Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menghadiri Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (10/8/2025) malam. Foto/SindoNews
JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menghadiri Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (10/8/2025) malam. Dalam kegiatan yang digelar Pengurus Besar (PB) Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabaroh Ahlussunnah Wal Jamaah (Jatma Aswaja) itu, Menag mengajak masyarakat menjadikan Indonesia sebagai rumah besar umat beragama.
“Mari kita menjadikan Indonesia ini sebagai rumah besar bagi umat beragama, rumah besar untuk kita semuanya,” ujarnya.
Dia mengatakan, pada malam ini, semua orang menyaksikan resepsi perkawinan antara agama dan bangsa. Di Masjid Istiqlal pula, dilakukan salat Isya dengan pengajian Al-Qur’an, tapi setelah itu juga menyaksikan lagu kebangsaan Indonesia.
Baca juga: Gelar Zikir Kebangsaan, Jatma Aswaja: Cinta Tanah Air Bagian dari Iman
“Malam ini juga kita menyaksikan perkawinan antara syariah dan tasawuf yang ditandai dengan peresmian organisasi tarekat yang kita saksikan bersama tadi dan di tempat ini juga kita menyaksikan perkawinan antara para penghuni langit dan kita semuanya para penghuni bumi,” tuturnya.
Timnas Putri Indonesia U-20 menutup perjalanan mereka di Kualifikasi Piala Asia Wanita U-20 2025 dengan kemenangan meyakinkan / Foto: Timnas Indonesia
Timnas Putri Indonesia U-20 menutup perjalanan mereka di Kualifikasi Piala Asia Wanita U-20 2025 dengan kemenangan meyakinkan. Bertanding di Stadion Thuwunna, Yangon, Myanmar, Minggu (10/8/2025), Skuad Garuda Pertiwi berhasil membantai Turkmenistan dengan skor telak 4-0.
Meski meraih kemenangan besar, hasil ini tidak cukup untuk meloloskan Timnas Putri Indonesia U-20 ke putaran final. Mereka harus puas finis di posisi kedua klasemen akhir Grup D dengan mengumpulkan lima poin.
Sejak peluit babak pertama dibunyikan, Timnas Putri Indonesia U-20 langsung tampil agresif. Gol cepat tercipta di menit ke-10 lewat tandukan tajam Gea Yumanda, membuka keunggulan untuk Garuda Pertiwi.
Baca Juga: Mengapa Mees Hilgers Tak Laku di Bursa Transfer, Bagaimana Nasibnya di Timnas Indonesia ?
Tidak puas dengan satu gol, para pemain terus menekan pertahanan lawan. Pada menit ke-27, Shifana berhasil menggandakan skor melalui tendangan kerasnya. Tiga menit berselang, giliran Ajeng Sri yang mencatatkan namanya di papan skor, membuat Indonesia unggul 3-0 saat turun minum.
Di babak kedua, Timnas Putri Indonesia U-20 tetap menjaga tempo permainan. Meskipun Turkmenistan tampil lebih solid dan berhasil meredam beberapa serangan, Garuda Pertiwi akhirnya berhasil menambah satu gol lagi di masa injury time. Tepatnya di menit ke-90+2, armada Akira Higashiyama mengunci kemenangan telak 4-0.
Sepak bola Asia Tenggara terus melahirkan talenta muda berkualitas, dan harga pasar mereka pun kian meningkat / Foto: Instagram Ivar Jenner
Sepak bola Asia Tenggara terus melahirkan talenta muda berkualitas, dan harga pasar mereka pun kian meningkat. Berdasarkan data terbaru dari Transfermarkt, striker Thailand Teerasak Poeiphimai (22) menjadi pemain U-23 (usia di bawah 23 tahun) paling berharga dengan nilai pasar mencapai 400 ribu euro.
Poeiphimai tidak sendirian di puncak. Ia ditemani oleh gelandang Vietnam, Chung Nguyen Do (20), yang juga memiliki nilai pasar yang sama. Keduanya mengungguli sejumlah pemain muda berbakat lainnya dari berbagai negara.
Daftar pemain muda paling berharga ini didominasi oleh Vietnam dan Indonesia. Selain Chung Nguyen Do, Vietnam menempatkan beberapa nama lain, seperti Bui Vi Hao (22) dengan nilai 325 ribu euro dan Khuat Van Khang (22) dengan 300 ribu euro.
