Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan pegiat media sosial atau influencer finansial memiliki izin resmi dalam kegiatan memasarkan atau memberikan rekomendasi efek. Foto/Dok Ilustrasi
JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan pegiat media sosial atau influencer investasi memiliki izin resmi dalam kegiatan memasarkan atau memberikan rekomendasi efek. Efek yang dimaksud mengacu pada seluruh produk investasi pasar modal . Adapun ketentuan ini tertuang dalam Pasal 106 hingga 109 Peraturan OJK Nomor 13 Tahun 2025.
Dalam hal ini, perusahaan efek/sekuritas baik Perantara Pedagang Efek (PPE) dan Perusahaan Efek Daerah (PAD) wajib memiliki perjanjian tertulis dengan influencer finansial tersebut.Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi menyampaikan perusahaan efek harus memastikan influencer memiliki izin yang sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
“Pengaturan tersebut bertujuan untuk memitigasi potensi permasalahan yang timbul dari keterlibatan pegiat media sosial, termasuk adanya fraud dalam pemasaran ataupun rekomendasi dalam berinvestasi,” kata Inarno dalam keterangannya di Jakarta.
Baca Juga: Awas Terperangkap Rayuan Influencer Investasi, BEI Minta Investor Pemula Paham 3P
Adapun untuk pegiat sosial yang melakukan penawaran untuk menjadi nasabah PPE dan PED, harus memiliki izin sebagai mitra pemasar PPE. Tak hanya itu, influencer yang memberikan analisis atau rekomendasi atas efek atau produk, harus memiliki izin sebagai penasihat investasi.
Lebih dari sekadar pertandingan, turnamen ini menjadi pengingat bahwa menjaga kesehatan tubuh memerlukan keseimbangan antara aktivitas fisik dan dukungan nutrisi dari dalam.(Dok. Aurora Saffron Collagen)
GAYA hidup sehat kini semakin menjadi prioritas masyarakat, terutama di tengah tingginya kesadaran akan pentingnya menjaga kebugaran tubuh secara holistik. Salah satu contoh sinergi gaya hidup sehat dan komunitas aktif terlihat dalam penyelenggaraan Tehnis Internal Tournament yang berlangsung di Cibinong Tennis Center.
Ajang persahabatan ini digagas oleh komunitas Tehnis Manis sebagai wadah bagi para anggotanya untuk berkompetisi sekaligus mempererat silaturahim. Lebih dari sekadar pertandingan, turnamen ini menjadi pengingat bahwa menjaga kesehatan tubuh memerlukan keseimbangan antara aktivitas fisik dan dukungan nutrisi dari dalam.
Menjawab kebutuhan tersebut, Aurora Saffron Collagen hadir sebagai mitra pendukung turnamen, sekaligus mengedukasi peserta dan pengunjung mengenai pentingnya perawatan tubuh dari dalam, khususnya untuk pemain tenis yang kerap mengalami keluhan di area sendi dan otot.
Dalam rangkaian turnamen ini, Aurora juga memperkenalkan varian terbarunya, Aurora Calcium Mango, minuman tinggi kalsium bebas gula yang dirancang khusus untuk menjaga kesehatan sendi dan tulang. Mengandung kombinasi safron sebagai antioksidan alami untuk mengurangi peradangan dan kolagen untuk menjaga elastisitas jaringan ikat, produk ini menjadi solusi praktis yang bisa dikonsumsi setiap hari.
“Rasanya enak banget, enggak terlalu manis dan nyegerin!” ungkap salah satu peserta yang mencicipi produk Aurora di lokasi, Rina, dikutip dari siaran pers yang diterima, Kamis (7/8).
Keseruan turnamen pun tak kalah menarik perhatian, seperti yang disampaikan Icha, peserta lainnya.
Baca juga : Ceker Ayam Kaya Kolagen, Tapi Perlu Dikonsumsi Bijak
“Seru ya caranya, meriah banget,” ujarnya.
Produk Aurora Saffron Collagen telah terdaftar Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) dan memiliki sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) sehingga aman dikonsumsi secara rutin. Produk ini menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin tetap aktif namun tetap menjaga kesehatan dari dalam.
Melalui kolaborasi ini, Aurora Saffron Collagen menegaskan komitmennya dalam mendukung berbagai komunitas yang memiliki visi hidup sehat dan aktif. (Fal/E-1)
Dokter Samira atau yang akrab disapa Dokter Detektif alias Doktif ditunjuk JPU menjadi salah satu saksi dalam sidang kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang menjerat Nikita Mirzani. Foto/ Ravie Mulia.
JAKARTA – Dokter Samira atau yang akrab disapa Dokter Detektif alias Doktif ditunjuk Jaksa Penuntut Umum ( JPU ) menjadi salah satu saksi dalam sidang kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang menjerat Nikita Mirzani di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (7/8/2025).
