Masih Jauh dari Cita-cita Kemerdekaan

Masih Jauh dari Cita-cita Kemerdekaan



loading…

Ketua Umum PP KMHDI Wayan Darmawan menyoroti kesejahteraan masyarakat masih jauh dari cita-cita kemerdekaan. Foto/istimewa

JAKARTA – Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia ( KMHDI ) menilai Indonesia masih jauh dari cita-cita kemerdekaan. Data kemiskinan, ketimpangan sosial, dan indeks pendidikan menegaskan kesejahteraan rakyat belum merata, kesenjangan masih tinggi, serta kualitas sumber daya manusia belum optimal.

Ketua Umum PP KMHDI Wayan Darmawan mengatakan terdapat empat tujuan negara Indonesia merdeka yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

“Meski sudah merdeka 80 tahun, Indonesia masih jauh dari cita-cira kemerdekaanya. Kemerdekaan tidak bisa menjadi alat yang bisa membawa kesejahteraan bagi rakyatnya,” katanya, Sabtu (16/8/2025).

Baca juga: KMHDI Dorong Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo Banyuwangi Dapat Manfaat Pengelolaan Retribusi

Berdasarkan laporan Oxfam 2017, kata Darmawan, menunjukan empat orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan setara dengan 100 juta penduduk termiskin di Indonesia. Sementara itu, dari sisi kepemilikan asset, 1% orang terkaya di Indonesia hampir menguasai 50% asset nasional. Kondisi ini memperlihatkan terjadi ketimpangan ekonomi yang lebar di Indonesia.

KTT Putin-Trump Berjalan Jauh Lebih Baik dari Perkiraan

KTT Putin-Trump Berjalan Jauh Lebih Baik dari Perkiraan



loading…

Presiden AS Donald Trump menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Foto/sputnik

ALASKA – Hanya ada sedikit detail tentang apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, tetapi para pejabat Rusia telah menegaskan mereka puas dengan jalannya pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pernyataan itu diungkap analis geopolitik veteran, Pepe Escobar.

Bahkan ada beberapa indikasi pemulihan hubungan AS-Rusia yang serius mungkin akan segera terjadi.

Tak hanya itu, menurut Presiden Trump sendiri, mereka telah mencapai kesepakatan pada beberapa poin penting dan hanya beberapa yang tersisa.

“Jadi, ini menyiratkan diskusi serius tidak hanya tentang Ukraina, kemungkinan resolusi di Ukraina, dan tentu saja kita tidak tahu tentang persyaratan dan parameternya, tetapi juga sebuah pemulihan, pemulihan hubungan AS-Rusia yang serius,” papar Pepe Escobar.

KTT AS-Rusia berlangsung pada hari Jumat di pangkalan militer Elmendorf-Richardson, Alaska.

Delegasi Rusia terdiri dari Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, Menteri Pertahanan Andrei Belousov, Menteri Keuangan Anton Siluanov, ajudan Kremlin Yuri Ushakov, dan kepala RDIF Kirill Dmitriev. Delegasi AS juga mencakup pejabat diplomatik dan keamanan senior.

Trump mengungkapkan kemajuan signifikan menuju penyelesaian Ukraina. Dia sekaligus memperingatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky harus “membuat kesepakatan”.

Efek Cahaya Menakjubkan Seperti Sun Dog Mungkin Terjadi di Planet Jauh WASP-17b

Efek Cahaya Menakjubkan Seperti Sun Dog Mungkin Terjadi di Planet Jauh WASP-17b


Efek Cahaya Menakjubkan Seperti
Ilustrasi(Media Sosial X)

FENOMENA optik menakjubkan seperti lingkaran cahaya di sekitar bulan atau bintik terang di samping matahari, ternyata tidak hanya terjadi di Bumi. Menurut penelitian terbaru, efek serupa juga mungkin muncul di planet-planet yang berada ribuan tahun cahaya dari tata surya kita.

Dalam studi yang dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters pada 21 Juli lalu, ilmuwan dari Universitas Cornell mengungkap planet gas raksasa WASP-17b kemungkinan memiliki efek optik berkilau di atmosfernya.

WASP-17b pertama kali ditemukan pada 2009 dan diklasifikasikan sebagai hot Jupiter, yaitu planet gas besar yang mengorbit sangat dekat dengan bintangnya. Kedekatan ini menyebabkan planet mengalami suhu ekstrem dan angin berkekuatan badai yang dapat mencapai kecepatan hingga 16.000 km per jam.

Para peneliti memperkirakan bahwa angin kencang di atmosfer planet cukup kuat untuk menyelaraskan kristal kuarsa kecil yang melayang di lapisan atas. Proses ini mirip dengan cara kristal es di atmosfer Bumi membentuk fenomena optik seperti sun dog atau pilar cahaya berwarna pelangi yang muncul di sekitar matahari akibat pembiasan cahaya.

