Dricus du Plessis Bikin Penggemar Murka Gara-gara Sebut Israel Adesanya Lawan Terberatnya di UFC

Dricus du Plessis Bikin Penggemar Murka Gara-gara Sebut Israel Adesanya Lawan Terberatnya di UFC



loading…

Dricus du Plessis membuat pengakuan mengejutkan tentang lawan terbaik yang pernah ia hadapi justru menuai pro dan kontra dari para penggemar / Foto: MMA Mania

Juara bertahan kelas menengah UFC , Dricus du Plessis, dikenal dengan gaya bertarungnya yang unik dan efektif. Meskipun kerap dicibir, Stillknocks kini dianggap sebagai salah satu petarung pound-for-pound terbaik. Namun, pengakuan terbarunya tentang lawan terbaik yang pernah ia hadapi justru menuai pro dan kontra dari para penggemar.

Dalam wawancara dengan Betway Afrika Selatan, du Plessis mengejutkan banyak pihak saat menyebut Israel Adesanya sebagai lawan terbaiknya sejauh ini. Padahal, ia mengalahkan Adesanya dengan relatif mudah melalui submission di ronde keempat pada UFC 305. Kemenangan itu adalah salah satu pertarungan UFC-nya yang paling nyaman, berbanding terbalik dengan duel sengit melawan Sean Strickland atau pertarungan berat melawan Darren Till.

Meski menang meyakinkan, du Plessis mengakui bahwa pertarungan melawan Adesanya adalah yang paling membuatnya gugup. Hal ini dikarenakan kehebatan Adesanya dalam striking dan kemampuannya untuk menghukum lawan dengan mudah.

Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Sebut Muhammad Ali sebagai GOAT

“Harus saya akui, mungkin Adesanya adalah petarung terbaik yang pernah saya hadapi di area spesifiknya,” kata du Plessis. “Itu mungkin pertarungan yang paling membuat saya gugup, mengingat betapa hebatnya dia. Dia bisa menyerang Anda dengan apa pun, kapan pun. Saya selalu mengagumi dan mempelajarinya, karena dialah patokan. Mengetahui kemampuannya, saya pikir dia petarung terbaik yang pernah saya hadapi.”

Putra Netanyahu Tuding Panglima Militer Israel Melakukan Pemberontakan di Gaza

Putra Netanyahu Tuding Panglima Militer Israel Melakukan Pemberontakan di Gaza



loading…

Eyal Zamir dituding putra PM Benjamin Netanyahu melakukan pemberontakan. Foto/X/@AmitSegal

GAZA – Ketegangan di puncak kepemimpinan Israel meningkat tajam. Itu ditunjukkan dengan putra Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu, menuduh panglima militer merencanakan “pemberontakan.”

Sementara Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir melaporkan bahwa Yair Netanyahu melontarkan kritik pedas kepada Kepala Staf Eyal Zamir setelah harian Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa perselisihan antara perdana menteri dan para jenderal senior mengenai rencana merebut kembali Gaza telah mencapai “titik didih”.

“Jika orang yang mendiktekan twit itu adalah orang yang kita semua pikirkan, ini tidak lebih dari sebuah pemberontakan dan kudeta militer yang mengingatkan pada republik pisang di tahun 1970-an. Ini benar-benar kriminal,” tulis Yair di X, menanggapi unggahan analis militer Yossi Yehoshua yang mendesak Netanyahu untuk menjelaskan biaya dari langkah tersebut.

Hanya beberapa jam kemudian, Ben-Gvir memberikan tanggapan, menuntut Zamir untuk secara terbuka menegaskan kesetiaannya kepada kepemimpinan Netanyahu.

“Kepala staf harus dengan jelas menyatakan bahwa dia akan sepenuhnya mematuhi instruksi kepemimpinan politik, bahkan jika keputusannya adalah untuk menduduki Gaza,” kata Ben-Gvir.

Menteri Luar Negeri Gideon Saar juga meminta Panglima Angkatan Darat untuk menyampaikan pendapatnya mengenai pendudukan kembali Gaza kepada pimpinan politik.

“Kepala Staf Angkatan Darat diharuskan menyampaikan pendapat profesionalnya secara jelas dan tegas kepada eselon politik. Saya yakin beliau akan melakukannya,” ujar Saar di akun X miliknya.

