Detik-detik Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Alam Semesta Bersuka Cita

Detik-detik Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Alam Semesta Bersuka Cita



loading…

Detik-detik kelahiran Nabi Muhammad Shallallohu alaihi wasallam bukan peristiwa biasa, namun peristiwa agung yang luar biasa, bahkan alam semesta pun bersuka cita, semua penduduk langit dan bidadari Surga ikut bergembira. Foto ilustrasi/Sindonews

Tepat 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, itulah detik-detik kelahiran Nabi Muhammad Shallallohu ‘alaihi wasallam. Bukan peristiwa biasa, namun peristiwa agung yang luar biasa, bahkan alam semesta pun bersuka cita, semua penduduk langit dan bidadari Surga ikut bergembira.

Hanya Iblis yang menangis keras ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam terlahir ke dunia. Demikian kata Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah.

Pancaran cahaya yang keluar dari langit Makkah menjadi saksi kelahiran manusia agung pemimpin para Nabi pada malam yang tenang Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (570 Masehi). Sebuah peristiwa agung yang dinanti-nanti para Malaikat telah tiba.

Malam ini kita berada pada malam 12 Rabiul Awal 1447 Hijriyah bertepatan 4 September 2025, malam kelahiran Baginda Nabi yang mulia. Sebagai bentuk cinta dan kegembiraan, berikut kami ceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang sangat menakjubkan. Semoga kisah ini menambah mahabbah dan keimanan kita kepada Beliau dan segenap keluarga dan sahabat mulia.

Peristiwa Saat Nabi dalam Kandungan

Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Al Ibriz Al Dani, fi Maulidi Sayyidina Muhammad (Maulid Ibriz) menceritakan peristiwa yang dialami Sayyidah Aminah ketika mengandung manusia mulia Nabi Muhammad SAW.

Bulan Pertama Mengandung (Rajab)

Berkata Sayyidah Aminah ibunda Nabi: “Ketika aku mengandung Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam, di awal masa kehamilanku, yaitu bulan Rajab. Pada suatu malam ketika aku dalam kenikmatan tidur, tiba-tiba masuk seorang laki-laki yang sangat elok parasnya, wangi aromanya, dan tampak sekali pancaran cahayanya. Dia berkata: “Marhaban Bika Yaa Muhammad (selamat datang untukmu Wahai Muhammad).

Aku bertanya: “Siapa engkau?” Laki-laki itu menjawab: “Aku Adam, ayah sekalian manusia Apa yang engkau inginkan?” “Aku ingin membawa kabar gembira. Bahagialah engkau wahai Aminah, engkau sedang mengandung Sayyidil Basyar (pemimpin manusia).

Baca juga: 10 Keistimewaan Nabi Muhammad SAW, Umat Islam Wajib Tahu!

Bulan Kedua Mengandung (Sya’ban)

Pada bulan kedua datang seorang laki-laki seraya berkata: “Assalamu’alaika Yaa Rasulallah (salam untukmu wahai utusan Allah). Aku bertanya, “Siapa engkau?” Ia menjawab: “Aku Tsits.” Apa yang engkau inginkan? “Aku ingin menggembirakanmu, bergembiralah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibut Ta’wil wal Hadits (pemilik Takwil dan Hadis).”

Bulan Ketiga Mengandung (Ramadan)

Pada bulan ketiga datang seorang laki-laki berkata: “Assalamu’alaika Yaa Nabiyallah (Salam untukmu wahai Nabi Allah). Aku bertanya: “Siapa engkau?” Ia menjawab: “Aku Idris.” Apa yang engkau inginkan? “Gembiralah engkau Yaa Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyir Ro-iis (Nabi Pemimpin).”

Bulan Keempat Mengandung (Syawal)

Pada bulan keempat datang seorang laki-laki berkata: “Assalamu’alaika Yaa Habiballah (salam untukmu wahai Kekasih Allah).” Aku bertanya, Siapa engkau? Laki-laki itu menjawab: “Aku Nuh, Apa yang engkau inginkan? “Bahagialah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibun Nashri wal Futuh (pemilik pertolongan dan kemenangan).”

Bulan Kelima Mengandung (Dzulqa’dah)

Pada bulan kelima datang seorang laki-laki berkata: “Assalamu’alaika Yaa Shafwatallah (salam untukmu wahai Sahabat Karib Allah)”. Aku bertanya: Siapa engkau?” Ia menjawab: “Aku Hud.” Apa yang engkau inginkan? “Bergembiralah wahai ibu Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibusy Syafa’ah fil yawmil Masyhud (pemilik Syafa’at di Hari Kiamat)”.

