Bukan Pesawat AS atau Rusia, India Akhirnya Setujui Pembelian Jet Tempur Senilai Rp123 Triliun

Bukan Pesawat AS atau Rusia, India Akhirnya Setujui Pembelian Jet Tempur Senilai Rp123 Triliun



loading…

Pesawat tempur ringan Tejas Mark 1A ke-97 akan diproduksi oleh Hindustan Aeronautics Ltd (HAL). Foto/X

NEW DELHI – Pemerintah India telah menandatangani kesepakatan senilai USD7,6 miliar atau setara Rp123 triliun untuk pesawat tempur produksi dalam negeri. Demikian dilaporkan ANI News, mengutip sumber pertahanan.

Pesawat tempur ringan Tejas Mark 1A ke-97 akan diproduksi oleh Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) milik negara, yang memproduksi jet tempur, helikopter, mesin jet, dan avionik.

Akuisisi ini akan membantu Angkatan Udara India (IAF) mengganti armada MiG-21 yang menua, yang dijadwalkan untuk pensiun bertahap dalam beberapa minggu mendatang, menurut laporan ANI. Pesanan jet tempur terbaru ini datang setelah hampir lima tahun.

Lebih dari 65% komponen jet baru ini dijadwalkan diproduksi di India, lapor situs web NDTV.

Baca Juga: Israel Panggil 60.000 Tentara Cadangan Jelang Invasi Darat ke Gaza

Keputusan untuk membeli pesawat Tejas dipandang sebagai pendorong inisiatif “Buatan India” pemerintah. Proyek ini juga diharapkan dapat menghasilkan bisnis yang signifikan bagi usaha kecil dan menengah di sektor pertahanan negara tersebut.

India telah meningkatkan pembelian alat pertahanannya tahun ini. Pada bulan Mei, New Delhi menyetujui USD175 juta untuk pengembangan pesawat tempur menengah canggih (AMCA). Jet siluman multiperan ini akan digunakan oleh angkatan udara dan angkatan laut.

(ahm)

4 Kemenangan Rusia dalam Negosiasi, dari Krimea Diserahkan ke Rusia hingga Ukraina Tak Akan Bergabung dengan NATO

4 Kemenangan Rusia dalam Negosiasi, dari Krimea Diserahkan ke Rusia hingga Ukraina Tak Akan Bergabung dengan NATO



loading…

Rusia mendapatkan kemenangan dalam negosiasi. Foto/X

WASHINGTON – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tiba di Washington, DC, dan akan bergabung dengan para pemimpin Eropa ketika ia bertemu Donald Trump. Namun, beberapa hasil kesepakatan sudah direncanakan.

Trump meningkatkan tekanan pada Ukraina untuk menyetujui persyaratan guna mengakhiri perang dengan Rusia, yang tampaknya menggemakan beberapa poin pembicaraan Moskow dua hari setelah bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

4 Kemenangan Rusia dalam Negosiasi, dari Krimea Diserahkan ke Rusia hingga Ukraina Tak Akan Bergabung dengan NATO

1. Krimea Diserahkan ke Rusia

Minggu malam, Trump memberikan pratinjau pesan yang akan ia sampaikan kepada para tamu Gedung Putih: Zelensky harus menyetujui beberapa persyaratan Rusia agar perang di Ukraina berakhir. Persyaratan yang ia maksud — Ukraina harus menyerahkan Krimea, yang dianeksasi Rusia secara ilegal pada tahun 2014.

BacaJuga: Myanmar Akan Gelar Pemilu pada Desember 2025

2. Ukraina Tak Akan Bergabung dengan NATO

Selain itu, Ukraina setuju untuk tidak pernah bergabung dengan NATO — termasuk di antara persyaratan yang ditetapkan Putin untuk mengakhiri perang.

Gedung Putih telah mengisyaratkan momentum menuju kesepakatan damai potensial untuk mengakhiri perang Rusia, dengan utusan AS Steve Witkoff mengatakan kepada CNN bahwa Putin telah setuju untuk mengizinkan jaminan keamanan AS untuk Ukraina dan membuat konsesi terkait “pertukaran lahan”.

