Kabar kurang mengenakkan datang dari artis Fahmi Bo. Usai mengalami serangan jantung, ia mengungkapkan tubuhnya mengalami penurunan fungsi yang signifikan. Foto/YouTube Intens Investigasi
JAKARTA – Kabar kurang mengenakkan datang dari artis Fahmi Bo yang kini tengah berjuang melawan kondisi kesehatan serius. Usai mengalami serangan jantung, ia mengungkapkan bahwa tubuhnya mengalami penurunan fungsi yang signifikan.
Bahkan, untuk sekadar berjalan atau berdiri, Fahmi harus dibantu oleh dua orang. Dalam kondisi tertentu, ia terpaksa merangkak jika ingin pergi ke kamar mandi sendirian.
“Aku sekarang melangkah sudah nggak bisa. Berdiri pun harus dibopong dua orang. Jadi kalau kamar mandi, aku merangkak ya kalau mau sendiri sendiri,” kata Fahmi dikutip dari kanal YouTube Intens Investigasi, Rabu (13/8/2025).
Meski begitu, Fahmi mengaku sudah terbiasa menjalani hidup mandiri sejak berpisah dari pasangannya hampir enam tahun lalu. Ia menjelaskan bahwa selama ini sudah terbiasa melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.
Baca Juga: Fahmi Bo Menangis Cerita Diusir dari Kosan, Merasa Dapat Mukjizat Allah lewat Nikita Mirzani
Foto/YouTube Intens Investigasi
Karena itulah, meskipun situasi sekarang sangat sulit, artis 52 tahun tersebut mencoba menerima dengan lapang dada. Kebiasaan hidup mandiri membuatnya sedikit lebih siap menghadapi kenyataan, meski tetap diiringi rasa sedih dan keprihatinan mendalam.
“Aku mah emang udah terbiasa sendiri ya. Selama pisah udah mau jalan enam tahun ini aku apa-apa sendiri kan. Apa-apa sendiri, jadi ya udah nggak perlu kaget sih. Maksudnya udah terbiasa,” jelasnya.
DOKTER Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi Klinik dr. Sukamto, SpPD, K-AI, FINASIM, mengatakan orang dewasa yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, punya risiko keparahan yang lebih tinggi jika terkena demam berdarah dengue atau DBD. Ia mencontohkan, hipertensi 2-3 kali lipat; obesitas 1,5-2 kali lipat; penyakit ginjal 7 kali lipat; diabetes melitus 3-5 kali lipat; dan penyakit paru-paru 2-12 kali lipat.
“Karena itu, penting bagi setiap keluarga untuk memahami bahwa pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh, melalui kebiasaan menjaga lingkungan dengan 3M Plus, penggunaan pelindung diri, dan mempertimbangkan penggunaan metode pencegahan yang inovatif seperti vaksinasi, yang telah direkomendasikan oleh asosiasi medis bagi anak maupun dewasa,” ujar dia dalam sesi diskusi di Jakarta, baru-baru ini.
PeranIbu Cegah DBD
Baca juga : DBD Berulang Berisiko Lebih Parah
dr. Sukamto menambahkan tantangan besar yang dihadapi Indonesia ialah meningkatnya risiko penyakit menular. Saat musim hujan, penyakit yang sering merebak salah satunya dengue, yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, gaya hidup, atau tempat tinggal. Menurutnya peran perempuan penting dalam menjaga kesehatan keluarga yang merupakan lingkup terkecil dalam masyarakat, baik sebagai individu, istri, maupun ibu. Melalui peran tersebut, perempuan tidak hanya merawat tetapi juga menjadi garda terdepan dalam upaya perlindungan keluarga, termasuk terhadap berbagai ancaman penyakit, salah satunya dengue.
“Perempuan menjadi jembatan informasi dan penggerak aksi di lingkup rumah tangga maupun komunitas. Kita semua berisiko. Bahkan orang dewasa yang tampak sehat bisa membawa virus dengue tanpa disadari, dan berpotensi menularkan kepada orang lain melalui gigitan nyamuk,” ujar dia.
Ia meyakini dengan memberdayakan perempuan melalui akses terhadap edukasi dan perlindungan kesehatan, itu tidak hanya menjaga mereka, tetapi juga memperkuat perlindungan seluruh keluarga.
“Perempuan punya peran penting dalam menggerakkan langkah itu. Saat kita semua ambil bagian, kita bukan hanya menjaga keluarga, tapi juga membangun masa depan yang lebih sehat,” tutupnya.
Sementara itu, Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K) Spesialis Anak Konsultan, mengingatkan bahwa anak-anak justru berada dalam kelompok paling rentan.
Ia mengutip data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam tujuh tahun terakhir, kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja usia 5–14 tahun.
“Ini menunjukkan bahwa anak-anak masih sangat rentan dan perlu dilindungi dengan serius,” jelasnya.
FaseDemamDBD
Ia juga memaparkan gejala khas dengue, termasuk siklus demam DBD seperti pelana kuda, serta tanda bahaya yang harus diwaspadai. “Dengue memiliki tiga fase utama, yaitu fase demam tinggi, fase kritis (demam turun), dan fase penyembuhan (demam naik lagi). Gejala yang muncul biasanya meliputi demam tinggi, nyeri kepala, mual, muntah, nyeri otot dan sendi, hingga ruam di kulit (petekie).
Menurutnya tidak jarang orang tua datang membawa anaknya dalam kondisi yang cukup kritis, bahkan mengarah pada Dengue Shock Syndrome (DSS) yang berisiko tinggi menyebabkan kegagalan organ karena perdarahan hebat dan penurunan tekanan darah secara drastis.
dr. Bernie mengingatkan bahwa satu kali terinfeksi dengue bukan berarti seseorang akan kebal selamanya. Seorang anak, kata dia, yang pernah terkena dengue tetap bisa terinfeksi kembali, dan yang perlu digarisbawahi, infeksi kedua justru berisiko menimbulkan gejala yang lebih berat dibanding infeksi pertama.
“Inilah yang membuat pencegahan menjadi semakin penting,” jelasnya.
Menurut dr. Bernie, sampai saat ini masih belum ada pengobatan yang spesifik untuk menyembuhkan dengue. “Pengobatan yang tersedia bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi, seperti penurun panas, pengganti cairan, anti-radang, dan terapi pendukung lainnya.
“Pencegahan menjadi kunci, salah satunya melalui vaksinasi. Vaksinasi dengue sendiri telah direkomendasikan penggunaannya bagi anak dan orang dewasa, oleh asosiasi medis, termasuk Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),” tutupnya.
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht menyampaikan bahwa perempuan ialah inti dari keluarga dan komunitas yang sehat.
Ia menyebut ada banyak langkah yang bisa dilakukan mulai dari menjaga kebersihan rumah, aktif melakukan 3M Plus, mencari informasi yang tepat, dan mempertimbangkan perlindungan tambahan yang inovatif. (H-4)
...
►
Necessary cookies enable essential site features like secure log-ins and consent preference adjustments. They do not store personal data.
None
►
Functional cookies support features like content sharing on social media, collecting feedback, and enabling third-party tools.
None
►
Analytical cookies track visitor interactions, providing insights on metrics like visitor count, bounce rate, and traffic sources.
None
►
Advertisement cookies deliver personalized ads based on your previous visits and analyze the effectiveness of ad campaigns.
None
►
Unclassified cookies are cookies that we are in the process of classifying, together with the providers of individual cookies.