Tarif Rp80, Warga Antusias Gunakan KRL Menuju Monas Peringati HUT RI

Tarif Rp80, Warga Antusias Gunakan KRL Menuju Monas Peringati HUT RI


Tarif Rp80, Warga Antusias Gunakan KRL Menuju Monas Peringati HUT RI
Ilustrasi(ANTARA/Muhammad Adimaja)

DALAM rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI, tarif kereta rel listrik ditetapkan sebesar Rp80 hari ini. Hal ini dimanfaatkan warga yang bermaksud memeriahkan peringatan HUT RI di Monumen Nasional.

Sejumlah stasiun KRL di Jabodetabek dipadati pengunjung yang menuju Monas mengikuti perayaan HUT RI.

 Antrean panjang di loket maupun gate elektronik terlihat dari banyaknya keluarga yang datang bersama anak-anak mereka, sambil membawa bendera merah putih dan atribut bernuansa kemerdekaan.

“Lumayan banget bisa jalan-jalan ke Monas bareng keluarga, naik KRL cuma Rp80. Anak-anak juga senang bisa lihat suasana HUT RI pasti ramai,” kata warga asal Tambun Siti Nurjannah di Stasiun Tambun, Bekasi, Minggu (17/8)

Bagi banyak warga, pengalaman naik KRL Rp80 menuju Monas bukan sekadar soal tarif murah, tetapi juga menjadi momen kebersamaan keluarga di hari libur panjang.

“Biasanya kalau ke Monas bisa naik motor atau mobil, tapi kali ini coba KRL bareng-bareng. Rasanya lebih menyenangkan, tarifnya juga lumayan, apalagi ramai-ramai dengan warga lain. Serasa ikut pawai kemerdekaan,” ucap Siti.

Rombongan pelajar tak kalah bersemangat mencoba pengalaman naik KRL murah untuk melihat ramainya Monas saat HUT ke-80 RI.

“Biasanya saya jarang naik KRL, apalagi kalau ramai. Tapi karena ada promo Rp80, saya sama teman-teman mau merasakan ramainya HUT RI sekaligus rekreasi ke Monas,” kata Reza, 19,  di Stasiun Klender, Jakarta Timur.

Menurut Reza, tarif KRL Rp80 ini menjadi daya tarik warga untuk menikmati perjalanan sekaligus merayakan HUT ke-80 RI di Jakarta.

“Pas baca berita-berita cukup menarik semua transportasi kaya KRL cuma bayar Rp80, jadi pengen ke Jakarta aja gitu, ke Monas,” ucap Reza.

Dalam rangka menyemarakkan Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama para operator perkeretaapian menghadirkan program diskon tarif khusus, yaitu menjadi sebesar Rp80.

Tarif khusus ini berlaku untuk seluruh layanan perjalanan KRL Jabodetabek, LRT Jabodebek, LRT Jakarta dan MRT Jakarta pada 17-18 Agustus 2025. (Ant/H-2)

Menanti Klarifikasi AS Soal Tarif Impor Emas Batangan, Pasar Logam Mulia Was-was

Menanti Klarifikasi AS Soal Tarif Impor Emas Batangan, Pasar Logam Mulia Was-was



loading…

Para trader atau pelaku pasar menanti penjelasan dari Gedung Putih mengenai kebijakan tarif terbarunya terhadap impor emas batangan. Foto/Dok

JAKARTA – Para trader atau pelaku pasar menanti penjelasan dari Gedung Putih mengenai kebijakan tarif terbarunya terhadap impor emas batangan . Sebelumnya sebuah lembaga pemerintah Amerika Serikat (AS) mengejutkan pasar dengan mengumumkan bahwa emas batangan seberat 100 ons dan satu kilogram akan dikenakan tarif.

Harga emas berjangka AS mencatat rekor tertinggi pada Jumat (8/8) kemarin setelah laporan bahwa pemerintah AS mengenakan tarif impor untuk emas batangan berukuran 1 kilogram. Harga emas spot stabil di level USD3.396,92 per ons, setelah sempat menyentuh titik tertinggi sejak 23 Juli pada awal sesi.

Secara mingguan, harga emas batangan telah naik sekitar 1%. Sedangkan pada hari ini, harga emas diperdagangkan sekitar USD62 per ons di atas patokan spot global. Selisih harga antara pusat perdagangan di AS dan London turun di bawah USD60 per ons sebagai reaksi terhadap berita tersebut, setelah sebelumnya melonjak di atas USD100 sebagai respons terhadap kejutan tarif awal.

