Israel akan Panggil 100.000 Tentara Cadangan untuk Rencana Pendudukan Kota Gaza

Israel akan Panggil 100.000 Tentara Cadangan untuk Rencana Pendudukan Kota Gaza



loading…

Tentara Israel berada di Gaza. Foto/X

TEL AVIV – Militer Israel berencana memanggil antara 80.000 dan 100.000 tentara cadangan untuk operasi potensial pendudukan Kota Gaza. Kabar itu diungkap media Israel pada hari Kamis (14/8/2025).

Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, diskusi lebih lanjut diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang mengenai sifat pendudukan yang direncanakan, termasuk strategi untuk bermanuver di dalam kota, menargetkan gedung-gedung tinggi di barat, dan menghadapi pasukan perlawanan yang disiapkan Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.

Laporan tersebut menyatakan kampanye militer dapat berlanjut hingga tahun 2026 di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara, tempat sel-sel Hamas diduga beroperasi.

Sebagai protes terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh pendudukan kembali terhadap nyawa para tahanan Israel, keluarga tahanan dan tentara yang gugur merencanakan pemogokan nasional pada 17 Agustus.

Aksi ini diperkirakan akan mengganggu kehidupan sehari-hari, dengan partisipasi dari perusahaan dan universitas.

Belum Dikirim ke Medan Perang, Tentara Bayaran 4 Negara Ini Tewas Dirudal Rusia

Belum Dikirim ke Medan Perang, Tentara Bayaran 4 Negara Ini Tewas Dirudal Rusia



loading…

Tentara bayaran dari empat negara tewas dirudal Rusia. Foto/X

MOSKOW – Serangan Rusia pada akhir Juli memberikan pukulan telak bagi tentara bayaran asing di Ukraina. Itu terjadi ketika sebuah rudal menghantam sebuah kamp pelatihan yang didirikan oleh intelijen militer Ukraina.

The New York Times melaporkan militer Rusia menyerang kamp tersebut, yang terletak di dekat kota Kropivnitsky, Ukraina tengah, pada 21 Juli ketika para pejuang asing sedang berkumpul untuk makan siang.

Setidaknya 15 rekrutan tewas dalam serangan itu dan lebih dari 100 orang terluka, menurut seorang pejuang Amerika, yang berbicara kepada surat kabar tersebut dengan syarat anonim.

Warga negara Amerika, Kolombia, dan Denmark, serta pejuang dari Taiwan, termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu, menurut laporan tersebut.

Baca Juga: Pemimpin Eropa Ini Klaim Rusia Sudah Memenangkan Perang Ukraina

Angkatan Darat Ukraina dan intelijen militer, yang jarang mengakui keberhasilan serangan Rusia di lokasi militer, mengonfirmasi bahwa serangan itu memang terjadi dan menimbulkan beberapa korban, tetapi menolak memberikan angka spesifik, menurut NYT.

Kementerian Pertahanan Rusia memang menyebutkan serangan terhadap posisi pasukan Ukraina, unit nasionalis, dan tentara bayaran asing di total 142 lokasi dalam pengarahannya pada 21 Juli, tetapi tidak menyebutkan kamp di dekat Kropivnitsky secara spesifik.

2 Eks Tentara Israel Diduga Kelola Vila Mewah di Bali, Indonesia Diminta Bertindak

2 Eks Tentara Israel Diduga Kelola Vila Mewah di Bali, Indonesia Diminta Bertindak



loading…

Shachar Gonen dan Adi Chashmonai, mantan tentara Israel yang diduga mengelola vila mewah di Bali. Foto/Screenshot Instagram @gaza.editor

JAKARTA – Dua bekas tentara Zionis Israel diduga sedang mengelola vila mewah di Badung, Bali. Keduanya diduga masuk ke Indonesia menggunakan paspor Jerman.

Keduanya diketahui pria bernama Shachar Gonen dan wanita bernama Adi Chashmonai dengan status warga negara Jerman. Bukan rahasia lagi bahwa banyak tentara Zionis Israel berkewarganegaraan ganda.

Dua bekas tentara Israel itu telah telah mempromosikan sewa unit vila melalui akun telegram pribadi mereka.

Salah satu dari mereka diketahui masuk ke Indonesia pada 7 Februari 2025.

Baca Juga: Mantan Tentara Israel Diduga Kelola Vila di Bali, Menteri Imipas Buka Suara

Jurnalis dan peneliti Busan University of Foreign Studies, Dr Muhammad Zulfikar Rakhmat, dalam sebuah artikel di Middle East Monitor pada Kamis (7/8/2025) menyerukan pihak berwenang Indonesia untuk bertindak.

Siapa Anthony Aguilar? Tentara Bayaran AS yang Tuding Sniper Israel Tembaki Anak-anak Gaza

Siapa Anthony Aguilar? Tentara Bayaran AS yang Tuding Sniper Israel Tembaki Anak-anak Gaza



loading…

Anthony Aguilar merupakan mantan tentara bayaran AS yang tuding sniper Israel tembaki anak-anak Gaza. Foto/BBC

WASHINGTON – Mantan anggota pasukan khusus Angkatan Darat AS yang bekerja sebagai kontraktor militer, Anthony Aguilar, mengungkapkan sniper Israel selalu bersiap siaga untuk menembak mati anak-anak Palestina yang tidak bersenjata di Gaza. Bahkan, sebuah perusahaan tentara bayaran AS memberi tahu seorang karyawan bahwa ia tidak diizinkan untuk menghalangi mereka.

