Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Berangsur Turun

Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Berangsur Turun


Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Berangsur Turun
Pekerja mengangkat karung beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta.(Antara/Rosa Panggabean)

KETUA Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid menyampaikan, kondisi perdagangan beras di Cipinang mulai menunjukkan perbaikan. Ia menilai harga beras sudah mulai mereda seiring dengan kelancaran pasokan.

“Alhamdulillah, di Pasar Induk Cipinang kelihatannya sudah mulai kondusif, harga sudah mulai merangkak turun. Mudah-mudahan dapat terus membaik ke depan,” ujarnya dikutip dari siaran pers yang diterima, Selasa (19/8).

Menurut Zulkifli, kelangkaan beras di sejumlah ritel modern justru memberikan dampak positif bagi pedagang di PIBC. Kondisi ini membuat aktivitas jual beli di pasar induk lebih bergairah. Meski begitu, ia menekankan bahwa dinamika perberasan nasional harus dilihat secara menyeluruh, mulai dari sisi produksi hingga distribusi.

Ia pun mendukung langkah pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan), yang terus mendorong peningkatan produksi padi sekaligus menata tata niaga beras nasional. Menurutnya, kebijakan Kementan yang mendorong sinergi petani, penggilingan padi, Bulog, dan pedagang pasar merupakan strategi penting untuk menjaga kestabilan harga sekaligus melindungi konsumen.

“Sudah 80 tahun kita merdeka, kita berharap bagaimana merdeka itu bisa benar-benar kita miliki,” ucapnya.

Zulkifli menegaskan bahwa kemandirian pangan adalah wujud nyata dari kemerdekaan yang harus dijaga bersama. Karena itu, ia berharap tren penurunan harga beras di Cipinang terus berlanjut, sejalan dengan langkah strategis pemerintah di sektor pertanian.

“Harapan kita itu saja, mudah-mudahan ke depan lebih cerah dan bergairah kembali, termasuk pasar dan harga beras bisa pulih kembali,” pungkasnya. 

Turun sesuai HET

Sementara itu, tren penurunan harga beras juga diungkap dalam pemantauan yang dilakukan Perum Bulog pada Jumat (15/08) lalu di 36 provinsi. Pemantauan memperlihatkan bahwa harga beras premium dan medium di sebagian besar wilayah telah mengalami penurunan, bahkan di sejumlah daerah telah sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan, tren penurunan harga ini tidak lepas dari intensifnya distribusi beras SPHP yang dilakukan Bulog sejak awal Juli 2025. 

“Hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa strategi penyaluran SPHP berhasil menekan harga dan menjaga ketersediaan beras di pasaran. Ini membuktikan bahwa intervensi pasar yang kita lakukan berjalan efektif,” ujarnya.

Dari hasil pengecekan, untuk beras premium di ritel modern tercatat 12 provinsi yang harga jualnya telah sesuai HET dan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan harga. Di pasar tradisional, 6 provinsi telah sesuai HET dan 13 provinsi mengalami penurunan harga. 

Di sisi lain, untuk beras medium di ritel modern terdapat 5 provinsi yang telah sesuai HET dan 7 provinsi mengalami penurunan harga, sementara di pasar tradisional 6 provinsi telah sesuai HET dan 17 provinsi mengalami penurunan harga.

Bulog, sambung dia, telah menetapkan rencana penyaluran SPHP untuk enam bulan ke depan, yaitu Juli hingga Desember 2025, dengan target penyaluran stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1,3 juta ton. Penyaluran ini dilakukan melalui jaringan distribusi yang luas, melibatkan ritel modern, pasar tradisional, hingga mitra penyalur di daerah.

Sesuai arahan Mentan Amran Sulaiman, penyaluran beras SPHP akan dikonsentrasikan di wilayah-wilayah yang masih mengalami kenaikan harga signifikan. Sementara wilayah yang terpantau sedang panen, penyaluran beras SPHP akan dikurangi atau bahkan dihentikan. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga harga di tingkat petani. (Fal/E-1)

Polres Priok Cek Pasar Muara Angke, Jaga Stok Sembako Aman dan Harga Stabil

Polres Priok Cek Pasar Muara Angke, Jaga Stok Sembako Aman dan Harga Stabil



loading…

Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok mengecek stok beras di PD Pasar Muara Angke, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (15/8/2025). Foto/Dok. SindoNews

JAKARTA – Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok mengecek stok beras di PD Pasar Muara Angke, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat, (15/8/2025). Kegiatan ini untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga sembako , khususnya beras.