Bulan Keenam Mengandung (Dzulhijjah)

Pada bulan keenam datang seorang laki-laki berkata: “Assalamu’alaika Yaa Rohmatallah (salam untukmu wahai kasih sayang Allah)”. Aku bertanya, Siapa engkau? Ia menjawab, “Aku Ibrohim Al-Kholil”. Apa yang engkau inginkan? “Bahagialah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Jalil (Nabi yang Agung).”

Bulan Ketujuh Mengandung (Muharram)

Pada bulan ketujuh datang seorang laki-laki berkata: “Assalamu’alaika Yaa Manikhtaarohullah” (Salam untukmu wahai orang yang telah dipilih Allah)”. Aku bertanya: “Siapa engkau?” Ia menjawab: “Aku Ismail Adz-Dzabih (yang disembelih)” Apa yang engkau inginkan? “Gembiralah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Malih (Nabi yang Elok).”

Bulan Kedelapan Mengandung (Shafar)

Pada bulan kedelapan datang seorang laki-laki berkata: “Assalamu’alaika Yaa Khirotallah (salam untukmu wahai pilihan Allah)”. Aku bertanya: “Siapa engkau?” Ia menjawab: “Aku Musa putra Imran.” Apa yang engkau inginkan?” “Kabar gembira Yaa Aminah, engkau sedang mengandung “Man Yunzalu ‘alaihil Qur’an (Orang yang akan diuturunkan padanya Al-Qur’an).”

Bulan Kesembilan Mengandung (Rabiul Awal)

Pada bulan kesembilan yakni bulan Rabi’ul Awwal, datang seorang laki-laki berkata: “Assalamu’alaika Yaa Rasulullah” (Salam untukmu wahai utusan Allah)”. Aku bertanya, “Siapa engkau?” Ia menjawab: “Aku Isa putra Maryam.” Apa yang engkau inginkan? “Gembiralah engkau Yaa Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Mukarrom wa Rosulil Mu’azhom (Nabi yang dimuliakan dan Rasul yang diagungkan).”

Detik-detik Kelahiran Rasulullah SAW dan Keajaibannya

Rabiul Awal, bulan ke-9 kehamilan Sayyidah Aminah merupakan momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Menjelang kelahiran Beliau semakin dekat, Allah melimpahkan bermacam anugerah-Nya kepada Sayyidah Aminah mulai tanggal 1 hingga malam 12 Rabiul Awal. Berikut kisahnya diceritakan Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami dalam kitabnya Anni’matul-Kubro ‘Alal Alam.

Malam ke-1 Rabiul Awal

Malam pertama Rabiul Awal ibunda Sayyidah Aminah merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Malam ke-2 Rabiul Awal

Pada malam kedua datang seruan berita gembira kepada Sayyidah Aminah yang menyatakan dirinya akan mendapati anugerah yang luar biasa dari Allah Ta’ala.

Malam ke-3 Rabiul Awal

Malam ketiga datang seruan memanggil: “Wahai Aminah, sudah dekat saat engkau melahirkan Nabi yang agung dan mulia, Muhammad Rasulullah SAW yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah.

Baca juga: 12 Peristiwa Ajaib yang Mengiringi Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Simak Yuk!

Malam ke-4 Rabiul Awal

Pada malam keempat Sayyidah Aminah mendengar seruan beraneka ragam tasbih para Malaikat dengan jelas.

Malam ke-5 Rabiul Awal

Pada malam kelima Sayyidah Aminah bermimpi bertemu dengan Nabi Alloh Ibrahim ‘alaihissalam.

Malam ke-6 Rabiul Awal

Pada malam keenam Sayyidah Aminah melihat cahaya Nabi Muhammad SAW memenuhi alam semesta.

Malam ke-7 Rabiul Awal

Pada malam ketujuh Sayyidah Aminah melihat para Malaikat silih berganti berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira sehingga kebahagiaan dan kedamaian semakin memuncak.

Malam ke-8 Rabiul Awal

Pada malam ke delapan Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil di mana-mana, suara tersebut terdengar jelas mengumandangkan: “Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi Agung, kekasih Allah pencipta Alam Semesta.”

Malam ke-9 Rabiul Awal

Pada malam ke sembilan Allah mencurahkan rahmat kasih sayang kepada Sayyidah Aminah sehingga tidak ada sedikitpun rasa sakit, sedih, susah, dalam jiwa Sayyidah Aminah.

