Tak Ingin Hubungan dengan Rusia Retak, India Pertahankan Impor Minyak 1,75 Juta Barel per Hari

Tak Ingin Hubungan dengan Rusia Retak, India Pertahankan Impor Minyak 1,75 Juta Barel per Hari



loading…

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan penghargaan Order of St. Andrew the Apostle yang pertama kepada Perdana Menteri India Narendra Modi di Kremlin di Moskwa, Rusia, Selasa, 9 Juli 2024. FOTO/Sputnik/AP

JAKARTA – India tetap teguh mempertahankan impor minyak mentah dari Rusia sebesar 1,75 juta barel per hari, meski mendapat tekanan dan ancaman sanksi sekunder dari Amerika Serikat (AS). Pemerintah New Delhi menegaskan komitmennya untuk tidak mengorbankan hubungan strategis dengan Moskow yang telah terbangun puluhan tahun.

Kementerian Luar Negeri India menyatakan, kerja sama energi dengan Rusia bersifat “stabil dan telah teruji waktu”. Hubungan ini, menurut mereka, tidak seharusnya dipengaruhi oleh kepentingan negara ketiga, termasuk tekanan politik dari Washington.

Baca Juga: India Tak Gentar Hadapi Tarif Trump, Modi Pilih Lindungi Nasib Petani

Ancaman sanksi AS muncul menyusul pembelian besar-besaran minyak Rusia oleh India sejak konflik Ukraina meletus. AS berargumen bahwa transaksi tersebut mendanai upaya perang Rusia, sekaligus berupaya membatasi pendapatan energi Moskow. Namun, India menolak tunduk, menyebut pembelian minyak sebagai kepentingan nasional untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Ketegangan ini terjadi dalam konteks dinamika kelompok BRICS, yang semakin menunjukkan resistensi terhadap dominasi ekonomi Barat. Aliansi ini, yang awalnya digagas sebagai konsep ekonomi oleh Jim O’Neill dari Goldman Sachs pada 2001, kini menjadi wadah kerja sama alternatif di luar sistem keuangan global yang didominasi AS.

Brasil, misalnya, tetap bertahan meski tarif impor AS terhadap produknya naik hingga 50%. Pemerintah Presiden Lula da Silva menolak intervensi Washington, termasuk dalam kasus mantan Presiden Jair Bolsonaro yang kini berada dalam tahanan rumah.

Sementara, Afrika Selatan juga menunjukkan ketahanan ekonomi dengan mengendalikan inflasi dan menarik investasi asing, meski terkena tarif AS sebesar 30%. Dilansir dari Watcher Guru, Bank Sentral India (RBI) disebut-sebut mempertahankan level stabil USD/INR di kisaran 88 dengan fleksibilitas rupee yang meningkat seiring inflasi yang terkendali. Langkah ini memperkuat posisi India dalam menghadapi fluktuasi pasar global.

Pertahankan Disertasi, Pimpinan I BPK Nyoman Adhi Suryadnyana Raih Gelar Doktor

Pertahankan Disertasi, Pimpinan I BPK Nyoman Adhi Suryadnyana Raih Gelar Doktor



loading…

Pimpinan I BPK RI Nyoman Adhi Suryadnyana meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul Model Kemitraan Stratejik BPK dengan Industri Pertahanan: Studi Kasus pada PT Dirgantara Indonesia di UNJ, Jakarta. Foto/Istimewa

JAKARTA – Pimpinan I Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) RI Nyoman Adhi Suryadnyana meraih gelar doktor dengan pujian. Dia berhasil mempertahankan disertasi berjudul ‘Model Kemitraan Stratejik BPK dengan Industri Pertahanan: Studi Kasus pada PT Dirgantara Indonesia’ di Gedung Bung Hatta, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Nyoman Adhi berhasil mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya secara langsung di hadapan tim penguji yang diketuai Prof Dedi Purwana dan sekretaris Prof Umi Widyastuti. Dalam sidang terbuka tersebut, beberapa penguji melontarkan pertanyaan kritis, mengulik isi disertasi Nyoman Adhi.

