Raditya Dika Ingin Beli Barang, Sering Saya Bawa Tidur Dulu

Raditya Dika Ingin Beli Barang, Sering Saya Bawa Tidur Dulu


Raditya Dika: Ingin Beli Barang, Sering Saya “Bawa Tidur” Dulu
Komika dan penulis Raditya DIka.(Instagram @raditya_dika)

PENGELOLAAN keuangan yang baik semakin dibutuhkan di tengah ekonomi yang semakin tidak menentu. Komika sekaligus penulis buku Raditya Dika, membagikan beberapa tips dalam pengelolaan uang untuk para mahasiswa ditengah maraknya fenomena fear of missing out (FOMO).

 

Menurut pria yang akrab disapa Radit itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh para generasi muda agar lebih bijak mengatur kemampuan finansialnya. Sebelum masuk ke strategi teknis, yang pertama setiap orang perlu menghilangkan pola pikir self-serving bias.

 

“Banyak orang terjebak di pola pikir ini. Kalau kita selalu merasa salahnya ada di luar diri kita, kita nggak akan pernah bisa berkembang,” kata dia dalam Talkshow bertajuk “Menghindari Budaya FOMO dalam Keuangan dengan Pendekatan YOLO yang Sehat dan Terencana” yang digelar oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (13/8).

 

Padahal, kalau kita mau jujur sama diri sendiri, kita bisa berpikir, pemasukan saya cuma segini, berarti kita bisa menghitung yang harus disisihkan. “Yang kedua, penting untuk memahami opportunity cost, yakni setiap pilihan yang diambil, selalu ada pilihan lain yang dilepas,” kata dia.

 

Radit mengaku menjalankan sendiri prinsip mengambil dan melepas itu. Ia memberikan contoh, uang Rp50 ribu yang dipakai untuk membeli hal yang tidak dibutuhkan, sebenarnya dapat ditabung untuk masa depan.

 

Ia pun memberikan kiat kedua untuk membiarkan keinginan mengendap semalam. “Saya pribadi, kalau ingin beli barang, sering saya “bawa tidur” dulu. Karena ketika bangun besoknya keinginan itu hilang dan akhirnya tidak jadi beli,” katanya.

 

Kiat ketiga, lanjut Radit, adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Menurutnya, kebutuhan adalah sesuatu yang jika tidak terpenuhi akan mengganggu kehidupan, sedangkan keinginan sering kali hanya didorong oleh rasa ingin memiliki.

 

Istri Buat Laporan Keuangan

Ia juga menekankan pentingnya mencatat seluruh pengeluaran setiap hari. Bahkan ia masih menerapkan hal ini di keluarganya hingga sekarang. “Setiap tanggal 28, istri saya (aktris Anissa Aziza) kirim laporan pengeluaran. Jadi kita tahu posisi keuangan dan bisa membuat rencana, termasuk untuk pensiun,” papar dia.

 

Selanjutnya, Raditya Dika mengingatkan agar generasi muda menyiapkan dana darurat dan memiliki asuransi kesehatan sebelum mulai berinvestasi. Ia juga mendorong audiens untuk berinvestasi pada keterampilan terlebih dahulu.

 

Baginya, kemampuan yang terus diasah akan meningkatkan nilai diri dan membuka peluang penghasilan yang lebih besar. “Investasi di skill itu penting. Misalnya ikut pelatihan, belajar komunikasi, atau keterampilan yang relevan dengan pekerjaan,” tutup dia. (M-1)

14 Tips agar Bisa Tidur Cepat

14 Tips agar Bisa Tidur Cepat


14 Tips agar Bisa Tidur Cepat
Berikut Tips agar Bisa Tidur Cepat(freepik)

TIDUR adalah keadaan alami ketika tubuh dan pikiran beristirahat, ditandai dengan berkurangnya kesadaran, relaksasi otot, dan penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.

Dalam tidur, tubuh melewati beberapa tahapan, mulai dari tidur ringan hingga tidur dalam, termasuk fase Rapid Eye Movement yang penting untuk pemulihan mental dan konsolidasi memori.

1. Atur jadwal tidur tetap

Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan.

2. Matikan perangkat elektronik

Hentikan penggunaan HP, TV, atau laptop minimal 30 sampai 60 menit sebelum tidur.

3. Redupkan pencahayaan

Lampu redup membantu tubuh memproduksi melatonin, hormon yang mengatur tidur.

4. Batasi kafein

Hindari kopi, teh, atau minuman berenergi setidaknya 6 jam sebelum tidur.

5. Jangan makan terlalu dekat dengan jam tidur

Beri jarak 2 sampai 3 jam setelah makan malam sebelum tidur.

6. Rilekskan pikiran

Coba teknik pernapasan dalam, meditasi, atau membaca buku ringan.

7. Gunakan kasur dan bantal yang nyaman

Posisi tidur juga mempengaruhi kualitas tidur.

8. Buat kamar sejuk dan gelap

Suhu 18 sampai 22 derajat celcius dengan pencahayaan minim membantu tidur lebih cepat.