Pengecekan dipimpin Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok dipimpin Kasatreskrim AKP I.G.N.P. Krisnha Narayana serta melibatkan jajaran dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Kecamatan Penjaringan. Kegiatan ini sebagai tindak lanjut atas instruksi Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menjaga ketahanan pangan nasional serta menghindari terjadinya kelangkaan serta spekulasi khususnya harga beras di pasar. Baca juga: Beras Mahal dan Langka di Tengah Klaim Surplus 3,5 Juta Ton, Ombudsman: Sudah Genting

Dalam kegiatan tersebut, dilakukan pengecekan terhadap dua pelaku usaha yang memiliki gudang penyimpanan beras, yakni: Toko Dewi Sri, Total stok 425 kg dan Toko Abadi Jaya Yonnasir, Total stok: 4.400 kg

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Martuasah H Tobing menjelaskan dari hasil pemeriksaan menunjukkan stok beras yang dimiliki para pelaku usaha masih dalam batas wajar. Dinas PPKUKM menyatakan bahwa hingga saat ini belum ditemukan indikasi praktik penimbunan atau pelanggaran lainnya.

“Kami juga memberikan himbauan langsung kepada para pedagang untuk selalu mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk larangan melakukan penimbunan dan pengoplosan beras yang dapat menyebabkan kelangkaan serta ketidakstabilan harga di masyarakat,” kata Martuasah. Baca juga: Polres Priok Gelar GPM, Siapkan 4 Ton Beras untuk Buruh dan Sopir

Sebagai langkah antisipasi, apabila ditemukan dugaan penimbunan di kemudian hari, pelaku usaha akan diberikan waktu selama 2 (dua) hari kedepan untuk menindaklanjuti (hingga batas waktu 17 Agustus 2025). Jika tidak ada upaya perbaikan, maka akan diambil tindakan tegas melalui proses hukum.

“Kegiatan ini akan terus dilakukan oleh Satgas Pangan Polri secara berkelanjutan sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan nasional,” tuturnya.

(poe)

Kejari Sukabumi dan Cianjur Gelar Pasar Murah, Bantu Stabilkan Harga dan Pasokan

Kejari Sukabumi dan Cianjur Gelar Pasar Murah, Bantu Stabilkan Harga dan Pasokan


Kejari Sukabumi dan Cianjur Gelar Pasar Murah, Bantu Stabilkan Harga dan Pasokan
Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi menggelar pasar murah untuk masyarakat.(MI/BENNY BASTIANDY)

KORPS Adhyaksa mulai bergerak turut menekan inflasi dan menstabilkan harga berbagai komoditas kebutuhan pokok masyarakat. Satu di antaranya dengan menggelar pasar murah bagi masyarakat yang membutuhkan serta bazar UMKM.

Di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pasar murah digelar Kejaksaan Negeri setempat di Lapang Sepakbola Padjajaran di Kecamatan Cibadak, Selasa (12/8).

Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi, Romiyasi, mengatakan selain untuk menekan inflasi dan stabilisasi harga, pasar murah juga merupakan rangkaian kegiatan Hari Lahir ke-80 Kejaksaan. Kegiatannya yang diinisiasi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat itu digelar secara serentak di 27 kejaksaan negeri kota dan kabupaten.

“Kegiatan ini bisa terlaksana berkat kerja sama dengan Pemkab Sukabumi. Tujuan intinya untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat,” ujarnya, Selasa (12/8).

Pasar murah kejaksaan dihadiri Bupati Sukabumi Asep Japar, unsur Forkopimda setempat, serta para pimpinan perangkat daerah di lingkup Pemkab Sukabumi. Pada kesempatan itu diserahkan bantuan 100 paket sembako kepada penerima manfaat.

