Refleksikan Kondisi Ekonomi, Lomba Menangis Digelar Pengusaha Sarung di Pantura

Refleksikan Kondisi Ekonomi, Lomba Menangis Digelar Pengusaha Sarung di Pantura


Refleksikan Kondisi Ekonomi, Lomba Menangis Digelar Pengusaha Sarung di Pantura
Seorang peserta lomba sedang menangis.(MI/Suparji)

BERANEKA lomba digelar dalam memperingati HUT ke-80 RI, salah satunya lomba menangis yang digelar seorang pengusaha sarung di Pantura Tegal, Jawa Tengah. Lomba menangis ini digelar, sebagai respons dari efesiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, yang berdampak pada penurunan pendapatan usaha sarung dan usaha lainnya.

Lomba digelar di depan Ritz Palace Hotel, di Jalan Gajah Mada, Kota Tegal, yang juga milik pengusaha sarung Cap Pohon Korma, Jamaludin Al Katiri, 47 tahun. Lomba diikuti puluhan karyawan dan karyawati yang bekerja di grup usaha milik Jamaludin.

 

Dari sejumlah lomba yang digelar, lomba menangis yang paling mendapat perhatian. Lomba menangis tepatnya diikuti 80 karyawan, baik lelaki maupun wanita sesuai dengan HUT ke-80 RI. Ada tiga orang yang keluar sebagai pemenang lomba menangis, satu pria dan dua wanita.

Jamaludin menuturkan, khusus lomba menangis digelar sebagai respons atas sejumlah usaha miliknya yang saat ini mengalami penurunan pendapatan sebagai dampak dari kebijakan pemerintah Presiden Prabowo Subiyanto terkait efisiensi anggaran.

“Dari 40 tahun saya sebagai pengusaha, baru kali ini penurunan pendapatan terasa sekali hampir di semua usaha saya. Baik hotel yang tingkat huniannya menurun, maupun usaha sarung saya yang juga mengalami penurunan omzet,” ujar Jamaludin, melalui keterang resmi, dikutip Senin (18/8). 

Jamaludin yang juga ikut lomba menangis, mengaku tidak bisa mengeluarkan air mata, karena air matanya sudah habis terkuras lantaran kesedihan yang dialaminya terkait penurunan pendapatan sejumlah usahanya.

“Ya, ini sebagai peringatan saja, semoga ke depannya tingkat ekonomi Indonesia bisa naik, sekaligus daya beli masyarakat juga bisa meningkat,” jelas Jamaludin.

Berbeda dengan Jamaludin, sejumlah karyawannya yang ikut lomba menangis, mengaku bisa menangis lantaran sejumlah alasan. Ada yang karena ditinggal mati sang istri, ada yang karena anaknya merantau.

“Saya bisa menangis hingga berderai air mata, karena teringat istri saya yang sudah meninggal. Meski meninggalnya sudah lima tahun lalu, tapi saya masih merasakan kesedihan,” ujar Subhan, 41, seorang karyawan yang ikut lomba menangis, dan mendapat juara pertama.

Menurut Subhan, ia bisa menangis tersedu hingga berderai air mata, tidak hanya ditinggal sang isteri tercinta, tapi juga tepat pada tanggal 17 Agustus tahun lalu, ibunya masuk Intensive Care Unit (ICU) dan dirawat di rumah sakit. 

“Meski tidak sampai meninggal dunia, tapi kejadiannya pas peringatan HUT RI seperti saat ini,” ucap Subhan. 

Sebagai tambahan informasi, Jamaludin Alkatiri, merupakan pengusaha tarung ternama di kawasan Pantura se-eks Karesidenan Pekalongan, meliputi Kabupaten/Kota  Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang. Sarung produksi Jamaludin tak hanya dipasarkan di dalam negeri, tapi juga di luar negeri utamanya negara-negara Timur Tengah. (JI/E-4)

Siaga Cuaca Tak Menentu, Jaga Kondisi Kesehatan dan Finansial Kamu Tetap Aman

Siaga Cuaca Tak Menentu, Jaga Kondisi Kesehatan dan Finansial Kamu Tetap Aman



loading…

Dengan memiliki dan memanfaatkan kartu kredit MNC Bank kamu dapat dengan mudah menyiasati kondisi finansial saat kondisi darurat. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA – Musim hujan di Indonesia saat ini kerap datang tanpa bisa diprediksi. Kadang di tengah teriknya matahari, tiba-tiba langit berubah mendung dan hujan deras pun turun. Cuaca yang tidak menentu ini selain dapat memengaruhi kondisi kesehatan fisik, juga bisa berdampak pada kondisi finansial kamu tentunya.