3 Negara Pendukung Setia Israel, Salah Satunya Mayoritas Berpenduduk Islam

3 Negara Pendukung Setia Israel, Salah Satunya Mayoritas Berpenduduk Islam



loading…

Israel memiliki banyak pendukung setia. Foto/X/@Ostrov_A

GAZAIsrael mendapatkan dukungan dari banyak negara, umumnya Barat yang dipimpin Amerika Serikat. Namun, Israel juga meraih dukungan dari banyak negara lainnya, termasuk di Asia.

Israel memiliki pendukung setia ketika Tel Aviv diguncang isu kelaparan Gaza dan perang terus menerus di Palestina. Zionis tetap memberikan kontribusi besar kepada aliansinya yang memberikan jaminan diplomasi dan keamanan.

3 Negara Pendukung Setia Israel, Salah Satunya Mayoritas Berpenduduk Islam

1. Amerika Serikat

Beberapa menit setelah David Ben-Gurion, yang kelak menjadi perdana menteri pertama Israel, mengumumkan berdirinya Negara Israel pada 14 Mei 1948, Presiden AS Harry Truman secara resmi mengakui negara baru tersebut. Tiga hari kemudian, Uni Soviet juga mengakuinya, dan setahun kemudian, Israel menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Setelah Perang Dunia II, Truman awalnya ragu untuk mengirimkan senjata ke Israel, karena khawatir hal itu dapat memicu perlombaan senjata di Timur Tengah dan mendorong negara-negara Arab untuk mencari senjata Soviet.

Namun, ketika Uni Soviet mendukung gerakan nasionalis yang mendapatkan momentum di negara-negara Arab dari tahun 1950-an hingga 1970-an, Israel dan AS mengembangkan tujuan bersama: melawan pengaruh Soviet dan membendung penyebaran komunisme.

Pengiriman senjata AS sangat penting ketika konflik pecah antara Israel dan negara-negara tetangganya. Misalnya, selama Perang Yom Kippur 1973, ketika Suriah dan Mesir menyerang Israel, Amerika Serikat mengirimkan sejumlah besar perlengkapan militer, senjata, tank, dan jet ke Israel karena negara tersebut menderita banyak korban dan kehilangan peralatan.

Siapa Anthony Aguilar? Tentara Bayaran AS yang Tuding Sniper Israel Tembaki Anak-anak Gaza

Siapa Anthony Aguilar? Tentara Bayaran AS yang Tuding Sniper Israel Tembaki Anak-anak Gaza



loading…

Anthony Aguilar merupakan mantan tentara bayaran AS yang tuding sniper Israel tembaki anak-anak Gaza. Foto/BBC

WASHINGTON – Mantan anggota pasukan khusus Angkatan Darat AS yang bekerja sebagai kontraktor militer, Anthony Aguilar, mengungkapkan sniper Israel selalu bersiap siaga untuk menembak mati anak-anak Palestina yang tidak bersenjata di Gaza. Bahkan, sebuah perusahaan tentara bayaran AS memberi tahu seorang karyawan bahwa ia tidak diizinkan untuk menghalangi mereka.

Mantan Baret Hijau (pasukan khusus Angkatan Darat AS) dan kontraktor, Anthony Aguilar, mengungkapkan perintah mengerikan dari militer Israel dalam sebuah wawancara dengan Senator AS Chris Van Hollen yang disiarkan oleh kantornya pada hari Selasa.

Siapa Anthony Aguilar? Tentara Bayaran AS yang Tuding Sniper Israel Tembaki Anak-anak Gaza

1. Saksi Mata saat Kolonel Israel Meminta Sniper Menembaki Anak-anak Gaza

Aguilar mengatakan bahwa seorang letnan kolonel Israel memerintahkannya untuk menurunkan anak-anak Palestina dari bahu seorang pria, tempat mereka berdiri, agar tidak terhimpit oleh kerumunan orang yang kelaparan yang mencoba mengambil bantuan.

“Seorang pria Palestina telah mengangkat beberapa anak agar mereka dapat naik ke bahunya dan naik ke tanggul karena mereka terhimpit. Dia [perwira Israel] berkata, ‘Suruh anak buahmu untuk menurunkan mereka,’” kata Aguilar kepada Van Hollen. “Saya seperti, ‘kita bisa mengendalikan ini’… mereka anak-anak.”

Perwira Israel itu meledak, kenang Aguilar, sambil mengancam, “Turunkan mereka sekarang atau saya yang akan melakukannya.”

