Burung Berkicau Terus Sudah Saatnya Ditempatkan di Kandang

Burung Berkicau Terus Sudah Saatnya Ditempatkan di Kandang



loading…

Presiden Petisi Ahli Pitra Romadoni menyentil kubu Roy Suryo soal kasus tudingan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia mengibaratkan bahwa burung yang biasanya berkicau paling tepat berada di sebuah kandang. Foto/Tangkapan layar

JAKARTA – Presiden Petisi Ahli Pitra Romadoni menyentil kubu Roy Suryo soal kasus tudingan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ). Dia mengibaratkan bahwa burung yang biasanya berkicau paling tepat berada di sebuah kandang.

Pitra Romadoni merupakan salah seorang narasumber yang dihadirkan dalam acara Rakyat Bersuara di iNews, Selasa (12/8/2025) malam. Dia awalnya geram karena penjelasannya tiba-tiba dipotong oleh Roy Suryo.

Atas kejadian tersebut, dia mengibaratkan bahwa burung yang biasanya berkicau paling tepat berada di sebuah kandang. Dalam kasus ijazah Jokowi ini, Roy Suryo merupakan terlapor, bukan saksi.

Baca Juga: Penasihat Ahli Kapolri Sebut Penelitian Roy Suryo Cs soal Ijazah Jokowi Belum Cukup Kuat Jadi Bukti Hukum

“Burung berkicau itu kenapa ditempatkan di kandang? Karena banyak bacotnya. Karena dia berkicau terus maka sudah saatnya ditempatkan di kandang,” kata Pitra, Selasa (12/8/2025).

Dalam kesempatan itu, dia juga menegaskan hasil penelitian dari ahli digital forensik Rismon Sianipar soal tudingan ijazah palsu Jokowi belum bisa menjadi bukti yang sah. Sebab, belum ada saksi yang bisa menerangkan bahwa ijazah Jokowi itu benar palsu.

Fisika dan Teknologi Kuantum Saatnya Melompat ke Masa Depan

Fisika dan Teknologi Kuantum Saatnya Melompat ke Masa Depan


Fisika dan Teknologi Kuantum: Saatnya Melompat ke Masa Depan
(MI/Seno)

PERNYATAAN CEO Nvidia, Jensen Huang, baru-baru ini yang menyatakan pentingnya penguasaan ilmu fisika, ramai menjadi perbincangan di ruang publik. Ketika pemimpin perusahaan cip terbesar dunia menyerukan pentingnya fisika, Indonesia semestinya tidak tinggal diam. Apalagi jika masa depan peradaban digital dengan kecerdasan buatan sebagai motornya justru ditentukan oleh cabang sains yang selama ini dianggap terlalu teoretis.

Sejarah membuktikan bahwa loncatan teknologi terbesar dalam seratus tahun terakhir–dari semikonduktor yang sifat kelistrikannya dapat dikontrol hingga laser berupa cahaya dengan koherensi sangat tinggi–berakar pada fisika, khususnya fisika kuantum. Cabang inilah yang melandasi hadirnya teknologi modern, termasuk cip semikonduktor yang kini menjadi inti dari segala perangkat digital seperti prosesor yang menjadi otak sebuah komputer.

Kini, fisika kuantum melahirkan kembali revolusi baru: teknologi kuantum. Sebuah teknologi yang menggunakan prinsip-prinsip fisika kuantum untuk keperluan komputasi, komunikasi dan penginderaan. Teknologi ini, jika tidak segera kita kuasai, berpotensi mengancam keamanan dan kedaulatan nasional di masa depan.

Jika pada era permulaan berkembang pesatnya teknologi semikonduktor pada 70-an kita tertinggal, akankah kita kembali menjadi penonton ketika babak baru teknologi kuantum ini dimulai? Untuk menghindarinya, diperlukan kesadaran sejak dini dan inisiatif nasional yang terencana dan terukur serta melibatkan semua komponen bangsa.

 

FISIKA DAN TEKNOLOGI KUANTUM

Fisika kuantum dibangun di atas teori yang dirumuskan awal abad ke-20 oleh para fisikawan seperti W Heisenberg, E Schrodinger, PAM Dirac, dan lainnya, melanjutkan fondasi yang diletakkan oleh M Planck, N Bohr, dan A Einstein. Teori ini mampu menggambarkan dan memprediksi fenomena di skala mikroskopik, dari partikel elementer berukuran lebih kecil dari atom hingga nanomaterial yang berukuran satu meter dibagi satu miliar.