Baca Juga: AS Terapkan Tarif Impor Emas Batangan, Analis: Pasar Logam Mulia Global Bakal Terguncang

Kebijakan Washington memiliki implikasi luas terhadap aliran bullion di seluruh dunia, dan berpotensi menganggu kelancaran kontrak berjangka AS. Pemerintahan telah membebaskan logam mulia dari bea cukai pada bulan April lalu, dan hingga ada kejelasan jangka panjang, para pelaku pasar mengatakan, pasar logam mulia akan tetap waspada.

“Kami melihat berbagai segmen pasar emas berperilaku dengan tertib saat industri menunggu klarifikasi potensial ini,” tulis Joseph Cavatoni, kepala strategi pasar untuk Amerika Utara di Dewan Emas Dunia, dalam sebuah postingan di LinkedIn seperti dilansir Bloomberg.

“Kami akan terus memantau situasi ini dan memperbarui penelitian serta wawasan kami seiring informasi yang semakin jelas,” paparnya.

Badai Tarif AS Mereda, RI Berpeluang Jadi Basis Produksi Baru

Badai Tarif AS Mereda, RI Berpeluang Jadi Basis Produksi Baru


Badai Tarif AS Mereda, RI Berpeluang Jadi Basis Produksi Baru
Chief Economist Indonesia dan India HSBC Global Research Pranjul Bhandari.(Dok. Tangkapan layar Youtube.)

KEBIJAKAN tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap berbagai negara, termasuk Indonesia, memicu perusahaan multinasional mencari lokasi baru untuk memproduksi dan memasarkan produk mereka. Kondisi ini justru berpotensi menguntungkan Indonesia dengan menjadi basis produksi baru, terutama di sektor manufaktur teknologi menengah (mid-tech) dan barang konsumsi seperti tekstil, pakaian, alas kaki, serta furnitur.

Hal ini disampaikan Chief Economist Indonesia dan India HSBC Global Research Pranjul Bhandari dalam Media Briefing HSBC: Indonesia Economy Outlook H2-2025 yang digelar daring, Jumat (8/7).

“Menurut saya, setelah badai tarif mereda, Indonesia justru berpeluang mendapat keuntungan,” ungkapnya.

Pranjul menjelaskan, ekspor Indonesia ke Tiongkok didominasi oleh komoditas, sedangkan ekspor ke negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa lebih beragam, termasuk produk konsumsi seperti tekstil, furnitur, dan alas kaki. Hanya saja, skala produksinya masih kecil. Misalnya, porsi ekspor Indonesia ke pasar Amerika Serikat baru sekitar 9% dari total ekspor, dan nilai ekspor pakaian Indonesia hanya 25% dari ekspor pakaian Vietnam.

Di saat produsen mencari tujuan baru akibat negaranya terkena tarif tinggi dari AS, Indonesia dapat menunjukkan kemampuannya meningkatkan kapasitas barang tekstil tersebut.

“Ini bisa menjadi peluang untuk mendorong investasi korporasi dan pertumbuhan ekonomi,” tambah Pranjul.

Namun, realisasi peluang ini bergantung pada reformasi yang dilakukan dalam dua tahun ke depan. Langkah yang diperlukan antara lain peningkatan infrastruktur, pengembangan tenaga kerja terampil, dan penyederhanaan regulasi bisnis.

Jika semua upaya ini dijalankan dengan baik, peluang tersebut bisa menarik arus investasi asing langsung (FDI) dan mendorong pertumbuhan dalam dua hingga tiga tahun ke depan. 

Pranjul menyebut industri mid-tech sebagai fokus utama karena rantai pasok global tengah mengalami penataan ulang di sektor ini, dan negara-negara ASEAN berpotensi besar untuk meraih manfaat.

Beberapa negara ASEAN telah mendapat keuntungan dari pergeseran ini pada masa pemerintahan Trump pertama. Menurutnya, di pemerintahan Trump kedua nanti, Indonesia dan negara ASEAN lain yang belum kebagian peluang bisa meraih manfaat di sektor padat karya seperti tekstil, pakaian, alas kaki, dan furnitur.