Prof Kazan Gunawan selaku penguji mempertanyakan harapan Nyoman Adhi yang menjabat Pimpinan 1 BPK RI dari model NAS (Nexus of Accountability and Strategy) yang dibangun dalam disertasi tersebut. Pertanyaan Prof Kazan Gunawan ini membawa Nyoman Adhi menjelaskan poin penting dari model NAS dalam membangun kemitraan strategis antara BPK dengan lembaga atau instansi lain.

Baca Juga: Cerita Chyta, Lulusan Doktor Termuda Prodi Manajemen Pendidikan UNJ

Menurut Nyoman Adhi, model NAS mendorong peran BPK yang lebih strategis, tidak hanya untuk memeriksa laporan keuangan atau kepatuhan prosedural, tetapi untuk memberikan pandangan yang lebih menyeluruh dan jernih tentang bagaimana sumber daya negara dikelola, baik berupa dana, aset, maupun sumber daya manusia. Dengan demikian, BPK bisa bertransformasi dari fungsi ‘watchdog’ menjadi mitra strategis yang tidak hanya mengaudit, tetapi juga mengevaluasi, memberi arahan, dan memfasilitasi koordinasi antarlembaga terkait dalam industri pertahanan.

Pertanyaan kritis lain muncul dari penguji Prof Komaruddin terkait dampak dari model NAS yang bisa memperluas kewenangan BPK serta penerapan model NAS sebagai kebijakan. Merespons hal tersebut, Nyoman Adhi menegaskan bahwa Model NAS tidak memperluas kewenangan BPK secara struktural, tetapi menekankan pentingnya peran evaluatif yang antisipatif dan solutif, sesuai dengan tuntutan governance modern.

“BPK tidak mengambil alih peran pelaksana dan regulator, tetapi justru menjadi katalis transparansi dan efektivitas lintas sektor. Jadi, peran aktif BPK dalam Model NAS adalah bentuk adaptasi kelembagaan terhadap tantangan tata kelola nasional, khususnya di sektor industri strategis seperti pertahanan, tetapi semuanya itu tetap dalam fungsi koridor fungsi evaluatif,” jelasnya.

Timnas Inggris Sukses Pertahankan Gelar Piala Eropa Putri, Ini Daftar Juaranya

Timnas Inggris Sukses Pertahankan Gelar Piala Eropa Putri, Ini Daftar Juaranya


Timnas Inggris Sukses Pertahankan Gelar Piala Eropa Putri, Ini Daftar Juaranya
Pemain timnas Inggris melakukan selebrasi usai menjadi juara Piala Eropa Putri.(AFP/SEBASTIEN BOZON)

TIMNAS Inggris berhasil mencatatkan sejarah dengan mempertahankan gelar juara Piala Eropa Putri 2025 setelah mengalahkan Spanyol melalui drama adu penalti dengan skor 3-1 di final yang digelar di St. Jakob Park, Basel, Minggu (27/7) malam WIB.

Kemenangan ini menegaskan dominasi The Lionesses di kancah sepak bola putri Eropa, sekaligus menambah koleksi gelar mereka menjadi dua kali berturut-turut.

Timnas Jerman tetap menjadi tim tersukses dalam sejarah Piala Eropa Wanita dengan koleksi delapan gelar (1989, 1991, 1995, 1997, 2001, 2005, 2009, dan 2013).

Inggris kini menjadi tim kelima yang meraih dua trofi secara beruntun (2022 dan 2025), bersama dengan Swedia, Norwegia, Jerman, dan Belanda.

Spanyol, meski gagal di final 2025, menunjukkan potensi besar setelah menjadi juara Piala Dunia Putri 2023, namun belum pernah memenangkan Piala Eropa Putri.

Berikut adalah daftar lengkap juara Piala Eropa Putri dari awal penyelenggaraan hingga 2025, berdasarkan laman resmi UEFA:

  • 1984: Swedia
  • 1987: Norwegia
  • 1989: Jerman
  • 1991: Jerman
  • 1993: Norwegia
  • 1995: Jerman
  • 1997: Jerman
  • 2001: Jerman
  • 2005: Jerman
  • 2009: Jerman
  • 2013: Jerman
  • 2017: Belanda
  • 2022: Inggris
  • 2025: Inggris

Kemenangan timnas Inggris di 2025 menegaskan kebangkitan sepak bola putri di Negeri Ratu Elizabeth, dengan pelatih Sarina Wiegman dipuji sebagai otak di balik kesuksesan The Lionesses. (Ant/Z-1)