Fakta-fakta Keindahan Akhlak Rasulullah SAW Terhadap Non Muslim

Fakta-fakta Keindahan Akhlak Rasulullah SAW Terhadap Non Muslim



loading…

Tak hanya dalam ibadah, Nabi Muhammad SAW juga panutan dalam urusan muamalah (pergaulan antar-manusia). Rasulullah SAW adalah orang yang paling baik dalam bertetangga, sehingga menjadi tokoh yang dicintai tetangga. Foto ilustrasi/ist

Tak hanya dalam ibadah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) juga panutan dalam urusan muamalah (pergaulan antar-manusia). Rasulullah SAW adalah orang yang paling baik dalam bertetangga, sehingga menjadi tokoh yang dicintai tetangga.

Ini bukan hanya terhadap muslim, orang-orang non-muslim juga diperlakukan baik oleh Rasulullah SAW . Ustaz Ahmad Zarkasih Lc (pengajar Rumah Fiqih Indonesia) dalam bukunya “Manusia Yang Tidak Seperti Manusia” menerangkan bahwa tidak ada larangan bagi kaum muslimin untuk berbuat baik kepada non-muslim, bertetangga, bergaul dan bersahabat, selama non-muslim itu tidak mengajak kepada kemaksiatan.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Mumtahanah ayat 8-9:

لَا يَنۡهٰٮكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يُقَاتِلُوۡكُمۡ فِى الدِّيۡنِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوۡكُمۡ مِّنۡ .دِيَارِكُمۡ اَنۡ تَبَرُّوۡهُمۡ وَ تُقۡسِطُوۡۤا اِلَيۡهِمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُقۡسِطِيۡنَ
اِنَّمَا يَنۡهٰٮكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيۡنَ قَاتَلُوۡكُمۡ فِى الدِّيۡنِ وَاَخۡرَجُوۡكُمۡ مِّنۡ دِيَارِكُمۡ وَظَاهَرُوۡا عَلٰٓى اِخۡرَاجِكُمۡ اَنۡ تَوَلَّوۡهُمۡ‌ۚ وَمَنۡ يَّتَوَلَّهُمۡ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوۡنَ


[8]. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. [9]. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

Ustaz Ahmad Zarkasih menjelaskan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat baik kepada yang bukan muslim. Tentu beliau jauh lebih baik lagi kepada muslim. Dalam riwayat Imam Turmudzi, Rasulullah SAW berpesan: “Bertaqwalah dimanapun kalian berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapus keburukan tersebut. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik “.

Baca juga: Akhlak Rasulullah SAW adalah Al Qur’an, Begini Penjelasannya

Nabi dalam hadis ini tidak mengatakan “pergaulilah saudara muslim”. Justru beliau mengatakan “Khaliqi-Naas” (pergaulilah manusia). Artinya berbuat baik itu tidak hanya kepada sesama muslim, tapi seluruh umat manusia. Siapapun dia, selama statusnya masih manusia, seorang muslim wajib berbuat baik kepadanya. Kalau manusia yang tidak seakidah saja kita wajib berbuat baik, apalagi kepada sesama muslim. Tentu lebih wajib lagi karena ada kesamaan tujuan, yakni Allah Ta’ala. Kita diikat dengan kalimat yang tidak mungkin terlepas sampai hari kiamat, yakni kalimat Tauhid.

Fakta-fakta Keindahan Akhlak Nabi kepada Non Muslim

1. Nabi Muhammad SAW Diundang Makan oleh Yahudi

Dari Anas bin Malik RA, “seorang Yahudi mengundang Nabi untuk bersantap roti gandum dengan acar hangat, dan Nabi SAW pun memenuhi undangan tersebut”. (HR Imam Ahmad)

2. Berwudu dengan Air dan Bejana Orang Musyrik

Dalam riwayat imam Al-Bukhari dan Muslim disebutkan: Dari Imron bin Hushain RA, beliau berkata: ” Rasulullah SAW bersama para sahabatnya berwudhu dengan air dari bejana wanita musyrik”.(Muttafaq ‘alaih).

3. Pembantu Nabi Seorang Anak Yahudi

Dulu Nabi punya ART (Asisten Rumah Tangga) seorang anak laki-laki Yahudi, bukan muslim. Suatu saat anak Yahudi ini sakit dan tidak masuk kerja, akhirnya Nabi menjenguknya ke rumah anak Yahudi itu. Sampai di rumahnya, ada ayah anak itu yang juga sama-sama penganut Yahudi sedang menunggu sang anak. Setelah meminta izin kepada sang ayah, Rasulullah SAW mendekati anak itu lalu mengajaknya untuk bersyahadat, masuk Islam. Diajak masuk Islam, anak itu bingung karena ada sang ayah di dekatnya. Sesekali melirik ayahnya, sesekali melirik Nabi SAW , sampai akhirnya sang ayah berbicara: “Anakku! Taati Abu Qasim ( Muhammad )!”. Mendengar perkataan ayahnya, sang anak itu pun bersyahadat. Kemudian Nabi keluar dari rumah anak itu sembari mengucapkan: “Alhamdulillah, Allah telah menyelamatkan anak itu dari neraka dengan wasilahku”.

