Upacara HUT ke-80 RI di IKN Berlangsung Khidmat Meski Tanpa Kehadiran Pejabat Pusat

Upacara HUT ke-80 RI di IKN Berlangsung Khidmat Meski Tanpa Kehadiran Pejabat Pusat


Upacara HUT ke-80 RI di IKN Berlangsung Khidmat Meski Tanpa Kehadiran Pejabat Pusat
Upacara HUT ke-80 RI di IKN, Kalimantan Timur.(MI/Yovanda Izabella)

OTORITA Ibu Kota Nusantara (IKN) menyelenggarakan upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Plasa Seremoni, Nusantara, Minggu (17/8).

Upacara dipimpin langsung oleh Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono. Meski tidak dihadiri pejabat pemerintah pusat, jalannya prosesi tetap berlangsung khidmat dengan semangat kebangsaan yang kuat dari jajaran internal Otorita Nusantara.

Tercatat sekitar 3.000 peserta mengikuti upacara, terdiri atas unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, tokoh masyarakat, mahasiswa, pelajar dari Penajam Paser Utara, serta aparat TNI dan Polri. Sejumlah peserta tampak mengenakan busana adat Nusantara, termasuk Basuki yang hadir dengan pakaian adat Dayak. Komandan upacara dipercayakan kepada Kolonel CPM Joni Kuswaryanto, sementara pembacaan teks UUD 1945 dilakukan oleh Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan OIKN, Thomas Umbu Pati.

Dalam sambutannya, Basuki menegaskan pesan kemerdekaan tahun ini adalah melanjutkan pembangunan IKN sesuai arahan Menteri Sekretaris Negara. “Kalau pesannya saya terima dari Mensesneg, lanjutkan IKN,” ujarnya penuh optimisme. Ia juga bersyukur upacara berjalan lancar dengan cuaca cerah yang menambah semangat peserta.

Thomas Umbu Pati selaku Ketua Panitia menuturkan, meski digelar internal oleh Otorita IKN, upacara ini tetap dibuka untuk publik. “Kami membuka pintu agar masyarakat bisa ikut menyaksikan peristiwa bersejarah ini,” jelasnya.

Demi kelancaran kegiatan, panitia menyiapkan pengamanan dengan melibatkan 80 personel gabungan, terdiri dari unsur internal OIKN, Satgas, Polsek, dan Koramil. Kehadiran aparat memastikan jalannya prosesi berlangsung aman dan tertib.

Berbeda dari tahun sebelumnya yang hanya menayangkan detik-detik proklamasi secara virtual dari Istana Negara, tahun ini upacara di Nusantara dilaksanakan lebih awal sesuai izin dari Panitia Sekretariat Negara. “Kami ingin menunjukkan bahwa Nusantara merupakan bagian penting dari peringatan kemerdekaan nasional,” tambah Thomas.

Sebagai rangkaian penutup, pesta rakyat turut digelar dan terbuka bagi masyarakat luas, menjadi ajang kebersamaan sekaligus perayaan kemerdekaan di IKN. (E-4)

Alunan Musik Tradisional Pelajar Belu Sambut Kedatangan Pejabat di Istana

Alunan Musik Tradisional Pelajar Belu Sambut Kedatangan Pejabat di Istana


Alunan Musik Tradisional Pelajar Belu Sambut Kedatangan Pejabat di Istana
17 pelajar SMP Negeri Sadi Veto Timur di Istana Kepresidenan.(MGN)

SEBANYAK 17 pelajar dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Sadi Veto Timur turut meramaikan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Mereka menampilkan pertunjukan dengan alat musik tradisional.

Pantauan Metrotvnews.com, belasan pelajar itu tampil gemulai dan apik ketika menyambut kedatangan tamu di belakang Istana Negara. Lagu-lagu yang dimainkan mulai dari daerah, perjuangan, hingga nusantara.

Ikuti Alunan?

Mereka juga memainkan musik sambil bergoyang mengikuti alunan. Hal ini menjadi daya tarik bagi para tamu hingga kepala negara yang hadir di Istana.

Peringatan upacara HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia akan digelar secara khidmat di Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu, 17 Agustus 2025. Upacara dimulai sekitar pukul 09.40 WIB.

Selain itu, sejak pagi buta, ribuan warga mulai memadati kawasan Istana. Banyak warga mengenakan busana bernuansa merah putih, sebagian lainnya tampil lebih istimewa dengan pakaian adat dari berbagai daerah.

