Persebaya Menang Tipis atas Persita, Modal Positif Hadapi Bali United

Persebaya Menang Tipis atas Persita, Modal Positif Hadapi Bali United


Persebaya Menang Tipis atas Persita, Modal Positif Hadapi Bali United
Ilustrasi(Dok X Persebaya Official)

PERSEBAYA membawa pulang tiga poin dari lawatan ke markas Persita Tangerang setelah menang tipis 1-0 pada pekan kedua Super League 2025/2026 di Stadion Indomilk Arena, Sabtu (16/8) sore. Satu-satunya gol dicetak Francisco Rivera pada babak pertama.

Pelatih Persebaya, Eduardo Perez, menilai kunci kemenangan timnya adalah kedisiplinan para pemain, termasuk Bruno Moreira. Mereka mampu meredam tekanan lawan sekaligus menciptakan beberapa peluang berbahaya.

Kemenangan atas Persita menjadi modal penting bagi Persebaya jelang menghadapi Bali United pada pekan ketiga, Sabtu (23/8).

“Hari ini yang terpenting adalah tiga poin. Kami datang ke sini untuk menang, dan kami berhasil. Ini satu langkah. Kami percaya pada skuad kami, dan saya pikir kemenangan ini akan memberi ketenangan sekaligus modal besar untuk berkembang di hari-hari mendatang,” ujar Perez dikutip dari laman resmi klub.

Sementara itu, pencetak gol dilaga tersebut untuk Bajul Ijo, Rivera mengaku senang bisa membantu timnya meraih kemenangan. Ia menegaskan keberhasilan itu merupakan hasil kerja keras seluruh tim.

“Kami mencetak gol di babak pertama dan memiliki peluang lain untuk lebih mengendalikan permainan. Kemarin kami mengatakan siap meraih tiga poin, dan syukurlah kami bisa melakukannya,” kata Rivera. 

Sangfor Technologies Tunjuk SMI Hadapi Peningkatan Seragan Siber

Sangfor Technologies Tunjuk SMI Hadapi Peningkatan Seragan Siber


Sangfor Technologies Tunjuk SMI Hadapi Peningkatan Seragan Siber
PT Synnex Metrodata Indonesia, distributor teknologi di Indonesia, mengumumkan kemitraan strategis dengan Sangfor Technologies, pemimpin global dalam solusi cyber security dan cloud computing, dalam menyediakan solusi cyber security yang inovatif dan efisi(Dok.PT Synnex Metrodata Indonesia)

PT Synnex Metrodata Indonesia, distributor teknologi di Indonesia, mengumumkan kemitraan strategis dengan Sangfor Technologies, pemimpin global dalam solusi cyber security dan cloud computing, dalam menyediakan solusi cyber security yang inovatif dan efisien untuk berbagai industri. 

Sangfor Technologies telah menunjuk SMI sebagai distributor dan mitra resminya di Indonesia. Kemitraan ini secara langsung menanggapi pertumbuhan pesat sektor keamanan siber di Indonesia.

Menurut studi yang dilakukan oleh GMI Research, pasar keamanan siber mengalami peningkatan permintaan sebesar 28% per tahun hingga tahun 2024, didorong oleh meningkatnya serangan siber dan undang-undang perlindungan data yang baru. Pasar keamanan siber Indonesia, yang bernilai US$1,4 miliar pada tahun 2024, diperkirakan akan mencapai US$6,5 miliar pada tahun 2032, menciptakan permintaan mendesak akan solusi inovatif dan efisien biaya.

“Perusahaan-perusahaan di Indonesia kini menghadapi tekanan besar akibat meningkatnya ancaman siber, kebutuhan untuk memenuhi kepatuhan regulasi yang kompleks, serta keterbatasan anggaran TI. Melalui kolaborasi strategis dengan Sangfor Technologies kami menghadirkan solusi end to end yang tidak hanya memperkuat keamanan siber dan modernisasi infrastruktur, tetapi juga tetap efisien dari sisi biaya, memberikan nilai lebih tanpa mengorbankan kualitas dan keandalan,”  ujar Direktur PT Synnex Metrodata Indonesia Lie Heng dikutip dari siaran pers yang diterima, Jumat (15/8).

