7 Tanda Orang yang Mendapat Keberkahan Ilmu

7 Tanda Orang yang Mendapat Keberkahan Ilmu



loading…

Keberkahan ilmu yang dimiliki seseorang akan terlihat dari akhlak dan perilaku orang berilmu tersebut, bahkan menjadikannya sebagai hamba Allah yang semakin taat. Foto ilustrasi/ist

Memperoleh ilmu tidak serta merta membuat seseorang hanya pandai saja, tetapi bila ilmu itu juga memberi keberkahan pada dirinya. Lalu bagaimana tanda-tanda seseorang memperoleh keberkahan dari ilmu yang dimiliknya?

Menurut pengasuh kajian As-Sunnah di Jakarta, Ustadz Najmi Umar Bakkar, menukil dari kalam ulama, ciri-ciri orang yang mendapat keberkahan ilmu , antara lain :

1. Ia terlihat semakin tulus ikhlas dalam beribadah kepada Allah, dan semakin sesuai dengan syariat & sunnah Nabi Sshallallahu alaihi wa sallam dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu, mendakwahkan dan mempertahankan ilmu.

Imam al-Barbahari Rahimahullah berkata :

“Dan ketahuilah semoga Allah merahmatimu, bahwasanya (keberkahan) ilmu itu bukanlah dengan banyaknya (hafalan) riwayat serta kitab2. Hanyalah (dikatakan) seorang yang ‘alim itu adalah siapa yang telah mengikuti (mengamalkan) ilmu dan sunnah2, sekalipun sedikit ilmu dan kitab2nya. Dan barangsiapa menyelisihi al-Quran dan as-Sunnah, maka dia adalah pelaku bid’ah, sekalipun banyak ilmu dan kitab2nya” (Kitab Syarhus Sunnah).

2. Ilmu itu semakin menumbuhkan rasa takutnya seseorang kepada Allah Ta’ala.

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَآبِّ وَالۡاَنۡعَامِ مُخۡتَلِفٌ اَ لۡوَانُهٗ كَذٰلِكَ ؕ اِنَّمَا يَخۡشَى اللّٰهَ مِنۡ عِبَادِهِ الۡعُلَمٰٓؤُا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيۡزٌ غَفُوۡرٌ

“……..Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (ahli ilmu)” (QS. Fathir : 28)

Siapa yang takut kepada Allah, maka dialah ‘alim, yaitu seorang yang berilmu. Dan siapa yang bermaksiat kepada Allah, maka dialah jahil (orang yang jauh dari ilmu).

3. Ilmu tersebut mendorong seseorang untuk semakin semangat dalam melakukan ketaatan dan semakin semangat menjauhi berbagai kemaksiatan .

4. Ilmu itu akan mengantarkan seseorang pada sifat qana’ah (selalu merasa cukup) dan zuhud pada dunia.

Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah berkata : “Zuhud itu terbagi tiga : (1). meninggalkan yang haram, maka itu ialah zuhudnya orang yg awam. (2). tidak berlebihan dari sesuatu yang halal, & itu zuhudnya dari orang yang khusus. (3). meninggalkan setiap hal yang menyibukkan serta menjauhkan dari Allah, maka itu zuhudnya al-arifin (yaitu orang yang berma’rifat kepada Allah)” (kitab Mawaa’izh Imam Ahmad).

5. Ilmu tersebut akan menjadikan pada diri seseorang semakin tawadhu’ (rendah hati). Menjadikan hati tunduk dan khusyuk kepada Allah Ta’ala, merasa hina di hadapan-Nya dan semakin mudah untuk menerima kebenaran dari siapa pun.

Tidur Cukup Tapi Masih Mengantuk Waspadai Tanda Awal Diabetes

Tidur Cukup Tapi Masih Mengantuk Waspadai Tanda Awal Diabetes


Tidur Cukup Tapi Masih Mengantuk? Waspadai Tanda Awal Diabetes
Mengantuk tanda diabetes tipe 1.(Freepik)

Apakah Anda merasa mengantuk meskipun sudah cukup tidur? Ini bisa jadi pertanda awal diabetes. Banyak orang mengabaikan rasa kantuk berlebihan, menganggapnya hanya akibat lelah atau kurang tidur. Padahal, gejala ini bisa menandakan ketidakseimbangan kadar gula darah.

