Jordi Amat Senang kalau Timnas Indonesia Main di JIS, Tapi Rumput Harus Ditingkatkan

Jordi Amat Senang kalau Timnas Indonesia Main di JIS, Tapi Rumput Harus Ditingkatkan



loading…

Jordi Amat menjalani debut resminya yang gemilang bersama Persija Jakarta di Jakarta International Stadium (JIS) / Foto: Tangkapan layar Instagram Jordi Amat (@jordiamat5)

Jordi Amat menjalani debut resminya yang gemilang bersama Persija Jakarta di Jakarta International Stadium (JIS). Dalam pertandingan melawan Persita Tangerang, Minggu (10/8/2025), Persija berhasil menang telak 4-0 tanpa kebobolan, berkat performa solid di lini belakang yang dikawal oleh Jordi dan Rizky Ridho.

Meski menikmati atmosfer stadion megah berkapasitas 82.000 penonton itu, Jordi memiliki satu harapan besar sekaligus kritik konstruktif untuk JIS. Ia sangat berharap Timnas Indonesia bisa bermain di sana, namun ada satu hal krusial yang harus diperbaiki terlebih dahulu: kualitas rumput.

“Tentu saja, itu akan sangat menyenangkan (Timnas bermain di JIS). Satu hal yang perlu ditingkatkan adalah rumputnya,” ujar Jordi.

Baca Juga: Nestapa Kurnia Meiga, Mantan Kiper Timnas Indonesia: Jualan Kerupuk untuk Bertahan Hidup

Pemain yang sarat pengalaman di Eropa ini menilai rumput JIS mudah terkelupas, sehingga mengganggu jalannya pertandingan. Menurutnya, kondisi ini harus segera dicarikan solusi terbaik agar stadion bisa menjadi kandang yang ideal bagi Timnas Indonesia.

Manchester United Fokus Belanja Lini Depan, Tapi Siapa yang Akan Main di Lini Tengah

Manchester United Fokus Belanja Lini Depan, Tapi Siapa yang Akan Main di Lini Tengah


Manchester United Fokus Belanja Lini Depan, Tapi Siapa yang Akan Main di Lini Tengah?
Manchester United mengamankan kesepakatan senilai £74 juta untuk merekrut striker RB Leipzig, Benjamin Sesko.(Media Sosial X)

MANCHESTER United telah mengamankan kesepakatan senilai £74 juta untuk merekrut striker RB Leipzig, Benjamin Sesko. Dengan kedatangan Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo lebih dulu, total belanja lini depan Setan Merah musim panas ini sudah melampaui £200 juta.

Namun, di balik agresivitas belanja untuk lini serang, muncul satu pertanyaan besar: siapa yang akan mengisi lini tengah?

Pelatih kepala Ruben Amorim memang ingin meningkatkan produktivitas gol setelah musim lalu United hanya mencetak 44 gol di liga. Hal itu menjadi catatan terburuk mereka sejak degradasi di musim 1973-74. Tetapi kebutuhan akan gelandang tengah yang mumpuni kini menjadi perhatian utama.

Skema Amorim dan Tantangan Peran Baru Bruno Fernandes

Amorim dikenal dengan formasi yang mengandalkan dua gelandang bertahan, dua wing-back agresif, dua inside forward, dan satu penyerang tengah. Dengan Sesko sebagai target man, Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo akan mengisi posisi di belakangnya.

Namun, skema ini memaksa kapten Bruno Fernandes menempati salah satu peran gelandang bertahan. Fernandes bukan tipe gelandang yang disiplin bertahan atau rajin melakukan sprint untuk menutup ruang. Ia lebih cocok berperan sebagai playmaker yang bebas bergerak mencari celah.

Amorim sempat membantah kekhawatiran ini saat ditanya dalam sesi media di Chicago. “Bruno punya daya tahan luar biasa. Dia cerdas dan banyak berlari. Fisik bukan masalah,” katanya.