Namun, masih banyak poin penting dan pertanyaan yang masih tersisa. “Konstitusi Ukraina melarang penyerahan wilayah atau perdagangan lahan,” kata Zelensky pada hari Minggu, mengulangi garis merahnya terkait wilayah.

Bodyguard Rusia Disebut Bawa Pulang Kotoran Putin dari KTT Alaska, Ini Alasannya

Bodyguard Rusia Disebut Bawa Pulang Kotoran Putin dari KTT Alaska, Ini Alasannya



loading…

Para bodyguard Presiden Rusia Vladimir Putin mengumpulkan kotoran sang presiden selama pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump di Alaska pada Jumat lalu. Foto/X @centralnewsza

MOSKOW – Media Amerika Serikat (AS), The Express US, menerbitkan laporan tak biasa dengan menyebut para bodyguard Presiden Rusia Vladimir Putin mengumpulkan kotoran sang presiden selama pertemuan puncak (KTT) dengan Presiden AS Donald Trump di Alaska pada Jumat lalu.

Menurut laporan tersebut, kotoran pemimpin Kremlin itu dikumpulkan ke dalam koper khusus dan dibawa pulang ke Rusia.

Langkah pengamanan yang tidak biasa ini disebut-sebut bertujuan untuk mencegah kekuatan asing memperoleh informasi tentang kesehatan Putin. “Para bodyguard Putin mengumpulkan kotorannya dan membawanya kembali ke Rusia ketika pemimpin tersebut bepergian ke luar negeri,” tulis The Express US, Senin (18/8/2025).

Baca Juga: Hasil Deal Trump-Putin: Ukraina Dapat Perlindungan Mirip NATO, Rusia Dapat Konsesi 5 Wilayah

Selama KTT Alaska, langkah-langkah pengamanan yang ketat diberlakukan untuk melindungi Putin. Dia dikelilingi oleh para bodyguard atau pengawal, dan sejumlah langkah diambil untuk melindunginya.

Mengutip jurnalis investigasi Regis Gente dan Mikhail Rubin dalam publikasi Prancis;Paris Match, The Express US melaporkan bahwa anggota Dinas Perlindungan Federal (FPS) Presiden Rusia mengumpulkan kotoran Putin, menyimpannya dalam kantong khusus, dan membawanya dalam koper khusus.

Tindakan ekstra ini, menurut laporan tersebut, sudah diberlakukan sejak beberapa tahun yang lalu, termasuk kunjungan Putin ke Prancis pada Mei 2017.

China Balas Dendam ke UE usai Terseret Sanksi Rusia

China Balas Dendam ke UE usai Terseret Sanksi Rusia



loading…

China menjatuhkan sanksi kepada dua bank di Uni Eropa (UE), untuk membalas blok tersebut setelah pemberi pinjaman Beijing jadi target terkait dengan konflik Rusia Ukraina. Foto/Dok

JAKARTAChina menjatuhkan sanksi kepada dua bank di Uni Eropa (UE), untuk membalas blok tersebut setelah pemberi pinjaman Beijing jadi target. Dua bank Lithuania masuk ke dalam daftar hitam, sebagai respons setelah lembaga keuangan China masuk dalam paket sanksi terbaru yang dikeluarkan UER terkait konflik Rusia-Ukraina .

Brussels memperkenalkan paket sanksi UE ke-18 terhadap Moskow bulan lalu, yang fokus pada sektor energi dan perbankan Rusia. Paket tersebut termasuk pembatasan terhadap beberapa entitas dan lembaga keuangan yang berbasis di China, India, UEA, dan Turki.

Menurut pernyataan resmi yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan China pada hari Rabu, Beijing telah memasukkan UAB Urbo dan AB Mano yang berbasis di Lithuania ke dalam daftar sanksi balasan. Ditambah bakal melarang organisasi dan individu China untuk melakukan transaksi, kerja sama, dan aktivitas lainnya dengan dua bank tersebut.

