posisi bagus, bahkan ada yang bilang saya ada di paling bawah. Tapi kalau berhasil membawa perdamaian, itu bisa jadi salah satu alasannya.”
Trump, 79, sejak lama menyatakan keinginannya mengakhiri perang Rusia-Ukraina sebagai bagian dari ambisinya meraih Nobel Perdamaian. Sehari sebelumnya, ia menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky serta sejumlah pemimpin Eropa di Gedung Putih, hanya berselang tiga hari setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska.
Baca juga : Jenderal AS Gelar Pertemuan dengan Petinggi Militer Eropa Bahas Perdamaian Ukraina
Meski begitu, banyak pihak meragukan keseriusan janji-janji yang diutarakan Trump maupun Putin, terutama terkait jaminan keamanan untuk Ukraina. Kyiv dan sejumlah ibu kota Eropa masih menyikapinya dengan sangat hati-hati.
Trump bukan tanpa kontroversi. Mantan pengusaha miliarder itu tercatat tiga kali menikah, dua kali dimakzulkan, serta menjadi presiden pertama yang memiliki catatan kriminal, yakni kasus uang tutup mulut kepada seorang bintang porno.
Narasi Religius
Namun sejak lolos dari percobaan pembunuhan tahun lalu, Trump semakin sering menyelipkan narasi religius dalam pidatonya. Saat pelantikannya Januari lalu, ia bahkan menyatakan dirinya “diselamatkan oleh Tuhan untuk membuat Amerika hebat kembali.”
Dukungan dari kelompok religius konservatif di AS juga semakin memperkuat posisinya. Trump menunjuk Paula White sebagai penasihat rohani resmi dan kerap menggelar doa bersama di Gedung Putih.
Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa komentar Trump tentang “jalan ke surga” bukan sekadar gurauan. “Saya percaya presiden serius dengan ucapannya. Saya rasa, seperti kita semua, beliau juga ingin masuk surga,” kata Leavitt kepada awak media. (AFP/Z-2)
Gedung Putih meluncurkan akun TikTok, di tengah perdebatan mengenai keberadaan aplikasi milik perusahaan Tiongkok, ByteDance, di Amerika Serikat.(Media Sosial X)
GEDUNG Putih resmi meluncurkan akun TikTok, di tengah perdebatan mengenai keberadaan aplikasi milik perusahaan Tiongkok, ByteDance, di Amerika Serikat. Langkah ini dilakukan meski undang-undang federal mewajibkan penjualan atau pelarangan TikTok atas alasan keamanan nasional.
Unggahan perdana akun resmi Gedung Putih berupa video berdurasi 27 detik dengan keterangan, “America we are BACK! What’s up TikTok?”. Hanya satu jam setelah diunggah, akun tersebut saat ini mengantongi sekitar 21 ribu pengikut.
Sementara itu, akun pribadi Presiden Donald Trump di TikTok memiliki lebih dari 110 juta pengikut. Meski terakhir kali aktif pada 5 November 2024, bertepatan dengan hari pemilu.
Baca juga : Bersama Menjaga Privasi Data di Ruang Digital
Penjualan TikTok
Sebelumnya, undang-undang yang mewajibkan TikTok untuk dijual kepada pihak non-Tiongkok atau menghadapi pelarangan penuh dijadwalkan berlaku sehari sebelum pelantikan Trump pada 20 Januari lalu. Namun, Trump yang selama kampanye 2024 sangat bergantung pada media sosial, menunda penerapan aturan tersebut.
Pada pertengahan Juni, Trump memperpanjang tenggat waktu 90 hari bagi TikTok untuk mencari pembeli baru. Masa perpanjangan itu akan berakhir pada pertengahan September.
Meski awalnya mendukung pelarangan, Trump kemudian berbalik arah. Ia justru berkomitmen membela TikTok, meyakini platform dengan hampir 2 miliar pengguna global ini berperan besar dalam meraih dukungan pemilih muda di pemilu November lalu.
