Delonix Group meresmikan Hotel Model J di kawasan BSD, Tangerang, yang menawarkan konsep business travel modern. Foto/Istimewa.
TANGERANG – Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, kini ada pilihan baru untuk staycation. Delonix Group meresmikan Hotel Model J di kawasan BSD, Tangerang, yang menawarkan konsep business travel modern. Lokasinya strategis, dekat pusat bisnis sekaligus area hiburan keluarga.
Hotel ini hadir setelah sukses Model J di Bandara Soekarno-Hatta. Kehadiran Model J BSD memperluas pilihan akomodasi untuk wisatawan maupun pelancong bisnis. Delonix menyebut hotel ini mengusung gaya modern dengan nuansa hangat dan playful.
Baca juga: Menginap di Hotel Bintang 4 dan 5 Mulai Rp300.000
Yang menarik, hotel ini juga menghadirkan program loyalitas Betterwood bagi tamu. Program ini berbeda karena poin dihitung dari lama menginap, bukan seberapa besar belanja. Sistem ini membuat pengalaman menginap terasa lebih adil dan personal.
Interior dan layanan hotel dirancang dengan sentuhan indie pop yang manis dan penuh warna. Selain kamar nyaman, fasilitasnya mendukung kebutuhan bisnis maupun rekreasi. Pengunjung bisa menikmati pengalaman yang seimbang antara produktivitas dan relaksasi.
CEO Delonix Group, Alex Zheng, mengatakan pihaknya ingin menghadirkan pengalaman menginap lebih cerdas dan nyaman. “Kami tak hanya membangun hotel, tapi juga menciptakan pengalaman terpadu bagi tamu,” ujarnya. Dengan begitu, hotel ini cocok untuk tamu lokal maupun internasional.
Dengan hadirnya Model J BSD, kawasan Tangerang makin lengkap sebagai destinasi wisata dan bisnis. Hotel ini menambah pilihan akomodasi modern bagi warga Jabodetabek yang mencari pengalaman staycation berbeda. Kehadiran jaringan global Delonix juga diprediksi membawa standar baru di industri wisata Indonesia.
Perbedaan PPPK dan PNS.(Dok. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi)
Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah impian banyak orang di Indonesia. Hal ini bukan tanpa alasan, karena pekerjaan sebagai ASN menawarkan kestabilan dan rasa aman dalam berkarir.
Berbeda dengan sektor swasta atau startup yang sering menghadapi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), ASN dapat memberikan pekerjaan yang stabil hingga masa pensiun, bahkan dengan tunjangan pensiun.
Namun, penting untuk diketahui bahwa terdapat dua jenis jabatan dalam ASN, yaitu PNS dan PPPK, yang memiliki perbedaan signifikan dari berbagai aspek. Oleh karena itu, memahami perbedaan ini sangat penting agar Anda tidak salah memilih.
Baca juga : Daftar Formasi CPNS dan PPPK 2024, Cek Syarat dan Cara Daftar
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perbedaan antara PNS dan PPPK, mari kita bahas apa itu PNS dan PPPK.
Apa itu PNS dan PPPK?
Menurut Peraturan Pemerintah No. 94 tahun 2021, Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu dan diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Sementara itu, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), berdasarkan Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2020, adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu dan diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas jabatan pemerintahan.
Baca juga : Banyak Guru ASN PPPK yang Belum Dapat Penempatan, P2G: Cuma Jaga Perpustakaan
Secara umum, PNS adalah pegawai tetap yang bekerja di instansi pemerintahan dan memperoleh berbagai hak, termasuk tunjangan pensiun. Sedangkan PPPK adalah pegawai kontrak yang bekerja di instansi pemerintahan berdasarkan perjanjian kerja dalam jangka waktu tertentu.
Perbedaan PNS dan PPPK
Berikut adalah perbedaan mendasar antara PNS dan PPPK:
Status Jabatan
PNS: Pegawai tetap ASN.
PPPK: Pegawai kontrak ASN.
Gaji
PNS: Gaji pokok lebih bervariasi sesuai golongan.
PPPK: Gaji pokok cenderung lebih tetap dan terbatas.
Tunjangan yang Diterima
PNS: Menerima berbagai tunjangan, termasuk tunjangan pensiun.
PPPK: Tunjangan terbatas dan tidak termasuk tunjangan pensiun.
Tahapan Seleksi
PNS: Menghadapi seleksi administrasi, tes kemampuan dasar (SKD), dan tes kemampuan bidang (SKB).
PPPK: Hanya melalui seleksi administrasi dan tes kompetensi (manajerial, teknis, sosial kultural).
Batas Usia Melamar
PNS: Pelamar harus berusia minimal 18 tahun dan maksimal 35 tahun.
PPPK: Pelamar harus berusia minimal 20 tahun, dengan batas usia satu tahun sebelum batas usia jabatan yang dilamar.
Batas Usia Pensiun
PNS: Batas usia pensiun adalah 58 tahun untuk pejabat administrasi dan 60 tahun untuk pejabat pimpinan tinggi.
PPPK:
Pejabat Fungsional Ahli Muda, Ahli Pratama, dan Kategori Keterampilan: 58 tahun.
Pejabat Tinggi dan Pejabat Fungsional Madya: 60 tahun.
Sejak pertama tayang pada 2022, Family 100 sudah menjadi teman setia pemirsa di seluruh Indonesia. Foto/MNC Media
JAKARTA – Sejak pertama tayang pada 2022, Family 100 sudah menjadi teman setia pemirsa di seluruh Indonesia. Kini, program ini mencapai tonggak luar biasa: 1000 episode. Family 100 Indonesia hadir setiap hari pukul 19.45 WIB.