“Dengan kegiatan ini diharapkan bisa juga menjaga stabilitas pasokan serta harga komoditas pangan,” ucapnya.

Bupati Sukabumi, Asep Japar, mengapresiasi kegiatan pasar murah sekaligus bazar UMKM. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu pengendalian inflasi, menjaga harga pangan, dan memberikan solusi konkret dalam penyediaan dan distribusi pangan terjangkau.

“Begitu juga bagi para pelaku UMKM, diharapkan bisa mendorong perekonomian mereka. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini bisa terwujud Kabupaten Sukabumi yang Mubarakah,” pungkasnya.

Kegiatan serupa juga digelar di halaman kantor Kejaksaan Negeri Cianjur dan Kejaksaan Negeri Kota Sukabumi.

 

Menanti Klarifikasi AS Soal Tarif Impor Emas Batangan, Pasar Logam Mulia Was-was

Menanti Klarifikasi AS Soal Tarif Impor Emas Batangan, Pasar Logam Mulia Was-was



loading…

Para trader atau pelaku pasar menanti penjelasan dari Gedung Putih mengenai kebijakan tarif terbarunya terhadap impor emas batangan. Foto/Dok

JAKARTA – Para trader atau pelaku pasar menanti penjelasan dari Gedung Putih mengenai kebijakan tarif terbarunya terhadap impor emas batangan . Sebelumnya sebuah lembaga pemerintah Amerika Serikat (AS) mengejutkan pasar dengan mengumumkan bahwa emas batangan seberat 100 ons dan satu kilogram akan dikenakan tarif.

Harga emas berjangka AS mencatat rekor tertinggi pada Jumat (8/8) kemarin setelah laporan bahwa pemerintah AS mengenakan tarif impor untuk emas batangan berukuran 1 kilogram. Harga emas spot stabil di level USD3.396,92 per ons, setelah sempat menyentuh titik tertinggi sejak 23 Juli pada awal sesi.

Secara mingguan, harga emas batangan telah naik sekitar 1%. Sedangkan pada hari ini, harga emas diperdagangkan sekitar USD62 per ons di atas patokan spot global. Selisih harga antara pusat perdagangan di AS dan London turun di bawah USD60 per ons sebagai reaksi terhadap berita tersebut, setelah sebelumnya melonjak di atas USD100 sebagai respons terhadap kejutan tarif awal.

Baca Juga: AS Terapkan Tarif Impor Emas Batangan, Analis: Pasar Logam Mulia Global Bakal Terguncang

Kebijakan Washington memiliki implikasi luas terhadap aliran bullion di seluruh dunia, dan berpotensi menganggu kelancaran kontrak berjangka AS. Pemerintahan telah membebaskan logam mulia dari bea cukai pada bulan April lalu, dan hingga ada kejelasan jangka panjang, para pelaku pasar mengatakan, pasar logam mulia akan tetap waspada.

“Kami melihat berbagai segmen pasar emas berperilaku dengan tertib saat industri menunggu klarifikasi potensial ini,” tulis Joseph Cavatoni, kepala strategi pasar untuk Amerika Utara di Dewan Emas Dunia, dalam sebuah postingan di LinkedIn seperti dilansir Bloomberg.

“Kami akan terus memantau situasi ini dan memperbarui penelitian serta wawasan kami seiring informasi yang semakin jelas,” paparnya.

Ibas Ingin Kakao Pacitan Tembus Pasar Internasional, Hilirisasi, dan Produktivitasnya Naik

Ibas Ingin Kakao Pacitan Tembus Pasar Internasional, Hilirisasi, dan Produktivitasnya Naik


Ibas Ingin Kakao Pacitan Tembus Pasar Internasional, Hilirisasi, dan Produktivitasnya Naik
Edhie Baskoro Yudhoyono (tengah).(dok.istimewa)

PENGEMBANGAN kakao Pacitan sebagai bagian dari upaya kemandirian dan ketahanan pangan nasional harus menjadi perhatian. Lebih lagi, mutu biji kakao lokal Pacitan telah menjuarai berbagai kompetisi serta mendorong peningkatan produktivitas, hilirisasi, dan ekspor agar komoditas itu mampu menembus pasar internasional. 