Baca Juga: Mengapa Mees Hilgers Tak Laku di Bursa Transfer, Bagaimana Nasibnya di Timnas Indonesia?
Sementara itu, Indonesia menunjukkan kekuatan kolektif dengan tiga pemainnya yang memiliki nilai pasar setara, yaitu 300 ribu euro. Mereka adalah Ivar Jenner (21), Justin Hubner (21), dan Marselino Ferdinan (20).
Selain mereka, ada juga Arkhan Fikri (20), Muhammad Ferrari (22), dan Ramadhan Sananta (22) dengan nilai 275 ribu euro. Mereka membuktikan bahwa regenerasi pemain di Indonesia berjalan sangat baik.
Daftar Lengkap Pemain U-23 Paling Berharga di Asia Tenggara
Siswa MAN 1 Pidie, sedang mengikuti latihan jurnalistik pada Sabtu (9/8/2025).(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)
ILMU jurnalistik tidak saja sekedar melukis suatu pemberitaan, melainkan lebih dari itu. Kemampuan jurnalistik yang bagus tentu akan membawa keterampilan berliterasi yang luar biasa. Itu sangat perlu untuk bekal kehidupan sosial dari hari ke hari.
“Bisa menjadi modal utama untuk meningkatkan pemahaman, berpikir kritis serta kemapuan berkomunikasi dan termotivasi semangat belajar sepanjang zama,n” demikian antara lain diungkapkan Kepala MAN 1 Pidie, Muhammad Thaifuri, di sela-sela pelatihan jurnalistik pada Sabtu (9/8).
Guna memperkaya literasi, sekitar 50 siswa dan siswi MAN 1 Pidie, Provinsi Aceh, belajar ilmu jurnalistik. Seni berliterasi dan keterampilan berkomunikasi yang dikemas dalam agenda ekstrakurikuler ini diasuh oleh guru tamu yakni seorang wartawan senior Media Indonesia, Amiruddin Abdullah Reubee.
Baca juga : Mengedukasi Warga Madrasah, MAN 1 Pidie Aceh Sembelih 8 Ekor Sapi Kurban
“Berlangsung di luar jam pelajaran pokok, 1 hingga 2 kali pertemuan dalam setiap pekan,” tutur Muhammad Thaifuri.
Di antara disiplin ilmu yang diajari kepada siswa adalah teknik menulis berita, merangkai artikel, memublikasikan fakta, dan menyebarluaskan informasi yang bermanfaat. Siswa juga diedukasi metode investigasi, teknik reportase, kerahasiaan atau keamanan mitra serta melindungi narasumber dan inteligensi pengungkapan peristiwa.
Amiruddin Abdullah Rubee, guru tamu pengasuh literasi dan jurnalistik, mengungkapkan dalam tempo tiga tahun sekali, The Organisation for Economi Co-operation and Development (OECD) melakukan survei uji kemampuan leterasi pelajar dunia melalui Programme for Internasional Student Assasment (PISA) yang mengukur tingkat kemampuan menulis, membaca, sains, dan matematika siswa berusia 15 tahun.
Baca juga : PGI Dorong Golf Jadi Ekstrakurikuler di Sekolah
Ternyata Indonesia selalu berada pada urutan nomor buncit kemampuan siswa berliterasi. Ketika PISA di gelar, posisi negera berpenduduk 270 juta jiwa ini bertengger pada peringkat 39 dari 41 negara yang dilakukan tes uji kemampuan.
Lebih pahit lagi, hasil PISA terbaru tahun 2022 menunjukkan keberadaan Indonesia pada peringkat 69 dari 80 negara yang diuji.
“Tidak diketahui apakah sering berganti kurikulum di sekolah kita, berdampak positif terhadap literasi bila ditengok dari peringkat negara lain. Ataukah metode edukasi yang harus diperkaya lagi,” tutur Amiruddin Abdullah.