Selain tantangan siber yang kian meningkat di Indonesia seperti ransomware, malware, serta kompleksitas security operation, market cyber security, regulasi keamanan di berbagai sektor dan tren AI yang rentan terhadap ancaman keamanan, faktor utama lainnya yang mendorong kemitraan ini adalah ketidakpuasan pelanggan yang meluas terhadap biaya teknologi virtualisasi yang ada. Banyak perusahaan di Indonesia menghadapi tantangan dengan biaya kepemilikan total (TCO) yang tinggi dari platform virtualisasi tradisional, yang menciptakan peluang pasar yang signifikan untuk solusi alternatif.

Sangfor Hyper-Converged Infrastructure (HCI) menawarkan arsitektur cloud generasi ketiga yang mengurangi Total Cost of Ownership (TCO) hingga 70%, menyederhanakan operasional dan meningkatkan keamanan dengan mengintegrasikan komputasi, penyimpanan, dan jaringan. Pengurangan biaya yang signifikan ini menjawab salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh para pengambil keputusan IT di Indonesia di berbagai sektor.

Kemitraan ini akan berfokus pada empat segmen industri utama yang mengalami kecepatan transformasi digital, yaitu sektor pemerintahan dalam memfasilitasi layanan pemerintah digital yang aman dan memenuhi persyaratan kepatuhan yang ketat serta kedaulatan data, sektor ritel dalam mendukung pertumbuhan e-commerce dan transformasi digital, sektor jasa keuangan dan asuransi dalam melindungi dari ancaman siber keuangan yang canggih, serta sektor manufaktur dalam melindungi hak kekayaan intelektual dan rahasia dagang serta memastikan keamanan teknologi operasional.

Sejak didirikan pada tahun 2000, Sangfor telah menjadi pemimpin global dalam solusi infrastruktur TI, keamanan siber, dan komputasi awan, menyediakan produk dan layanan terdepan di industri untuk produk security yang disebut dengan Sangfor Athena yaitu Secure Web Gateway(SWG), Next-generation Firewall (NGFW), Endpoint Detection and Response (EDR), Network Detection & Response (NDR), eXtended Detection & Response (XDR), Managed Detection and Response (MDR) dan Secure Access Service Edge (SASE) dan untuk produk Cloud termasuk Hyper-Converged Infrastructure (HCI), Virtual Desktop Infrastructure (VDI), Enterprise Distributed Storagedan Managed Cloud Service.

Keunggulan teknologi utama Sangfor meliputi Integrated Security Architecture, Cost-Effective Infrastructure Modernization, dan Comprehensive Solution Portfolio

Kemitraan antara PT Synnex Metrodata Indonesia dan Sangfor Technologies ini memberikan nilai tambah yang signifikan di seluruh ekosistem teknologi, termasuk dukungan pemasaran dan penjualan untuk penetrasi pasar yang cepat, efisiensi biaya keamanan siber dan infrastruktur, serta percepatan kematangan keamanan siber di industri-industri kritis. Selain itu, PT Synnex Metrodata Indonesia akan menyediakan layanan dukungan komprehensif sepanjang perjalanan kemitraan, termasuk layanan prapenjualan, layanan implementasi, dukungan pascapenjualan, reward program, dan pemberdayaan mitra.

“Kemitraan ini lebih dari sekadar perjanjian distribusi. Ini adalah komitmen untuk mengubah lanskap keamanan siber Indonesia. Dengan menggabungkan teknologi Innovatif Sangfor dengan keahlian pasar yang mendalam dan jaringan mitra yang luas dari Synnex Metrodata Indonesia, kami berfokus untuk menciptakan perubahan yang positif dan berkelanjutan bagi pasar di Indonesia,” tutur kata Grayson Xia dari Sangfor Technologies.

Kerja sama ini sejalan dengan inisiatif digitalisasi nasional Indonesia dan mendukung tujuan negara untuk menjadi pusat keamanan siber regional. Seiring dengan terus berkembangnya ancaman siber dan percepatan transformasi digital, kemitraan ini menempatkan kedua perusahaan di garis depan pertumbuhan pasar keamanan siber Indonesia. (Fal/E-1)

Wamen LH Tekankan Pentingnya Kolaborasi Regional dalam Hadapi Tantangan Pengelolaan Limbah

Wamen LH Tekankan Pentingnya Kolaborasi Regional dalam Hadapi Tantangan Pengelolaan Limbah



loading…

Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Faisal Malik Hendropriyono hadir dalam pembukaan 2nd ASEAN Recycling Summit 2025 yang berlangsung pada Kamis (14/8/2025). Foto/Ist

JAKARTA – Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Faisal Malik Hendropriyono hadir dalam pembukaan “2nd ASEAN Recycling Summit 2025” yang berlangsung pada hari kedua Pameran Indo Water, Indo Waste & Recycling, Indo Renergy & Electric, Indonesia International Smart City 2025 Expo & Forum, Kamis (14/8/2025). Kegiatan ini merupakan forum diskusi bagi negara-negara di kawasan ASEAN yang berkomitmen dalam pengelolaan limbah dan daur ulang.