Menurut legislator dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) penguatan sektor kakao akan meningkatkan kesejahteraan petani dengan produk berkualitas yang mampu bersaing secara global. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu juga menyampaikan rasa bangganya atas capaian Desa Gawang yang berhasil menghasilkan biji kakao berkualitas tinggi. 

“Kualitas biji kakao di Desa Gawang yang menjadi juara berbagai kompetisi adalah hasil kerja keras dan jerih payah Bapak-Ibu semua di sini. Itu adalah kebanggaan kita bersama. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi,” ujar Ibas saat meninjau perkebunan kakao di Desa Gawang, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu, dikutip Senin (11/8).

Rasa Kakao?

Ibas kemudian duduk santai di kebun sambil berdialog di depan tumpukan buah kakao yang sudah dipanen bersama para petani Desa Gawang. Ia bahkan sempat mencicipi buah kakao yang baru dikupas.

“Kalau yang dikirim ke kota-kota itu bijinya, ya? Yang selalu diemut-emut ini? Ternyata asam ya?” tanyanya, yang mengundang tawa warga. 

“Iya, Mas,” jawab warga. “Tapi kalau sudah dikeringkan dan jadi bakal cokelat, rasanya bisa berbeda, ya,” lanjut Ibas. “Jadi kalau satu pohon bisa berapa kilo?” tanyanya. 

“Panen umur 4-5 bulan bisa menghasilkan satu sampai satu setengah kilo biji kering, Mas,” jawab Gapoktan Tani Cokelat Setyo, Istiyanto. “Kami juga menggunakan pupuk organik dari hewan ternak dan NPK untuk memperkuat nutrisi tanaman,” tambahnya.

Sejak Lama?

Perkebunan Kakao Desa Gawang sudah dikembangkan sejak 2007. “Wah, sudah hampir 20 tahun berarti ya jatuh bangun pelestarian dan pengembangan kebun Kakao ini. Proses asam-manisnya sudah dirasakan dan akan terus kami dukung supaya semakin subur, berlimpah panen dan produksinya,” kata Ibas sambil meminum es kelapa muda dari warga. 

Setelah melihat kebun kakao, Ibas melanjutkan perjalanan ke fasilitas Solar Dryer, alat pengering yang memanfaatkan energi matahari untuk mengeringkan biji kakao setelah proses fermentasi. Ia mengamati hamparan biji kakao yang sedang dikeringkan dan mencicipi hasilnya.

Nilai Ekonomi?

Legislator asal Dapil Jawa Timur VII itu turut menceritakan manfaat kakao yang tidak hanya memberikan nilai ekonomi, tetapi juga kesehatan. Ia menggambarkan bagaimana cokelat menjadi sumber energi bagi para pendaki gunung, sembari mengaitkannya dengan potensi besar kakao Desa Gawang.

“Biasanya, Bapak-Ibu, bagi para pendaki gunung, satu atau dua gigitan cokelat bisa memberikan energi untuk mencapai puncak tertinggi. Dengan iklim yang sejuk, tanah subur, dan tanaman kakao yang kuat, Desa Gawang punya peluang besar untuk terus menjadi andalan produksi kakao di Indonesia,” tuturnya.

Peningkatan Produktivitas?

Lebih lanjut, Ibas menekankan pentingnya peningkatan produktivitas dan diversifikasi produk kakao. Ia mendorong pengembangan bibit unggul, pemanfaatan solar dome untuk pengeringan, pelatihan berkelanjutan bagi petani, serta peluang pembenihan bibit tanaman kakao.

“Harga kakao berkualitas bisa mencapai Rp40 ribu hingga Rp180 ribu per kilogram, tergantung kualitasnya. Ke depan, kita harus berani bermimpi agar Pacitan juga memproduksi cokelat olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Kita dorong agar pelatihan kakao terus berkelanjutan sehingga dapat menemukan cara yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih menguntungkan,” jelasnya.

Potensi Kakao?

Ibas, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin dan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, menyoroti potensi kakao Pacitan untuk menembus pasar internasional.