(Bob/P-3)

Misteri Piring Sabu Artefak Unik dari Makam Pejabat Mesir Kuno

Misteri Piring Sabu Artefak Unik dari Makam Pejabat Mesir Kuno


Misteri Piring Sabu: Artefak Unik dari Makam Pejabat Mesir Kuno
Piring Sabu, artefak batu unik dari Dinasti Pertama Mesir Kuno, ditemukan di makam Sabu di Saqqara. (Alamy)

SEBUAH wadah batu unik ditemukan pada 1936 di makam Sabu, pejabat Mesir Kuno dari Dinasti Pertama, di kompleks pemakaman Saqqara. Benda yang kini dikenal sebagai Piring Sabu ini awalnya ditemukan dalam keadaan pecah dan telah direkonstruksi. Saat ini, artefak tersebut tersimpan di Museum Mesir, Kairo.

Makam Sabu, berbentuk mastaba, bangunan persegi panjang berdinding miring dengan atap datar, digali arkeolog Inggris Walter Emery. Dalam laporannya, Emery menulis ruang pemakaman telah dijarah perhiasan dan logam berharganya. Meski begitu, kerangka Sabu masih utuh di dalam peti kayu, dikelilingi puluhan wadah batu dan tembikar, alat-alat batu api dan tembaga, sisa dua ekor lembu, serta sebuah mangkuk batu yang tidak biasa.

Piring Sabu berdiameter 61 cm dan tinggi 10 cm, terbuat dari metasiltstone, batuan sedimen yang telah mengalami metamorfosis ringan. Bentuknya datar dan lebar seperti mangkuk batu lain dari era itu, namun dihiasi tiga bilah tipis melengkung yang menjulang dari tepinya, menyerupai setir mobil, baling-baling, atau penutup roda.

Desain unik ini memicu berbagai spekulasi, mulai dari bagian turbin air hingga komponen pesawat luar angkasa alien. Ada pula teori yang menyebutnya sebagai wadah pembuatan bir. Namun sebagian besar arkeolog meyakini fungsinya serupa dengan mangkuk lebar lain pada masa Mesir Kuno, kemungkinan untuk menyimpan makanan atau minyak. Kehalusan bahan dan ukirannya menunjukkan piring ini bukan untuk penggunaan sehari-hari, melainkan persembahan bagi Sabu di alam baka. (Live Science/Z-2)

Saling Serang antara Trump dan Pejabat Rusia Picu Ketegangan Baru


Saling Serang antara Trump dan Pejabat Rusia Picu Ketegangan Baru
Presiden AS Donald Trump.(Anadolu)

KETEGANGAN antara Amerika Serikat dan Rusia kembali meningkat dipicu oleh saling serang antara Presiden AS Donald Trump dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, di media sosial. 

Perselisihan yang semula hanya berupa perang kata-kata itu berubah menjadi konfrontasi serius setelah Trump memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir sebagai respons atas pernyataan Medvedev yang dianggap provokatif.

Selama beberapa hari terakhir, kedua tokoh tersebut terlibat adu sindiran tajam secara daring. Ketegangan personal antara pemimpin politik dari kedua negara kini menambah kompleksitas krisis geopolitik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Medvedev mengecam ancaman Trump terkait sanksi baru terhadap Rusia serta menyindir kondisi ekonomi yang disebut Trump sebagai mati di Rusia dan India.

Dalam salah satu unggahannya di platform X, Medvedev menulis Trump kerap memainkan jurus ultimatum dan memperingatkan Rusia sebagai kekuatan besar yang tidak bisa dianggap enteng.

Trump merespons dengan menyebut Medvedev sebagai mantan presiden gagal Rusia yang merasa dirinya masih menjabat.

“Dia sebaiknya jaga ucapannya. Dia sedang memasuki wilayah yang sangat berbahaya,” kata Trump.

Medvedev bahkan menyebut sistem Dead Hand dalam unggahan di Telegram. Yang diucapkannya ialah sebuah sistem peluncuran otomatis senjata nuklir era Perang Dingin.

Hal itu ditanggapi sebagai ancaman terselubung. Merespons hal tersebut, Trump menuturkan dalam wawancaranya dengan Newsmax soal referensi Medvedev terhadap senjata nuklir membuatnya bertindak cepat.

“Ketika kamu menyebut kata nuklir, mata saya langsung terbuka dan saya berpikir, kita harus berhati-hati, karena ini adalah ancaman paling mematikan,” ujar Trump. 

Ia pun mengaku telah menginstruksikan penempatan dua kapal selam nuklir lebih dekat ke Rusia meski tanpa menjelaskan apakah kapal tersebut membawa senjata nuklir atau hanya berteknologi nuklir.

Washington dikenal menjaga kapal selam bersenjata nuklir sebagai bagian dari sistem pertahanan strategis nuclear triad, yang mencakup peluncuran dari darat, laut, dan udara. (AFP/I-1)