Signifikansi fisika kuantum bagi teknologi saat ini sangat nyata: desain prosesor dengan transistor tiga nanometer yang banyak dijumpai pada komputer terbaru saat ini, misalnya, menuntut pemahaman perilaku probabilistik elektron di dalam semikonduktor. Sementara itu, efisiensi luar biasa dalam proses fotosintesis tumbuhan diyakini melibatkan efek terobosan kuantum. Pemahaman ini membuka jalan bagi pengembangan material untuk sistem sel surya generasi baru terinspirasi alam (bioinspired solar-cell) yang jauh lebih efisien.

Tak hanya melahirkan material-material maju untuk aplikasi teknologi konvensional, fisika kuantum juga telah memberikan cakrawala baru teknologi kuantum yang membuka peluang bagi serangkaian terobosan revolusioner: komputer kuantum dengan kemampuan menyelesaikan perhitungan yang mustahil bagi komputer konvensional; komunikasi kuantum dengan enkripsi yang tak bisa diretas hingga penginderaan MRI kuantum dengan resolusi atomik, yang jauh mengungguli MRI konvensional. Adopsi teknologi kuantum secara global di bidang-bidang strategis seperti keuangan, kesehatan, dan pertahanan patut diduga segera menjadi keniscayaan dalam waktu dekat.

Jika teknologi semikonduktor saat ini komponen utamanya adalah cip semikonduktor yang berbasis transistor, inti dari teknologi kuantum ialah cip kuantum berbasis qubit yang dapat terbuat dari material titik-kuantum, superkonduktor ataupun foton.

Pada tahap awal perkembangan teknologi kuantum seperti yang kita saksikan saat ini, pendanaan yang besar dan jumlah kritis SDM bidang kuantum yang memadai mutlak diperlukan. Berbeda dengan teknologi semikonduktor yang saat ini praktis telah diambil alih oleh dunia industri swasta, secara global perkembangan teknologi kuantum relatif masih didominasi oleh negara.

 

PERKEMBANGAN PERSAINGAN GLOBAL DAN PELUANG INDONESIA

Potensi nilai ekonomi dari teknologi kuantum secara global diproyeksikan mencapai US$620 hingga 1.270 miliar per tahun sebelum 2035 (McKinsey, 2022). Seiring dengan itu, jumlah perusahaan rintisan di sektor ini meningkat tajam sejak 2015, menandai percepatan investasi dan inovasi di berbagai belahan dunia.

Menanggapi dinamika tersebut, Uni Eropa meluncurkan European Quantum Flagship pada 2017 dengan alokasi pendanaan sebesar US$1 miliar. Mereka berupaya mengejar dominasi riset yang telah lebih dahulu dimiliki Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Secara global, tak kurang dari US$40 miliar telah dialokasikan untuk riset kuantum. Ini menandai bukan sekadar tren teknologi, tetapi eskalasi kompetisi strategis antarnegara.

Di kawasan ASEAN, beberapa negara seperti Malaysia dan Vietnam juga telah merespons melalui pendanaan yang signifikan bagi pengembangan ekosistem riset serta telah memiliki sejumlah paten internasional teknologi kuantum. Sementara itu, Indonesia masih belum memiliki peta jalan nasional yang jelas di saat negara-negara tetangga sudah menancapkan benderanya di ajang kuantum global.

Indonesia masih tertinggal dalam memulai penguasaannya. Hal ini tecermin antara lain dari baru satu paten diberi internasional teknologi kuantum dari Indonesia yang terdaftar di World Intellectual Property Organization (WIPO, 2023) dan lima paten diberi nasional di Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI). Sementara itu, berdasarkan data Scopus dengan kata kunci ‘quantum-key-distribution’, hanya ada 14 publikasi Indonesia dari 5.929 total publikasi global atau hanya 0.15% kontribusi.

Minimnya perhatian terhadap pengembangan SDM dan fasilitas riset kuantum dalam agenda riset nasional patut dicermati sebagai penyebab utama ketertinggalan tersebut. Tanpa langkah strategis dan eksplisit menjadikan riset kuantum sebagai prioritas di perguruan tinggi (PT) ataupun BRIN, Indonesia akan terus berada di luar arena pertarungan teknologi masa depan dan terus menjadi pengekor.