Ditambahkan Amiruddin Abdullah Reubee, sesuai catatan The United Nations Educational, Scientific and Ciktural Organization (UNESCO) yang menyebutkan, indeks minat baca masyarakat Indonesia tidak lebih pada angka 0,001%. Itu perbandingannya adalah dari 1.000 warga Tanah Air ini, cuma satu jiwa saja yang memiliki minat dan rajin membaca.
“Karena itu Indonesia, termasuk Aceh khususnya pelajar di Pidie harus segera berbenah diri, sebelum kesiangan, guna membangkitkan literasi termasuk rajin membaca dan suka menulis. Literasi itu bukan sekedar membaca buku, artikel atau tulisan orang sebagainya. Lebih luas lagi literasi boleh dimaknai dengan kemampuan menulis suatu produk jurnalistik memahami informasi, lalu tercipta kemampuan baru sehingga berguna untuk kehidupan. Dalam edukasi jurnalistik sesuatu yang dilihat, didengar, berbicara atau menjelaskan hingga dipahamai banyak orang dengan benar juga berliterasi namanya,” tutup wartawan Media Indonesia yang akrab memberi materi di sekolah-sekolah unggul dan kampus di Aceh.
Adapun guru pembina latihan jurnalistik dan fotografer MAN 1 Pidie, Mutia Rahmi, mengatakan semangat murid-murid untuk menjadi penulis cukup tinggi. Itu terlihat dari jumlah yang mendaftar dari sebelumnya terus meningkat.
Apalagi tahun lalu ada di antara siswa peserta yang berhasil meraih juara 1 jurnalistik dan juara 2 fotografer di tingkat Kabupaten Pidie. Tinggal saja mereka menyisihkan sedikit waktu pada hari yang sudah terjadwal untuk mengikuti pelajaran ekstrakurikuler ini.
“Alhamdulillah semangat dan keingintahuan sangat tinggi. Itu setelah terbuka wahana betapa bermanfaatnya kemampuan literasi menumis dan menyuguhkan ke hadapan orang ramai. Apalagi di zaman teknologi informasi digital terkini,” tutur Mutia Rahmi. (MR/E-4)
PERAHU naga berhasil meraih tiga medali emas untuk Indonesia dalam ajang The World Games Chengdu 2025. Adapun yang terbaik yakni nomor 10-seater 500 meter, Minggu (10/8) waktu setempat. Tim Indonesia berhasil meraih finis dalam waktu dua menit 6,64 detik dalam kompetisi yang dilangsungkan di Xinglong Lake Hubin Arena, Tiongkok.
Adapun tim Indonesia diwakili oleh Irwan, Sutrisno, Dapit, Roby Kuswandi, Nur Meni, Dayumin, Riska Adriyani, Maryati, Wahyuni Reski, Hafisa Nadia. Para atlet tampil emilang setelah memulai perlombaan di posisi keenam.
Tim Merah Putih mampu mencapai garis finis pertama setelah bersaing dengan tim dari negara Ukraina, China, Thailand, Spanyol, dan Hungaria.
Posisi kedua diraih oleh tim Ukraina dengan dua menit 7,02 detik, disusul tim Thailand pada peringkat ketiga dengan waktu dua menit 7,80 detik. Dengan demikian, raihan mendali Indonesia pada ajang tersebut menjadi 3 dan satu perak. Dua emas lainnya diraih dari nomor dari nomor open 8-seater 200m dan open 8-seater 2000m, serta satu perak dari nomor open 8-seater 500m.
Ajang TWG Chengdu 2025 akan berlangsung selama 7-17 Agustus. Salah satu cabang yang diunggulkan oleh Tim Merah Putih ialah Perahu Naga. Selain itu, RI turut mengirimkan perwakilan pada ajang duathlon, karate, kickboxing, panjat tebing, dan wushu. Atlet yang terlibat sebanyak 28 orang. (Ant/H-4)
PERAYAAN kemerdekaan Indonesia menjadi momen yang ditunggu-tunggu masyarakat. Setiap 17 Agustus, seluruh rakyat Indonesia merayakannya dengan meriah. Tahun ini, kita merayakan ulang tahun yang ke-80 dengan tema “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”.