Aguilar mengatakan ia mengabaikan ancaman tersebut sebagai “bombastis” hingga seorang tentara bayaran AS lainnya mengatakan bahwa perwira Israel tersebut telah menggunakan radio untuk berkomunikasi dengan penembak jitu di pangkalan terdekat, memerintahkan mereka untuk membunuh anak-anak tersebut.

“Salah satu kontraktor… adalah orang Amerika yang bisa berbahasa Ibrani. Ia berkata, ‘Hei. Ia hanya menyuruh para penembak jitu… untuk menghabisi anak-anak ini’,” kata Aguilar.

Ketika Aguilar berhadapan dengan kolonel Israel tersebut, ia menjawab, “Saya akan mengurus ini jika Anda tidak melakukannya”.

Aguilar mengatakan bahwa anak-anak tersebut akhirnya melarikan diri dari lokasi kejadian, tetapi ia telah memberi tahu perwira Israel tersebut bahwa ia tidak akan mengizinkannya menembak anak-anak.

“Mereka tidak ingin berada di sana. Mereka tidak bersenjata. Mereka tidak punya sepatu. Salah satu dari mereka tidak mengenakan kemeja. Mereka kelaparan,” katanya.

Baca Juga: Konflik Dinasti Thaksin dan Hun Sen Picu Perang 2 Negara?

2. Tentara Bayaran AS Tak Bisa Intervensi Prajurit Israel

Setelah insiden itu, Aguilar mengatakan bahwa kepala operasi perusahaan tentara bayaran AS, Safe Reach Solutions (SRS), memanggilnya keluar dan menegurnya.

“Dia menatap wajah saya dan berkata, ‘Jangan pernah bilang tidak kepada klien’.”

Aguilar mengatakan dia mendesak COO tersebut tentang siapa klien Safe Reach Solution, menambahkan bahwa dia mendapat kesan bahwa perusahaan tersebut telah dipekerjakan langsung oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dan Israel.

“Dia berkata ‘Tidak, IDF…kami bekerja untuk mereka,” tambahnya, merujuk pada tentara Israel.

Menyayat Hati, Bocah Gaza Cium Tangan Petugas Bantuan lalu Ditembak Mati Tentara Israel

Menyayat Hati, Bocah Gaza Cium Tangan Petugas Bantuan lalu Ditembak Mati Tentara Israel



loading…

Amir, bocah Palestina di Jalur Gaza, cium tangan petugas penyalur bantuan dan berterima kasih. Tak lama kemudian Amir ditembak mati tentara Israel. Foto/X @zohranmamdani

GAZA – Tragis betul nasib Amir, bocah cilik Palestina di Jalur Gaza. Dia mencium tangan petugas penyalur bantuan kemanusiaan setelah mendapat sedikit bahan pangan, namun tak lama kemudian dia ditembak mati tentara Zionis Israel.

Kisah memilukan bocah yang dikenal sebagai “Amir Kecil Gaza” tersebut dibagikan seorang pensiunan tentara Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) yang bertugas di titik distribusi bantuan di Gaza, yang berafiliasi dengan Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

Dalam kesaksiannya, mantan tentara tersebut, Anthony Aguilar, mengenang peristiwa tragis pada 28 Mei, ketika Amir, si bocah lelaki itu, terbunuh saat mencoba mendapatkan makanan.

Baca Juga: Amir Berjalan 12 km untuk Mendapat Makanan dan Ditembak Mati Tentara Israel di Jebakan Maut Gaza

Mengutip laporan Middle East Monitor, Jumat (1/8/2025), Amir, yang bertelanjang kaki dan tampak kurus, berjalan 12 kilometer di bawah terik matahari, berharap menemukan sesuatu untuk dimakan setelah berjam-jam menunggu. Yang berhasil dia kumpulkan hanyalah segenggam beras dan kacang lentil dari tanah, kata Aguilar.

Pemukim Israel Bunuh Aktivis Palestina Terkait Film Peraih Academy Award, AS Didesak Beri Sanksi

Pemukim Israel Bunuh Aktivis Palestina Terkait Film Peraih Academy Award, AS Didesak Beri Sanksi



loading…

Aktivis Palestina Awdah Hathaleen. Foto/Eldad Rafaeli

WASHINGTON – Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Tammy Bruce ditanya terkait pembunuhan aktivis Palestina Awdah Hathaleen, yang diduga dilakukan seorang pemukim Israel yang sebelumnya dijatuhi sanksi oleh pemerintah AS. Bruce berkelit dari pertanyaan wartawan.

