Polandia akan Jadikan Ladang Turbin Angin sebagai Mata dan Telinga NATO

Polandia akan Jadikan Ladang Turbin Angin sebagai Mata dan Telinga NATO



loading…

Proyek Baltic Power dilaporkan memasang radar dan sensor pada menara turbinnya. Foto/baltic wind

WARSAWA – Polandia sedang mengubah satu ladang turbin angin lepas pantai besar menjadi aset pengawasan strategis bagi NATO. Kabar itu diungkap Euractiv pada hari Senin (11/8/2025).

Proyek Baltic Power dilaporkan memasang radar dan sensor pada menara turbinnya sebagai respons terhadap dugaan peningkatan ancaman hibrida Rusia.

Terletak kurang dari 200 kilometer dari Wilayah Kaliningrad Rusia, Baltic Power akan menjadi salah satu ladang angin lepas pantai terbesar di Polandia.

Fasilitas dengan 76 turbin ini dijadwalkan selesai pada tahun 2026 dan diharapkan dapat menyediakan listrik untuk 1,5 juta rumah tangga.

Menurut Marcin Godek, manajer operasi dan pemeliharaan ladang angin tersebut, peralatan pengawasan sedang dipasang sesuai dengan daftar periksa dari Kementerian Pertahanan Polandia.

Langkah ini dilaporkan menyusul serangkaian insiden di kawasan Baltik, termasuk sabotase pipa Nord Stream dan kerusakan pada jaringan energi utama seperti Balticconnector dan EstLink 2.

Zikir Kebangsaan, Menag Ajak Jadikan Indonesia Rumah Besar Umat Beragama

Zikir Kebangsaan, Menag Ajak Jadikan Indonesia Rumah Besar Umat Beragama



loading…

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menghadiri Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (10/8/2025) malam. Foto/SindoNews

JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menghadiri Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (10/8/2025) malam. Dalam kegiatan yang digelar Pengurus Besar (PB) Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabaroh Ahlussunnah Wal Jamaah (Jatma Aswaja) itu, Menag mengajak masyarakat menjadikan Indonesia sebagai rumah besar umat beragama.

“Mari kita menjadikan Indonesia ini sebagai rumah besar bagi umat beragama, rumah besar untuk kita semuanya,” ujarnya.

Dia mengatakan, pada malam ini, semua orang menyaksikan resepsi perkawinan antara agama dan bangsa. Di Masjid Istiqlal pula, dilakukan salat Isya dengan pengajian Al-Qur’an, tapi setelah itu juga menyaksikan lagu kebangsaan Indonesia.

Baca juga: Gelar Zikir Kebangsaan, Jatma Aswaja: Cinta Tanah Air Bagian dari Iman

“Malam ini juga kita menyaksikan perkawinan antara syariah dan tasawuf yang ditandai dengan peresmian organisasi tarekat yang kita saksikan bersama tadi dan di tempat ini juga kita menyaksikan perkawinan antara para penghuni langit dan kita semuanya para penghuni bumi,” tuturnya.

Lebih dari 1.000 Imam Yahudi Tuduh Israel Jadikan Kelaparan Gaza sebagai Senjata

Lebih dari 1.000 Imam Yahudi Tuduh Israel Jadikan Kelaparan Gaza sebagai Senjata



loading…

Lebih dari 1.000 rabi atau imam Yahudi tuduh Israel jadikan kelaparan sebagai senjata di Gaza. Foto/Ahmed Jihad Ibrahim Al-Arini/Anadolu

GAZA – Lebih dari 1.000 rabi atau imam Yahudi dari berbagai negara menuduh Israel menjadikan kelaparan di Gaza sebagai senjata dalam perangnya melawan Hamas. Mereka mendesak rezim Zionis untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah kantong Palestina tersebut.

Menurut kepala badan pengungsi Palestina PBB, Philippe Lazzarini, sekitar 90.000 perempuan dan anak-anak di Gaza menderita malnutrisi dalam apa yang digambarkan oleh kelompok-kelompok bantuan sebagai kelaparan buatan manusia yang disebabkan oleh blokade Israel.

Para rabi dan cendekiawan Yahudi dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan Israel menandatangani surat terbuka yang menyatakan bahwa orang-orang Yahudi “menghadapi krisis moral yang serius.”

Baca Juga: Heboh, 52 Penumpang Yahudi Diusir dari Penerbangan Vueling karena Berbuat Onar

“Pembatasan ketat yang diberlakukan pada bantuan kemanusiaan di Gaza, dan kebijakan menahan makanan, air, dan pasokan medis dari penduduk sipil yang membutuhkan, bertentangan dengan nilai-nilai hakiki Yudaisme sebagaimana kita pahami,” demikian bunyi surat tersebut.