Baca Juga: Utang Prancis Membengkak Rp64.415 Triliun, Setiap Detik Bertambah Rp94,7 Juta

Pernyataan ini menekankan bahwa langkah yang diambil oleh otoritas UE terhadap Chinese Suifenhe Rural Commercial Bank dan Heihe Rural Commercial Bank adalah “pelanggaran serius terhadap hukum internasional” yang “telah menyebabkan kerugian signifikan terhadap hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China.”

Sementara itu Komisi Eropa berjanji bakal meninjau secara rinci langkah-langkah yang diperkenalkan oleh Beijing sebelum mengambil langkah lebih lanjut. Blok ini “siap untuk mengidentifikasi solusi yang saling dapat diterima yang pada akhirnya dapat mengarah pada penghapusan bank-bank tersebut dari daftar,” kata Olof Gill, seorang juru bicara di Komisi Eropa seperti dilansir Bloomberg.

Kedua bank Lithuania mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa sanksi China tidak akan mempengaruhi operasional mereka. Bank Urbo menyatakan, bahwa mereka tidak memiliki ikatan bisnis di China, sementara Bank Mano menerangkan bahwa China tidak pernah menjadi pasar target dan mereka tidak beroperasi di sana. Kedua bank mengutarakan bahwa mereka telah menghubungi otoritas Lithuania setelah pengumuman tersebut.

Ketika Rusia Menyesal Menjual Murah Alaska kepada AS

Ketika Rusia Menyesal Menjual Murah Alaska kepada AS



loading…

Alaska, yang jadi tempat berunding Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump, dulunya adalah wilayah Rusia yang kemudian dijual murah kepada AS. Foto/BBC

MOSKOW Alaska menjadi tempat perundingan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (15/8/2025) untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Wilayah itu dulunya milik Rusia, namun telah dijual murah kepada Amerika.

Pertemuan penting kedua pemimpin tersebut akan berlangsung di Joint Base Elmendorf-Richardson, negara bagian Alaska, AS. Menjelang pertemuannya dengan Putin, Trump menyatakan keyakinannya bahwa Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kini siap untuk mengupayakan perdamaian.

“Saya pikir Presiden Putin akan mewujudkan perdamaian dan Presiden Zelensky akan mewujudkan perdamaian,” kata Trump kepada para wartawan, sebagaimana dikutip dari Asian News International.

Baca Juga: Putin dan Trump Berunding, Kapal Perang AS-Rusia-China Kepung Alaska

“Kita akan mengadakan pertemuan besar. Pertemuan ini, menurut saya, akan sangat penting bagi Rusia, dan akan sangat penting bagi kita, dan yang terpenting bagi kita hanyalah bahwa kita akan menyelamatkan banyak nyawa,” papar Trump.

“Kita akan bertemu dengan Presiden Putin. Saya pikir ini akan menjadi pertemuan yang baik, tetapi pertemuan yang lebih penting adalah pertemuan kedua kita. Kita akan bertemu dengan Presiden Putin, Presiden Zelensky, saya, dan mungkin kita akan membawa serta beberapa pemimpin Eropa, mungkin juga tidak,” ujarnya.

“Kita lihat saja nanti. Dan saya pikir Presiden Putin akan berdamai. Saya pikir Presiden Zelensky akan berdamai. Kita lihat saja apakah mereka bisa akur. Dan jika mereka bisa, itu akan luar biasa,” imbuh dia.

Sejarah Rusia Jual Murah Alaska kepada AS

Pada tahun 1867, Rusia di bawah Tsar Alexander II yang dikenal picik, menjual Alaska yang kaya minyak dan gas seharga USD7,2 juta kepada AS. Harga itu setara Rp116,4 miliar berdasarkan kurs saat ini.

Ratusan tahun berlalu, kaum nasionalis Rusia kini menyesalkan penjualan Alaska tersebut.