Umumnya, perayaan HUT Ke-80 RI ini dirayakan mulai dari upacara resmi di berbagai daerah. Lalu dilanjut dengan perlombaan khas 17 Agustus yang membuat suasana kemerdekaan semakin meriah, seperti balap karung, tarik tambang, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu saja, perayaan HUT RI juga identik dengan fesyen khasnya. Tentunya, pada hari penting ini semua orang berlomba-lomba untuk memakai fesyen yang menawan dalam rangka merayakan kemerdekaan Indonesia.
Baca juga : Tema Resmi HUT ke-80 RI: Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju
4 Fesyen Rayakan Kemerdekaan Indonesia
Berikut 4 fashion pilihan yang bisa Anda pakai untuk merayakan kemerdekaan Indonesia, antara lain:
1. Batik
Memakai batik tentu bukan hal yang asing lagi. Batik merupakan kain khas yang memiliki corak beragam dan menjadi ciri khas sebagai ikon budaya Indonesia. Masyarakat kita mengenakan batik sebagai busana sehari-hari atau pada acara tertentu. Saat ini, penggunaan batik tidak hanya dijadikan sebagai atasan, tetapi juga bisa menjadi rok, celana, scarf, atau syal. Terkadang batik bisa jadikan sebagai aksesoris seperti tas.
2. Kebaya
Kebaya adalah pakaian tradisional Indonesia. Biasanya kebaya digunakan dalam acara-acara penting seperti pernikahan, wisuda, atau acara formal lainnya. Saat ini kebaya tak lagi terikat untuk dipakai pada acara formal tertentu. Siapa saja boleh memakai kebaya dalam acara apa saja, salah satunya hari kemerdekaan Indonesia. Memakai kebaya pada HUT RI juga termasuk sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya kita.
Baca juga : Peran Peremuan Dalam perjuangan Kemerdekaan: Dari Medan Juang hingga Meja Politik
3. Pakaian Adat
Setiap daerah di Indonesia memiliki pakaian adatnya masing-masing. Seperti di Jakarta ada Kebaya Encim dan Sadariah, Baju Kurung Tanggung dari Jambi. Memakai pakaian adat sangat cocok untuk memperingati HUT RI, sebagai momen memperkenalkan identitas daerah Anda melalui pakaian adat.
4. Outfit Merah Putih
Tidak lengkap rasanya kalau merayakan HUT RI 2025 tidak memakai outfit bernuansa merah putih. Walaupun terkesan simpel, namun outfit ini identik dengan bendera Negara Indonesia.
Rayakan HUT RI dengan pilihan fesyen terbaik Anda dengan memadukan unsur budaya Indonesia. (Berbagai sumber/Z-2)
BINUS University resmi menyelenggarakan program internasional bertajuk Fantastic Culinary. Foto/BINUS University.
JAKARTA – BINUS University , melalui Faculty of Digital Communication and Hotel & Tourism (FDCHT), resmi menyelenggarakan program internasional bertajuk Fantastic Culinary pada 4–9 Agustus 2025 di BINUS @Kemanggisan, BINUS @Alam Sutra, dan BINUS @Bekasi.
Program ini merupakan kolaborasi strategis dengan Fantastic Pastry Academy, Malaysia, yang menghadirkan mahasiswa dan dosen dari negeri jiran untuk mengeksplorasi kekayaan kuliner dan budaya Indonesia.
Kegiatan Fantastic Culinary dirancang tidak hanya berfokus pada praktik memasak, tetapi juga mencakup pembelajaran komunikasi, budaya, dan industri pariwisata.
Baca juga: Peraih Nobel Brian Schmidt: Ekosistem Sains dan Teknologi Kunci Masa Depan Indonesia
Mahasiswa Fantastic Pastry Academy mengikuti sesi cooking class bersama chef profesional BINUS University untuk mempelajari berbagai resep dan teknik memasak khas Indonesia. Selain itu, mereka mengunjungi destinasi wisata dan budaya di Jabodetabek, termasuk museum, pasar tradisional, dan landmark budaya, guna memahami keragaman cita rasa dan tradisi lokal.
Jurusan Communication BINUS University turut mengajarkan strategi promosi dan bisnis kuliner, sementara mahasiswa dari jurusan Event and Travel Business berperan sebagai liaison officer dan perencana perjalanan. Mahasiswa Communication juga memproduksi konten digital seperti vlog, foto kuliner, dan video promosi sebagai bagian dari kegiatan ini.