Mantan Baret Hijau (pasukan khusus Angkatan Darat AS) dan kontraktor, Anthony Aguilar, mengungkapkan perintah mengerikan dari militer Israel dalam sebuah wawancara dengan Senator AS Chris Van Hollen yang disiarkan oleh kantornya pada hari Selasa.

Siapa Anthony Aguilar? Tentara Bayaran AS yang Tuding Sniper Israel Tembaki Anak-anak Gaza

1. Saksi Mata saat Kolonel Israel Meminta Sniper Menembaki Anak-anak Gaza

Aguilar mengatakan bahwa seorang letnan kolonel Israel memerintahkannya untuk menurunkan anak-anak Palestina dari bahu seorang pria, tempat mereka berdiri, agar tidak terhimpit oleh kerumunan orang yang kelaparan yang mencoba mengambil bantuan.

“Seorang pria Palestina telah mengangkat beberapa anak agar mereka dapat naik ke bahunya dan naik ke tanggul karena mereka terhimpit. Dia [perwira Israel] berkata, ‘Suruh anak buahmu untuk menurunkan mereka,’” kata Aguilar kepada Van Hollen. “Saya seperti, ‘kita bisa mengendalikan ini’… mereka anak-anak.”

Perwira Israel itu meledak, kenang Aguilar, sambil mengancam, “Turunkan mereka sekarang atau saya yang akan melakukannya.”

Aguilar mengatakan ia mengabaikan ancaman tersebut sebagai “bombastis” hingga seorang tentara bayaran AS lainnya mengatakan bahwa perwira Israel tersebut telah menggunakan radio untuk berkomunikasi dengan penembak jitu di pangkalan terdekat, memerintahkan mereka untuk membunuh anak-anak tersebut.

“Salah satu kontraktor… adalah orang Amerika yang bisa berbahasa Ibrani. Ia berkata, ‘Hei. Ia hanya menyuruh para penembak jitu… untuk menghabisi anak-anak ini’,” kata Aguilar.

Ketika Aguilar berhadapan dengan kolonel Israel tersebut, ia menjawab, “Saya akan mengurus ini jika Anda tidak melakukannya”.

Aguilar mengatakan bahwa anak-anak tersebut akhirnya melarikan diri dari lokasi kejadian, tetapi ia telah memberi tahu perwira Israel tersebut bahwa ia tidak akan mengizinkannya menembak anak-anak.

“Mereka tidak ingin berada di sana. Mereka tidak bersenjata. Mereka tidak punya sepatu. Salah satu dari mereka tidak mengenakan kemeja. Mereka kelaparan,” katanya.

Baca Juga: Konflik Dinasti Thaksin dan Hun Sen Picu Perang 2 Negara?

2. Tentara Bayaran AS Tak Bisa Intervensi Prajurit Israel

Setelah insiden itu, Aguilar mengatakan bahwa kepala operasi perusahaan tentara bayaran AS, Safe Reach Solutions (SRS), memanggilnya keluar dan menegurnya.

“Dia menatap wajah saya dan berkata, ‘Jangan pernah bilang tidak kepada klien’.”

Aguilar mengatakan dia mendesak COO tersebut tentang siapa klien Safe Reach Solution, menambahkan bahwa dia mendapat kesan bahwa perusahaan tersebut telah dipekerjakan langsung oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dan Israel.

“Dia berkata ‘Tidak, IDF…kami bekerja untuk mereka,” tambahnya, merujuk pada tentara Israel.

Menyayat Hati, Bocah Gaza Cium Tangan Petugas Bantuan lalu Ditembak Mati Tentara Israel

Menyayat Hati, Bocah Gaza Cium Tangan Petugas Bantuan lalu Ditembak Mati Tentara Israel



loading…

Amir, bocah Palestina di Jalur Gaza, cium tangan petugas penyalur bantuan dan berterima kasih. Tak lama kemudian Amir ditembak mati tentara Israel. Foto/X @zohranmamdani

GAZA – Tragis betul nasib Amir, bocah cilik Palestina di Jalur Gaza. Dia mencium tangan petugas penyalur bantuan kemanusiaan setelah mendapat sedikit bahan pangan, namun tak lama kemudian dia ditembak mati tentara Zionis Israel.

Kisah memilukan bocah yang dikenal sebagai “Amir Kecil Gaza” tersebut dibagikan seorang pensiunan tentara Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) yang bertugas di titik distribusi bantuan di Gaza, yang berafiliasi dengan Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

Dalam kesaksiannya, mantan tentara tersebut, Anthony Aguilar, mengenang peristiwa tragis pada 28 Mei, ketika Amir, si bocah lelaki itu, terbunuh saat mencoba mendapatkan makanan.

Baca Juga: Amir Berjalan 12 km untuk Mendapat Makanan dan Ditembak Mati Tentara Israel di Jebakan Maut Gaza

Mengutip laporan Middle East Monitor, Jumat (1/8/2025), Amir, yang bertelanjang kaki dan tampak kurus, berjalan 12 kilometer di bawah terik matahari, berharap menemukan sesuatu untuk dimakan setelah berjam-jam menunggu. Yang berhasil dia kumpulkan hanyalah segenggam beras dan kacang lentil dari tanah, kata Aguilar.