Belum Dikirim ke Medan Perang, Tentara Bayaran 4 Negara Ini Tewas Dirudal Rusia

Belum Dikirim ke Medan Perang, Tentara Bayaran 4 Negara Ini Tewas Dirudal Rusia



loading…

Tentara bayaran dari empat negara tewas dirudal Rusia. Foto/X

MOSKOW – Serangan Rusia pada akhir Juli memberikan pukulan telak bagi tentara bayaran asing di Ukraina. Itu terjadi ketika sebuah rudal menghantam sebuah kamp pelatihan yang didirikan oleh intelijen militer Ukraina.

The New York Times melaporkan militer Rusia menyerang kamp tersebut, yang terletak di dekat kota Kropivnitsky, Ukraina tengah, pada 21 Juli ketika para pejuang asing sedang berkumpul untuk makan siang.

Setidaknya 15 rekrutan tewas dalam serangan itu dan lebih dari 100 orang terluka, menurut seorang pejuang Amerika, yang berbicara kepada surat kabar tersebut dengan syarat anonim.

Warga negara Amerika, Kolombia, dan Denmark, serta pejuang dari Taiwan, termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu, menurut laporan tersebut.

Baca Juga: Pemimpin Eropa Ini Klaim Rusia Sudah Memenangkan Perang Ukraina

Angkatan Darat Ukraina dan intelijen militer, yang jarang mengakui keberhasilan serangan Rusia di lokasi militer, mengonfirmasi bahwa serangan itu memang terjadi dan menimbulkan beberapa korban, tetapi menolak memberikan angka spesifik, menurut NYT.

Kementerian Pertahanan Rusia memang menyebutkan serangan terhadap posisi pasukan Ukraina, unit nasionalis, dan tentara bayaran asing di total 142 lokasi dalam pengarahannya pada 21 Juli, tetapi tidak menyebutkan kamp di dekat Kropivnitsky secara spesifik.

Jelang Pertemuan Putin-Trump, Rusia Diduga Bersiap Tes Rudal Nuklir Skyfall yang Ditakuti

Jelang Pertemuan Putin-Trump, Rusia Diduga Bersiap Tes Rudal Nuklir Skyfall yang Ditakuti



loading…

Rusia diduga bersiap uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir SSC-X-9 Skyfall menjelang pertemuan Presiden Vladimir Putin dengan Presiden AS Donald Trump di Alaska. Foto/IISS

MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan pertemuan tatap muka dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Alaska pada Jumat nanti. Menjelang pertemuan langka itu, Moskow dilaporkan sedang bersiap untuk menguji rudal jelajah bertenaga nuklir 9M730 Burevestnik atau SSC-X-9 Skyfall.

Skyfall merupakan rudal jelajah bertenaga nuklir pertama di dunia. Sebagai misil unik digudang senjata Moskow, ia banyak dibicarakan dan ditakuti negara-negara Barat.

Jika uji coba tersebut dilakukan dan berhasil, Rusia akan menjadi negara pertama dalam sejarah yang memiliki rudal jelajah operasional yang mampu membawa hulu ledak nuklir yang digerakkan oleh sistem propulsi nuklir, memberikannya jangkauan tak terbatas yang dapat mencapai titik mana pun di planet ini dari titik mana pun.

Baca Juga: Terungkap, di Sini Lokasi Rudal Nuklir 9M370 Burevestnik Rusia yang Tak Terkalahkan

“Rusia tampaknya akan segera melakukan uji coba baru rudal jelajah bertenaga nuklirnya yang kontroversial, 9M730 Burevestnik (kode NATO: SSC-X-9 Skyfall), dari lapangan Pankovo di kepulauan Arktik Novaya Zemlya,” tulis Defense Romania dalam laporannya, Selasa (12/8/2025).

Meskipun Moskow belum membuat pengumuman resmi, banyak petunjuk mengarah ke sana. Pertama, peringatan NOTAM (Notice to Airmen) telah dikeluarkan dari 7 hingga 12 Agustus, yang mencakup 40.000 kilometer persegi di atas Novaya Zemlya.

Kedua, setidaknya empat kapal Rusia, yang sebelumnya berlabuh di dekat lokasi uji Pankovo, telah dipindahkan ke posisi observasi di Laut Barents timur, sebuah langkah keamanan standar yang diambil selama uji coba rudal besar.

