Sidang perceraian penyanyi Chikita Meidy yang digelar di Pengadilan Agama Tigaraksa, Tangerang pada Selasa (19/8/2025) kembali ditunda. Foto/Instagram.
JAKARTA – Sidang perceraian penyanyi Chikita Meidy yang digelar di Pengadilan Agama Tigaraksa, Tangerang pada Selasa (19/8/2025) kembali ditunda. Pihak tergugat, Indra Adhitya, lagi-lagi mangkir untuk yang kedua kalinya dalam agenda mediasi tersebut.
Chikita Meidy pun mengaku kecewa dengan ketidakhadiran Indra, termasuk sahabatnya, Yassirni.
“Harusnya hari ini adalah mediasi, sidang pertama pihak tergugat tidak datang. Sekarang sidang mediasi kedua, tergugat tidak datang lagi,” ujar Yassirni, sahabat Chikita Meidy di Pengadilan Agama Tigaraksa.
Baca juga: Chikita Meidy Gugat Cerai Suami di Pengadilan Agama Tigaraksa
Hakim yang memimpin sidang perceraian Chikita dan Indra, kata Yassirni, telah menyatakan ketidakhadiran tergugat sebagai bentuk tak ada itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan.
Tanggal pernikahan Cristiano Ronaldo dan Georgina Rodriguez akhirnya mulai terungkap. Pasangan ini dikabarkan melangsungkan pernikahan usai Piala Dunia 2026. Foto/People
JAKARTA – Tanggal pernikahan Cristiano Ronaldo dan Georgina Rodriguez akhirnya mulai terungkap ke publik. Setelah menjalin hubungan sejak 2016, pasangan ini dikabarkan akan melangsungkan pernikahan mewah usai Piala Dunia 2026.
Kabar bahagia tersebut semakin menarik perhatian karena Cristiano Ronaldo disebut ingin menutup karier sepak bolanya dengan perpisahan megah sekaligus perayaan cinta bersama Georgina Rodriguez di Portugal.
Baca Juga: Dilamar Cristiano Ronaldo, Georgina Rodriguez: Ya, Aku Mau
Lamaran Mewah Cristiano Ronaldo
Beberapa waktu lalu, Georgina memamerkan momen romantis saat sang bintang sepak bola Portugal melamarnya. Lewat unggahan di media sosial, ia memperlihatkan cincin pertunangan mewah senilai sedikitnya enam juta euro. Dalam unggahan itu, Georgina menulis pesan manis.
“Ya, saya bersedia. Dalam hal ini dan dalam seluruh hidup saya,” tulis Georgina dilansir dari Marca, Senin (18/8/2025).
Tak hanya cincin, Ronaldo juga menghadiahkan sejumlah barang mewah untuk kekasihnya. Termasuk sebuah Porsche, dua jam tangan seharga lebih dari 50 ribu euro atau Rp944 juta, serta busana rancangan dua desainer ternama senilai lebih dari 30 ribu euro atau Rp566 juta.
Layar menampilkan ijazah sarjana milik mantan Presiden Joko Widodo.(Antara)
TIM Advokasi Antikriminalisasi Akademisi dan Aktivis mengungkap jumlah terlapor dalam kasus tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mencapai 12 orang. Data ini tercantum dalam Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang dikirimkan Polda Metro Jaya ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan para terlapor.
Kuasa hukum dari Tim Advokasi Antikriminalisasi Akademksi dan Aktivis, Ahmad Khozinudin menilai tidak ada satu pun nama terlapor yang diungkap langsung oleh Jokowi. Padahal, menurutnya, dalam delik aduan, kekuatan menuntut secara hukum berada di tangan korban, yaitu Jokowi.
“Memastikan kepada saudara Joko Widodo, siapa orang yang mencemarkan dirinya, karena delik aduan tidak seperti delik umum, kalau delik umum melaporkan pencuri, pencurinya siapa? silakan pak polisi cari pencurinya. Tapi, ini adalah delik aduan, harus jelas siapa yang memfitnah,” kata Khozinudin di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (13/8).
Baca juga : Pernyataan Abraham Samad setelah Dicecar 56 Pertanyaan oleh Penyidik dalam Kasus Ijazah Jokowi
Khozinudin menyebut penyidik telah menyita 24 video sebagai barang bukti. Menurutnya, seharusnya dari video itu sudah dapat diketahui nama-nama terlapor dari pelapor, bukan dari penyidik.
“Padahal, kepolisin Polda Metro Jaya tidak punya kewenangan bertindak untuk dan atas nama saudara Joko Widodo, untuk menetapkan siapa orang-orang yang merasa merendah-rendahkan saudara Jokowi dan menghina-hinakan saudara Jokowi berkaitan dengan isu ijazah palsu,” kaya Khozinudin.
Khozinudin memerinci berdasarkan surat SPDP yang diterima.
