Tolak Israel Raya, Menlu Mesir Kunjungi Perbatasan Gaza

Tolak Israel Raya, Menlu Mesir Kunjungi Perbatasan Gaza



loading…

Mesir tolak Israel Raya. Foto/X/@MustafaBarghou1

GAZA – Menteri Luar Negeri Mesir pada hari Senin menolak pernyataan resmi Israel tentang apa yang disebut “Israel Raya”. Itu ditegaskan dengan mengunjungi perlintasan perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza yang diblokade.

“Kami menolak setiap pengusiran warga Palestina dari Gaza,” kata Badr Abdelatty dalam konferensi pers saat ia mengunjungi perlintasan Rafah bersama Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa, dilansir Anadolu.

Pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada sebuah saluran berita bahwa ia merasa “sangat terikat” dengan visi “Israel Raya.” Ia mengatakan ia menganggap dirinya “dalam misi historis dan spiritual” bersama “generasi-generasi Yahudi yang bermimpi datang ke sini dan generasi-generasi Yahudi yang akan datang setelah kita.”

“Israel Raya” adalah istilah Alkitab yang digunakan dalam politik Israel untuk merujuk pada perluasan wilayah Israel yang mencakup Tepi Barat, Gaza, Dataran Tinggi Golan di Suriah, Semenanjung Sinai di Mesir, dan sebagian Yordania.

Abdelatty juga mencatat bahwa Israel membatasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Israel akan Panggil 100.000 Tentara Cadangan untuk Rencana Pendudukan Kota Gaza

Israel akan Panggil 100.000 Tentara Cadangan untuk Rencana Pendudukan Kota Gaza



loading…

Tentara Israel berada di Gaza. Foto/X

TEL AVIV – Militer Israel berencana memanggil antara 80.000 dan 100.000 tentara cadangan untuk operasi potensial pendudukan Kota Gaza. Kabar itu diungkap media Israel pada hari Kamis (14/8/2025).

Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, diskusi lebih lanjut diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang mengenai sifat pendudukan yang direncanakan, termasuk strategi untuk bermanuver di dalam kota, menargetkan gedung-gedung tinggi di barat, dan menghadapi pasukan perlawanan yang disiapkan Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.

Laporan tersebut menyatakan kampanye militer dapat berlanjut hingga tahun 2026 di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara, tempat sel-sel Hamas diduga beroperasi.

Sebagai protes terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh pendudukan kembali terhadap nyawa para tahanan Israel, keluarga tahanan dan tentara yang gugur merencanakan pemogokan nasional pada 17 Agustus.

Aksi ini diperkirakan akan mengganggu kehidupan sehari-hari, dengan partisipasi dari perusahaan dan universitas.

BAZNAS RI Bersama Le Minerale Salurkan 224.000 Liter Air Bersih untuk Warga Gaza

BAZNAS RI Bersama Le Minerale Salurkan 224.000 Liter Air Bersih untuk Warga Gaza


BAZNAS RI Bersama Le Minerale Salurkan 224.000 Liter Air Bersih untuk Warga Gaza
BAZNAS dan Le Minerale beri bantuan air bersih untuk warga Gaza(Doc BAZNAS)

BADAN Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bekerja sama dengan Le Minerale, merek air minum dalam kemasan (AMDK) asli Indonesia, menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar 224.000 liter atau setara 28 tangki air bersih untuk masyarakat Gaza, Palestina.

Bantuan tersebut didistribusikan di empat titik wilayah Distrik Syeikh Radwan, Jabaliya City, North Gaza, dengan penerima manfaat sebanyak 14.000 jiwa atau 2.800 kepala keluarga. 

Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., mengatakan, bantuan ini merupakan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap warga Palestina. Apalagi, air bersih menjadi kebutuhan yang sangat mendesak bagi warga Gaza, terutama di tengah krisis kemanusiaan yang masih berlangsung.