“Seperti halnya kopi, Indonesia adalah negara keempat terbesar penghasil kakao di dunia, namun kebutuhan dunia masih sangat tinggi. Eropa, Amerika, Jepang, semuanya menyukai cokelat dan memiliki daya beli besar. Jika kita serius mengembangkan kakao di Pacitan secara masif, saya yakin dapat mencapai tahap ekspor dan memberikan kontribusi besar pada pendapatan daerah dan negara,” tegasnya.

Perlu Hilirisasi?

Tidak hanya itu, Edhie Baskoro menegaskan pentingnya hilirisasi agar biji kakao dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah. “Jika biji kakao hanya dijual mentah, nilai jualnya terbatas. Namun jika diolah menjadi produk seperti cokelat batangan, minuman cokelat, atau oleh-oleh khas Pacitan, harganya bisa meningkat 10 sampai 20 kali lipat. 

Apalagi Pacitan kaya akan tempat wisata seperti pantai, gua, dan panorama alam yang bisa menjadi pasar tersendiri bagi produk-produk tersebut. Menurut Ibas, pengembangan perkebunan kakao di Pacitan ini sejalan dengan program ketahanan pangan Presiden Prabowo.

“Jika hal ini memang menguntungkan untuk usaha, petani, dan pekebun kakao, maka harus kita dukung terus. Ini adalah bagian dari pengembangan produksi dalam negeri, komoditas, dan ekspor. Dengan demikian, program ketahanan pangan Presiden Prabowo bisa terus didukung dan dijalankan,” ujarnya.

Komitmen Kuat?

Dalam dialog dengan warga dan kelompok tani, Ibas menegaskan komitmennya untuk mendukung kesejahteraan masyarakat melalui sektor pertanian, perkebunan, dan pendidikan.

“Saya ingin Desa Gawang tidak hanya dikenal sebagai penghasil kakao terbaik, tetapi juga sebagai desa yang mandiri, sejahtera, dan terus berinovasi,” ujarnya.

Beri Pupuk?

Sebelum meninggalkan lokasi, Ibas menyerahkan bantuan pupuk NPK kepada petani kakao dan ribuan sembako kepada warga sebagai bentuk kepedulian. Ia menutup kunjungan dengan pantun yang memantik semangat kebersamaan.

“Kakao tumbuh subur di Pacitan, menyuburkan tanah, menyuburkan harapan. Mari kita jaga bersama agar hasilnya memberi kebahagiaan,” pungkasnya, yang langsung mendapat tepuk tangan meriah dan “Aamiin” dari warga.

Samsuri, anggota kelompok tani Setyo Maju Dua yang kebunnya dikunjungi Ibas, menyampaikan rasa syukur dan harapannya atas kunjungan tersebut. “Kepada Pak Edhie Baskoro, kami mengucapkan sehat dan sukses selalu, serta terima kasih banyak atas kedatangannya, bahkan mencicipi langsung biji kakao kami. Semoga kedatangan beliau membawa berkah, manfaat, dan kemajuan untuk kita semua,” katanya. (Cah/P-3)

Sony Tegaskan Pasar Smartphone Masih Penting

Sony Tegaskan Pasar Smartphone Masih Penting



loading…

Sony Tegaskan Pasar Smartphone . FOTO/ DAILY

TOKYO – CFO Sony Group menegaskan bahwa bisnis ponsel pintar masih penting, dan teknologi komunikasi tetap menjadi komponen kunci strategi perusahaan.

Era Sony yang meluncurkan ponsel pintar baru setiap kuartal telah berakhir beberapa tahun yang lalu.

Sony kini hanya meluncurkan tiga ponsel pintar per tahun dan tidak lagi memproduksi perangkatnya sendiri, yang memicu masalah pasca-peluncuran Xperia 1 VII.

Masalah perangkat lunak Xperia 1 VII menyebabkan perangkat rusak sendiri; pelanggan yang terdampak menerima unit pengganti dan peluncuran di Malaysia tertunda.

Sony Mobile kini hanya meluncurkan tiga ponsel pintar per tahun tanpa tablet tambahan dan lebih fokus pada model unggulan.

Tahun ini Sony tidak akan lagi memproduksi ponselnya sendiri, yang memicu masalah pasca-peluncuran Xperia 1 VII.