Angka ini bukan sekadar soal jumlah, tapi juga tentang ribuan momen seru yang menghibur banyak keluarga, dari tawa sampai haru, dan hadiah-hadiah yang tak kalah mengejutkan.
Selama perjalanannya, Family 100 bukan hanya game show biasa. Program ini sudah menjadi ruang kebersamaan bagi keluarga dari berbagai latar belakang.
Semua pernah hadir di panggung Family 100, mulai dari publik figur, tokoh masyarakat, hingga anak-anak sekolah, membawa cerita dan keseruan masing-masing. Dari malam ke malam, kebersamaan dan semangat positif terus terjaga, membuat acara ini selalu ditunggu.
Baca Juga: Family 100 Indonesia Rayakan Episode Ke-1000 : Lebih Meriah, Hadiah Melimpah
Untuk merayakan pencapaian istimewa ini, MNCTV menghadirkan “Family 100 Spesial 1000 Episode” yang tayang selama empat malam berturut-turut mulai Senin, 4 Agustus sampai Kamis, 7 Agustus 2025.
Setiap malam akan menyuguhkan tema berbeda, bintang tamu spesial, permainan yang lebih menegangkan, dan gimmick-gimmick baru yang belum pernah muncul sebelumnya.
Apakah Anda pernah berpikir tentang apa yang terjadi setelah membuat sebuah pilihan? Konsekuensi adalah hasil atau akibat dari keputusan yang kita buat. Setiap tindakan memiliki dampak, baik itu positif maupun negatif. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian konsekuensi, apa itu konsekuensi logis, dan bagaimana hal ini memengaruhi kehidupan sehari-hari. Artikel ini ditulis dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami oleh siswa kelas 7-8.
Apa Itu Konsekuensi?
Konsekuensi adalah hasil yang muncul setelah kita melakukan sesuatu. Misalnya, jika Anda memilih untuk belajar sebelum ujian, konsekuensinya mungkin nilai yang baik. Sebaliknya, jika Anda tidak belajar, konsekuensinya bisa nilai yang kurang memuaskan. Konsekuensi bisa berupa sesuatu yang kita inginkan atau tidak inginkan, tergantung pada pilihan kita.
Mengapa Konsekuensi Penting?
Memahami bahwa konsekuensi adalah bagian dari setiap pilihan membantu kita membuat keputusan yang lebih bijak. Ketika kita tahu apa yang mungkin terjadi, kita bisa memilih tindakan yang membawa hasil positif. Konsekuensi juga mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan.
Baca juga : Menakar Kecintaan terhadap Bahasa Indonesia
Apa Itu Konsekuensi Logis?
Konsekuensi logis adalah akibat yang secara langsung terkait dengan tindakan kita. Konsekuensi ini masuk akal dan bisa diprediksi. Misalnya, jika Anda lupa membawa payung saat hujan, konsekuensi logisnya adalah Anda akan basah. Berikut adalah beberapa contoh konsekuensi logis dalam kehidupan sehari-hari:
Jika Anda tidak mengerjakan PR, konsekuensi logisnya adalah mendapatkan teguran dari guru.
Jika Anda membantu teman, konsekuensi logisnya adalah teman Anda akan merasa senang dan mungkin membalas kebaikan Anda.
Jika Anda boros menggunakan uang jajan, konsekuensi logisnya adalah uang Anda cepat habis.
Perbedaan Konsekuensi Logis dan Tidak Logis
Tidak semua konsekuensi adalah logis. Konsekuensi tidak logis adalah akibat yang tidak sesuai dengan tindakan. Misalnya, jika Anda tidak mengerjakan PR, tetapi dihukum dengan tidak boleh bermain selama sebulan, itu adalah konsekuensi tidak logis karena hukumannya terlalu berat dan tidak langsung terkait. Konsekuensi logis lebih adil dan membantu kita belajar dari kesalahan.
Bagaimana Konsekuensi Mempengaruhi Hidup Kita?
Konsekuensi adalah bagian dari kehidupan. Setiap pilihan yang kita buat membentuk masa depan kita. Berikut adalah beberapa cara konsekuensi memengaruhi kita:
Mengajarkan Tanggung Jawab: Ketika kita menghadapi konsekuensi dari tindakan kita, kita belajar untuk bertanggung jawab.
Membantu Pengambilan Keputusan: Mengetahui konsekuensi membantu kita memilih tindakan yang lebih baik di masa depan.
Membentuk Karakter: Konsekuensi positif membuat kita termotivasi, sedangkan konsekuensi negatif mengajarkan kita untuk lebih berhati-hati.
Tips Menghadapi Konsekuensi
Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi konsekuensi dengan bijak:
Pikirkan sebelum bertindak. Tanyakan pada diri sendiri, “Apa konsekuensinya jika saya melakukan ini?”
Terima konsekuensi dengan lapang dada, terutama jika itu akibat dari kesalahan Anda.
Belajar dari konsekuensi untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
Kesimpulan
Konsekuensi adalah hasil dari setiap pilihan yang kita buat. Dengan memahami konsekuensi logis, kita bisa membuat keputusan yang lebih bijak dan bertanggung jawab. Ingatlah bahwa setiap tindakan memiliki dampak, jadi pikirkan baik-baik sebelum bertindak. Dengan cara ini, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik. (Z-2)
...
►
Necessary cookies enable essential site features like secure log-ins and consent preference adjustments. They do not store personal data.
None
►
Functional cookies support features like content sharing on social media, collecting feedback, and enabling third-party tools.
None
►
Analytical cookies track visitor interactions, providing insights on metrics like visitor count, bounce rate, and traffic sources.
None
►
Advertisement cookies deliver personalized ads based on your previous visits and analyze the effectiveness of ad campaigns.
None
►
Unclassified cookies are cookies that we are in the process of classifying, together with the providers of individual cookies.