Misalnya saja, kamu atau salah anggota keluarga sakit akibat perubahan cuaca ini, sehingga perlu merogoh kocek untuk biaya pengobatan dan membeli vitamin. Semua pengeluaran tak terduga ini bisa saja mengganggu anggaran bulanan sekaligus kondisi finansial kamu.

Baca Juga: Tarik dan Setor Tunai Makin Gampang, Nikmati Benefit di Tabungan Motion Cuan

Untungnya, ada cara untuk tetap tenang dan siap siaga menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat cuaca yang tidak menentu. Dengan memiliki dan memanfaatkan kartu kredit dari PT Bank MNC Internasional Tbk (IDX: BABP) atau MNC Bank, anak usaha dari PT MNC Kapital Indonesia Tbk (IDX: BCAP) yang merupakan bagian dari MNC Group, kamu dapat dengan mudah menyiasati kondisi finansial saat kondisi darurat.

Pasalnya saat ini MNC Bank tengah bekerjasama dengan Prodia, salah satu penyedia layanan kesehatan, khususnya laboratorium klinik, yang terkemuka di Indonesia. Hingga 30 Juni 2026, kamu dapat memanfaatkan berbagai macam layanan kesehatan dari Prodia dengan tetap hemat, tentunya dengan menggunakan semua jenis kartu kredit MNC Bank saat bertransaksi di Prodia.

7 Gejala Awal Penyakit Ginjal yang Terlihat dari Kondisi Kaki dan Tangan

7 Gejala Awal Penyakit Ginjal yang Terlihat dari Kondisi Kaki dan Tangan



loading…

Gejala awal penyakit ginjal yang terlihat dari kondisi kaki dan tangan sering kali luput dari perhatian karena biasa. Padahal, perubahan bisa menjadi sinyal. Foto/Continum Wellness

JAKARTA – Gejala awal penyakit ginjal yang terlihat dari kondisi kaki dan tangan sering kali luput dari perhatian karena tampak seperti keluhan biasa. Padahal, perubahan seperti pembengkakan, rasa kebas, gatal, hingga kram otot di area tersebut bisa menjadi sinyal penting bahwa fungsi ginjal mulai terganggu.

Kondisi ini muncul karena ginjal yang tidak bekerja optimal dapat menyebabkan penumpukan cairan, gangguan sirkulasi darah, serta ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Mengenali tanda-tanda tersebut sejak dini memungkinkan Anda untuk segera mengambil langkah medis yang tepat.

Jika dibiarkan, gangguan ginjal bisa berkembang menjadi penyakit kronis yang berdampak serius pada kesehatan secara keseluruhan. Maka dari itu, penting untuk selalu waspada terhadap perubahan fisik sekecil apa pun, terutama pada kaki dan tangan.

Waspadai perubahan kecil sekalipun pada kaki dan tangan, karena bisa jadi itu adalah peringatan awal dari masalah ginjal yang serius. Berikut gejala awal penyakit ginjal yang terlihat dari kaki dan tangan dilansir dari Times of India, Kamis (9/8/2025).

7 Gejala Awal Penyakit Ginjal yang Terlihat dari Kondisi Kaki dan Tangan

Baca Juga: Waspada! 5 Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Picu Gagal Ginjal Tanpa Disadari

Pengamat Tuding Pertumbuhan Ekonomi versi BPS tak Cerminkan Kondisi Masyarakat

Pengamat Tuding Pertumbuhan Ekonomi versi BPS tak Cerminkan Kondisi Masyarakat


Pengamat Tuding Pertumbuhan Ekonomi versi BPS tak Cerminkan Kondisi Masyarakat
ilustrasi(Dok.MI)

KETUA Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan. 

BPS mencatat  pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga pertengahan tahun 2025 mencapai angka 5,12%. Di atas kertas, kata Tulus, capaian ini terlihat menggembirakan dan seolah menjadi sinyal positif bagi perekonomian nasional. Namun, angka tersebut justru melampaui berbagai estimasi dari banyak pemangku kepentingan di sektor ekonomi, yang sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5%

“Dari sisi pelaku ekonomi dan masyarakat konsumen, angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis BPS tersebut sungguh tidak mencerminkan kondisi riil masyarakat,” tegas Tulus dalam keterangan yang diterima, Rabu (6/8).

Ia menyoroti  daya beli masyarakat saat ini justru tengah mengalami tekanan yang sangat dalam. Fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan pelemahan konsumsi rumah tangga yang signifikan, yang seharusnya menjadi indikator utama dalam menilai pertumbuhan ekonomi nasional. Para pelaku usaha juga merasakan kelesuan ekonomi, tercermin dari penurunan transaksi di pusat-pusat perbelanjaan.