“Dengan skala yang diperbesar dan adanya aturan main baru, peluang untuk menarik lebih banyak FDI di sektor padat karya teknologi menengah akan semakin besar,” pungkasnya. (Ins/E-1)

Tarif Listrik PLN Awal Agustus 2025

Tarif Listrik PLN Awal Agustus 2025



loading…

Kementerian ESDM menetapkan tarif listrik PT PLN (Persero) Kuartal III atau periode Juli-Agustus-September tahun 2025, untuk 13 golongan pelanggan non subsidi. Foto/Dok

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan tarif listrik PT PLN (Persero) Kuartal III atau periode Juli-Agustus-September tahun 2025, untuk 13 golongan pelanggan non subsidi tidak mengalami perubahan atau tetap.Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu mengatakan, bahwa keputusan tersebut diambil guna meningkatkan daya beli masyarakat dan daya saing industri.

“Untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional, dan meningkatkan daya beli masyarakat, serta daya saing industri, Triwulan III 2025 diputuskan tarif tetap, sepanjang tidak ditetapkan lain oleh Pemerintah,” kata Jisman dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

Jisman juga menyebutkan bahwa tarif listrik untuk 24 golongan pelanggan bersubsidi PT PLN (Persero) juga tidak mengalami perubahan. Golongan ini mencakup pelanggan sosial, rumah tangga miskin, bisnis kecil, industri kecil, dan pelanggan yang peruntukan listriknya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Baca Juga: Tarif Listrik Terbaru Berlaku Mulai 1 Juli 2025, Ini Rincian untuk Semua Golongan

“Pemerintah berharap PLN dapat terus mengoptimalkan efisiensi operasional dengan tetap menjaga mutu pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan volume penjualan tenaga listrik. Dengan demikian Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik dapat terjaga,” paparnya.

AS Akan Kenakan Tarif 25 Persen untuk India Akibat Perdagangan dengan Rusia

AS Akan Kenakan Tarif 25 Persen untuk India Akibat Perdagangan dengan Rusia


AS Akan Kenakan Tarif 25 Persen untuk India Akibat Perdagangan dengan Rusia
Presiden Donald Trump memberlakukan tarif sebesar 25% pada barang impor dari India, karena melakukan perdagangan dengan Rusia.(AFP)

PRESIDEN Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat akan memberlakukan tarif sebesar 25% pada barang impor dari India, dengan alasan tarif tinggi yang diterapkan India serta pembelian minyak dan peralatan militer dari Rusia. Kebijakan ini, yang juga mencakup denda tambahan yang belum ditentukan, akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025, kecuali jika kesepakatan perdagangan baru tercapai.

Dalam unggahan di Truth Social, Trump menyebut India sebagai mitra, namun mengkritik tarifnya yang termasuk “tertinggi di dunia” dan kebijakan perdagangannya yang dianggap tidak adil. Ia juga mengecam hubungan ekonomi India dengan Rusia, menyatakan pembelian tersebut melemahkan upaya global untuk menekan Rusia terkait konflik di Ukraina.

India, mitra dagang utama AS dengan nilai perdagangan bilateral mencapai US$190 miliar pada 2024, sedang bernegosiasi dengan AS untuk menghindari tarif ini. AS mencatat defisit perdagangan sebesar US$45 miliar dengan India tahun lalu, yang menjadi perhatian Trump. Ia berulang kali menyebut India sebagai “raja tarif” dan mendorong akses pasar yang lebih baik untuk barang-barang Amerika.

Menteri Perdagangan India, Piyush Goyal, menyatakan optimisme untuk mencapai kesepakatan, menekankan komitmen India pada perjanjian yang “adil, seimbang, dan saling menguntungkan.” Sektor pertanian dan produk susu tetap menjadi hambatan utama, dengan India memprioritaskan perlindungan petani dan ketahanan pangan, sementara AS mengincar akses lebih besar ke pasar pertanian India yang luas.

Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, mencatat meskipun diskusi dengan India berlangsung konstruktif, kebijakan proteksionis India yang sudah lama diterapkan menjadi tantangan. Kedua negara menargetkan peningkatan perdagangan bilateral hingga US$500 miliar, tetapi isu-isu yang belum terselesaikan dapat memicu ketegangan perdagangan jika tidak ada kesepakatan hingga batas waktu.

Pemerintah India menyatakan sedang mengevaluasi dampak pernyataan Trump dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional, terutama bagi petani, pengusaha, dan usaha kecil. (BBC/Z-2)