Selain TikTok, Trump juga aktif di berbagai platform media sosial. Akun resminya di X (sebelumnya Twitter) memiliki 108,5 juta pengikut. Namun, platform favoritnya tetap Truth Social dengan sekitar 10,6 juta pengikut.
Sementara itu, akun resmi Gedung Putih di X dan Instagram tercatat memiliki 2,4 juta dan 9,3 juta pengikut. (AFP/Z-2)
Presiden AS Donald Trump tegaskan tidak kirim pasukan darat ke Ukraina. Tapi membuka kemungkinan berikan dukungan udara.(Media Sosial X)
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menegaskan Washington tidak akan mengirim pasukan darat ke Ukraina sebagai bagian dari jaminan keamanan dalam potensi kesepakatan damai dengan Rusia. Namun, ia membuka kemungkinan memberikan dukungan udara untuk menegakkan perjanjian tersebut.
“Ya, saya pastikan. Amerika tidak akan menurunkan pasukan di Ukraina, dan saya presiden,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News, merespons kekhawatiran kelompok pendukungnya yang menganut kebijakan isolasionis America First.
Meski menolak opsi pengerahan militer, Trump menyebut AS bersedia membantu melalui jalur udara. Sementara negara-negara Eropa yang tergabung dalam koalisi diharapkan menyediakan pasukan darat jika gencatan senjata atau perjanjian damai tercapai. “Akan ada bentuk keamanan tertentu. Tidak bisa NATO. Mereka (Eropa) siap menurunkan pasukan, kami siap membantu terutama lewat udara,” ujarnya.
Baca juga : Kremlin Meremehkan Rencana Pertemuan Putin-Zelensky, Trump Dorong Dialog Langsung untuk Perdamaian Ukraina
Gedung Putih melalui juru bicara Karoline Leavitt mengonfirmasi baik Vladimir Putin maupun Volodymyr Zelensky telah menyatakan kesiapan untuk bertemu. Sejumlah opsi lokasi termasuk Hungaria dan Jenewa tengah dibahas.
Namun, Kremlin sejauh ini baru menyebut siap “meningkatkan level delegasi” dalam perundingan dengan Ukraina, tanpa menyebut apakah Putin bersedia bertemu langsung dengan Zelensky. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga menegaskan pertemuan semacam itu harus dipersiapkan “sangat hati-hati”.
Sementara itu, Eropa mendorong Trump agar bersikap lebih tegas terhadap Moskow. Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, hingga Presiden Dewan Eropa António Costa terlibat dalam rangkaian diplomasi yang bertujuan memperkuat jaminan keamanan bagi Kyiv.
Jaminan Keamanan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan jaminan keamanan adalah “isu utama” menuju akhir perang. Ia berharap komitmen itu dapat diformalisasi dalam waktu dekat. Namun, Kyiv menolak syarat Rusia yang menghendaki pengurangan kekuatan militer maupun penyerahan wilayah.
Hingga kini, masih ada jurang besar antara tuntutan Rusia dan posisi Ukraina. Meski Trump dan sekutu Eropa menyampaikan optimisme, sejumlah pengamat menilai kemajuan yang dicapai masih minim. Gérard Araud, mantan duta besar Prancis untuk AS, bahkan menyebut hasil pembicaraan terbaru sebagai “kemenangan dari kekosongan—janji tanpa makna.” (The Guardian/Z-2)
Pertemuan trilateral Trump, Putin dan Zelensky digelar 22 Agustus mendatang. Foto/X/White House
WASHINGTON – Presiden AS Donald Trump berencana untuk mengadakan pertemuan trilateral dengan mitranya dari Rusia dan Ukraina paling cepat pada 22 Agustus. Itu dilaporkan situs berita Axios melaporkan pada hari Sabtu.
Setelah pertemuan puncaknya pada hari Jumat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, Trump mengatakan kepada para pemimpin Eropa melalui panggilan telepon bahwa ia ingin mengatur pertemuan dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Trump dijadwalkan bertemu dengan Zelensky di Gedung Putih pada hari Senin dan telah mengundang para pemimpin Eropa untuk hadir.
