Rusa Purba Berukuran Mini Ternyata Pernah Menjelajah Seluruh Amerika Utara

Rusa Purba Berukuran Mini Ternyata Pernah Menjelajah Seluruh Amerika Utara


Rusa Purba Berukuran Mini Ternyata Pernah Menjelajah Seluruh Amerika Utara
Ilustrasi(freepik)

PARA ahli palenteolog menemukan fosil sisa-sisa rusa purba dari spesies yang telah punah bernama Eocoileus Gentryorum di Gray Fossil Site. Sebuah lokasi fosil dari periode Pliosen Awal di Timur Laut Tennessee, Amerika Serikat.

Menurut Dr. Blaine Schubert, direktur eksekutif Gray Fossil Site and Museum, lokasi ini terus memberikan penemuan luar biasa. Penemuan ini membantu mengubah pemahaman ilmuwan tentang kehidupan purba.

“Melalui penelitian kolaboratif, tim kami berhasil mengungkap cerita-crrita menakjubkan tentang bagaimana ekosistem berevolusi selama jutaan tahun,” ujar Schubert.

Ia juga menambahkan, Gray Fossil Site menyimpan jejak keberagaman satwa yang pernah hidup di wilayah Tennessee, mulai dari tapir dan mastodon hingga rusa purba. “Penemuan ini menunjukkan betapa kayanya kehidupan di masa lalu dan bagaimana beberapa spesies, seperti rusa, mampu bertahan dan beradaptasi melewati perubahan geologi selama jutaan tahun,” jelasnya.

Dalam penelitian terbaru, para paleontolog meneliti sisa-sisa fosil berupa tengkorak, satu gigi geraham atas, dan beberapa tulang tungkai. Fosil tersebut berasal dari Eocoileus gentryorum, spesies rusa purba yang pertama kali dideskripsikan pada tahun 2000.

Sebelumnya, fosil Eocoileus gentryorum hanya ditemukan di Florida. Oleh karena itu, penemuan baru di Tennessee sangat penting untuk memahami seberapa cepat spesies rusa purba ini menyebar di seluruh benua Amerika pada masa itu.

Menariknya, hasil penelitian ini juga mengungkap rusa purba ini berukuran lebih kecil dibandingkan dengan sebagian besar spesies rusa yang ada sekarang. Saat ini hanya Key Deer dari Florida dan Brocket Deer dari Amerika Tengah dan Selatan yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil.

Dr. Joshua Samuels dari East Tennessee State University menjelaskan bahwa bukti fosil dari Washington dan Florida menunjukkan penyebaran rusa purba ini berlangsung sangat cepat di seluruh Amerika Utara. Adaptasi mereka terhadap berbagai habitat, mulai dari Hutan Pasifik hingga Dataran Tinggi Appalachian, memungkinkan penyebaran tersebut.

Samuels menambahkan bahwa rusa ini kemungkinan besar memiliki peran ekologi yang sama di Hutan Appalachian. Mereka mampu bertahan dan berkembang meski terjadi perubahan iklim ekstrem dan pergeseran habitat yang telah memusnahkan banyak spesies herbivora besar lainnya. (Sci News/Z-2)

Kiladze, Kawah di Pluto Ini Ternyata Bisa Jadi Supervulkan Cryo yang Pernah Meletus Dahsyat

Kiladze, Kawah di Pluto Ini Ternyata Bisa Jadi Supervulkan Cryo yang Pernah Meletus Dahsyat


Kiladze,
Struktur misterius di Pluto yang sebelumnya dikira kawah tumbukan kini diperkirakan sebagai kaldera dari supervulkan cryo. (NASA)

SEBUAH struktur besar di Pluto yang sebelumnya diduga sebagai kawah tumbukan, kini diperkirakan merupakan kaldera dari supervulkan cryo yang meletus dalam beberapa juta tahun terakhir. Temuan ini membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang aktivitas geologi di planet kerdil tersebut.

Penemuan ini disampaikan Al Emran, ilmuwan planet dari Jet Propulsion Laboratory (JPL), dalam konferensi ilmiah bertajuk Progress in Understanding the Pluto System di Maryland, AS, Juli lalu.

“Kami menilai kemungkinan struktur ini sebagai kaldera vulkanik es (cryovolcanic caldera), bukan hasil tumbukan meteorit,” kata Emran. “Kemungkinan bentuknya lebih mirip Kaldera Yellowstone di Wyoming.”

Dari Kawah Tumbukan Menjadi Supervulkan

Struktur yang dinamakan Kiladze awalnya diklasifikasikan sebagai kawah akibat hantaman benda luar angkasa. Bentuk ovalnya dan kedalaman sekitar 3 kilometer memang menyerupai kawah. Namun ada yang janggal: kedalamannya melebihi kawah lain dengan ukuran serupa.