Menurut Kiai Noor, aksi kemanusiaan ini tidak sekadar distribusi logistik, tetapi juga simbol kehadiran dan kepedulian bangsa Indonesia terhadap rakyat Palestina.

Oleh karenanya, dalam rangka mewakili Indonesia untuk mendukung Palestina, BAZNAS menggaet produk yang juga telah terverifikasi sebagai produk Indonesia dan tidak memiliki afiliasi asing.

“Ini adalah murni perjuangan, oleh karenanya memilih mitra yang 100 persen tidak terafiliasi sangatlah penting. Kami memilih Le Minerale karena merupakan merek asli Indonesia yang konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina,” ujar Kiai Noor dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (12/8/2025).

Situasi yang terjadi di Gaza saat ini membuat warga semakin sulit mendapatkan air bersih.

“Air bersih ini sangat penting bagi warga Gaza, mengingat mereka kesulitan mengaksesnya akibat kerusakan jaringan pipa, terbatasnya pasokan, dan blokade yang menghambat masuknya bantuan,” ucap Kiai Noor.

Kiai Noor mengatakan, pendistribusian air bersih dilakukan tepat sasaran di tengah kondisi keamanan yang dinamis, mengingat BAZNAS bekerja sama dengan lembaga profesional di bidangnya.

“Melalui kerja sama BAZNAS dan Le Minerale, diharapkan distribusi 224.000 liter air ini dapat mengurangi penderitaan dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Gaza,” ucapnya.

“Bagi Le Minerale sebagai merek air mineral asli milik Indonesia, membantu Palestina bukan sekadar aksi sesaat, tapi komitmen yang kami jalankan secara rutin sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan, Le Minerale merupakan brand yang pertama kali secara terbuka mendukung pernyataan pemerintah untuk bersama Palestina di tahun 2023. Tahun ini, program sedekah botol bekas bersama BAZNAS berhasil menghimpun Rp250 juta untuk saudara-saudara kita di Gaza. Kami juga berterima kasih sudah dipercaya oleh BAZNAS, untuk bersama-sama meringankan sedikit penderitaan masyarakat Gaza,” pungkas Marketing Director Le Minerale, Febri Satria Hutama. (Adv)

Benjamin Netanyahu Ungkap Israel Siap Hancurkan 2 Benteng Hamas di Jalur Gaza

Benjamin Netanyahu Ungkap Israel Siap Hancurkan 2 Benteng Hamas di Jalur Gaza


Benjamin Netanyahu Ungkap Israel Siap Hancurkan 2 Benteng Hamas di Jalur Gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyanhu.(AFP/OHAD ZWIGENBERG)

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu memaparkan rencana militernya untuk menuntaskan perang di Jalur Gaza, di tengah meningkatnya kritik dari dalam negeri maupun komunitas internasional. 

Rencana Netanyahu tersebut mencakup langkah memperluas operasi militer ke dua wilayah terakhir yang disebut sebagai benteng Hamas.

Dalam konferensi pers di Jerusalem, Netanyahu mengatakan militer Israel telah mendapat perintah untuk menghancurkan dua wilayah yang dianggap masih dikuasai Hamas, yakni Kota Gaza di bagian utara dan Al Mawasi di selatan.

“Kami memiliki sekitar 70% hingga 75% wilayah Gaza di bawah kendali Israel, kendali militer. Tapi kami masih memiliki dua benteng yang tersisa, itu adalah Kota Gaza dan kamp-kamp pusat di Al Mawasi,” kata Netanyahu seperti dikutip AFP, Selasa (12/8).

Dia menyebut bahwa kabinet keamanan Israel telah menginstruksikan IDF untuk menghancurkan dua benteng Hamas yang tersisa di Kota Gaza dan kamp-kamp pusat.

“Langkah ini merupakan cara terbaik untuk mengakhiri konflik secara cepat,” sebutnya.

Netanyahu menambahkan, operasi tersebut direncanakan berlangsung dalam waktu singkat, meski dia enggan memberikan jadwal pasti. 