Baca juga: ITB Ciptakan TAMBORA ROV, Robot Bawah Laut Canggih untuk Pantau PLTS Terapung
UNIVERSITAS Islam Indonesia kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan program internasional “Passage to ASEAN: UII Sustainable ASEAN Global Exchane yang kali ini mengambil tema Sustainable Ecotourism for a Better Future (SEFuture).
Program akan berlangsung hingga 10 Agustus 2025 dan bertujuan untuk mendorong kesadaran lintas budaya dan kolaborasi internasional dalam membangun praktik pariwisata berkelanjutan yang mendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Kepala Divisi Mobilitas Internasional, Direktorat Kemitraan/ Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) UII, Nihlah Ilhami, dalam rilis yang diterima hari Sabtu, menjelaskan program ini diikuti oleh 20 mahasiswa internasional dari berbagai perguruan tinggi mitra UII, antara lain Universiti Malaya (Malaysia), Universiti Utara Malaysia (Malaysia), Chiang Mai Rajabhat University (Thailand), Van Lang University (Vietnam), Hoa Sen University (Vietnam), University of Economics and Law – VNU HCMC (Vietnam), Université Paris Est Créteil (Prancis), dan Davao Del Sur State College (Filipina).
Baca juga : Lulusan Universitas Terkemuka Bawa Efisiensi Bisnis Nyata, Berdayakan Perempuan dan Disabilitas melalui Sanggabiz
“Para peserta berasal dari beragam latar belakang kebangsaan, termasuk Malaysia, Vietnam, Myanmar, Thailand, Filipina, Aljazair, Nigeria, Afghanistan, Pakistan, Kolombia, dan Kamboja, mencerminkan semangat inklusivitas dan jejaring global dalam pengembangan SDM muda di bidang pariwisata berkelanjutan,” jelasnya.
Direktur DK/KUI, Dian Sari Utami mengatakan Program SEFuture merupakan inisiatif non-akademik yang sepenuhnya bersifat budaya, dirancang untuk mendorong interaksi yang bermakna antar peserta internasional melalui serangkaian kegiatan budaya yang menarik dan interaktif. Selama kegiatan kunjungan, peserta akan mengunjungi Kraton Yogyakarta, Museum Sono Budoyo, Desa Wisata Nglanggeran, Pantai Parangkusumo, dan produksi Bakpia.
Kata Dian Sari Utami, kegiatan ini mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 11: Kota dan komunitas yang berkelanjutan, SDG 15: Kehidupan di darat, dan SDG 17, Kemitraan untuk mencapai tujuan.
Baca juga : UIII-HCHF Bersiap Gelar Konferensi Internasional untuk Perkuat Persaudaraan Manusia Lintas Negara
Melalui program ini, katanya UII berkomitmen untuk membentuk pemimpin muda yang sadar lingkungan dan tangguh dalam kolaborasi internasional. UII percaya bahwa pariwisata berkelanjutan bukan hanya tentang pelestarian alam, tetapi juga soal membangun hubungan lintas budaya yang saling menghargai. SEFuture 2025 menjadi bukti nyata peran aktif UII dalam membentuk masa depan Asia Tenggara yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan, Wiryono Raharjo, menekankan pentingnya keberlanjutan dalam kolaborasi antarbangsa, “We want this exchange to be sustainable, we meet new friends and who know it can connect you to opportunities. So this is not only about learning culture but also about spotting opportunities for the futures,” ujarnya.
“UII berharap dengan program ini, peserta dapat menggali lebih dalam bagaimana praktik ekowisata bisa diterapkan untuk menjaga lingkungan, memberdayakan masyarakat lokal, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” tutur Wiryono Raharjo.
Pembukaan program P2A UIISAGE bertujuan memberikan informasi umum terkait budaya dan bahasa Indonesia serta wawasan mengenai tantangan dan peluang dalam menerapkan prinsip ekowisata di wilayah ASEAN. Kornitah, mahasiswa dari Chiang Mai Rajabhat University, Thailand, mengaku tertarik karena aspek bahasanya. “It’s about language. The project are in English, and I interest about English, so that’s why I enjoy this program. I hope I will make new friend and new language like Indonesian language,” ungkapnya.