Dalam jumpa pers pada hari Selasa, juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce menolak ketika ditanya apakah tersangka dalam kematian Hathaleen, Yinon Levi, akan dimintai pertanggungjawaban.

“Israel sedang melakukan investigasi terkait situasi seperti ini,” ujar Bruce. “Saya tidak tahu hasil akhirnya, saya juga tidak akan berkomentar atau berspekulasi tentang apa yang seharusnya terjadi.”

Perdebatan sengit antara Bruce dan wartawan terjadi satu hari setelah beredar video yang menunjukkan Levi menembaki Hathaleen di desa Umm al-Kheir di Tepi Barat yang diduduki.

Aktivis Palestina berusia 31 tahun itu kemudian meninggal dunia akibat luka tembak di dadanya.

Levi adalah salah satu dari beberapa pemukim Israel di Tepi Barat yang sebelumnya dikenai sanksi di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden karena melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.

Namun, Presiden Donald Trump mencabut sanksi tersebut melalui perintah eksekutif tak lama setelah menjabat untuk masa jabatan kedua pada bulan Januari. Namun, Inggris dan Uni Eropa tetap mempertahankan sanksi terhadap Levi.

Hathaleen, penduduk Masafer Yatta, telah membantu menciptakan film dokumenter pemenang Academy Award, No Other Land, yang menggambarkan dampak permukiman Israel, yang ilegal menurut hukum internasional, dan serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Semua Kapal yang Terkait Pelabuhan Israel Diserang

Semua Kapal yang Terkait Pelabuhan Israel Diserang



loading…

Kapal kargo ditenggelamkan Houthi di Laut Merah. Foto/iz

SANAA – Gerakan Ansar Allah (Houthi) yang menguasai Yaman utara, akan menyerang kapal-kapal perusahaan mana pun yang berinteraksi dengan pelabuhan-pelabuhan Israel, terlepas dari tujuan dan negara asal kapal-kapal tersebut. Pengumuman itu diungkap juru bicara militer Houthi, Brigjen Yahya Saree.

“Angkatan Bersenjata Yaman memperingatkan semua perusahaan untuk menghentikan transaksi mereka dengan pelabuhan-pelabuhan musuh Israel sejak pernyataan ini diumumkan. Jika tidak, kapal-kapal mereka, terlepas dari tujuannya, akan ditargetkan di mana pun yang dapat dijangkau atau dalam jangkauan rudal dan drone kami,” tegas Saree.

Menurut juru bicara tersebut, langkah-langkah yang diambil Houthi ini merupakan “fase keempat blokade laut terhadap musuh” dengan latar belakang situasi di Jalur Gaza.

Ia menekankan gerakan tersebut akan menyerang kapal-kapal terlepas dari negara asal mereka.

Gerakan Houthi, yang menguasai sebagian besar pesisir Laut Merah Yaman, sebelumnya telah menyatakan dukungannya terhadap Palestina dan niatnya menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel, serta mendesak negara-negara lain untuk menarik awak kapal mereka dan tidak mendekati mereka di laut.

Kelaparan dan Malanutrisi Meluas di Gaza, Dokter Israel Sasar Anak-Anak

Kelaparan dan Malanutrisi Meluas di Gaza, Dokter Israel Sasar Anak-Anak


Kelaparan dan Malanutrisi Meluas di Gaza, Dokter: Israel Sasar Anak-Anak
Demonstrasi membela Gaza.(Al Jazeera)

KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina. Para pekerja kemanusiaan dan tenaga medis di lapangan melaporkan lonjakan tajam dalam jumlah kematian akibat kelaparan tidak hanya di kalangan anak-anak sebagai kelompok paling rentan tetapi juga orang dewasa.

Sejak Maret 2025, blokade yang diberlakukan Israel semakin memperburuk krisis kemanusiaan. Program Pangan Dunia (WFP) menyebutkan hampir 100.000 perempuan dan anak-anak membutuhkan penanganan gizi secara mendesak.