“Saya tidak ingin membahas jadwal pastinya, tetapi kita berbicara dalam jangka waktu yang cukup singkat karena kita ingin mengakhiri perang,” tambahnya.

Menanggapi kritik dari sejumlah negara, termasuk Jerman yang berencana menangguhkan pengiriman senjata, Netanyahu menegaskan Israel siap melanjutkan operasi meski tanpa dukungan penuh sekutu. 

“Israel siap untuk melakukannya sendiri, jika diperlukan,” pungkasnya. (Z-1)

Delapan Negara Eropa Kutuk Keras Rencana Israel Duduki Jalur Gaza

Delapan Negara Eropa Kutuk Keras Rencana Israel Duduki Jalur Gaza


Delapan Negara Eropa Kutuk Keras Rencana Israel Duduki Jalur Gaza
Warga Palestina memeriksa kerusakan yang terjadi akibat serangan udara Israel di kawasan al-Zeitoun di Gaza City, Jalur Gaza.(AFP/BASHAR TALEB)

DELAPAN negara Eropa mengecam keras rencana pemerintah Israel untuk menduduki sepenuhnya Jalur Gaza dan dengan tegas menolak segala perubahan demografis maupun teritorial.

Dalam pernyataan bersama, Minggu (10/8), para menteri luar negeri dari Islandia, Irlandia, Luksemburg, Malta, Norwegia, Portugal, Slovenia, dan Spanyol mengatakan mereka mengecam keras pengumuman terbaru Pemerintah Israel mengenai intensifikasi pendudukan dan serangan militer di Jalur Gaza, termasuk di Kota Gaza.

“Keputusan ini hanya akan memperdalam krisis kemanusiaan dan semakin membahayakan nyawa para sandera yang masih ditahan,” tegas pernyataan bersama dari delapan negara Eropa tersebut.

Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana pendudukan Jalur Gaza yang diajukan Kepala Otoritas Benjamin Netanyahu pada Jumat (8/8) pagi, yang kemudian ditentang luas.

Para menteri luar negeri tersebut mencatat bahwa rencana pendudukan tersebut akan menyebabkan jumlah kematian yang sangat tinggi dan tidak dapat diterima dan pengusiran paksa hampir 1 juta warga sipil Palestina.

“Kami dengan tegas menolak segala bentuk perubahan demografis atau teritorial di Wilayah Pendudukan Palestina,” tegas mereka, sembari menambahkan bahwa tindakan seperti itu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional.

Para menteri tersebut juga memperingatkan bahwa intensifikasi serangan militer dan pendudukan Kota Gaza merupakan hambatan serius terhadap upaya penerapan solusi dua negara.

“Jalur Gaza harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Negara Palestina bersama Tepi Barat, termasuk Jerusalem Timur,” kata pernyataan itu, seraya menyebutkan bahwa pengakuan Palestina dan Israel merupakan jaminan keamanan terbaik bagi keduanya dan akan menjamin stabilitas seluruh kawasan Timur Tengah.

“Kami terus menyerukan gencatan senjata segera dan penghentian permusuhan secara permanen, pembebasan segera seluruh sandera yang ditahan oleh Hamas, dan masuknya bantuan kemanusiaan secara cepat, tanpa hambatan, dan dalam skala besar,” tambah mereka.

Serangan militer Israel di Jalur Gaza kembali dilanjutkan pada 18 Maret dan sejak itu, sebanyak 9.862 orang telah tewas dan 40.809 lainnya luka-luka, menghancurkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sempat berlaku pada Januari.

Israel sedang menghadapi kecaman internasional yang meningkat akibat perang mematikan di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 61.400 orang sejak Oktober 2023. Kampanye militer itu telah menghancurkan wilayah kantong tersebut dan membuatnya berada di ambang kelaparan.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di wilayah kantong tersebut. (Ant/Z-1)

Mengapa Kecaman Global Pencaplokan Gaza Tak Berpengaruh pada Israel?