Putin belum secara terbuka mengonfirmasi keikutsertaannya dalam pertemuan puncak yang diusulkan tersebut.
Baca Juga: Anak Durhaka di India Memerkosa Ibunya 2 Kali, Klaim sebagai Hukuman
PERTEMUAN Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan berlangsung Jumat ini di Anchorage, Alaska, setelah lokasi alternatif di negara bagian itu dinilai tak memenuhi persyaratan keamanan. Pertemuan ini akan menjadi yang pertama bagi pemimpin kedua negara dalam lebih dari empat tahun.
Awalnya, tim Trump mencari lokasi di beberapa kota Alaska, termasuk Juneau dan Fairbanks. Namun, hanya Pangkalan Militer Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage yang dianggap memenuhi standar keamanan. Gedung Putih sebenarnya ingin menghindari kesan menjamu Putin di fasilitas militer, namun keterbatasan pilihan memaksa keputusan tersebut.
Pemilihan Alaska dilakukan setelah pembahasan panjang antara Washington dan Moskow. Rusia menolak opsi kota-kota Eropa karena adanya surat perintah penangkapan terhadap Putin dari Pengadilan Kriminal Internasional, sementara usulan Putin untuk bertemu di Uni Emirat Arab juga tak disetujui pihak AS. Pilihan akhirnya mengerucut pada Amerika Serikat atau Hongaria, dan Putin setuju bertemu di wilayah AS yang dulunya bagian dari Kekaisaran Rusia.
Baca juga : Trump Janjikan Upaya Dapatkan Kembali Wilayah Ukraina dalam Pertemuan dengan Putin
Menguntungkan Putin
Trump menyebut kehadiran Putin di AS sebagai tanda penghormatan. Namun, mantan penasihat keamanan nasional John Bolton menilai lokasi ini lebih menguntungkan Putin.
Tidak seperti pertemuan tingkat tinggi biasanya, agenda kali ini disiapkan dalam waktu singkat dan disebut Trump sebagai “sesi mendengarkan”. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Menlu Rusia Sergey Lavrov telah berbicara membahas persiapan, namun detail lengkap masih difinalisasi.
Trump dijadwalkan bertemu langsung dengan Putin dalam sesi empat mata yang hanya dihadiri penerjemah. Setelah pertemuan, ia berencana menghubungi para pemimpin Eropa dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memberikan laporan hasil pembicaraan.
Pertemuan ini terjadi di tengah spekulasi mengenai tawaran perdamaian yang dibawa Putin, meski detailnya belum jelas. Putin sendiri dilaporkan menghabiskan hari-hari terakhir menjelang pertemuan dengan menghubungi sekutu globalnya, termasuk Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. (CNN/Z-2)
Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser, mengkritik keputusan Presiden Donald Trump ambil alih kepolisian dan pengerahan Garda Nasional. (Media Sosial X)
WALI Kota Washington DC, Muriel Bowser, mengkritik keputusan Presiden Donald Trump yang menempatkan Kepolisian DC di bawah kendali federal dan mengerahkan Garda Nasional. Ia menyebut langkah itu “mengusik dan belum pernah terjadi sebelumnya,” namun mencoba menjaga nada diplomatis dalam konferensi pers.
Bowser dan Kepala Polisi DC, Pamela Smith, disebut tidak mengetahui rencana ini sebelum diumumkan Trump. Menurut Bowser, pandangan Trump kemungkinan dipengaruhi pengalamannya pada masa pandemi covid-19 ketika tingkat kejahatan melonjak, meski kini data menunjukkan tren menurun.
Sekitar 800 personel militer akan diaktifkan, dengan 100–200 di antaranya bertugas mendukung kepolisian setiap saat, terutama di bidang administrasi, logistik, dan patroli. Seorang pejabat Angkatan Darat memastikan pasukan tidak akan membawa senapan secara terbuka, dan semua aparat federal akan mengenakan seragam atau tanda pengenal jelas.