Selain itu, hampir sepertiga penduduk Gaza dilaporkan tidak makan selama berhari-hari. Di sisi lain, fasilitas medis kehabisan obat-obatan penting dan perlengkapan pengobatan utama.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat peningkatan drastis kasus malanutrisi dan penyakit dengan sebagian besar penduduk Gaza kini berada dalam kondisi kelaparan akut.

Sementara itu, lembaga Medecins Sans Frontieres (MSF) melaporkan seperempat kalangan anak-anak dan perempuan hamil atau menyusui yang diperiksa di klinik mereka di Gaza pekan lalu mengalami kekurangan gizi. MSF menuding Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang secara sengaja.

Dengan jumlah anak yang mencapai sekitar separuh dari total penduduk, Gaza kini menghadapi ancaman serius terhadap generasi masa depan. Para dokter memperingatkan malanutrisi kronis tengah menghancurkan kesehatan anak-anak secara permanen di seluruh wilayah tersebut.

“Perang ini menargetkan satu generasi yaitu generasi anak-anak di bawah usia tiga tahun, karena sistem saraf pusat berkembang hampir sepenuhnya pada usia dua hingga tiga tahun,” kata Dr Ahmed Al-Farrah, kepala bagian anak di Rumah Sakit Nasser seperti dikutip NPR.

PBB sendiri telah memperingatkan wilayah Gaza sedang menuju kelaparan massal seiring pembatasan ketat terhadap distribusi makanan dan bantuan kemanusiaan oleh Israel.

Menghadapi tekanan internasional yang semakin besar, militer Israel sejak Minggu mulai memberlakukan jeda harian selama 10 jam di beberapa wilayah berpenduduk padat untuk memungkinkan pengiriman makanan dan bantuan.

Selama jeda ini, Israel menyatakan akan menghentikan operasi militer di Gaza City, Deir al-Balah, dan Al-Mawasi. Israel juga menyebut telah menyiapkan jalur aman bagi truk-truk bantuan PBB untuk menyalurkan makanan dan obat-obatan ke berbagai titik di Gaza.

Namun di tengah langkah itu, pemerintah Israel menghadapi tekanan dari partai-partai sayap kanan dalam negeri untuk mengendalikan distribusi bantuan pangan. (I-2)

Lebih dari 1.000 Imam Yahudi Tuduh Israel Jadikan Kelaparan Gaza sebagai Senjata

Lebih dari 1.000 Imam Yahudi Tuduh Israel Jadikan Kelaparan Gaza sebagai Senjata



loading…

Lebih dari 1.000 rabi atau imam Yahudi tuduh Israel jadikan kelaparan sebagai senjata di Gaza. Foto/Ahmed Jihad Ibrahim Al-Arini/Anadolu

GAZA – Lebih dari 1.000 rabi atau imam Yahudi dari berbagai negara menuduh Israel menjadikan kelaparan di Gaza sebagai senjata dalam perangnya melawan Hamas. Mereka mendesak rezim Zionis untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah kantong Palestina tersebut.

Menurut kepala badan pengungsi Palestina PBB, Philippe Lazzarini, sekitar 90.000 perempuan dan anak-anak di Gaza menderita malnutrisi dalam apa yang digambarkan oleh kelompok-kelompok bantuan sebagai kelaparan buatan manusia yang disebabkan oleh blokade Israel.

Para rabi dan cendekiawan Yahudi dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan Israel menandatangani surat terbuka yang menyatakan bahwa orang-orang Yahudi “menghadapi krisis moral yang serius.”

Baca Juga: Heboh, 52 Penumpang Yahudi Diusir dari Penerbangan Vueling karena Berbuat Onar

“Pembatasan ketat yang diberlakukan pada bantuan kemanusiaan di Gaza, dan kebijakan menahan makanan, air, dan pasokan medis dari penduduk sipil yang membutuhkan, bertentangan dengan nilai-nilai hakiki Yudaisme sebagaimana kita pahami,” demikian bunyi surat tersebut.

Catat Perusahaan terkait Ekonomi Genosida Israel di Palestina

Catat Perusahaan terkait Ekonomi Genosida Israel di Palestina


Catat Perusahaan terkait Ekonomi Genosida Israel di Palestina
Buldoser militer Israel pabrikan CAT (Caterpillar) merobohkan sebuah rumah di kamp pengungsi Palestina Nur Shams, sebelah timur Tulkarem, di Tepi Barat, wilayah yang diduduki Israel.(AFP)


DI balik genosida Israel di Palestina, ada sejumlah perusahaan yang menikmatinya. Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina, Francesca Albanese, membongkar keterlibatan sejumlah perusahaan internasional dalam mendukung genosida Israel itu. Tidak hanya perusahaan asal Amerika Serikat, terdapat juga negara lain seperti Meksiko, Tiongkok, Jepang, Italia, dan Korea Selatan.