Dalam kesempatan itu, dia menekankan pentingnya kolaborasi regional dalam menghadapi tantangan pengelolaan limbah di Indonesia. “Kami menyambut baik acara ini. Pameran seperti ini sejalan dengan target yang diberikan kepada kami dari Bapak Presiden Prabowo, yaitu soal pengolahan sampah tahun 2025 ini sebanyak 50% dan 100% tahun 2029 semua sampah harus terkelola,” ungkap Diaz Faisal.

Baca juga: JSDP Zone 1 Jadi Solusi Pengelolaan Limbah di Jakarta

Kementerian Lingkungan Hidup juga berusaha maksimal dalam mencapai target ambisius Indonesia untuk mengurangi limbah plastik hingga 50% pada tahun 2025 dan mengajak seluruh negara ASEAN untuk bersinergi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Penguasaan Belanda di Kalimantan Tertunda Akibat Kewalahan Hadapi Pasukan Pangeran Diponegoro

Penguasaan Belanda di Kalimantan Tertunda Akibat Kewalahan Hadapi Pasukan Pangeran Diponegoro



loading…

Kisah penguasaan kolonialisme Belanda di Kalimantan tertunda akibat kewalahan menghadapi pasukan Pangeran Diponegoro. Foto/Ilustrasi/Istimewa

BELANDA berusaha mengambil alih kekuasaan Kalimantan Barat dari Inggris pada 1819. Perlahan tapi pasti beberapa wilayah di Kalimantan bagian barat itu dikuasai oleh Belanda, salah satunya wilayah Kerajaan Sintang, yang mulai merasakan kolonialisme Belanda pada 1822.

Belanda mengirimkan ekspedisi ke kerajaan – kerajaan di sepanjang aliran Sungai Kapuas. Tujuannya mereka hendak memperbarui dan membuat perjanjian dengan kerajaan – kerajaan itu tadi.

Saat itu, Belanda belum memperlihatkan tanda-tanda hendak menguasai kawasan pedalaman Kapuas. Setahun berikutnya perjanjian antara Sintang dan Belanda dibuat, yang di masa berikutnya diperbarui beberapa kali. Pedalaman Kapuas dianggap tidak lebih sebagai pos pengamat terluar (outpost).

Baca juga: 2 Cara Jenderal Belanda Rebut Wilayah dari Pangeran Diponegoro dan Pasukannya

Dilema Pangeran Diponegoro Hadapi Lonjakan Penggunaan Morfin Dampak Monopoli Cukai

Dilema Pangeran Diponegoro Hadapi Lonjakan Penggunaan Morfin Dampak Monopoli Cukai



loading…

Peredaran candu atau morfin di masa Pangeran Diponegoro kian meningkat dampak monopoli cukai. Perdagangan morfin memperparah imbas monopoli cukai yang dilakukan pemerintahan kolonial Belanda. Foto: Ist

PEREDARAN candu atau morfin di masa Pangeran Diponegoro kian meningkat dampak monopoli cukai. Perdagangan morfin memperparah imbas monopoli cukai yang dilakukan pemerintahan kolonial Belanda.

Morfin yang menjadi bagian dari narkotika itu dengan mudahnya diimpor masuk Nusantara dari Benggala, India, menyusul pencabutan blokade Inggris atas Pulau Jawa pada Agustus-September 1811. Tekanan ekonomi pada pemerintahan Raffles untuk menaikkan pendapatan menjadi pemicunya.

Baca juga: Kisah Kemenangan Pasukan Pangeran Diponegoro Hancurkan Tentara Belanda

Etnis Tionghoa pun memainkan peran menonjol yang menyedihkan selain menjadi pengecer candu, juga penjaga gerbang cukai. Alhasil, banyak orang yang ketergantungan candu atau opium.

Peter Carey dalam bukunya “Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro: 1785 – 1855”, menyebut candu menawarkan jalan keluar dari kesulitan hidup yang begitu keras dan menguras tenaga bagi banyak orang ketika itu. Di Pacitan, setelah Perang Jawa, sebuah pesta besar keagamaan digelar untuk merayakan berakhirnya panen kopi.