Namun fakta bahwa United mulai mencari informasi soal gelandang Brighton, Carlos Baleba, menunjukkan adanya kekhawatiran internal terkait ketahanan lini tengah mereka.

Opsi Internal: Ugarte, Casemiro, atau Mainoo?

United sebenarnya punya beberapa opsi di posisi gelandang tengah. Manuel Ugarte, yang diboyong dari PSG seharga £50,8 juta, belum tampil meyakinkan. Bahkan, ia hanya duduk di bangku cadangan saat final Liga Europa melawan Tottenham.

Di laga uji coba melawan Everton di Atlanta, Ugarte melakukan blunder fatal yang berujung gol penyama kedudukan. Ia kehilangan bola di area pertahanan sendiri.

Casemiro punya pengalaman dan ketenangan, tapi usianya yang menginjak 33 tahun mulai membatasi mobilitasnya. Ia bukan lagi pemain dengan jangkauan luas seperti saat bermain bersama Modric dan Kroos di Real Madrid.

Sementara itu, Kobbie Mainoo dianggap sebagai pemain dengan karakteristik mirip Fernandes: eksplosif dan ofensif. Ia memang tampil impresif di Euro 2024 bersama Inggris, tetapi saat itu ia didampingi Declan Rice. Di United, tandem sekelas itu belum tersedia.

Toby Collyer, gelandang 21 tahun jebolan akademi Brighton, dinilai sebagai opsi paling sesuai untuk peran bertahan. Namun, ia diperkirakan akan dipinjamkan musim ini dan belum siap mengemban tanggung jawab besar di tim utama.

Apakah United Perlu Belanja Lagi?

Jika tidak ada solusi internal, maka transfer menjadi satu-satunya jalan keluar. Masalahnya, meskipun United masih aman dari batas Financial Fair Play hingga 30 Juni 2026, klub tetap harus menjual pemain untuk menjaga keseimbangan skuad dan neraca keuangan.

Saat ini, beberapa pemain seperti Alejandro Garnacho, Antony, Jadon Sancho, dan Tyrell Malacia masuk dalam “bomb squad”. Garnacho bahkan dikabarkan sedang dalam pembicaraan dengan Chelsea.

Namun menjual semua pemain itu bukan perkara mudah, dan besar kemungkinan prosesnya baru rampung mendekati tenggat transfer pada 1 September.

Hal ini membuat transfer Baleba, yang dihargai sangat tinggi oleh Brighton, bahkan bisa mendekati angka £115 juta seperti kasus Moises Caicedo, menjadi sulit terwujud tanpa penjualan besar. (BBC/Z-2)

13 Dampak Sering Main Medsos

13 Dampak Sering Main Medsos


13 Dampak Sering Main Medsos
Berikut Dampak Sering Main Medsos(Freepik)

MEDSOS adalah singkatan dari media sosial, yaitu platform digital yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan membuat konten dalam bentuk teks, foto, video, atau audio secara online.

Media sosial adalah teknologi berbasis internet yang memfasilitasi komunikasi dua arah, membangun komunitas, dan berbagi konten antara individu atau kelompok secara real-time.

1. Menurunnya Kesehatan Mental

Terlalu sering melihat postingan orang lain bisa memicu kecemasan, stres, hingga depresi, terutama jika membandingkan diri secara berlebihan.

2. Gangguan Tidur

Main medsos sebelum tidur bisa mengganggu kualitas tidur karena paparan cahaya biru layar dan stimulasi mental yang membuat sulit tertidur.

3. Ketergantungan

Banyak orang merasa tidak bisa lepas dari medsos, terus mengecek notifikasi, atau merasa gelisah jika tidak online.

4. FOMO

Takut ketinggalan update teman, berita, atau tren bisa membuat seseorang terus-terusan membuka media sosial.

5. Menurunnya Konsentrasi

Sering berpindah antara aplikasi media sosial bisa menyebabkan penurunan fokus dan produktivitas, terutama saat belajar atau bekerja.