Kemendag Dorong UMKM Masuki Pasar ASEAN

Kemendag Dorong UMKM Masuki Pasar ASEAN


Kemendag Dorong UMKM Masuki Pasar ASEAN
Dalam upaya meningkatkan perekonomian nasional dan kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menggelar Kick-Off ASEAN Online Sales Day (AOSD) di Kantor Kemendag, Kamis (7/8).(MI/Naufal Zuhdi)

DALAM upaya meningkatkan perekonomian nasional dan kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menggelar Kick-Off ASEAN Online Sales Day (AOSD) di Kantor Kemendag, Kamis (7/8).

“Kegiatan AOSD ini sudah beberapa tahun dilaksanakan dan semuanya melibatkan UMKM nasional tapi tidak hanya di Indonesia dan juga seluruh negara-negara di ASEAN,” kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono.

Sejak 2020, sambung Djatmiko, Kemendag telah bertindak sebagai satgas sekaligus badan pelaksana dari AOSD dan terus berperan aktif dalam meningkatkan komitmen perwujudan pemulihan ekonomi kawasan, khususnya melalui sektor perdagangan elektronik lintas batas. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan relevansi AOSD di kalangan UMKM dan masyarakat, Kemendag juga telah berhasil melaksanakan Physical Launching dari AOSD di 2023 yang bertepatan dengan pelaksanaan Keketuaan Indonesia di Masyarakat Ekonomi ASEAN.

“Melanjutkan komitmen tersebut, Kementerian Perdagangan tentunya berinisiatif untuk memberikan dukungan secara lebih baik di setiap pelaksanaan AOSD khususnya di tahun 2025 dengan menyelenggarakan kegiatan kick-off dan sharing session AOSD yang melibatkan perusahaan e-commerce dan UMKM,” terangnya.

Platform e-commerce telah menjadi salah satu pilihan yang memungkinkan UMKM untuk dapat mengurangi biaya logistik, biaya operasional, sekaligus memasarkan produknya secara lebih efisien dan menjaga pasar yang lebih luas dan konsumen yang lebih beragam. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, ia menekankan pentingnya peran e-commerce dalam meningkatkan pertumbuhan dan daya saing UMKM di Indonesia.

“Di masa yang akan datang, tentunya kami juga berharap para peserta dapat menjadikan kegiatan ini sebagai ajang untuk memperluas pangsa pasar di kawasan ASEAN dan berpartisipasi dalam meningkatkan perdagangan elektronik lintas batas,” bebernya.

Di kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan saat ini sedang terjadi transformasi penjualan dari yang sebelumnya offline menjadi online.

“Karena antara offline dan online ini lagi transformasi, sebagian besar sudah belanja ke online, kemudian orang berdagang juga ke online. Tetapi kita ada solusinya yaitu dengan hybrid omnichannel,” papar Budi.

Selain itu, dirinya juga mengungkapkan bahwa Kemendag telah memfasilitasi sekitar 700 UMKM di program UMKM Bisa Ekspor dengan total transaksi US$90,04 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.

Sementara itu, Director of Brand Partnership Shopee Indonesia Daniel Minardi menyebut Shopee telah memiliki program ekspor yang berjalan sejak 2019 dan telah berhasil mengekspor 60 juta produknya.

Untuk tahun ini, Shopee telah berhasil mengekspor sebanyak 10 juta produknya ke mancanagera seperti kawasan Asia Timur, Asia Tenggara, dan Amerika Latin.

“Dan kita lihat destinasi ekspornya memang beragam tapi secara yang paling populer kita lihat ada di Malaysia, Singapura, maupun juga Filipina. Kami percaya bahwa dengan semangat kolaborasi dan juga kita berjuang bersama, kita yakin pasti kita bisa mengekspor lebih dan juga bisa membantu produk-produk UMKM untuk bisa sukses di kancah global,” jelas Daniel. (Fal/E-1)

RI Perlu Strategi Hibrida untuk Seimbangkan Pasar AS dan Eropa

RI Perlu Strategi Hibrida untuk Seimbangkan Pasar AS dan Eropa


RI Perlu Strategi Hibrida untuk Seimbangkan Pasar AS dan Eropa
Kesibukan aktifitas bongkar muat kontainer di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta.(MI/Usman Iskandar)

KEPALA Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpandangan pemerintah perlu menerapkan pendekatan hibrida dalam strategi ekspornya. Tujuannya untuk menyeimbangkan pasar Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, seiring munculnya kesepakatan dagang baru. 