Baik penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2 sering merasakannya, namun, bahkan bagi yang belum didiagnosis, perasaan kantuk terus-menerus harus diwaspadai. Kadar gula darah yang tidak stabil membuat tubuh kesulitan memanfaatkan glukosa dengan maksimal, mengakibatkan sel-sel tubuh kekurangan energi, yang kemudian menyebabkan rasa lelah yang berlebihan. Inilah alasan mengapa meskipun tidur sudah cukup, rasa kantuk tetap muncul.

Selain kantuk, ada gejala-gejala lain yang sering menyertai diabetes, yang penting untuk dikenali sejak dini.

Gejala Lain yang Menyertai Rasa Kantuk:

1. Sering Merasa Haus (Polidipsia)

Kadar gula darah yang tinggi memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk membuang glukosa. Akibatnya, tubuh kehilangan cairan lebih banyak, membuat Anda merasa haus terus-menerus.

2. Sering Buang Air Kecil (Poliuria)

Karena sering merasa haus, asupan cairan yang meningkat membuat Anda lebih sering buang air kecil, terutama di malam hari, yang bisa mengganggu tidur.

3. Sering Merasa Lapar (Polifagia)

Meski sudah makan, tubuh masih merasa lapar karena glukosa tidak diserap dengan baik. Hal ini membuat Anda makan lebih sering, namun tetap merasa lemas.

4. Penurunan Berat Badan Tanpa Alasan yang Jelas

Penurunan berat badan yang drastis, meskipun pola makan tidak berubah, bisa terjadi karena tubuh mulai membakar lemak dan otot untuk mendapatkan energi.

5. Penglihatan Kabur atau Sulit Fokus

Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi kelembapan lensa mata, menyebabkan penglihatan kabur dan kesulitan dalam fokus.

6. Luka yang Sulit Sembuh

Luka kecil cenderung memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh. Gangguan peredaran darah dan sistem imun membuat proses penyembuhan terganggu.

7. Infeksi yang Sering Terjadi

Penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi, baik di kulit, gusi, maupun saluran kemih, karena sistem kekebalan tubuh yang terlemah akibat kadar gula darah yang tinggi.

Gejala-gejala ini bisa muncul secara perlahan dan sering kali tidak disadari pada awalnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan perubahan dalam tubuh Anda. Jika memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, kewaspadaan lebih tinggi sangat dianjurkan.

Menangani rasa kantuk yang disebabkan oleh diabetes bukan hanya soal pola tidur yang baik. Yang lebih penting adalah menjaga kadar gula darah tetap stabil melalui gaya hidup sehat. Konsumsi makanan bergizi, rendah gula, dan kaya serat sangat disarankan. Rutin beraktivitas fisik juga akan meningkatkan sensitivitas insulin. Selain itu, hidrasi yang cukup dan pengelolaan stres juga sangat berperan dalam menjaga kestabilan energi tubuh.

Jika rasa kantuk terus berlanjut meskipun sudah cukup beristirahat, segera konsultasikan dengan dokter. Deteksi dini gangguan metabolik sangat penting untuk menghindari komplikasi diabetes. Dengan penanganan yang tepat, risiko komplikasi bisa diminimalisir. Jangan anggap remeh tanda-tanda yang ditunjukkan tubuh Anda. Ingat, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. (KlikDokter/Z-10)

Waspadai! Ini 5 Tanda Masalah Kesehatan yang Terlihat dari Lidah

Waspadai! Ini 5 Tanda Masalah Kesehatan yang Terlihat dari Lidah



loading…

Ada lima tanda masalah kesehatan yang terlihat dari lidah. Perubahan warna, tekstur, hingga permukaan lidah dapat mengungkap adanya gangguan kesehatan. Foto/Freepik

JAKARTA – Ada lima tanda masalah kesehatan yang terlihat dari lidah dan penting untuk diwaspadai. Perubahan warna, tekstur, hingga permukaan lidah dapat mengungkap adanya gangguan kesehatan yang mungkin tidak Anda sadari.

Memeriksa lidah secara rutin bisa membantu mendeteksi gejala awal berbagai penyakit, mulai dari anemia, infeksi, hingga masalah organ dalam. Selama berabad-abad, lidah telah digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai indikator awal berbagai penyakit

Berikut lima tanda masalah kesehatan yang bisa terlihat dari lidah dilansir dari Times of India, Kamis (7/8/2025).

