Ari Lasso kembali menyulut perhatian dengan pernyataannya soal Wahana Musik Indonesia (WAMI). Ia mengungkap anggota DPR berinisial B siap melakukan audit. Foto/Instagram @ari_lasso
JAKARTA – Ari Lasso kembali menyulut perhatian publik dengan pernyataannya soal Wahana Musik Indonesia (WAMI). Melalui akun Instagram pribadinya, ia mengungkap bahwa seorang anggota DPR berinisial B siap turun tangan melakukan audit terhadap lembaga pengelola royalti tersebut.
Pernyataan ini muncul di tengah pro kontra terkait transparansi dan distribusi royalti yang dilakukan WAMI. Dalam unggahannya, Ari Lasso menjelaskan bahwa dirinya mendapat telepon dari anggota DPR tersebut.
“Andaikan mas @adiadrian22 mengizinkan saya merekam pembicaraan via telepon. Dan seorang anggota DPR berinisial B menelepon saya sekian puluh menit berjanji mau menerjunkan audit atau pemanggilan,” kata Ari dikutip dari Instagram @ari_lasso, Kamis (21/8/2025).
Mantan vokalis Dewa 19 itu menambahkan, ia berharap anggota DPR tersebut bisa amanah dalam menjalankan tugasnya.
Baca Juga: WAMI Tak Gentar Hadapi Petisi Audit Ari Lasso, Klaim Selalu Transparan
President Director WAMI, Adi Adrian di Jakarta, Selasa (19/8/2025).(MI/ Rifaldi Putra Irianto)
WAHANA Musik Indonesia (WAMI) memberi klarifikasi terkait permasalahan royalti musik yang diterima musisi Ari Lasso. WAMI menyatakan bahwa nilai royalti yang diterima musisi Ari Lasso bukanlah sebesar Rp497.300 seperti yang ramai tersebar di masyarakat, melainkan puluhan juta rupiah.
Sebelumnya, Senin (18/8) melalui akun Instagram @ari_lasso, sang musisi mengungkapkan kekecewaannya karena hanya menerima uang royalti sebesar Rp497.300 dari WAMI. Ari merasa heran karena nilai itu bahkan lebih kecil dari email salah alamat yang dikirim WAMI ke Ari, seminggu sebelumnya.
Baca juga : Pakar Hukum UGM: Musik Bebas Royalti Jika Hak Cipta Habis
Dalam email salah alamat itu seseorang bernama Muthoillah Rizal Affandi mendapat pembayaran royalti Rp765.594. Warganet pun ikut heran karena Ari Muthoillah yang namanya asing di dunia musik dapat menerima royalti yang lebih besar dari Ari yang lagu-lagunya sangat terkenal.
Baca juga : DPR Ingatkan LMKN Tarik Royalti dari Pemain Besar Lebih Dulu
Berbicara di konferensi pers di kantor WAMI, Jakarta, President Director WAMI, Adi Adrian mengungkapkan bahwa nilai royalti yang diterima Ari jauh lebih besar dari yang diunggah di medsos. “Terjadi miskomunikasi di postingan yang bersangkutan yang kemudian menunjukkan persepsi keliru di media sosial dan publik. Nilai royalti yang sebenarnya diterima AL jauh berkali-kali lipat lebih besar dari angka yang beredar dan itu sudah kami transfer” jelas Adi yang juga merupakan personel KLA Project.
Adi mengatakan, uang Rp497.300 itu merupakan uang tambahan atas pembayaran royalti yang menyusul pada periode Juli 2025. Dijelaskan, maksud dari uang susulan adalah uang dari hasil royalti periode Juli yang baru masuk ke WAMI, dan merupakan hak dari musisi tersebut.
“Pendistribusian royalti di WAMI itu dibagi tiga, distribusi pertama adalah di bulan Maret, kedua itu kemarin di bulan Juli, nanti berikutnya insyaAllah di November. Tapi dalam pendistribusian (bulan Juli), ternyata ada yang lewat nih satu, ada yang baru transfer ratusan ribu gitu. Jadi itu namanya (uang) distribusi susulan,” terang Adi.
Ari Lasso, juga anggota WAMI lainnya, telah menerima pembayaran untuk bulan Maret dan bulan Juli, berikut jika ada yang mendapat pembayaran susulan. Nilai total pembayaran untuk Ari Lasso pada Maret dan Juli mencapai puluhan juta rupiah.