Sebagai respons awal, beberapa waktu lalu sekelompok fisikawan dan rekayasawan dari BRIN dan berbagai PT seperti Binus, IPB, ITB, ITS, UGM, UI dan lainnya mendeklarasikan Indonesia Quantum Initiative (IQI) di kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ Habibie, Serpong. Inisiatif ini lahir dari akar rumput komunitas ilmiah Indonesia. IQI menyerukan pentingnya penguasaan dan pengembangan teknologi kuantum serta pembangunan ekosistem riset dalam negeri yang mendukungnya.

IQI berfokus pada dua hal mendasar. Pertama, penguatan SDM dengan mengirimkan putra-putri terbaik bangsa menempuh pendidikan dan riset di bidang kuantum, baik di dalam maupun luar negeri. Kedua, pembangunan infrastruktur riset yang layak dan berkelanjutan.

Target jangka pendek IQI adalah mengembangkan cip kuantum pertama buatan Indonesia. Ini sebuah milestone strategis. Sebab, dalam ekosistem teknologi kuantum, cip kuantum ialah inti: jika teknologi kuantum ialah kendaraan masa depan, cip ialah mesinnya.

Fabrikasi cip dapat diawali melalui kerja sama dengan fasilitas luar negeri, sementara desain dilakukan di dalam negeri. Target jangka menengah adalah penguasaan pembuatan qubit, baik dari titik-kuantum, superkonduktor maupun foton. Dalam jangka panjang, yaitu mewujudkan komputer kuantum pertama Indonesia melalui kolaborasi dengan dunia industri.

Namun, semua fokus dan target itu mustahil tanpa peta jalan nasional yang jelas: dengan tenggat, sasaran konkret, dan dukungan anggaran berkelanjutan. Inisiatif seperti National Quantum Mission (NQM) yang diluncurkan India untuk periode 2023-2031 layak dijadikan acuan. Pertanyaannya: akankah Indonesia membiarkan momentum ini berlalu begitu saja atau mulai melangkah secara terukur dan memanfaatkan peluang yang ada?

 

EFEK TEROBOSAN KUANTUM DAN LOMPATAN KE MASA DEPAN

Apakah Indonesia masih berpeluang mengejar ketertinggalan dalam teknologi kuantum? Dalam dunia kuantum, terdapat satu fenomena penting yang bisa menjadi inspirasi: efek terobosan kuantum yang mana partikel elementer seperti elektron berenergi rendah mampu menembus penghalang energi tinggi atau dapat diilustrasikan seperti sebuah kelereng yang dilemparkan dengan lambat dan berenergi rendah, tetapi bisa menembus tembok beton.

Pelajaran dari fenomena ini jelas: keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Hambatan fiskal, kelembagaan, atau infrastruktur tidak boleh dijadikan dalih. Justru di balik hambatan itulah peluang untuk melampaui batas dapat ditemukan.

Dengan semangat gotong royong–nilai budaya yang kerap menjadi penopang bangsa di saat krisis–kita bisa menciptakan efek terobosan nasional untuk mengejar ketertinggalan di bidang kuantum. Deklarasi IQI yang digagas dari Serpong adalah awal yang menjanjikan. Kini saatnya negara menyambut dan mewujudkannya dalam bentuk komitmen strategis jangka panjang.

Diperlukan kolaborasi erat antarelemen: ilmuwan, rekayasawan, industriawan, pemerintah, dan parlemen. Masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab dalam membangun ekosistem riset kuantum yang solid. Tanpa itu, Indonesia akan terus menjadi konsumen teknologi kuantum negara lain dengan segala risiko terhadap kedaulatan digital dan keamanan nasional yang menyertainya.

Bertepatan dengan Tahun Kuantum Internasional 2025 yang memperingati 100 tahun lahirnya mekanika kuantum, Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) pada 10 Agustus kemarin, yang didahului Konvensi Sains, Teknologi & Industri Indonesia (KSTI) pada 7-9 Agustus 2025, selayaknya menjadi penanda awal dijadikannya penguasaan dan pengembangan teknologi kuantum sebagai agenda kebijakan negara. Bukan demi gengsi teknologi, mainkan demi martabat bangsa di tengah ekonomi masa depan yang makin digerakkan oleh inovasi teknologi berbasis sains. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Indonesia bisa–dan harus–melompat!