Mengapa Kecaman Global Pencaplokan Gaza Tak Berpengaruh pada Israel?



loading…

Kecaman global pencaplokan Gaza tak berpengaruh pada Israel. Foto/X/@QudsNen

GAZA – Adnan Hayajneh, profesor hubungan internasional di Universitas Qatar, mengatakan konferensi PBB atau pertemuan diplomasi apa pun mendatang kemungkinan besar tidak akan menghasilkan banyak perubahan menekan Israel . Padahal, puluhan negara, termasuk sekutu Israel di Eropa, pun ikut mengecam langkah Israel untuk menekan Israel.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan mengadakan sesi akhir pekan yang langka sekitar 35 menit lagi untuk membahas rencana Israel untuk merebut Kota Gaza.

“Saya pikir ini akan lebih mirip dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya,” ujarnya.

“Akan ada banyak kecaman terhadap perilaku Israel dan mungkin akan ada beberapa resolusi sebagai pengulangan sebelumnya. Dan pada akhirnya, semua resolusi, kecaman, dan pasal-pasal ini… tidak berpengaruh pada perilakunya.”

“Sekarang, masyarakat di seluruh dunia, orang-orang berunjuk rasa dalam jumlah yang lebih besar. Dan sebelumnya kita telah melihat laporan dari Amerika Latin yang menentang kebijakan pemerintah mereka sendiri terhadap Israel, yang menyerukan sanksi.”

Hayajneh juga merujuk pada “rencana Israel untuk tidak hanya mengambil alih Gaza, tetapi Netanyahu juga menyatakan [niat] Israel untuk mengendalikan seluruh Jalur Gaza pada hari Selasa”.

Ia mencatat bahwa “Donald Trump, presiden AS, mengatakan bahwa Israel sepenuhnya bergantung pada apakah akan menduduki Gaza, dan kemudian ketika ditanya keesokan harinya apakah ia memberi lampu hijau kepada Israel, ia malah mengalihkan pembicaraan ke serangan AS terhadap Iran.”

Baca Juga: Presiden Ukraina Tak Diundang dalam Pertemuan Putin dan Trump

Sebelumnya, ratusan ribu demonstran di negara-negara Eropa mengadakan demonstrasi dan pawai pada hari Sabtu dalam solidaritas dengan warga Palestina di Jalur Gaza, menuntut diakhirinya serangan Israel di wilayah tersebut.

Warga Inggris turun ke jalan di London untuk memprotes serangan tersebut dan menuntut gencatan senjata segera sebagai bagian dari Pawai Nasional ke-30 untuk Palestina.

Ratusan ribu orang berbaris menuju Kantor Perdana Menteri dari Russell Square di pusat kota dengan tema: “Hentikan Kelaparan Gaza.”

Deretan Reaksi Dunia Melawan Pencaplokan Gaza yang Diusung PM Netanyahu

Deretan Reaksi Dunia Melawan Pencaplokan Gaza yang Diusung PM Netanyahu



loading…

Banyak negara memberikan reaksi melawan pencaplokan Gaza yang diusung PM Benjamin Netanyahu. Foto/X/@belkiswille

GAZA – Kabinet keamanan Israel menyetujui rencana untuk mencaplok Kota Gaza . Itu memicu kecaman internasional yang semakin besar dengan para pemimpin dunia memperingatkan konsekuensi kemanusiaan yang mengerikan.

Rencana untuk mengambil alih kota terbesar di Gaza diumumkan pada hari Jumat, sehari setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel bermaksud untuk mengambil alih kendali militer atas seluruh Jalur Gaza.

Rencana Israel untuk memperluas serangannya ke Gaza diperkirakan akan memperburuk kehancuran kemanusiaan di daerah kantong yang terkepung tersebut, memicu gelombang pengungsian massal lebih lanjut selama krisis kelaparan.

Deretan Reaksi Dunia Melawan Pencaplokan Gaza yang Diusung PM Netanyahu

1. Sekretaris Jenderal PBB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres “sangat khawatir” dengan keputusan Israel untuk menguasai Kota Gaza.