Sayangnya, meski mengungkap nilainya kepada wartawan, Adi tidak ingin nilai itu diungkap ke publik. Ia menyatakan belum mendapatkan izin dari Ari Lasso untuk mempublikasi nilai pembayaran royalti itu dan ia menghormati kerahasiaan anggota.
Soal Tuntutan Audit WAMI
Di unggahan medsosnya, Ari juga menuntut WAMI diaudit. Terkait tuntutan audit keuangan itu Adi menjelaskan, setiap tahun WAMI diaudit oleh Kantor Akuntan Publik independen berizin. Sejak tahun buku 2022 sampai tahun buku 2024, WAMI menunjuk Forvis Mazars, salah satu firma audit bereputasi di Indonesia, dengan hasil audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
“WAMI tidak keberatan diaudit oleh pihak lain, sepanjang mengikuti regulasi dan prosedur yang ada. Transparansi dan akuntabilitas adalah komitmen utama kami” tegasnya. (M-1)
Massa berada di depan pintu gerbang Bandung Zoo, Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/8/2025) pagi.(Dok. Istimewa)
KONFLIK pengelolaan Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo tidak juga tuntas. Dua manajemen, yakni Yayasan Margasatwa Tamansari dan Taman Safari Indonesia, berebut kewenangan.
Terbaru, Rabu (6/8) pagi, puluhan pria mendobrak masuk ke areal Bandung Zoo. Mereka menghancurkan pintu gerbang. Kelompok massa ini masuk ke ruang manajemen dan mengusir semua sekuriti dan karyawan yang ada di dalamnya.
Baca juga : Yayasan Margasatwa Tamansari Minta Wali Kota Bandung dan Gubernur Jabar Ikut Selesaikan Polemik di Bandung Zoo
Akibatnya, keributan sempat terjadi. Massa mendapat perlawanan dari petugas yang tengah berjaga di Bandung Zoo. Beruntung anggota kepolisian kemudian datang dan situasi panas bisa diredakan.
Baca juga : Mantan Sekda Kota Bandung Ditahan Terkait Dugaan Korupsi Bandung Zoo
Kronologi Kisruh Bandung Zoo
Konflik antarkedua yayasan, atas pengelolaan Bandung Zoo, sudah lama berlangsung. Bermula dari keputusan pengadilan yang memenangkan Pemerintah Kota Bandung sebagai pemilik lahan Bandung Zoo.
Pemkot Bandung kemudian menunjuk Taman Safari Indonesia untuk mengelola Bandung Zoo. Namun, mereka tetap berada di dalam Yayasan Margasatwa Tamansari.
Sejak saat itu, konflik antarkedua manajemen terus terjadi. Mereka saling berebut kuasa pengelolaan Bandung Zoo.
Pada 2 Juli lalu, Yayasan Margasatwa Tamansari menduduki Bandung Zoo. Mereka melakukan pengelolaan kebun binatang sejak 18 Juli.
Konflik juga menyebabkan Bandung Zoo buka tutup. Pernah ditutup pada 3 Juli, kunjungan warga dibuka lagi pada 4 Juli.
7 Hewan Mati selama Konflik
Sulhan Syafii, Humas Yayasan Margasatwa Tamansari menyatakan konflik itu juga berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan satwa. Setidaknya ada tujuh hewan yang mati, karena stres dan perbedaan perawatan.
“Kejadian hari ini membuat kami khawatir akan nasib belasan bayi satwa eksotik yang baru lahir. Biasanya, sejak pagi mereka sudah mendapat makan. Hari ini, kami tidak bisa melakukannya karena adanya massa yang datang dan menutup gerbang,” tambahnya. Tidak ada satu pun karyawan bisa masuk untuk memberi makan dan merawat satwa.
Aan, panggilan akrabnya menilai Yayasan Margasatwa Tamansari masih berhak mengelola Bandung Zoo. Pasalnya, pengurus baru dari Taman Safari Indonesia belum bisa menunjukkan surat legalitas untuk mengelola Bandung Zoo. (M-1)
...
►
Necessary cookies enable essential site features like secure log-ins and consent preference adjustments. They do not store personal data.
None
►
Functional cookies support features like content sharing on social media, collecting feedback, and enabling third-party tools.
None
►
Analytical cookies track visitor interactions, providing insights on metrics like visitor count, bounce rate, and traffic sources.
None
►
Advertisement cookies deliver personalized ads based on your previous visits and analyze the effectiveness of ad campaigns.
None
►
Unclassified cookies are cookies that we are in the process of classifying, together with the providers of individual cookies.