Secara jangka pendek, AS dinilai tetap menjadi pasar yang substansial karena ketergantungan ekspor padat karya Indonesia. Namun, prospek jangka panjang akan lebih menjanjikan di Uni Eropa karena komitmen tarif yang lebih pasti, kerja sama teknis yang luas, dan akses pasar yang lebih beragam melalui kesepakatan dagang atau comprehensive economic partnership agreement (CEPA).

“Pemerintah harus mengambil pendekatan hibrida untuk mengoptimalkan peluang pasar,” katanya, Selasa (5/8).

Secara komprehensif Josua menerangkan AS saat ini masih menjadi pasar ekspor utama bagi Indonesia, terutama untuk produk padat karya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furnitur, produk perikanan, dan karet. Namun, arah kebijakan perdagangan AS di bawah Presiden Donald Trump yang cenderung proteksionis mulai menciptakan risiko baru. 

Tarif resiprokal sebesar 19% yang dikenakan kepada Indonesia memang lebih rendah dibanding negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam (20%) dan Thailand (36%). Tetapi, tarif itu tetap menekan margin pelaku usaha dan mempersempit daya saing produk Indonesia.

Kekhawatiran semakin besar ketika melihat penerapan tarif sektoral berdasarkan Section 232 terhadap berbagai produk strategis, mulai dari baja, aluminium, otomotif, hingga peralatan rumah tangga berbahan logam. 

“Jika seluruh rencana tarif diberlakukan secara penuh, sekitar 62% dari ekspor Indonesia ke AS berpotensi terdampak. Ini termasuk pada sektor bernilai tinggi seperti elektronik, furnitur, dan ban,” jelasnya.

Namun demikian, peluang tetap terbuka. Pada komoditas tertentu seperti perikanan dan makanan olahan, penurunan tarif yang dinikmati oleh kompetitor seperti Vietnam dan Tiongkok bisa dijadikan celah bagi Indonesia untuk mengajukan negosiasi tarif preferensial, terutama bagi produk yang tidak diproduksi di AS seperti kelapa sawit atau CPO, cokelat, kopi, dan karet.

Sebaliknya, lanjut Josua, pasar Uni Eropa menunjukkan arah yang lebih positif dan terbuka. Melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA), Uni Eropa berkomitmen untuk menghapuskan tarif sebesar 98% dari seluruh pos tarif dan 99% dari total nilai impor. Komitmen ini mencakup produk unggulan Indonesia seperti alas kaki, sawit, biodiesel, elektronik, makanan olahan, dan produk pertanian.

“Lebih dari sekadar tarif, CEPA juga membuka berbagai peluang nontarif. Seperti, akses jasa tenaga profesional Indonesia ke pasar Eropa dan jaminan iklim investasi yang ramah terhadap ekonomi hijau,” kata kepala ekonom Bank Permata itu. 

Peluang nontarif lainnya ialah penguatan kerja sama standardisasi dan pengakuan bersama (mutual recognition arrangements/MRA) yang dapat mengurangi hambatan teknis dan sanitasi dalam perdagangan. Keuntungan ini menjadikan UE sebagai mitra jangka panjang yang lebih stabil dan progresif.

“Apalagi, ada kerja sama lintas sektor CEPA mencakup usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perawatan pesawat (MRO), hingga sektor kesehatan dan farmasi,” katanya. 

Kecermatan

Josua kemudian menekankan pentingnya kecermatan pemerintah dalam merespons perkembangan kebijakan dagang AS, terutama terkait perluasan tarif terhadap sektor-sektor yang kini masih dalam tahap investigasi, seperti semikonduktor, farmasi, pesawat terbang, dan mineral kritis. Produk-produk ini merupakan bagian penting dari ekspor bernilai tambah tinggi Indonesia. 

