Kakek Berusia 75 Tahun Ceraikan Istrinya setelah Jatuh Cinta dengan Gadis yang Dihasilkan AI

Kakek Berusia 75 Tahun Ceraikan Istrinya setelah Jatuh Cinta dengan Gadis yang Dihasilkan AI



loading…

Ilustrasi kakek di China yang tetap bergaya modis. Foto/X/@mashable

BEIJING – Seorang pria tua China bernama Jian baru-baru ini menjadi korban penipuan kecerdasan buatan. Dia begitu jatuh cinta pada model daring yang dihasilkan AI sehingga ia meminta cerai kepada istrinya.

Menurut Beijing Daily, seorang pria berusia 75 tahun bernama Jiang menemukan avatar perempuan yang dihasilkan AI saat menjelajahi media sosial.

Bagi mereka yang akrab dengan avatar digital, gadis itu jelas merupakan ciptaan AI, tetapi bagi Jiang yang awam, ia hanyalah seorang gadis cantik yang senang mengobrol dengannya.

Bahkan ucapan dan gerakan bibirnya yang tidak sinkron pun tak masalah. Seiring berjalannya waktu, ia menjadi begitu terobsesi dengan pacar daringnya sehingga hal terpenting dalam harinya adalah menunggu di dekat ponselnya untuk menerima pesan-pesan umum baru darinya.

Baca Juga: Presiden Taiwan: Perang Tak Memiliki Pemenang

Cikal Bakal Bisnis Keluarga Djarum, Berawal dari Kakek Buyut Jualan Minyak Kacang Tanah

Cikal Bakal Bisnis Keluarga Djarum, Berawal dari Kakek Buyut Jualan Minyak Kacang Tanah



loading…

Chief Operating Officer PT Djarum Victor Hartono dalam acara Meet The Leader 5, Djarum: a Story of Strategic Succession di Universitas Paramadina di Jakarta, Sabtu ( 26/7). FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA – Perjalanan bisnis keluarga Hartono, pemilik PT Djarum, menjadi inspirasi bagi banyak orang di Indonesia. Direktur Utama PT Djarum, Victor Rachmat Hartono, mengungkapkan bahwa kesuksesan perusahaan rokok terbesar di Indonesia ini tidak dimulai dari industri tembakau.

Cikal bakal bisnis Djarum berawal dari usaha minyak kacang tanah yang dijalankan kakek buyutnya di Lasem, Jawa Tengah. “Kami mengolah kacang tanah menjadi minyak yang digunakan untuk memasak, di saat minyak sawit belum ada. Namun, ketika minyak sawit muncul, bisnis kami mulai tergerus,” ungkap Victor dalam acara Meet The Leaders yang diselenggarakan Universitas Paramadina, di Jakarta, Sabtu (26/7).

Baca Juga: Daftar 5 Orang Terkaya Indonesia versi Bloomberg Juli 2025, Paling Tajir Berharta Rp473 Triliun

Victor menjelaskan, bisnis minyak kacang tanah tersebut dikelola oleh kakek buyutnya, yang merupakan generasi keempat dalam keluarga Hartono. Seiring berjalannya waktu, bisnis keluarga mengalami pasang surut.

Ia melihat ukuran makam kakek buyutnya yang besar menjadi simbol kejayaan bisnis di generasi keempat, namun semakin kecil di generasi berikutnya. “Saya mengurus makam keluarga dan melihat bahwa ukuran makam mencerminkan kondisi keuangan keluarga. Ini adalah indikasi nyata dari perjalanan bisnis kami,” jelasnya.

Memasuki generasi ketujuh, kakeknya, Oei Wie Gwan, beralih ke usaha mercon dan mendirikan pabrik kembang api pada 1927 dengan merek Cap Leo. Namun, saat Jepang menduduki Indonesia, pabrik tersebut terpaksa ditutup akibat larangan peredaran bubuk mesiu oleh Belanda.

Antara tahun 1942 hingga 1951, Oei Wie Gwan menjajaki berbagai sektor bisnis, termasuk menjadi kontraktor untuk pembangunan landasan udara Ahmad Yani. Namun, titik balik terjadi pada tahun 1951 ketika ia membeli sebuah pabrik rokok kretek kecil di Kudus, yang menjadi cikal bakal kesuksesan Djarum.