Laporan itu dipresentasikan Albanese di Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, awal Juli. “Perusahaan tidak lagi sekadar terlibat dalam pendudukan. Mereka tertanam dalam ekonomi genosida,” tulis laporan tersebut, dikutip Al-Jazeera, Rabu (23/7). Siapa saja perusahaan itu? Simak uraiannya.

Salah satu program pengadaan pertahanan terbesar Israel yaitu jet tempur F-35 yang dipimpin Lockheed Martin yang berbasis di AS bersama 1.600 perusahaan lain termasuk produsen Italia Leonardo S.p.A dan delapan negara bagian. Pasca-Oktober 2023 atau serangan Hamas ke Israel, F-35 dan F-16 menjadi bagian dalam kekuatan udara negeri Zionis itu untuk menjatuhkan sekitar 85.000 ton bom yang membunuh dan melukai lebih dari 179.411 warga Palestina serta meluluhlantakkan Gaza.

Sistem persenjataan

Drone yang sebagian besar dipasok perusahaan Israel, Elbit Systems dan IAI, telah lama mengawasi warga Palestina dan memberikan intelijen target. Dalam dua dekade terakhir, dengan dukungan dari perusahaan-perusahaan itu dan kolaborasi dengan institusi seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), drone Israel memperoleh sistem persenjataan otomatis.

Untuk memasok senjata, produsen bergantung pada jaringan perantara, termasuk firma hukum, audit, dan konsultan, serta pedagang senjata, agen, dan broker. Pemasok seperti FANUC Corporation dari Jepang menyediakan mesin robotik untuk lini produksi senjata. Perusahaan pelayaran seperti A.P. Moller-Maersk A/S dari Denmark mengangkut komponen, suku cadang, senjata, dan bahan baku, sehingga menjamin pasokan peralatan militer AS yang stabil pasca-Oktober 2023.

Lonjakan belanja militer Israel sebesar 65% dari 2023 hingga 2024 yang mencapai US$46,5 miliar menjadi salah satu belanja per kapita tertinggi di dunia. Ini pun menghasilkan lonjakan tajam dalam laba tahunan perusahaan tersebut.

Teknologi pengawasan 

Beroperasi di Israel sejak 1972, IBM melatih personel militer/intelijen untuk sektor teknologi dan perusahaan rintisan. Sejak 2019, IBM Israel mengoperasikan dan meningkatkan basis data pusat Otoritas Kependudukan, Imigrasi, dan Perbatasan (PIBA) yang memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data biometrik warga Palestina serta mendukung rezim perizinan diskriminatif Israel.

Sebelum IBM, Hewlett Packard Enterprises (HPE) mengelola basis data ini dan anak perusahaannya di Israel masih menyediakan server selama masa transisi. HP telah lama mendukung sistem apartheid Israel, memasok teknologi ke COGAT, layanan penjara, dan kepolisian. 

Microsoft aktif di Israel sejak 1991, mengembangkan pusat terbesarnya di luar AS. Teknologinya tertanam di layanan penjara, kepolisian, universitas, dan sekolah, termasuk koloni. Sejak 2003, Microsoft mengintegrasikan sistem dan teknologi sipilnya di seluruh militer Israel sekaligus mengakuisisi perusahaan rintisan keamanan siber dan pengawasan Israel.

Pada 2021, Israel memberikan Alphabet Inc (Google) dan Amazon.com Inc. kontrak senilai US$1,2 miliar (Project Nimbus). Microsoft, Alphabet, dan Amazon memberikan akses Israel ke teknologi awan dan AI yang meningkatkan kapasitas pemrosesan data, pengambilan keputusan, dan pengawasan/analisis. Pada Oktober 2023, ketika awan militer internal Israel kelebihan beban, Microsoft Azure dan Konsorsium Project Nimbus turun tangan.

Militer Israel mengembangkan sistem AI seperti Lavender, Gospel, dan Where’s Daddy? untuk memproses data dan menghasilkan daftar target yang membentuk kembali peperangan modern dan menggambarkan sifat ganda AI. Palantir Technology Inc., yang kolaborasi teknologinya dengan Israel berlangsung jauh sebelum Oktober 2023, memperluas dukungannya kepada militer Israel pasca-Oktober 2023.