Ketidakpastian tarif juga dapat menyebabkan keterlambatan pembayaran dari pembeli luar negeri, yang pada gilirannya menghambat masuknya devisa hasil ekspor (DHE), menekan cadangan devisa, dan berdampak terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.

Pemerintah perlu memastikan agar Indonesia tidak berada dalam posisi tawar yang lemah saat bernegosiasi dengan AS. Ketegasan dalam mempertahankan daya saing produk strategis seperti CPO, perikanan, dan TPT sangat penting. 

Di sisi lain, untuk memaksimalkan manfaat dari CEPA, Indonesia perlu memperkuat standardisasi domestik dan sistem sertifikasi yang sesuai dengan regulasi teknis UE seperti SPS (Sanitary and Phytosanitary Measures), TBT (Technical Barriers to Trade), dan aspek keberlanjutan (sustainability). 

Kegagalan dalam penyelarasan regulasi ini, ungkap Josua, berisiko membuat CEPA tidak dimanfaatkan secara optimal (underutilized), dan kehilangan potensi manfaat yang besar bagi perekonomian nasional. (Ins/E-1)

Puslabfor Polri Olah TKP Kebakaran Pasar Taman Puring, Tentukan Titik Awal Api

Puslabfor Polri Olah TKP Kebakaran Pasar Taman Puring, Tentukan Titik Awal Api



loading…

Kasubbid Laka Bakar Puslabfor Bareskrim Polri Kompol Henry Siahaan. Foto/Ari Sandita

JAKARTA – Puslabfor Bareskrim Polri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran di Pasar Taman Puring , Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025). Olah TKP dilakukan salah satunya untuk menentukan titik awal api.

“Jadi sebelum kita menentukan penyebabnya, kita tentukan dahulu lokasinya dengan cara orientasi menentukan titik lokasi api pertama kebakarannya,” ujar Kasubbid Laka Bakar Puslabfor Bareskrim Polri Kompol Henry Siahaan kepada wartawan, Rabu (30/7/2025).

Dia menjelaskan, olah TKP kebakaran Pasar Taman Puring tersebut dilakukan dengan didampingi Polsek Metro Kebayoran Baru dan Polres Metro Jakarta Selatan. Olah TKP itu dilakukan untuk mencari tahu penyebab terjadinya kebakaran yang menghanguskan 500 lebih kios.

Baca juga: 6 Fakta Kebakaran Pasar Taman Puring: 552 Kios Ludes, Tahanan Polsek Kebayoran Baru Dipindahkan

Duka Pedagang Pasar Taman Puring 3 Kali Alami Kebakaran: Ini yang Paling Habis

Duka Pedagang Pasar Taman Puring 3 Kali Alami Kebakaran: Ini yang Paling Habis



loading…

Kebakaran melanda Pasar Taman Puring, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Foto/SindoNews

JAKARTA – Kebakaran melanda Pasar Taman Puring, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Peristiwa kebakaran itu pun menyisakan duka bagi sejumlah pedagang.

Ruslan (42), hanya bisa pasrah melihat kiosnya hangus akibat kobaran api. Ruslan pun tak bisa berbuat apa-apa, hanya berlari menyelamatkan diri.

“Saya langsung lari, enggak mikirin dagangan, saya ngeri ketiban tiang mau roboh, pas lagi adzan Magrib banget,” kata Ruslan di Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025).

Baca juga: Kebakaran Pasar Taman Puring Hanguskan 500 Toko

Ruslan mengaku, telah mengalami kebakaran tiga kali sejak 2002. Namun, kebakaran kali ini kata dia adalah yang terparah dari pada tahun sebelumnya. “Kebakaran saya ngalamin 3 kali tahun 2002, 2005 sama 2025. Ini yang paling parah, ini abis semua,” ujar dia.

Sebagai informasi, peristiwa kebakaran ini terjadi pada pukul 18.02 WIB sore tadi. Sebanyak 35 unit dan 118 personel pemadam kebakaran dikerahkan lokasi guna memadamkan api. Dalam peristiwa ini, sebanyak 500 kios ludes terbakar.

(cip)