“Keputusan ini menandai eskalasi yang berbahaya dan berisiko memperdalam konsekuensi bencana yang sudah ada bagi jutaan warga Palestina” dan tawanan Israel di Gaza, demikian pernyataan kantornya, seraya menambahkan bahwa eskalasi lebih lanjut akan menyebabkan “pengungsian paksa tambahan, pembunuhan, dan kehancuran besar-besaran”.

Pernyataan tersebut menegaskan kembali “seruan mendesak” Guterres untuk gencatan senjata permanen.

“Sekretaris Jenderal sekali lagi mendesak Pemerintah Israel untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional,” tambahnya.

2. Kepala Hak Asasi Manusia PBB

“Rencana Pemerintah Israel untuk pengambilalihan militer penuh atas Jalur Gaza yang diduduki harus segera dihentikan,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk dalam sebuah pernyataan.

“Hal ini bertentangan dengan putusan Mahkamah Internasional yang menyatakan bahwa Israel harus mengakhiri pendudukannya sesegera mungkin, demi terwujudnya solusi dua negara yang disepakati, dan demi hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri,” tambah Turk.

3. Kepresidenan Palestina

Kepresidenan Palestina mengecam pengumuman Netanyahu bahwa Israel bermaksud merebut kendali penuh atas Jalur Gaza.

“Ini adalah kejahatan total,” kata kantor Presiden Mahmoud Abbas, menggambarkannya sebagai kelanjutan dari “genosida, pembunuhan sistematis, kelaparan, dan pengepungan”, menurut laporan kantor berita Palestina, Wafa.

Kepresidenan memperingatkan bahwa tindakan Israel akan menyebabkan “bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

4. Hamas

Hamas memperingatkan bahwa keputusan pemerintah Israel untuk meningkatkan perang sama saja dengan “mengorbankan” para tawanan yang ditahan di Gaza.

“Keputusan untuk menduduki Gaza menegaskan bahwa Netanyahu yang kriminal dan pemerintahan Nazi-nya tidak peduli dengan nasib para tawanan mereka,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan. “Mereka memahami bahwa memperluas agresi berarti mengorbankan mereka.”

5. Jihad Islam Palestina

Kelompok bersenjata Palestina tersebut mengatakan bahwa rencana Israel untuk memperluas serangannya di Gaza merupakan “babak baru dalam perang pemusnahan”.

Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu mengatakan, “Pemerintah entitas Zionis sedang bersiap untuk meningkatkan pembantaian di Gaza,” dan menambahkan, “Kami menganggap pemerintah Arab dan Barat bertanggung jawab untuk mengekang eskalasi ini.”

Mereka menuduh Netanyahu mendorong “pengungsian paksa”, dengan mengatakan bahwa “eskalasinya, yang didukung penuh oleh pemerintahan Trump, bertujuan untuk menduduki Jalur Gaza”.

6. Dewan Presiden Eropa

Keputusan Israel untuk mengambil alih Kota Gaza “harus memiliki konsekuensi bagi hubungan Uni Eropa-Israel” kata Presiden Dewan Uni Eropa Antonio Costa, mendesak pemerintah Israel untuk mempertimbangkan kembali.

Putra Netanyahu Tuding Panglima Militer Israel Melakukan Pemberontakan di Gaza

Putra Netanyahu Tuding Panglima Militer Israel Melakukan Pemberontakan di Gaza



loading…

Eyal Zamir dituding putra PM Benjamin Netanyahu melakukan pemberontakan. Foto/X/@AmitSegal

GAZA – Ketegangan di puncak kepemimpinan Israel meningkat tajam. Itu ditunjukkan dengan putra Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu, menuduh panglima militer merencanakan “pemberontakan.”

Sementara Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir melaporkan bahwa Yair Netanyahu melontarkan kritik pedas kepada Kepala Staf Eyal Zamir setelah harian Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa perselisihan antara perdana menteri dan para jenderal senior mengenai rencana merebut kembali Gaza telah mencapai “titik didih”.

