Bukan karena Gaya Hidup, Ini Penyebab Kanker Payudara yang Diderita Mpok Alpa

Bukan karena Gaya Hidup, Ini Penyebab Kanker Payudara yang Diderita Mpok Alpa



loading…

Presenter sekaligus komedian Nina Carolina atau Mpok Alpa meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker payudara pada Jumat (15/8/2025). Foto/Instagram Mpok Alpa.

JAKARTA – Kepergian Nina Carolina alias Mpok Alpa masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat. Presenter sekaligus komedian itu meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker payudara pada Jumat (15/8/2025).

Suami Mpok Alpa, Aji Darmaji, menjelaskan kalau penyakit yang diderita sang istri muncul karena faktor genetik dari ibundanya.

“Oh iya jadi almarhumah ini divonis genetik dari ibunya gitu cuma mungkin enggak ganas, enggak aktif, keponakan juga sama empat kali operasi kaya gitu enggak aktif. Abangnya juga sama cuma enggak aktif, genetik emang,” tutur Aji Darmaji di Ciganjur, Jakarta Selatan.

Baca juga: Kronologi Mpok Alpa Alami Kanker Payudara Usai Lahiran Anak Kembar, Awalnya Dikira Kantung Susu

Sementara itu, Aji menjelaskan jika Mpok Alpa semasa hidup kerap menjaga pola makan sehat. Bahkan, Mpok Alpa sangat selektif untuk urusan makanan.

Berikut Penyebab, Gejala, hingga Pengobatan Kanker Payudara

Berikut Penyebab, Gejala, hingga Pengobatan Kanker Payudara


Berikut Penyebab, Gejala, hingga Pengobatan Kanker Payudara
Ilustrasi.(freepik)

KANKER Payudara merupakan kondisi sel-sel ganas berkembang di dalam jaringan payudara. Biasanya, kanker payudara ini dimulai di saluran lobulus kelenjar penghasil air susu ibu atau ASI.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sampai saat ini, belum diketahui secara pasti mengenai penyebab kanker payudara yang terjadi dalam tubuh seseorang. Namun beberapa hal dapat penyebab munculnya kanker payudara, diantaranya seperti perokok aktif maupun pasif, haid pertama pada umur kurang dari usia 12 tahun, tidak pernah menyusui anak, melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun, pola makan yang buruk, dan riwayat penyakit kanker pada anggota keluarga.

Gejala yang ditimbulkan pun beragam, mulai dari benjolan atau perubahan bentuk pada payudara, pembengkakan pada ketiak, perubahan pada kulit payudara, seperti kemerahan atau pengkerutan, perubahan pada puting susu, seperti retraksi atau keluarnya cairan, dan nyeri atau ketidaknyamanan pada payudara.

Deteksi Dini Kanker Payudara

Sebagian besar pasien kanker datang berobat pada stadium lanjut. Untuk menemukan kanker payudara pada stadium yang lebih dini, terdapat deteksi dini kanker payudara dengan 2 hal, yaitu SADARI yaitu Pemeriksaan Payudara Sendiri dan upaya lainnya yakni SADANIS yaitu Pemeriksaan Payudara secara Klinis yang dilakukan oleh tenaga kesehan.

Dengan menghindari potensi munculnya kanker payudara, dan melakukan deteksi dini  diharapkan penderita bisa segera menemukan kanker pada stadium yang lebih dini. Hal ini dapat meningkatkan peluang kesembuhan hingga 80-90%. Jika seorang wanita yang menemukan kelainan pada saat melakukan SADARI, dapat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan SADANIS. 

Pengobatan Kanker Payudara

Pengobatan kanker payudara dapat dilakukan dengan bedah, radioterapi, kemoterapi, hingga terapi hormon.

  • Bedah yaitu prosedur pembedahan dapat meliputi pengangkatan tumor (lumpektomi atau mastektomi) dan pengangkatan kelenjar getah bening yang terkena.
  • Radioterapi yakni Penggunaan sinar radiasi untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tersisa setelah operasi.
  • Kemoterapi seperti penggunaan obat-obatan kanker untuk membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh.
  • Terapi hormon adalah pemberian obat hormonal untuk memblokir pengaruh hormon yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. (H-4)