Peralatan berat 

Selama beberapa dekade, Caterpillar Inc. menyediakan peralatan untuk menghancurkan rumah dan infrastruktur Palestina. Israel mengembangkan buldoser D9 Caterpillar menjadi persenjataan inti militer Israel yang otomatis dan dikendalikan dari jarak jauh. Ini digunakan dalam hampir setiap kegiatan militer sejak 2000, membersihkan garis penyerangan, menetralkan wilayah tersebut dan membunuh warga Palestina.

Sejak Oktober 2023, peralatan Caterpillar didokumentasikan digunakan untuk melakukan pembongkaran massal, termasuk rumah, masjid, dan infrastruktur pendukung kehidupan, menyerang rumah sakit, dan menghancurkan warga Palestina hingga tewas. Pada 2025, Caterpillar mendapatkan kontrak multijuta dolar AS lebih lanjut dengan Israel.

HD Hyundai dari Korea dan anak perusahaannya yang sebagian dimiliki, Doosan, bersama dengan Volvo Group dari Swedia dan produsen mesin berat besar lain juga dikaitkan dengan penghancuran properti Palestina. Heidelberg Materials AG Jerman, melalui anak perusahaannya Hanson Israel, berkontribusi dalam penjarahan jutaan ton batu dolomit dari tambang Nahal Raba di tanah yang disita dari desa-desa Palestina di Tepi Barat.

Pemasok energi

Grup real estat global, Keller Williams, melalui, Home in Israel, menggelar pameran real estat di AS dan Kanada. Ia menawarkan ribuan apartemen di koloni pemukim Israel. Booking Holdings Inc. dan Airbnb, Inc. turut mengantongi laba dengan menyewakan properti dan kamar hotel di koloni Israel. 

Drummond Company Inc. dan Glencore plc dari Swiss merupakan pemasok utama batu bara untuk listrik ke Israel yang sebagian besar berasal dari Kolombia. Chevron Corporation AS, dalam konsorsium dengan NewMedEnergy Israel mengekstraksi gas alam dari ladang Leviathan dan Tamar dan membayar pemerintah Israel sebesar US$453 juta dalam bentuk royalti dan pajak pada 2023. 

Perusahaan minyak Inggris, BP p.l.c., memperluas keterlibatannya dengan mengeksplorasi wilayah laut Palestina yang dieksploitasi secara ilegal oleh Israel. BP dan Chevron juga merupakan kontributor terbesar impor minyak mentah Israel.

Pangan dan keuangan 

Tnuva, konglomerat susu terbesar di Israel, yang kini mayoritas sahamnya dimiliki oleh Bright Dairy & Food Co. Ltd, perusahaan asal Tiongkok, meraup keuntungan dari perampasan tanah. Ketergantungan Palestina pada industri susu Israel meningkat 160% dalam satu dekade setelah Israel diperkirakan menghancurkan industri susu Gaza senilai US$43 juta pada 2014.

Netafim, pemimpin global dalam teknologi irigasi, yang sekarang 80% sahamnya dimiliki oleh Orbia Advance Corporation Meksiko, merancang teknologi pertaniannya sesuai dengan keharusan ekspansi Israel. 

BNP Paribas dan Barclays memungkinkan Israel menahan premi suku bunga obligasi pemerintah, meskipun terjadi penurunan peringkat kredit.

Perusahaan manajemen aset, termasuk Blackrock (US$68 juta), Vanguard (US$546 juta) dan anak perusahaan manajemen aset Allianz, PIMCO (US$960 juta), termasuk di antara 400 investor dari 36 negara yang membelinya. Development Corporation for Israel (DCI) melipatgandakan penjualan obligasi tahunannya untuk menyalurkan hampir US$5 miliar ke Israel sejak Oktober 2023.

Perusahaan asuransi global, termasuk Allianz dan AXA, juga berinvestasi dalam jumlah besar pada saham dan obligasi yang terlibat dalam pendudukan dan genosida. Dana Pensiun Pemerintah Norwegia Global (GPFG), setelah Oktober 2023, meningkatkan investasinya di perusahaan-perusahaan Israel sebesar 32% menjadi US$1,9 miliar. (I-2)