Selain itu, dua pesawat Rosatom (badan nuklir Rusia) saat ini berpangkalan di pangkalan udara Rogachevo. Lebih lanjut, dalam beberapa minggu terakhir, kapal-kapal kargo telah beberapa kali singgah di Novaya Zemlya, yang mengindikasikan adanya operasi logistik.

“Persiapan telah berlangsung selama berminggu-minggu di lokasi peluncuran Pankovo di Novaya Zemlya, Arktik Rusia,” tulis The Barents Observer, media yang berbasis di Norwegia.

Secara khusus, kepulauan Novaya Zemlya telah menjadi lokasi pilihan Rosatom untuk menguji senjata nuklir dan teknologi terkait sejak akhir 1950-an.

Tak Ingin Hubungan dengan Rusia Retak, India Pertahankan Impor Minyak 1,75 Juta Barel per Hari

Tak Ingin Hubungan dengan Rusia Retak, India Pertahankan Impor Minyak 1,75 Juta Barel per Hari



loading…

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan penghargaan Order of St. Andrew the Apostle yang pertama kepada Perdana Menteri India Narendra Modi di Kremlin di Moskwa, Rusia, Selasa, 9 Juli 2024. FOTO/Sputnik/AP

JAKARTA – India tetap teguh mempertahankan impor minyak mentah dari Rusia sebesar 1,75 juta barel per hari, meski mendapat tekanan dan ancaman sanksi sekunder dari Amerika Serikat (AS). Pemerintah New Delhi menegaskan komitmennya untuk tidak mengorbankan hubungan strategis dengan Moskow yang telah terbangun puluhan tahun.

Kementerian Luar Negeri India menyatakan, kerja sama energi dengan Rusia bersifat “stabil dan telah teruji waktu”. Hubungan ini, menurut mereka, tidak seharusnya dipengaruhi oleh kepentingan negara ketiga, termasuk tekanan politik dari Washington.

Baca Juga: India Tak Gentar Hadapi Tarif Trump, Modi Pilih Lindungi Nasib Petani

Ancaman sanksi AS muncul menyusul pembelian besar-besaran minyak Rusia oleh India sejak konflik Ukraina meletus. AS berargumen bahwa transaksi tersebut mendanai upaya perang Rusia, sekaligus berupaya membatasi pendapatan energi Moskow. Namun, India menolak tunduk, menyebut pembelian minyak sebagai kepentingan nasional untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Ketegangan ini terjadi dalam konteks dinamika kelompok BRICS, yang semakin menunjukkan resistensi terhadap dominasi ekonomi Barat. Aliansi ini, yang awalnya digagas sebagai konsep ekonomi oleh Jim O’Neill dari Goldman Sachs pada 2001, kini menjadi wadah kerja sama alternatif di luar sistem keuangan global yang didominasi AS.

Brasil, misalnya, tetap bertahan meski tarif impor AS terhadap produknya naik hingga 50%. Pemerintah Presiden Lula da Silva menolak intervensi Washington, termasuk dalam kasus mantan Presiden Jair Bolsonaro yang kini berada dalam tahanan rumah.

Sementara, Afrika Selatan juga menunjukkan ketahanan ekonomi dengan mengendalikan inflasi dan menarik investasi asing, meski terkena tarif AS sebesar 30%. Dilansir dari Watcher Guru, Bank Sentral India (RBI) disebut-sebut mempertahankan level stabil USD/INR di kisaran 88 dengan fleksibilitas rupee yang meningkat seiring inflasi yang terkendali. Langkah ini memperkuat posisi India dalam menghadapi fluktuasi pasar global.