Malam ke-10 Rabiul Awal

Pada malam ke sepuluh Sayyidah Aminah melihat tanah Tho’if dan Mina ikut bergembira menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Malam ke-11 Rabiul Awal

Pada malam ke sebelas Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Sayyidina Muhammad SAW.

Malam ke-12 Rabiul Awal

Tibalah kelahiran Nabi Muhammad SAW tepatnya tanggal 12 Robiul Awal di sepertiga malam yang tenag. Malam itu langit dalam keadaan cerah tanpa mendung sedikitpun. Saat itu Abdul Mutholib (kakek Nabi Muhammad SAW) sedang bermunajat kepada Allah di sekitar Ka’bah. Sedangkan Sayyidah Aminah sendiri di rumah tanpa ada seorang pun yang menemaninya.

Tiba-tiba Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang masing-masing sangat jelita, anggun dan cantik, diliputi dengan cahaya kemilau yang memancar serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan.

Wanita pertama datang dan berkata: “Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang Agung, junjungan Semesta Alam. Beliaulah Nabi Muhammad SAW. Kenalilah aku, bahwa aku adalah Hawa istri Nabi Allah Adam, ibunda seluruh ummat manusia, aku diperintahkan Allah untuk menemanimu.”

Gembira Mendengar Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Siksa Abu Lahab Diringankan

Gembira Mendengar Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Siksa Abu Lahab Diringankan



loading…

Setiap peringatan Maulid Nabi SAW, siksaan Abu Lahab diringankan Allah SWT, kenapa? Sebab Abu Lahab pernah meluapkan kegembiraannya dengan kelahiran Nabi SAW. Foto ilustrasi/ist

Di setiap perayaan Maulid Nabi Shallalahu Alaihi Wassalam, kisah ini selalu disampaikan di berbagai majelis. Kisah ini menceritakan siksaan Abu Lahab , kafir Quraisy paman Nabi yang diringankan Allah sebab kegembiraannya dengan kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Para ulama menyebutkan kisah ini dalam kitab-kitab hadis. Lantas bagaimana awal kisahnnya?

Dikisahkan dalam hadis riwayat Al-Bukhari dalam kitab sahihnya, tatkala mendengar kabar kelahiran Nabi Muhammad , Abu Lahab sang paman Nabi bersuka cita, melompat-lompat riang gembira seraya meneriakkan kata-kata pujian sepanjang jalan. Tidak hanya cukup mengungkapkan kegembiraannya, akan tetapi ia memerdekakan budaknya Tsuwaibah, orang yang menyusui Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

Sahabat mulia Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu melihat Abu Lahab dalam mimpinya setelah wafatnya Abu Lahab. Dalam mimpinya, Ibnu Abbas menanyakan kepada Abu Lahab tentang keadaannya, maka Abu Lahab menjawab: “Setelah aku wafat, aku tidak melihat akan adanya suatu kebaikan yang menghampiriku kecuali aku diberi minum dan diringankan siksaku setiap malam Senin, sebab aku memerdekakan budakku Tsuaibah.”

Sumber kisah yang menerangkan diringankannya siksa Abu Lahab adalah hadis berikut:

قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ

“Berkata ‘Urwah “Tsuwaibah adalah bekas budak Abu Lahab ,pada waktu itu Abu Lahab membebaskannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi صلى الله عليه وسلم. Ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sang kerabat berkata padanya, Apa yang telah kamu dapatkan? Abu Lahab berkata: Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah.”

Baca juga: Maulid Nabi : Keberkahan Selawat Nabi, Amalan Terbaik di Akhir Zaman hingga Kunci 70 Pintu Rahmat

Hadis di atas diriwayatkan banyak dari para ulama hadis dan ulama sejarah, di antaranya:
1) Imam al-Bukhari dalam kitab sahihnya.
2) Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab Fathulbarinya.
3) Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam kitab Sirah an-Nabawiyahnya.
4) Al-Hafidz Al-Baghowi dalam kitab Syarah Sunnahnya.
5) Al-Hafidz Al-Baihaqi dalam kitab Dalaailnya.

Para ulama yang meriwayatkan hadis tersebut adalah ulama pembesar hadis dan sudah sampai derajat al-Hafidz, yaitu ulama yang hafal seratus ribu hadis sanad dan matannya.

Bagaimanakah status hadis tersebut? Status hadis itu adalah hadis mursal yang diterima, sebab beberapa alasan, di antaranya :