Baca juga : Trump Kerahkan Garda Nasional dan Ambil Alih Kepolisian Washington DC
Respons terhadap langkah ini terbelah. Ketua Serikat Polisi DC, Greggory Pemberton, mendukung keputusan Trump dengan alasan perlunya tindakan terhadap kriminalitas. Sebaliknya, Asosiasi Wali Kota Partai Demokrat menyebutnya sebagai “pertunjukan politik.”
Penyalahgunaan Kekuasaan
Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, juga mengecam kebijakan tersebut, menyebutnya sebagai “penyalahgunaan kekuasaan presiden.” Menurutnya, rasa aman warga harus dijawab dengan kebijakan yang tepat, bukan pengerahan militer.
“Jika data menunjukkan kejahatan menurun, mengapa mengerahkan tentara hanya karena orang merasa takut? Itu bukan caranya,” kata Bass kepada CNN, seraya menilai langkah itu lebih mirip “stunt politik” dibanding solusi nyata. (CNN/Z-2)
Gencatan senjata yang diusung Donald Trump dan Vladimir Putin akan memperkuat posisi Rusia. Foto/X/@NewRulesGeo
MOSKOW – AS dan Rusia bertujuan untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan perang di Ukraina yang akan mengunci pendudukan Moskow atas wilayah yang direbut selama invasi militernya. Itu menunjukkan Rusia akan jadi pemenang pada perang Ukraina.
Melansir Bloomberg News, para pejabat AS dan Rusia sedang berupaya mencapai kesepakatan mengenai wilayah untuk pertemuan puncak yang direncanakan antara Presiden AS Donald Trump dan mitranya dari Rusia Vladimir Putin paling cepat minggu depan.
Gedung Putih menepis berita Bloomberg tersebut sebagai spekulasi. Seorang juru bicara Kremlin tidak segera menanggapi permintaan komentar. Tidak ada komentar langsung dari otoritas Ukraina.
Reuters tidak dapat segera memverifikasi detail yang terdapat dalam laporan tersebut.
Mengapa Gencatan Senjata yang Diusung Trump dan Putin Akan Memperkuat Posisi Rusia?
1. Putin Menguasai 4 Wilayah Ukraina
Putin mengklaim empat wilayah Ukraina – Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson – serta semenanjung Laut Hitam Krimea, yang dianeksasinya pada tahun 2014. Saat ini, pasukannya belum sepenuhnya menguasai seluruh wilayah di keempat wilayah tersebut.
Ukraina sebelumnya telah mengisyaratkan kesediaannya untuk bersikap fleksibel dalam upaya mengakhiri perang yang telah menghancurkan kota-kotanya dan menewaskan banyak tentara dan warganya.
AS mengancam akan mengenakan tarif tinggi bagi negara-negara pengimpor minyak dari Rusia. FOTO/VCO
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menggunakan ancaman tarif sebagai instrumen kebijakan luar negeri, kali ini menargetkan negara-negara pembeli minyak Rusia. Langkah tersebut dilakukan untuk menekan Moskow agar segera menyetujui perdamaian di Ukraina.
Pemerintah AS telah mengambil langkah awal pada Rabu (7/8) dengan menggandakan tarif atas barang-barang dari India, dari 25 persen menjadi 50 persen. India diketahui menjadi salah satu pembeli utama minyak Rusia setelah sanksi Barat diberlakukan pasca invasi ke Ukraina.
Meski belum ada kesepakatan yang diteken dengan China, importir minyak Rusia terbesar, Gedung Putih menyatakan Trump kemungkinan akan mengumumkan sanksi tambahan terhadap negara-negara lain yang masih membeli minyak Rusia.
Ini bukan kali pertama Trump menggunakan tarif untuk mendorong agenda politik di luar perdagangan. Sebelumnya, ia pernah mengancam Brasil, Denmark, hingga Kanada terkait isu-isu seperti Greenland, fentanyl, dan mantan Presiden Jair Bolsonaro.
Kebijakan tarif sekunder ini diperkirakan akan memberikan tekanan ekonomi signifikan bagi Rusia, mengingat penjualan minyak merupakan salah satu sumber utama pembiayaan perang Presiden Vladimir Putin. Namun, kebijakan tersebut juga menyimpan risiko politik bagi Trump menjelang pemilu sela tahun depan.
Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Utusan khusus Presiden AS, Steve Witkoff(Sputnik)
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan telah terjadi “kemajuan besar” dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina setelah utusannya, Steve Witkoff, bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Dalam pernyataannya di platform Truth Social, Trump juga menyebut pertemuan tersebut sebagai “sangat produktif”.
Sebelumnya, Kremlin hanya merilis pernyataan singkat yang menyebut pembicaraan berlangsung “konstruktif”, dengan kedua pihak saling bertukar “sinyal”. Penasihat kebijakan luar negeri Rusia, Yuri Ushakov, mengatakan diskusi mencakup kemungkinan kerja sama strategis, namun belum memberikan detail lebih lanjut sebelum Witkoff melaporkan hasilnya secara langsung kepada Trump.
Perang Harus Diakhiri
Pertemuan ini terjadi hanya beberapa hari sebelum tenggat waktu yang ditetapkan Trump untuk tercapainya gencatan senjata di Ukraina. Trump mengaku telah memberi pengarahan kepada beberapa pemimpin Eropa usai pembicaraan tersebut.
Baca juga : Putin dan Utusan Trump Gelar Pembicaraan Konstruktif Jelang Batas Waktu Sanksi Baru
“Semua pihak sepakat perang ini harus segera diakhiri, dan kami akan bekerja menuju hal itu dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” ujar Trump.
Gedung Putih kemudian menegaskan Rusia menyatakan keinginannya untuk bertemu langsung dengan Presiden Trump. Trump “terbuka untuk bertemu baik dengan Presiden Putin maupun Presiden Zelensky.”
“Presiden Trump ingin perang brutal ini segera berakhir,” kata Sekretaris Pers Karoline Leavitt.
Baca juga : Utusan Kepercayaan Trump Kunjungi Moskow, Putin Coba Hindari Sanksi Baru AS
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasi telah berbicara langsung dengan Trump mengenai kunjungan Witkoff, dalam sambungan telepon yang juga diikuti para pemimpin Eropa. “Perang ini harus segera diakhiri,” kata Zelensky.
Zelensky juga memperingatkan, Rusia kemungkinan hanya akan benar-benar mempertimbangkan perdamaian, jika mulai kehabisan dana perang.
Meski hubungan antara Trump dan Rusia sempat memanas karena lambannya kemajuan diplomatik, suasana pertemuan Witkoff dan Putin tetap terlihat hangat. Foto-foto yang dirilis media Rusia menunjukkan keduanya berjabat tangan dan tersenyum dalam salah satu aula megah di Kremlin.
Namun Trump tetap melontarkan peringatan keras. Ia mengancam akan menjatuhkan sanksi berat, termasuk sanksi sekunder terhadap negara mana pun yang masih berdagang dengan Rusia, jika Moskow tidak segera menunjukkan komitmen mengakhiri invasi.
Tarif Tambahan India
Beberapa jam setelah Witkoff meninggalkan Moskow, Trump langsung menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif tambahan 25% terhadap India karena negara tersebut masih mengimpor minyak Rusia. Kebijakan ini akan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025. Trump menuding India “tidak peduli berapa banyak warga Ukraina yang terbunuh oleh mesin perang Rusia.”
Serangan Rusia ke Ukraina
Di tengah diplomasi yang berlangsung, ekspektasi akan tercapainya kesepakatan perdamaian sebelum Jumat tetap rendah. Serangan udara Rusia ke wilayah Ukraina terus berlanjut, termasuk salah satu serangan paling mematikan ke ibu kota Kyiv sejak perang dimulai. Korban meninggal dalam serangan pekan lalu di Kyiv meningkat menjadi 32 orang setelah satu korban luka meninggal dunia.
Sementara itu, otoritas Ukraina melaporkan serangan udara Rusia terhadap sebuah kamp liburan di Zaporizhzhia, menewaskan dua orang dan melukai 12 lainnya. Zelensky mengecam serangan itu sebagai bentuk kekejaman yang ditujukan hanya untuk menebar ketakutan. “Tidak ada nilai militer dalam serangan ini,” tegasnya.