Sementara itu, Vy dari Van Lang University, Vietnam, mengapresiasi kesempatan membangun jejaring internasional dan implikasi SDGs yang menajdi topik bahasan dalam program SEFuture ini. “I want to connect with the students from other ASEAN country, and I want learn more about SDGs. I want to learn about new perspective,” ujarnya. Vy juga menambahkan kesannya terhadap atmosfer kampus UII, “It feels so warm and welcoming, the campus is really beautiful and everyone is very friendly,” katanya.
Dengan berbagai kegiatan eksplorasi budaya, hingga tantangan inovasi keberlanjutan yang akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan, program ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran kritis dan keterampilan praktis kepada generasi muda ASEAN dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari komitmen global untuk pendidikan lintas budaya dan pembangunan berkelanjutan, Passage to ASEAN (P2A) tak hanya menjadi platform pembelajaran, tetapi juga wadah persahabatan dan kolaborasi lintas negara demi dunia yang lebih baik. (H-2)
Pesona Jay Idzes kembali membuat heboh para penggemar sepak bola di Tanah Air / Foto: Tangkapan layar Instagram Jay Idzes (@jayidzes)
Pesona Jay Idzes kembali membuat heboh para penggemar sepak bola di Tanah Air. Ini lantaran rumor yang menyatakan bahwa kapten Timnas Indonesia itu tinggal seujung kuku diperkenalkan sebagai pemain anyar Neroverdi jelang bergulirnya Serie A Italia musim 2025-2026.
Jay Idzes hampir dipastikan bakal bergabung dengan Sassuolo. Menurut laporan Tuttomercatoweb, ia kini sedang menjalani tes medis di Sassuolo.
Jay Idzes tidak sendirian. Pemain Venezia lainnya, Fali Cande juga tes medis di Neroverdi. “Sassuolo sedang bersiap menyambut dua pemain baru,” tulis laporan Tuttomercatoweb, dikutip pada Jumat (8/8/2025).
Baca Juga: Profil dan Sejarah Sassuolo: Klub Baru Jay Idzes Kapten Timnas Indonesia
“Bek Jay Idzes dan Fali Cande saat ini sedang menjalani pemeriksaan medis dengan Neroverdi sebelum menandatangani kontrak masing-masing,” tambah laporan tersebut.
Laporan itu melanjutkan, Sassuolo akan membayar biaya sebesar 11 juta euro untuk kesepakatan ganda ini. Rinciannya, Jay Idzes dihargai 8 juta euro (Rp151 miliar), dan Cande 3 juta euro (Rp56 miliar).
Hal menarik dari rumor kedatangan Jay Idzes adalah meskipun Sassuolo belum resmi mengumumkan, namun ribuan warganet Indonesia sudah menyerbu akun media sosial Sassuolo.
Apakah menyanyikan lagu Indonesia Raya wajib membayar royalti? Pertanyaan ini muncul di tengah ramainya kisruh royalti antara pencipta lagu dan penyanyi. Foto/istemewa
JAKARTA – Apakah menyanyikan lagu Indonesia Raya wajib membayar royalti? Pertanyaan ini muncul di tengah ramainya kisruh royalti antara pencipta lagu dan penyanyi. Lagu ciptaan WR Supratman itu kini menjadi sorotan dalam sidang uji materi UU Hak Cipta, memicu diskusi soal hak ekonomi dan moral atas lagu kebangsaan yang telah menjadi milik seluruh rakyat Indonesia.
Isu ini mencuat dalam sidang uji materi UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang digelar di Mahkamah Konstitusi (MK) pada 7 Agustus 2025. Salah satu hakim MK, Arief Hidayat, menyampaikan bahwa jika hak cipta diterapkan secara kaku, maka WR Supratman sebagai pencipta lagu Indonesia Raya bisa menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
“Jika kita mengikuti pasal ini secara harfiah, maka orang terkaya di Indonesia adalah WR Supratman,” kata Arief.
Arief menyoroti fakta bahwa lagu kebangsaan ini dinyanyikan di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga pejabat negara. Menurutnya, penciptaan karya seperti lagu nasional seharusnya mengedepankan nilai sosial, bukan hanya nilai ekonomis.