9. Hindari tidur siang terlalu lama

Batasi maksimal 20 sampai 30 menit di siang hari.

10. Olahraga secara teratur

Lakukan di pagi atau sore, jangan terlalu dekat dengan waktu tidur.

11. Gunakan aroma terapi

Aroma lavender atau chamomile bisa membantu menenangkan pikiran.

12. Jangan memaksa tidur

Jika sulit tidur, bangun sebentar dan lakukan aktivitas tenang.

13. Mandi air hangat sebelum tidur

Membantu relaksasi otot dan membuat tubuh terasa nyaman.

14. Gunakan teknik 4-7-8

Tarik napas 4 detik, tahan 7 detik, buang napas 8 detik untuk menenangkan tubuh.

Rata-rata orang dewasa membutuhkan 7 sampai 9 jam tidur per malam, meski kebutuhan ini bisa berbeda-beda tergantung usia dan kondisi kesehatan. (Z-4)

Tidur Cukup Tapi Masih Mengantuk Waspadai Tanda Awal Diabetes

Tidur Cukup Tapi Masih Mengantuk Waspadai Tanda Awal Diabetes


Tidur Cukup Tapi Masih Mengantuk? Waspadai Tanda Awal Diabetes
Mengantuk tanda diabetes tipe 1.(Freepik)

Apakah Anda merasa mengantuk meskipun sudah cukup tidur? Ini bisa jadi pertanda awal diabetes. Banyak orang mengabaikan rasa kantuk berlebihan, menganggapnya hanya akibat lelah atau kurang tidur. Padahal, gejala ini bisa menandakan ketidakseimbangan kadar gula darah.

Baik penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2 sering merasakannya, namun, bahkan bagi yang belum didiagnosis, perasaan kantuk terus-menerus harus diwaspadai. Kadar gula darah yang tidak stabil membuat tubuh kesulitan memanfaatkan glukosa dengan maksimal, mengakibatkan sel-sel tubuh kekurangan energi, yang kemudian menyebabkan rasa lelah yang berlebihan. Inilah alasan mengapa meskipun tidur sudah cukup, rasa kantuk tetap muncul.

Selain kantuk, ada gejala-gejala lain yang sering menyertai diabetes, yang penting untuk dikenali sejak dini.

Gejala Lain yang Menyertai Rasa Kantuk:

1. Sering Merasa Haus (Polidipsia)

Kadar gula darah yang tinggi memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk membuang glukosa. Akibatnya, tubuh kehilangan cairan lebih banyak, membuat Anda merasa haus terus-menerus.

2. Sering Buang Air Kecil (Poliuria)

Karena sering merasa haus, asupan cairan yang meningkat membuat Anda lebih sering buang air kecil, terutama di malam hari, yang bisa mengganggu tidur.

3. Sering Merasa Lapar (Polifagia)

Meski sudah makan, tubuh masih merasa lapar karena glukosa tidak diserap dengan baik. Hal ini membuat Anda makan lebih sering, namun tetap merasa lemas.

4. Penurunan Berat Badan Tanpa Alasan yang Jelas

Penurunan berat badan yang drastis, meskipun pola makan tidak berubah, bisa terjadi karena tubuh mulai membakar lemak dan otot untuk mendapatkan energi.

5. Penglihatan Kabur atau Sulit Fokus

Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi kelembapan lensa mata, menyebabkan penglihatan kabur dan kesulitan dalam fokus.

6. Luka yang Sulit Sembuh

Luka kecil cenderung memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh. Gangguan peredaran darah dan sistem imun membuat proses penyembuhan terganggu.

7. Infeksi yang Sering Terjadi

Penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi, baik di kulit, gusi, maupun saluran kemih, karena sistem kekebalan tubuh yang terlemah akibat kadar gula darah yang tinggi.

Gejala-gejala ini bisa muncul secara perlahan dan sering kali tidak disadari pada awalnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan perubahan dalam tubuh Anda. Jika memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, kewaspadaan lebih tinggi sangat dianjurkan.

Menangani rasa kantuk yang disebabkan oleh diabetes bukan hanya soal pola tidur yang baik. Yang lebih penting adalah menjaga kadar gula darah tetap stabil melalui gaya hidup sehat. Konsumsi makanan bergizi, rendah gula, dan kaya serat sangat disarankan. Rutin beraktivitas fisik juga akan meningkatkan sensitivitas insulin. Selain itu, hidrasi yang cukup dan pengelolaan stres juga sangat berperan dalam menjaga kestabilan energi tubuh.

Jika rasa kantuk terus berlanjut meskipun sudah cukup beristirahat, segera konsultasikan dengan dokter. Deteksi dini gangguan metabolik sangat penting untuk menghindari komplikasi diabetes. Dengan penanganan yang tepat, risiko komplikasi bisa diminimalisir. Jangan anggap remeh tanda-tanda yang ditunjukkan tubuh Anda. Ingat, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. (KlikDokter/Z-10)