Merujuk pada data dari Trading Economics yang bersumber dari Bank Indonesia, penjualan ritel Indonesia pada April 2025 mengalami kontraksi 0,3 persen secara tahunan (yoy). Meskipun pada Mei sempat tumbuh tipis 1,9% yoy, namun secara bulanan (month-to-month), penjualan ritel mengalami kontraksi berturut-turut sebesar 5,1% di April dan 1,3% di Mei. Kondisi ini mengindikasikan lemahnya pertumbuhan konsumsi masyarakat di pertengahan tahun.

Tak hanya sektor ritel, industri otomotif juga mencatatkan tren penurunan penjualan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), angka wholesales (penjualan dari pabrik ke dealer) mobil pribadi per Juni 2025 tercatat hanya 57.760 unit. Angka ini turun tajam 22,6% dibandingkan Juni 2024 yang mencapai 74.615 unit. Penurunan juga terjadi secara bulanan, yaitu sebesar 4,7% dibandingkan Mei 2025.

“Ini menandakan konsumen dari kalangan kelas menengah pun sedang mengalami penurunan daya beli. Padahal, kelas menengah adalah motor penggerak utama roda perekonomian,” tegas Tulus.

Ia pun mempertanyakan validitas data pertumbuhan ekonomi yang dirilis BPS, dan menuding angka tersebut seperti melegitimasi adanya kebohongan statistik. 

“Kita berharap data yang dirilis BPS tersebut bukan report yang sifatnya ABS atau asal bapak senang,” pungkasnya.(H-4)

Rusia Sendirian Melawan Seluruh Barat, Bagaimana Kondisi Ekonominya?

Rusia Sendirian Melawan Seluruh Barat, Bagaimana Kondisi Ekonominya?



loading…

Rusia saat ini sedang berjuang melawan Barat sendirian untuk pertama kalinya dalam sejarah dan harus mengandalkan kekuatannya sendiri. Foto/Dok

JAKARTARusia saat ini sedang berjuang melawan Barat sendirian untuk pertama kalinya dalam sejarah dan harus mengandalkan kekuatannya sendiri. Pernyataan ini dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov di forum bertajuk ‘Territory of Meanings’.

Saat ini Lavrov menyoroti lanskap geopolitik yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dihadapi Rusia setelah eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022, yang menyebabkan ketegangan dengan Barat.

”Tugas utama adalah mengalahkan musuh. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Rusia berjuang sendirian melawan seluruh Barat. Dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, kami memiliki sekutu. Sekarang kami tidak memiliki sekutu di medan perang. Jadi kami harus mengandalkan diri kami sendiri dan tidak mengizinkan adanya kelemahan,” katanya.

Baca Juga: Cadangan Internasional Rusia Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa Rp11.137 Triliun

Negara ini tidak memiliki pilihan lain selain mengandalkan dirinya sendiri, kata menteri luar negeri. Ditekankan juga oleh Lavrov bahwa Rusia tidak akan mundur dari tuntutan keamanan yang menyebabkan konflik Ukraina.

“Kami bersikeras pada apa yang merupakan tuntutan sah kami… tidak ada penarikan Ukraina ke dalam NATO, tidak ada perluasan NATO sama sekali. Itu sudah meluas hingga ke perbatasan kami, bertentangan dengan semua janji dan dokumen yang telah diadopsi,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa penyelesaian konflik juga harus mengakui realitas teritorial baru di lapangan. Lavrov juga menyamakan perilaku Barat dengan perilaku pengganggu anak-anak.

Ketidakpastian Global Tinggi, KSSK Ungkap Kondisi Sistem Keuangan Kuartal II 2025

Ketidakpastian Global Tinggi, KSSK Ungkap Kondisi Sistem Keuangan Kuartal II 2025



loading…

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan, soal stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal II 2025 di tengah ketidakpastian global yang cukup tinggi. Foto/Dok

JAKARTAKomite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan, bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal II 2025 tetap dalam kondisi aman. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan, meskipun ketidakpastian global masih cukup tinggi, sistem keuangan masih tetap terjaga.

“Dari hasil pertemuan berkala KSSK yang ketiga tahun 2025 pada tanggal 25 Juli 2025, Jumat lalu, KSSK yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur BI, Ketua OJK, dan Ketua LPS menyampaikan stabilitas sistem keuangan pada triwulan II 2025 tetap terjaga,” tegas Sri Mulyani dalam paparan hasil Rapat KSSK, Senin (28/7/2025).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa kondisi global masih dibayangi oleh dinamika negosiasi tarif Amerika Serikat serta meningkatnya ketegangan geopolitik dan militer. Situasi ini disikapi dengan penuh kewaspadaan oleh para anggota KSSK.

“Kami dari KSSK terus memperkuat sinergi dan koordinasi antar lembaga,” lanjutnya.

Menkeu menambahkan bahwa KSSK akan terus menjaga koordinasi dan sinergi antarlembaga untuk memastikan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, sembari tetap mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Baca Juga: Dunia Kacau Balau, Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5%