Baca juga : Eks Ketua KPK Abraham Samad Siap Diperiksa Kasus Ijazah Jokowi Hari Ini
Daftar 12 Terlapor Terbagi dalam Beberapa Klaster
Berdasarkan SPDP, 12 terlapor dibagi dalam tiga klaster: akademisi, aktivis, media dan YouTuber. Rinciannya sebagai berikut:
Klaster Media & YouTuber: Nurdiansyah Susilo, Arif Nugroho, Michael Sinaga, Aldo Rido
Klaster Akademisi: Abraham Samad (mantan Ketua KPK), Roy Suryo (Pakar Telematika), Dr. Tifauziah Tyassuma, Rismon Sianipar (Ahli Digital Forensik)
Klaster Aktivis: Eggi Sudjana (Ketua TPUA), Rizal Fadillah (Wakil Ketua TPUA), Rustam Efendi, Kurnia Tri Royani (Advokat)
Salah satu terlapor, Abraham Samad, telah diperiksa Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Ia menegaskan pembahasannya mengenai ijazah Jokowi di podcast Abraham Samad Speak Up bukan tindak pidana, melainkan forum diskusi, edukasi, dan kritik konstruktif.
“Kalau misalnya saja aparat hukum ini membadi buta, ya membabi buta menangani kasus pidana ini, maka saya pasti akan melawannya. Sampai kapan pun juga, karena menurut saya, ini bukan tentang saya, tapi tentang nasib seluruh rakyat Indonesia,” kata Abraham.
Untuk diketahui, kasus ini telah naik ke tahap penyidikan. Artinya, penyidik Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengantongi unsur pidana. Saat ini, penyidik tengah mencari alat bukti yang cukup untuk penetapan tersangka.
Jokowi melaporkan sejumlah orang ke Polda Metro Jaya atas dugaan pencemaran nama baik dan penghinaan serta fitnah atas tudingan memilki ijazah palsu. Selain Jokowi, Peradi Bersatu dan relawan Jokowi lainnya juga melaporkan kasus serupa di Polres Metro Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
Para terlapor dipersangkakan Pasal 160 KUHP dan atau Pasal 28 ayat 2 UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang ITE dan atau Pasal 28 ayat 3 Jo Pasal 45A ayat 3 UU ITE. (P-4)
Mantan PM Hun Sen ambil alih komando Kamboja saat perang lima hari melawan Thailand. Foto/Facebook Samdech Hun Sen of Cambodia
PHNOM PENH – Ketika ketegangan selama berminggu-minggu meningkat perang perbatasan dengan Thailand pekan lalu, mantan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen tampaknya mengambil alih respons negaranya. Pernyataan resmi pemerintah Kamboja mengonfirmasi peran Hun Sen tersebut.
Foto-foto yang beredar menunjukkan Hun Sen duduk di ujung meja panjang, berbicara dengan para perwira militer dan meneliti peta-peta terperinci, radio genggam, serta secangkir kopi Starbucks dalam jangkauan tangannya.
Mantan pejuang gerilya ini bukan lagi pemimpin Kamboja setelah mewariskan jabatan perdana menteri kepada putra sulungnya pada tahun 2023 setelah hampir empat dekade berkuasa, dan kini menjabat sebagai ketua Senat.
Bacaa Juga: Perang Thailand vs Kamboja: Sekutu AS Bersenjata Kuat vs Musuh Lemah tapi Didukung China
Namun, Hun Sen memainkan peran yang sangat besar dalam peristiwa-peristiwa yang mengarah pada pertempuran paling mematikan antara Thailand dan Kamboja dalam lebih dari satu dekade dan—menurut tiga sumber diplomatik—menunjukkan pengaruhnya yang berkelanjutan selama konflik lima hari tersebut.
Pada hari Jumat, setelah artileri yang ditembakkan dari Kamboja mendarat di wilayah sipil di provinsi-provinsi perbatasan Thailand, militer Thailand langsung membidiknya.
“Berdasarkan bukti yang ada, diyakini bahwa pemerintah Kamboja, yang dipimpin oleh Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen, berada di balik serangan-serangan mengerikan ini,” demikian pernyataan resmi pemerintah Kamboja, menggunakan sebutan kehormatan untuk politisi veteran tersebut.
Beberapa jam setelah bentrokan pecah, Hun Sen (72), membagikan serangkaian unggahan di Facebook, platform media sosial favoritnya, untuk menggalang dukungan rakyat dan mengkritik Thailand.
Dalam salah satu foto yang diunggahnya, Hun Sen terlihat sedang melakukan panggilan konferensi video dengan belasan orang, termasuk beberapa tentara. Di unggahan lain, dia membagikan foto dirinya mengenakan seragam tempur.
“Terkait bentrokan di perbatasan, yang mengejutkan saya adalah sejauh mana dia berusaha menciptakan kesan seolah-olah dia yang bertanggung jawab—mengenakan seragam, terlihat mengarahkan pergerakan pasukan, dan melakukan intervensi di Facebook,” ujar seorang diplomat yang berbasis di Kamboja kepada Reuters.
Seperti semua diplomat lain yang diwawancarai untuk berita ini, dia meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas isu tersebut.
Lim Menghour, seorang pejabat pemerintah Kamboja yang menangani kebijakan luar negeri, mengatakan Hun Sen bertindak sebagai komandan logistik utama bagi pasukan di garis depan.
...
►
Necessary cookies enable essential site features like secure log-ins and consent preference adjustments. They do not store personal data.
None
►
Functional cookies support features like content sharing on social media, collecting feedback, and enabling third-party tools.
None
►
Analytical cookies track visitor interactions, providing insights on metrics like visitor count, bounce rate, and traffic sources.
None
►
Advertisement cookies deliver personalized ads based on your previous visits and analyze the effectiveness of ad campaigns.
None
►
Unclassified cookies are cookies that we are in the process of classifying, together with the providers of individual cookies.