Dalam persidangan, Doktif menjelaskan awal mula perkenalannya baik dengan Reza Galdys (pelapor) maupun Nikita Mirzani (terdakwa).
Selain itu, ia juga mengungkap pengakuan Reza dan suaminya, Attaubah Mufid, kalau selama ini mereka menjalani bisnis skincare dengan metode over claim dan over price.
Baca juga: Kronologi Nikita Mirzani Desak Hakim Lanjutkan Sidang Saksi: Berobat Bisa Besok Pak!
“Saya nasehatin di situ. ‘Kenapa sih kok kamu itu menjual produk yang dengan cara marketing flexing?’ Nah, di situlah mereka mengakui,” ungkap Doktif saat sidang.
NESTLE Indonesia menerima kunjungan dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar beserta jajaran di Pabrik Nestlé Karawang, Jawa Barat. Kunjungan ini bertujuan memperkuat kolaborasi antara BPOM dan Nestlé Indonesia dalam hal keamanan pangan, inovasi gizi, serta implementasi standar mutu dan praktik laboratorium yang baik, yang dapat menjadi acuan pengembangan sistem pengawasan regulatori di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, kedua pihak juga menjajaki kolaborasi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas produk olahan dan kepercayaan konsumen terhadap industri pangan di Indonesia. Selama kunjungan, delegasi BPOM menerima paparan menyeluruh mengenai sistem operasional dan manajemen mutu Pabrik Nestlé Karawang yang merupakan salah satu fasilitas produksi terbesar Nestlé di Indonesia. Pabrik ini memproduksi berbagai produk unggulan seperti susu bubuk, susu cair UHT, dan makanan pendamping ASI, yang tidak hanya dipasarkan di dalam negeri tetapi juga diekspor ke berbagai negara.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar menyampaikan apresiasi atas keterbukaan Nestlé Indonesia dan langkah nyata perusahaan dalam menjunjung tinggi prinsip keamanan dan mutu pangan.
Baca juga : KKP Dorong Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan untuk Industri Farmasi
“Kita telah mengetahui bahwa Nestlé merupakan perusahaan multinasional dengan sistem manufaktur yang sangat baik. Kunjungan kami ke pabrik kali ini merupakan bagian dari fungsi otorisasi BPOM. Kami ingin melihat secara langsung bagaimana Nestlé menjalankan proses produksinya, memastikan kepatuhan terhadap regulasi, serta memenuhi standar yang ditetapkan. Kami berharap Nestlé dapat semakin meningkatkan peran dan kontribusinya sebagai Orang Tua Angkat (OTA) dalam meningkatkan daya saing UMKM Pangan Olahan seiring dengan arah kebijakan Pemerintah,” ujar Taruna Ikrar, melalui keterangannya, Rabu (6/8).
Selain kunjungan ke area produksi, kegiatan ini juga mencakup sesi dialog terbuka antara BPOM dan tim manajemen Nestlé Indonesia. Dalam kesempatan ini, BPOM melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tiga aspek utama, yaitu memastikan bahwa Nestlé telah menjalankan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik, meninjau dan mengevaluasi penerapan regulasi yang berkaitan dengan standar produksi pangan, serta melihat pelaksanaan program manajemen risiko yang diterapkan perusahaan.
Melalui kunjungan ini, BPOM ingin memastikan bahwa seluruh proses produksi di Pabrik Nestlé Karawang telah sejalan dengan prinsip-prinsip keamanan pangan dan tata kelola industri yang bertanggung jawab.
Baca juga : Ratusan Nasabah PNM Mekaar Didorong untuk Daftar Izin Edar BPOM
Direktur Corporate Affairs & Sustainability Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan langkah strategis untuk mempererat komunikasi dan menyamakan persepsi dalam membangun ekosistem pangan yang lebih sehat dan aman.
“Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kunjungan dan dukungan yang diberikan oleh BPOM. Sebagai pelaku industri, kami percaya bahwa kerja sama yang terbuka dan konstruktif dengan regulator adalah fondasi penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap produk kami. Kami berkomitmen untuk terus menghasilkan makanan dan minuman yang tidak hanya lezat dan bergizi, tetapi juga aman dan sesuai dengan standar nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Nestlé Indonesia saat ini mengoperasikan empat pabrik di Indonesia, yaitu di Kejayan, Karawang, Panjang, dan Batang, yang secara keseluruhan memproduksi berbagai kategori produk seperti susu, minuman, produk kuliner, serta makanan bayi dan anak. Sejalan dengan komitmen keberlanjutan, Nestlé juga terus berinvestasi dalam pengembangan fasilitas dan program lingkungan, termasuk efisiensi energi dan pengurangan jejak karbon. (M-3)
Produk-produk hilirisasi berupa aluminium, nikel, dan besi baja dari kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah, terus membanjiri pasar global. Produksi pabrik-pabrik yang berada di kawasan tersebut terus meningkat setia(MI/Heryadi)
PRODUK-PRODUK hilirisasi berupa aluminium, nikel, dan besi baja dari kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah, terus membanjiri pasar global. Produksi pabrik-pabrik yang berada di kawasan tersebut terus meningkat setiap tahun seiring dengan meningkatnya permintaan global.
