Kebakaran Sumur Minyak Blora Sulit Dipadamkan, Pemkab Dirikan Dapur Umum

Kebakaran Sumur Minyak Blora Sulit Dipadamkan, Pemkab Dirikan Dapur Umum


Kebakaran Sumur Minyak Blora Sulit Dipadamkan, Pemkab Dirikan Dapur Umum
Petugas Damkar Blora terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran sumur minyak rakyat yang hingga kini masih berkobar.(MI/Akhmad Safuan)

KEBAKARAN sumur minyak rakyat di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, belum dapat dipadamkan. Sebanyak 50 keluarga masih bertahan di pengungsian. Pemkab Blora pun membangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga.

Pemantauan Media Indonesia, Selasa (19/8) pagi, puluhan petugas gabungan terdiri dari Damkar, BPBD, kepolisian dan TNI masih terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran di sumur minyak yang terbakar sejak Minggu (17/8) lalu.

Wajah-wajah keletihan akibat kehabisan tenaga dan kurang tidur para petugas terlihat jelas setelah menangani kebakaran di sumur minyak rakyat sejak Minggu siang. Bahkan alat berat yang didatangkan untuk membantu pemadaman dengan menimbun tanah di lokasi kebakaran juga tidak dapat bekerja cepat karena kobaran api masih cukup besar.

“Kami terus berupaya melakukan pemadaman api dengan menyemprotkan air, meskipun belum langsung ke titik sumber api. Upaya dilakukan untuk melokalisir api agar tidak merambat ke kawasan yang lebih luas,” kata Kepala Satpol PP dan Damkar Blora Pujo Catur Susanto.

Upaya menjinakkan api kebakaran tersebut, lanjut Pujo, cukup berat karena sumber kebakaran banyak berupa minyak bumi baik, itu yang masih berada di dalam sumur maupun yang sudah ditambang. Selain itu banyaknya barang mudah terbakar seperti bangunan kayu di lokasi kejadian menambah kesulitan petugas.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora Mulyowati mengatakan, akibat kebakaran tersebut hingga saat ini sebanyak 50 keluarga Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, masih bertahan di pengungsian yang berada di Balai Desa Gandu.

Guna memenuhi kebutuhan para pengungsi, ungkap Mulyowati, Pemkab Blora telah menyiapkan dapur umum di lokasi pengungsian, sehingga logistik dan obat-obatan terus disalurkan di lokasi pengungsian tersebut. 

“Kami menjamin para pengungsi mendapatkan konsumsi cukup hingga situasi sudah terkendali,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Humas Polres Blora Ajun Komisaris Gembong Widodo secara terpisah mengatakan selain upaya pemadaman yang masih berlangsung, petugas kepolisian diturunkan ke lokasi kebakaran juga berupaya melakukan pengamanan terhadap rumah warga yang ditinggal mengungsi.

“Semalaman sejumlah petugas kita turunkan untuk berpatroli di pemukiman penduduk yang ditinggalkan mengungsi untuk menjaga keamanan kampung mereka,” ujar Gembong Widodo.

Selain memasang police line di lokasi agar tidak dimasuki warga, menurut Gembong Widodo, petugas juga mulai menyelidiki penyebab kebakaran sumur minyak rakyat tersebut yakni memeriksa sejumlah saksi termasuk pemilik sumur minyak tersebut. 

“Tim laboratorium forensik Polda Jawa Tengah akan diturunkan setelah kebakaran dapat dipadamkan,” imbuhnya. (AS/E-4)

Astronot Tangkap Aurora Merah Muda Flamingo yang Sulit Dipahami

Astronot Tangkap Aurora Merah Muda Flamingo yang Sulit Dipahami



loading…

Astronot Tangkap Aurora Merah Muda Flamingo. FOTO/ IFL SCIENCE

CALIFORNIAAstronot Amerika Serikat Don Pettit telah membagikan video aurora merah muda flamingo yang sulit dipahami yang difilmkan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional yang menghadap ke Bumi.

BACA JUGA – Astronot NASA Tangkap Cahaya Misterius di ISS

Dalam pertunjukan cahaya oksigen atom yang cemerlang, ISS terbang di atas aurora hijau namun langsung menembus aurora merah di ketinggian yang lebih tinggi dan menyingkapkan aurora merah muda yang cerah.

Pettit saat ini merupakan astronaut tertua NASA yang masih bertugas, kembali ke Bumi dari misi terakhirnya pada ulang tahunnya yang ke-70 setelah misi 220 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Sebelumnya, Gambar Apophis yang diambil dalam tiga panjang gelombang (ESAHerschel/PACS/MACH-11/MPE/B.Altieri (ESAC) dan C. Kiss (Observatorium Konkoly))

Apophis pertama kali ditemukan pada tahun 2004, saat itulah para ahli menempatkannya pada level 2 pada skala bahaya dampak Torino .

Menurut indeks ini, skor 0 berarti kemungkinan tabrakan dengan planet kita kurang lebih nol, sementara skor 10 berarti tabrakan tersebut “pasti” dan “mampu menyebabkan bencana iklim global yang dapat mengancam masa depan peradaban sebagaimana kita ketahui, baik yang berdampak pada daratan maupun lautan.”