Di tengah eskalasi konflik, pemerintahan AS juga menyetujui tambahan penjualan alat militer senilai US$200 juta kepada Ukraina. Kesepakatan ini terjadi setelah pembicaraan telepon antara Zelensky dan Trump, yang juga membahas kerja sama pertahanan dan produksi drone.
Ukraina terus mengandalkan serangan drone untuk menyasar kilang minyak dan fasilitas energi Rusia, sementara Moskow masih memfokuskan serangan udara ke kota-kota di Ukraina.
Sejauh ini, tiga putaran perundingan antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung di Istanbul belum menghasilkan kesepakatan damai. Persyaratan politik dan militer yang diajukan Moskow masih dianggap tak dapat diterima oleh Kyiv maupun mitra Baratnya. Kremlin pun terus menolak permintaan Ukraina untuk mengadakan pertemuan langsung antara Zelensky dan Putin. (BBC/Z-2)
Sydney Sweeney memicu kontroversi karena iklannya, tapi dia dibela oleh Donald Trump. Foto/X/@sydney_sweeney
WASHINGTON – Presiden Donald Trump memuji aktris Sydney Sweeney setelah mendapat kecaman di media sosial terhadap iklan yang dibintanginya. Dia memuji Sweeney karena anggota Partai Republik.
“Sydney Sweeney, seorang Republikan terdaftar, punya iklan TERPOPULER di luar sana,” tulisnya dalam unggahan Truth Social, dilansir BBC. “Ayo, dapatkan mereka, Sydney!”
Aktris nominasi Emmy ini, yang membintangi Euphoria dan The White Lotus, muncul dalam iklan celana jins di mana ia berkata: “Gen diturunkan dari orang tua ke anak, sering kali menentukan sifat-sifat seperti warna rambut, kepribadian, dan bahkan warna mata. Celana jins saya berwarna biru.”
Beberapa pihak mengkritik permainan kata-kata bintang bermata biru berusia 27 tahun itu dalam iklan tersebut, yang memicu perdebatan tentang ras dan standar kecantikan.
Namun, perusahaan jins membela iklan tersebut, dengan mengatakan bahwa iklan tersebut murni merujuk pada celana jins denim perusahaan tersebut.
Siapa Sydney Sweeney? Aktris AS yang Dipuji Trump setelah Dikecam karena Iklan yang Kontroversial
1. Dikritik karena Mendukung Pembiakan Selektif
Melansir BBC, perusahaan jins yang dibintangi Sweeney merilis kampanye iklan bersama Sweeney pada 23 Juli.
Slogan “Sydney Sweeney punya celana jins yang bagus” muncul di televisi, media sosial, dan di bagian luar etalase toko.
Hampir seketika, iklan tersebut mendapat tanggapan balik dari beberapa orang di media sosial.
Mereka mengkritik plesetan gen dalam iklan tersebut – termasuk satu kalimat yang mengatakan aktris berambut pirang dan bermata biru itu “memiliki celana jins yang bagus” – sebagai retorika yang berkaitan dengan eugenika, keyakinan yang telah didiskreditkan bahwa kemanusiaan dapat ditingkatkan melalui pembiakan selektif.
Namun, yang lain mendukung Sweeney dan menganggap kemarahan tersebut berlebihan.
Laporan kemudian muncul bahwa Sweeney terdaftar sebagai seorang Republikan di Florida. Tak lama kemudian, Trump berkomentar tentang perselisihan tersebut dan menyatakan dukungannya kepada aktris tersebut, yang ia gambarkan sebagai seorang “Republikan terdaftar”.
Sementara itu, Sweeney belum mengomentari reaksi keras tersebut atau mengonfirmasi afiliasi politiknya.
Baca Juga: Trump Disebut Bilang ke Donor Yahudi: Rakyat Saya Mulai Membenci Israel
2. Strategi Iklan yang Sukses
Perusahaan tersebut mengatakan kampanye “selalu tentang jeans”.