“Jika kita bisa mengambil gambar WASP-17b dalam panjang gelombang optik dan melihat cakram planetnya secara rinci, kita mungkin akan melihat fitur seperti sun dog,” kata Nikole Lewis, profesor astronomi di Universitas Cornell dan salah satu penulis studi tersebut.

Kristal penyebab efek ini tersusun dari kuarsa, mineral yang umum ditemukan di pasir dan batu permata. Ukurannya sangat kecil, sekitar 10.000 kristal bisa muat di lebar sehelai rambut manusia. Menurut peneliti utama Elijah Mullens, mahasiswa pascasarjana di Cornell, partikel ini bisa tersusun rapi layaknya perahu kecil yang bergerak serentak di aliran sungai.

Konsep penyelarasan mekanis seperti ini pertama kali dikemukakan pada 1952 oleh astronom Cornell, Tommy Gold, untuk menjelaskan bagaimana debu antarbintang bisa sejajar dengan aliran gas. Meskipun kini model itu telah diperbarui, Mullens dan Lewis meyakini konsep tersebut masih relevan dalam kondisi ekstrem atmosfer planet luar tata surya.

Meskipun teleskop tidak dapat secara langsung memotret fenomena tersebut karena jaraknya yang sangat jauh, keberadaannya tetap bisa dideteksi. Para ilmuwan memanfaatkan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) yang mengamati atmosfer melalui spektrum cahaya inframerah.

Pada 2023, tim yang dipimpin Lewis dan Mullens menggunakan JWST untuk mendeteksi keberadaan kristal kuarsa nano di awan lapisan atas atmosfer WASP-17b. “Kami tidak menyangka akan menemukan kristal kuarsa di atmosfer hot Jupiter,” kata Lewis.

Untuk menelusuri lebih lanjut, para peneliti membuat model simulasi yang menunjukkan bagaimana berbagai jenis kristal, termasuk kuarsa, enstatit, dan forsterit, memantulkan atau meneruskan cahaya tergantung pada orientasinya. Hasilnya menunjukkan perubahan kecil dalam orientasi partikel dapat menghasilkan perbedaan signifikan dalam sinyal cahaya yang ditangkap JWST.

Para ilmuwan menyatakan meskipun kristal tidak sepenuhnya sejajar dengan arah angin, kristal-kristal tersebut tetap bisa tersusun secara vertikal. Susunan ini, atau pengaruh dari medan listrik, dapat menghasilkan efek visual khas saat berinteraksi dengan cahaya bintang.

Mullens akan melanjutkan penelitiannya melalui program observasi JWST yang baru disetujui dan dijadwalkan berlangsung tahun depan. “Selain indah dipandang, efek-efek ini sangat kaya informasi dan bisa mengungkap banyak hal tentang interaksi partikel di atmosfer planet,” ujarnya. (Live Science/Z-2)

Gempa Dahsyat Magnitudo 8,7 Guncang Lepas Pantai Timur Jauh Rusia, Peringatan Tsunami Dikeluarkan

Gempa Dahsyat Magnitudo 8,7 Guncang Lepas Pantai Timur Jauh Rusia, Peringatan Tsunami Dikeluarkan


Gempa Dahsyat Magnitudo 8,7 Guncang Lepas Pantai Timur Jauh Rusia, Peringatan Tsunami Dikeluarkan
Gempa magnitudo 8,7 guncang Kamchatka, Rusia, picu peringatan tsunami untuk Rusia, Jepang, dan Alaska. Warga diminta menjauhi pesisir dan waspada.(USGS)

GEMPA bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 8,7 mengguncang wilayah lepas pantai timur jauh Rusia, menurut laporan US Geological Survey (USGS). Guncangan kuat ini memicu peringatan tsunami di kawasan Samudra Pasifik.

USGS memperingatkan gelombang tsunami berbahaya berpotensi mencapai wilayah pesisir Rusia dan Jepang dalam waktu tiga jam setelah gempa terjadi.

Pusat gempa dilaporkan berada sekitar 136 kilometer sebelah timur kota Petropavlovsk, di Semenanjung Kamchatka, dengan kedalaman 19 kilometer.

Selain Rusia dan Jepang, otoritas Amerika Serikat juga mengeluarkan peringatan tsunami untuk sebagian wilayah pesisir Alaska.

Badan Meteorologi Jepang turut mengeluarkan peringatan tsunami dengan potensi gelombang hingga satu meter di sepanjang pesisir Samudra Pasifik.

USGS awalnya mencatat gempa berkekuatan 8,0, namun kemudian memperbarui magnitudo menjadi 8,7. Warga di wilayah pesisir yang berpotensi terdampak diminta tetap waspada dan mengikuti arahan dari otoritas setempat. (AFP/Z-2)