 

Vega Darwanti Kembali di Dangdut 24 Karat, saatnya Karaoke Dadakan Paling Hebo

Vega Darwanti Kembali di Dangdut 24 Karat, saatnya Karaoke Dadakan Paling Hebo



loading…

Siap-siap goyang dan karaoke bareng, karena Dangdut 24 Karat Karaoke Dadakan kembali hadir dengan keseruan yang lebih seru dan hadiah yang spektakuler. Foto/MNC Media

JAKARTA – Siap-siap goyang dan karaoke bareng, karena Dangdut 24 Karat Karaoke Dadakan kembali hadir dengan keseruan yang lebih seru dan hadiah yang spektakuler. Dipandu oleh Vega Darwanti yang kembali hadir membawa kehebohan panggung karaoke dadakan MNCTV .

Setiap penampilan bukan hanya soal suara, tapi juga drama, emosi, dan aksi panggung yang bikin penonton terpukau. Salah satu momen seru datang saat para peserta membawakan lagu bertema perpisahan “Mata Hati” dengan ekspresi penuh penghayatan.

Para juri pun sempat berdebat seru soal penampilan peserta ini lagunya harus dibawa romantis atau justru penuh rasa patah hati? “Konsep itu penting. Lagu perpisahan harus balance antara rasa dan teknik,” ujar “The Real Queen Ambyar” Happy Asmara. Penampilan emosional itu pun ditutup dengan tepuk tangan meriah dari para juri.

Baca Juga: Tak Pernah Putus, Suami Setia Rawat Istri Cedera di Panggung Dangdut 24 Karat MNCTV Karaoke Dadakan

Para juri bintang seperti Beniqno, Selvi Kitty, dan Happy Asmara, turut memberi warna dengan komentar-komentar tajam, lucu, sekaligus membangun. Mereka tak segan mengarahkan peserta untuk menampilkan performa terbaik di atas panggung.

Program Saatnya Difabel Setara Kembali Hadir di Tangsel, Sandiaga: Buka Lapangan Kerja

Program Saatnya Difabel Setara Kembali Hadir di Tangsel, Sandiaga: Buka Lapangan Kerja



loading…

Program Saatnya Difabel Setara kembali digelar untuk mendorong pemberdayaan difabel melalui pelatihan keterampilan digital. Foto: Ist

TANGERANG SELATAN – Program Saatnya Difabel Setara kembali digelar untuk mendorong pemberdayaan difabel melalui pelatihan keterampilan digital. Kegiatan yang merupakan hasil kolaborasi Yayasan Indonesia Setara (YIS), ABK UMKM, dan Refo Digital Creative ini diselenggarakan di ABK UMKM, Jalan Jombang Raya, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), belum lama ini.

Sebanyak 30 peserta difabel mengikuti pelatihan konten kreatif yang mencakup keterampilan videografi, copywriting, voiceover, dan desain grafis. Pelatihan ini bertujuan memperkuat kesiapan peserta memasuki dunia kerja digital maupun membangun usaha mandiri berbasis keterampilan.

Baca juga: Sandiaga Uno Ciptakan Kesetaraan Kerja Difabel lewat Digital Marketing

“Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan digital para difabel agar mereka tidak hanya siap kerja, tetapi juga bisa menciptakan peluang usaha sendiri,” ujar Founder Yayasan Indonesia Setara (YIS) Sandiaga Uno, Senin (28/7/2025).

YIS dibangun atas dasar nilai-nilai kesetaraan dan inklusi. Sejak dia tak lagi berada di lingkaran pemerintahan, dia lebih leluasa berkolaborasi dalam mendorong kemandirian ekonomi lewat gerakan kewirausahaan.

Menurut dia, semua orang, termasuk penyandang disabilitas berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan, pekerjaan, dan kontribusi sosial.

“YIS hadir untuk mewujudkan mimpi bahwa setiap orang, tanpa kecuali memiliki hak dan potensi yang sama. Melalui pelatihan ini, kami berharap peserta dapat membawa semangat kesetaraan itu dalam diri masing-masing,” kata Sandiaga.