Secara umum, kedalaman kawah di tata surya memiliki rasio tertentu terhadap diameternya. Dengan diameter sekitar 4 km, Kiladze seharusnya hanya sedalam 2,7 km atau bahkan lebih dangkal karena permukaan Pluto yang aktif diperkirakan akan mengisi cekungan tersebut dari waktu ke waktu.

Namun kenyataannya, Kiladze lebih dalam dari yang semestinya. Inilah yang memunculkan dugaan bahwa struktur ini adalah kaldera, cekungan besar akibat letusan gunung berapi yang kemudian runtuh.

Letusan Dahsyat di Dunia Es

Jika benar, Kiladze bisa jadi merupakan supervulkan cryo, sejenis gunung berapi yang menyemburkan es dan senyawa kimia beku alih-alih lava panas. Tim peneliti memperkirakan letusannya bisa melemparkan hingga 1.000 kilometer kubik cryomagma (campuran air dan amonia beku) ke permukaan.

Letusan tersebut kemungkinan terjadi dalam satu peristiwa besar, atau beberapa kali secara bertahap. Yang jelas, material vulkaniknya tersebar hingga lebih dari 100 kilometer dari pusat kaldera. Hal itu pun diperkirakan merupakan estimasi konservatif karena batas resolusi wahana New Horizons tidak mampu mendeteksi partikel lebih kecil.

“Satu atau lebih letusan eksplosif yang menyebabkan kolapsnya kaldera ini kemungkinan besar menyebarkan cryomagma ke area yang sangat luas,” tulis para peneliti dalam jurnal The Planetary Science Journal.

Jejak Amonia: Petunjuk Usia dan Mekanisme

Kiladze terletak di sebelah utara Sputnik Planitia, wilayah es berbentuk hati yang ikonik di Pluto. Menariknya, di sekitar Kiladze ditemukan lapisan luas es air yang mengandung senyawa amoniak misterius, sesuatu yang tidak ditemukan di area Pluto lainnya.

Amonia diyakini berperan penting dalam aktivitas cryovolkanik Pluto. Senyawa ini dapat menurunkan titik beku air, memungkinkan campuran tetap cair lebih lama di bawah permukaan Pluto yang sangat dingin. Tekanan geologi kemudian mendorong campuran ini ke permukaan, menghasilkan letusan es.

Keberadaan amonia juga membantu menentukan usia letusan. Amonia murni mudah dihancurkan oleh radiasi matahari dan kosmik. Maka dari itu, jejaknya yang masih terdeteksi menunjukkan letusan Kiladze terjadi relatif baru, paling tidak dalam 3 juta tahun terakhir.

“Jika Kiladze meletus 3 juta tahun lalu, itu berarti interior Pluto mungkin masih menyimpan panas sisa hingga sekarang,” jelas Emran.

Pluto Tidak Sepenuhnya Beku?

Permukaan Pluto diselimuti kabut tipis akibat gas metana yang mengembun dan jatuh kembali dalam bentuk partikel. Lapisan kabut ini biasanya menutupi fitur geologi seperti es air.

Namun, di sekitar Kiladze, es air justru terlihat jelas. Ini mengindikasikan  lapisan kabut belum sempat menutupinya seluruhnya, proses yang memerlukan waktu sekitar 3 juta tahun. Ini makin memperkuat dugaan bahwa letusan terjadi pada era geologi yang sangat muda. (Space/Z-2)

Saya Tidak Pernah Berbicara Warna

Saya Tidak Pernah Berbicara Warna



loading…

Presiden ke-7 Jokowi saat memberikan keterangan pers, Kamis (31/7/2025). Foto: Ary Wahyu Wibowo.

SOLO – Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai isu jaket biru yang diduga menjadi dalang terkait tuduhan ijazah palsu. Jokowi mengaku tidak pernah berbicara mengenai warna.

“Nggak ada, saya nggak pernah berbicara warna,” kata Jokowi saat dijumpai di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Kamis (31/7/2025).

Saat ditanya mengenai sosok orang besar yang pernah disebut, Jokowi enggan membeberkan. “Bukan tidak mengetahui, saya sampaikan ada orang besar yang memback up,” ucapnya.

Baca juga: Mulyono Dikabarkan Calo Terminal Tirtonadi Solo, Jokowi: Semua Kok Diragukan

Jokowi meminta agar jangan sampai ada yang merasa tertuduh. Jokowi juga menegaskan sosok orang besar yang dimaksud bukan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Beliau adalah negarawan yang baik,” tuturnya.

Jokowi juga membeberkan sosok Mulyono yang belakangan dikabarkan sebagai calo di Terminal Tirtonadi Solo.

“Semua kok diragukan, ijazah diragukan, skripsi diragukan, KKN diragukan, teman diragukan,” kata Jokowi saat dijumpai di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Kamis (31/7/2025).