Dalam kunjungan ke kawasan tersebut pada 20-23 Juli lalu, bertajuk Melihat dari Dekat Jantung Hilirisasi Industri Nikel Nasional, Media Indonesia menyaksikan ribuan ton produk hilirisasi yang siap diekspor ke berbagai negara. Begitu juga dengan proses produksi yang terus berlangsung.
Produk-roduk hilirisasi dari IMIP tersebut mencakup baja tahan karat seperti stainless steel dan ferrochrome, aluminium, baja karbon, serta bahan baku baterai kendaraan listrik.
Baca juga : IMIP Ajak Media Saksikan Langsung Kontribusi Industri Nikel di Morowali
Salah satu pabrik hilirisasi di IMIP adalah PT PT Hua Chin Aluminum Indonesia (HCAI). Perusahaan patungan dua perusahaan Tiongkok, Huafon Group Co., Ltd., dan Tsingshan Holding Group Co., Ltd. itu mampu memproduksi 3,7 juta ton aluminium per tahun. Jika dirupiahkan dengan asumsi harga aluminium Rp30 juta per ton, jumlahnya mencapai Rp3,33 triliun per tahun.
Wakil Manajer Umum Eksekutif PT HCAI Xiang Jin Yao mengatakan sebagian besar produksi dari pabrik HCAI adalah untuk ekspor.
“Kami mengekspor ke Eropa dan Asia. Untuk pasar Indonesia sendiri, masih sedikit jumlahnya. Kami juga terus meningkatkan produksi,” ujarnya.
Baca juga : Serap Tenaga Kerja Lokal, 93% Pekerja PT IMIP Berasal dari Sulawesi
Jin Yao mengatakan, jumlah karyawan yang dipekerjakan di HCAI mencapai 1.446 pekerja yang sebagian besar adalah warga Sulawesi Tengah.
Pabrik hilirisasi lainnya di kawasan IMIP adalah PT CNGR Dung Xing New Energi. Pabrik itu adalah perusahaan patungan antara CNGR Advanced Material Co., Ltd., dan Rigqueza International PTE., Ltd.
General Affair Manager PT CNGR Yusnita mengatakan CNGR merupakan produsen nikel pertama di Asia Tenggara yang memproduksi nikel dengan kadar hingga 80%. Produk nikel itu terutama digunakan untuk bahan baku interior pesawat dan kereta cepat.
Selain itu, CNGR juga memproduksi nikel katoda dengan kapasitas produksi 60 ribu ton per tahun. Dia menambahkan, sebagian besar produksinya adalah untuk ekspor.
Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar mengatakan, kawasan IMIP menempati lahan 2.000 hektare dan akan diperluas menjadi 5.000 hektare. Saat ini ada 50 tenant yang menempati kawasan IMIP, baik yang sudah tahapan produksi, kontruksi, dan perencanaan.
“Tenant tersebut antara lain berasal dari Tiongkok, Jepang, Korea, Australia, dan Indonesia,” ujarnya.
Beberapa tenant utama dalam Kawasan IMIP adalah Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Dexin Steel Indonesia (DSI), QMB New
Energy Materials, Huayue Nickel Cobalt Indonesia (HYNC), CNGR Ding Xing New Energy (CDNE), dan Merdeka Tsinghan Indonesia (MTI).
Berdasarkan data PT IMIP, nilai investasi di kawasan industri tersebut dari 2015 hingga 2024 sudah mencapai US$34,3 miliar. Sementara itu, devisa yang diperoleh negara dari ekspor mencapai US$15,44 miliar pada 2024. Sementara itu, tenaga kerja yang dipekerjakan di kawasan itu mencapai 90 ribu orang. (Hde/E-1)
...
►
Necessary cookies enable essential site features like secure log-ins and consent preference adjustments. They do not store personal data.
None
►
Functional cookies support features like content sharing on social media, collecting feedback, and enabling third-party tools.
None
►
Analytical cookies track visitor interactions, providing insights on metrics like visitor count, bounce rate, and traffic sources.
None
►
Advertisement cookies deliver personalized ads based on your previous visits and analyze the effectiveness of ad campaigns.
None
►
Unclassified cookies are cookies that we are in the process of classifying, together with the providers of individual cookies.