6. Menurunnya Rasa Percaya Diri

Konten yang menampilkan “kehidupan sempurna” bisa membuat orang merasa hidupnya kurang bagus sehingga bisa menurunkan self-esteem.

7. Cyberbullying

Risiko mendapat komentar negatif, ejekan, atau perundungan online yang bisa berdampak pada kondisi psikologis.

8. Overload Informasi

Terlalu banyak informasi bisa membuat otak kelelahan dan menimbulkan kebingungan atau kejenuhan digital.

9. Isolasi Sosial

Ironisnya, meski “sosial”, penggunaan medsos berlebihan bisa membuat orang mengabaikan interaksi nyata.

10. Salah Persepsi tentang Realitas

Medsos menampilkan versi terbaik dari kehidupan orang lain dan bisa menciptakan ekspektasi tidak realistis tentang hidup.

11. Menambah Informasi dan Wawasan

Bisa digunakan untuk mengikuti berita terkini, tren, edukasi, dan konten yang bermanfaat.

12. Menjalin dan Menjaga Relasi

Media sosial bisa membantu terhubung dengan keluarga, teman lama, atau komunitas baru.

13. Mendukung Karier dan Bisnis

Platform seperti Instagram, LinkedIn, dan TikTok bisa digunakan untuk promosi bisnis, personal branding, dan peluang kerja.

Media sosial bisa menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan secara seimbang dan bijak. Tapi jika berlebihan, berisiko merusak kesehatan mental, hubungan sosial, dan produktivitas. (Z-4)

Tolak Wacana Pilkada Tak Langsung, Demokrat Masak Main Tunjuk Lagi

Tolak Wacana Pilkada Tak Langsung, Demokrat Masak Main Tunjuk Lagi


Tolak Wacana Pilkada Tak Langsung, Demokrat: Masak Main Tunjuk Lagi
Ilustrasi(Dok.MI)

Partai Demokrat tidak sepakat dengan usulan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pemilihan kepala daerah (pilkada) tak langsung. Skema pemilihan itu dinilai kembali ke era dulu.

“Masa main tunjuk-tunjuk lagi, balik lagi zaman dulu. Kalau balik zaman dulu lagi, rasanya enggak lah. Kita perbaiki dengan versi Indonesia lah. Itu oke lah,” kata Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, hari ini.

Hinca mengatakan tetap menghormati usulan Cak Imin. Namun, Partai Demorkat tetap mendukung pemilihan kepala daerah secara langsung.

“Pikiran Cak imin ya kita hormati sebagai pikiran Partai Kebangkitan Bangsa, tapi Partai Demokrat bersikap kami masih seperti yang dulu, belum pindah ke lain hati,” ucap Hinca.

Hinca menyinggung keputusan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketika menjabat presiden, SBY membatalkan Undang-Undang Pilkada yang mengubah pemilihan kepala daerah menjadi tidak langsung.

SBY, kata Hinca, saat itu langsung mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu). Maka itu sikap Demokrat tidak berubah menolak pilkada tidak langsung.

“Waktu soal Pilkada langsung tidak langsung ini, waktu itu Pak SBY masih Presiden. Waktu itu dia lagi dalam penerbangan dari Amerika ke Indonesia lewat Jepang. Dan akhirnya, waktu itu kita putuskan Perppu menolak itu. Karena menurut kita, mestinya pemilu langsung,” kata Hinca.

Anggota Komisi III DPR itu mengatakan Indonesia telah memilih demokrasi partisipasi masyarakat secara langsung. Maka kalau dirasa masih ada yang kurang, seharusnya yang diperbaiki penyelenggaraannya.

“Kalau ada yang kurang pas, penyelenggaraannya, penyelenggaraannya yang diperbaiki, bukan keputusan politiknya. Demokrasi tetaplah pilihan kita. Kalau ada yang kurang pelaksanannya, kita perbaiki,” kata Hinca.(P-1)