5 Tanda Masalah Kesehatan yang Terlihat dari Lidah

Baca Juga: Studi: Minum Teh Tiap Hari Kurangi Risiko Serangan Jantung dan Stroke

1. Warna Lidah Berubah Drastis

Lidah yang sehat umumnya berwarna merah muda cerah. Jika Anda melihat perubahan warna yang mencolok, ini bisa menjadi sinyal bahwa ada yang tidak beres.

Lidah yang berwarna merah terang bisa menjadi indikasi adanya infeksi, demam, atau kekurangan vitamin B kompleks. Sementara itu, lidah yang tampak pucat sering kali dikaitkan dengan kondisi anemia atau kekurangan zat besi dalam tubuh.

Jika lidah tampak kebiruan atau ungu, hal ini bisa menandakan adanya gangguan pada sirkulasi darah, jantung, atau bahkan paru-paru. Sedangkan lidah yang memiliki lapisan kuning kemungkinan besar berkaitan dengan masalah pada sistem pencernaan atau gangguan fungsi hati.

Pakar Hukum Kriminalisasi Tom Lembong Tanda Penegakan Hukum Alami Kemerosotan

Pakar Hukum Kriminalisasi Tom Lembong Tanda Penegakan Hukum Alami Kemerosotan


Pakar Hukum: Kriminalisasi Tom Lembong Tanda Penegakan Hukum Alami Kemerosotan
Mantan Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong(MI/Usman Iskandar)

PAKAR Hukum Pidana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), M. Endriyo Susila mengatakan penegakan hukum di Indonesia khususnya pemberantasan korupsi, sedang mengalami kemerosotan.

Ia menyebut institusi penegak hukum seolah mengalami pembusukan dari dalam karena sistem hukum sering diperalat oleh aktor politik serta menjadi komoditas bagi oknum penegak hukum.

“Jika kondisi seperti ini terus berlangsung, penegakan hukum terhadap figur publik atau pejabat publik bukan hanya tidak efektif, tapi bisa juga salah sasaran,” kata Endriyo dalam keterangannya pada Minggu (27/7).

Endriyo juga menyoroti implikasi putusan vonis 4,5 tahun penjara dan denda Rp 750 juta terhadap mantan Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Mendag RI) 2015-2016, Thomas Trikasih Lembong, atau yang akrab disapa Tom Lembong, dalam kasus korupsi impor gula. 

Secara pribadi, ia pun menyatakan tidak setuju dengan putusan tersebut. Menurutnya, putusan tersebut telah mengoyak rasa keadilan publik sebab Tom dijerat hukuman meski tidak menikmati uang hasil korupsi.

“Putusan pemidanaan terhadap Tom Lembong ini sangat mengejutkan. Meminjam istilah dari dunia kedokteran, prognosis kasus ini seharusnya berujung pada putusan bebas murni (vrijspraak), namun kenyataannya ketokan palu hakim justru untuk mengesahkan hukuman 4,5 tahun penjara untuk Tom,” imbuhnya. 

Endriyo menjelaskan bahwa kasus ini bisa terus bergulir melalui berbagai upaya hukum salah satunya banding. Namun, jika putusan ini memiliki kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde), karir Tom Lembong hanya akan terhenti sementara. 

“Statusnya sebagai mantan napi itu tidak akan terlalu menjadi kendala karena publik lebih melihat status mantan napi itu bukan karena kejahatan yang dilakukan Tom pada masa lalu, tetapi lebih sebagai hasil kriminalisasi,” ucapnya.

Menurut Endriyo, putusan semacam ini semakin menguatkan dugaan masyarakat bahwa hukum bisa dibeli. Selain itu, peluang banding menurutnya akan tergantung pada mindset majelis hakim yang memeriksa perkara di tingkat banding.

“Jika cara memahami kasusnya sama seperti majelis hakim pada pemeriksaan tingkat pertama, hasilnya lebih kurang sama. Namun jika majelis hakim tingkat banding melihat dengan cara yang berbeda, hasil akhirnya bisa berbeda,” pungkasnya. (Dev/M-3)