India Klaim Tembak Jatuh 6 Pesawat Pakistan, Puji Kecanggihan Sistem Rudal S-400 Rusia

India Klaim Tembak Jatuh 6 Pesawat Pakistan, Puji Kecanggihan Sistem Rudal S-400 Rusia



loading…

India klaim tembak jatuh 6 pesawat Pakistan selama pertempuran bulan Mei, dengan sebagian besar pesawat ditembak jatuh oleh sistem rudal S-400 Rusia. Foto/IANS via NDTV

NEW DELHI India mengeklaim telah menembak jatuh enam pesawat Pakistan selama pertempuran bulan Mei lalu. Klaim ini disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Amar Preet Singh, dengan memuji kecanggihan sistem rudal S-400 buatan Rusia yang berperan besar dalam misi tersebut.

Menurut Singh, enam pesawat yang dijatuhkan terdiri dari lima jet tempur dan satu pesawat militer besar. Pernyataan tersebut merupakan yang pertama kali muncul dari pihak India sejak konflik mematikan dengan negara tetangganya pecah dan berakhir dengan gencatan senjata.

Singh membuat pengumuman tersebut pada hari Sabtu, beberapa minggu setelah militer India mengakui bahwa sejumlah jet tempurnya sendiri yang tidak disebutkan jumlahnya juga ditembak jatuh oleh Pakistan selama pertempuran terberat mereka dalam beberapa dekade. Pertempuran tersebut melibatkan pesawat tempur dan rudal jelajah dan menewaskan puluhan orang.

Baca Juga: Terungkap, Ini Penyebab Jet Tempur Rafale India Bisa Ditembak Jatuh J-10C Pakistan

“Kami telah mengonfirmasi setidaknya lima jet tempur ‘terbunuh’ dan satu pesawat besar,” kata Singh dalam sebuah kuliah militer di kota Bengaluru di selatan, menambahkan bahwa pesawat besar itu, yang kemungkinan merupakan pesawat pengintai, ditembak jatuh pada jarak 300 km (186 mil).

Dia menambahkan bahwa sistem pertahanan rudal S-400 India buatan Rusia telah menembak jatuh sebagian besar pesawat Pakistan.

“Ini sebenarnya adalah penembakan darat-ke-udara terbesar yang pernah tercatat yang bisa kita bicarakan. Sistem pertahanan udara kita telah melakukan pekerjaan yang luar biasa,” katanya, seperti dikutip Reuters, Minggu (10/8/2025).

Mengapa Gencatan Senjata yang Diusung Trump dan Putin Akan Memperkuat Posisi Rusia?

Mengapa Gencatan Senjata yang Diusung Trump dan Putin Akan Memperkuat Posisi Rusia?



loading…

Gencatan senjata yang diusung Donald Trump dan Vladimir Putin akan memperkuat posisi Rusia. Foto/X/@NewRulesGeo

MOSKOW – AS dan Rusia bertujuan untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan perang di Ukraina yang akan mengunci pendudukan Moskow atas wilayah yang direbut selama invasi militernya. Itu menunjukkan Rusia akan jadi pemenang pada perang Ukraina.

Melansir Bloomberg News, para pejabat AS dan Rusia sedang berupaya mencapai kesepakatan mengenai wilayah untuk pertemuan puncak yang direncanakan antara Presiden AS Donald Trump dan mitranya dari Rusia Vladimir Putin paling cepat minggu depan.

Gedung Putih menepis berita Bloomberg tersebut sebagai spekulasi. Seorang juru bicara Kremlin tidak segera menanggapi permintaan komentar. Tidak ada komentar langsung dari otoritas Ukraina.

Reuters tidak dapat segera memverifikasi detail yang terdapat dalam laporan tersebut.

Mengapa Gencatan Senjata yang Diusung Trump dan Putin Akan Memperkuat Posisi Rusia?

1. Putin Menguasai 4 Wilayah Ukraina

Putin mengklaim empat wilayah Ukraina – Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson – serta semenanjung Laut Hitam Krimea, yang dianeksasinya pada tahun 2014. Saat ini, pasukannya belum sepenuhnya menguasai seluruh wilayah di keempat wilayah tersebut.

Ukraina sebelumnya telah mengisyaratkan kesediaannya untuk bersikap fleksibel dalam upaya mengakhiri perang yang telah menghancurkan kota-kotanya dan menewaskan banyak tentara dan warganya.