Sekalipun kebenaran ada pada pihaknya, Rasulullah SAW tidak pernah menyampaikan kebenaran itu dengan menyakiti perasaan orang yang diajaknya atau dibimbingnya. Inilah yang mestinya diteladani oleh para pendakwah atau setidaknya penyampai kebenaran. Tak ada kata-kata kotor menyertai, tak ada kemarahan yang menyakiti. Bahkan menyindir pun selalu Nabi jauhi, sehingga tak satupun manusia tersakiti oleh Nabi Muhammad SAW .

Demikian keagungan akhlak Rasulullah SAW , semoga kita bisa mengambil ibrah dan diberi taufik untuk meneladaninya. Wallahu A’lam

Baca juga: 3 Cara Meneladani Nabi Muhammad, Ketahui dan Amalkan

(wid)

Masyarakat Didorong Lebih Kritis terhadap Sumber Air Minum Isi Ulang

Masyarakat Didorong Lebih Kritis terhadap Sumber Air Minum Isi Ulang


Masyarakat Didorong Lebih Kritis terhadap Sumber Air Minum Isi Ulang
Sanitarian Ahli Muda dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Wuhgini.(Dok.Istimewa)

 

AIR yang tampak jernih belum tentu layak untuk diminum. Pesan inilah yang kembali ditegaskan oleh Yayasan Jiva Svastha Nusantara dalam kegiatan edukasi publik yang diselenggarakan di kantor Kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Indonesia Sehat Mulai dari Air Bermutu 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait bahaya air minum isi ulang yang tidak memenuhi standar sanitasi.

Sebagian besar masyarakat di wilayah perkotaan mengandalkan depot isi ulang sebagai sumber air konsumsi harian. Namun, praktik operasional banyak depot masih jauh dari standar yang seharusnya diterapkan. Air baku yang diambil dari sumber tidak resmi, galon bermerek yang digunakan tanpa izin, hingga tidak adanya uji laboratorium berkala adalah sederet persoalan yang luput dari perhatian konsumen.

Sanitarian Ahli Muda dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Wuhgini, hadir sebagai narasumber dan mengingatkan pentingnya peran masyarakat dalam memastikan air yang dikonsumsi benar-benar aman. Ia menekankan bahwa depot air minum wajib melakukan uji mikrobiologi setiap bulan serta pengujian fisika dan kimia minimal enam bulan hingga satu tahun sekali, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan.

“Masyarakat jangan ragu bertanya ke depot air minum isi ulang, apakah airnya sudah diuji di laboratorium atau belum. Banyak depot hanya tes sekali waktu buka, padahal itu tidak cukup,” jelasnya.

Ia juga menyoroti bahwa beberapa depot masih membeli air baku dari sumber yang tidak memiliki izin dan tidak menguji kualitas airnya secara berkala. Lebih lanjut, depot juga dilarang menyimpan stok air dalam jumlah besar karena berpotensi meningkatkan risiko kontaminasi.

“Galon bermerek yang digunakan depot juga bermasalah secara hukum. Penggunaan merek tanpa izin itu pelanggaran. Depot seharusnya hanya menyediakan wadah polos atau tanpa merek dagang,” tambah Wuhgini.

DAMPAK KESEHATAN

Selain aspek legal dan teknis, kegiatan ini juga menekankan dampak kesehatan yang ditimbulkan dari konsumsi air terkontaminasi. Surya Putra, Kepala Bidang Hukum dan Advokasi Kebijakan Yayasan Jiva Svastha Nusantara, menjelaskan bahwa air yang tidak layak konsumsi dapat menjadi jalur penularan berbagai penyakit, salah satunya hepatitis A.

“Hepatitis A menular melalui makanan dan minuman yang tercemar, dan air dari depot yang tidak higienis bisa menjadi salah satu mediumnya,” ungkap Surya.

Ia menambahkan bahwa hepatitis A bukan hanya menimbulkan gejala ringan seperti mual atau demam, tetapi juga bisa berdampak serius pada kesehatan ibu hamil dan janin. Risiko ini semakin besar apabila infeksi terjadi bersamaan dengan gangguan pencernaan seperti diare, yang juga sering kali berasal dari konsumsi air yang tidak aman.

“Kita bicara tentang bahaya yang langsung menyentuh keluarga. Diare akibat air kotor mengganggu penyerapan nutrisi, dan itu bisa berujung pada stunting. Ini bukan sekadar masalah sanitasi, tapi juga masalah masa depan generasi,” tegasnya.

Yayasan Jiva Svastha Nusantara mendorong masyarakat untuk menjadi konsumen yang kritis dan berdaya. Literasi mengenai air minum yang aman harus dimulai dari rumah tangga, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan pengelola air dalam keluarga. Kampanye ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kesadaran, tetapi juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam membentuk ekosistem air minum yang lebih sehat, aman, dan adil. (E-2)