“Jika orang yang mendiktekan twit itu adalah orang yang kita semua pikirkan, ini tidak lebih dari sebuah pemberontakan dan kudeta militer yang mengingatkan pada republik pisang di tahun 1970-an. Ini benar-benar kriminal,” tulis Yair di X, menanggapi unggahan analis militer Yossi Yehoshua yang mendesak Netanyahu untuk menjelaskan biaya dari langkah tersebut.

Hanya beberapa jam kemudian, Ben-Gvir memberikan tanggapan, menuntut Zamir untuk secara terbuka menegaskan kesetiaannya kepada kepemimpinan Netanyahu.

“Kepala staf harus dengan jelas menyatakan bahwa dia akan sepenuhnya mematuhi instruksi kepemimpinan politik, bahkan jika keputusannya adalah untuk menduduki Gaza,” kata Ben-Gvir.

Menteri Luar Negeri Gideon Saar juga meminta Panglima Angkatan Darat untuk menyampaikan pendapatnya mengenai pendudukan kembali Gaza kepada pimpinan politik.

“Kepala Staf Angkatan Darat diharuskan menyampaikan pendapat profesionalnya secara jelas dan tegas kepada eselon politik. Saya yakin beliau akan melakukannya,” ujar Saar di akun X miliknya.

Siapa Anthony Aguilar? Tentara Bayaran AS yang Tuding Sniper Israel Tembaki Anak-anak Gaza

Siapa Anthony Aguilar? Tentara Bayaran AS yang Tuding Sniper Israel Tembaki Anak-anak Gaza



loading…

Anthony Aguilar merupakan mantan tentara bayaran AS yang tuding sniper Israel tembaki anak-anak Gaza. Foto/BBC

WASHINGTON – Mantan anggota pasukan khusus Angkatan Darat AS yang bekerja sebagai kontraktor militer, Anthony Aguilar, mengungkapkan sniper Israel selalu bersiap siaga untuk menembak mati anak-anak Palestina yang tidak bersenjata di Gaza. Bahkan, sebuah perusahaan tentara bayaran AS memberi tahu seorang karyawan bahwa ia tidak diizinkan untuk menghalangi mereka.

Mantan Baret Hijau (pasukan khusus Angkatan Darat AS) dan kontraktor, Anthony Aguilar, mengungkapkan perintah mengerikan dari militer Israel dalam sebuah wawancara dengan Senator AS Chris Van Hollen yang disiarkan oleh kantornya pada hari Selasa.

Siapa Anthony Aguilar? Tentara Bayaran AS yang Tuding Sniper Israel Tembaki Anak-anak Gaza

1. Saksi Mata saat Kolonel Israel Meminta Sniper Menembaki Anak-anak Gaza

Aguilar mengatakan bahwa seorang letnan kolonel Israel memerintahkannya untuk menurunkan anak-anak Palestina dari bahu seorang pria, tempat mereka berdiri, agar tidak terhimpit oleh kerumunan orang yang kelaparan yang mencoba mengambil bantuan.

“Seorang pria Palestina telah mengangkat beberapa anak agar mereka dapat naik ke bahunya dan naik ke tanggul karena mereka terhimpit. Dia [perwira Israel] berkata, ‘Suruh anak buahmu untuk menurunkan mereka,’” kata Aguilar kepada Van Hollen. “Saya seperti, ‘kita bisa mengendalikan ini’… mereka anak-anak.”

Perwira Israel itu meledak, kenang Aguilar, sambil mengancam, “Turunkan mereka sekarang atau saya yang akan melakukannya.”

Aguilar mengatakan ia mengabaikan ancaman tersebut sebagai “bombastis” hingga seorang tentara bayaran AS lainnya mengatakan bahwa perwira Israel tersebut telah menggunakan radio untuk berkomunikasi dengan penembak jitu di pangkalan terdekat, memerintahkan mereka untuk membunuh anak-anak tersebut.

“Salah satu kontraktor… adalah orang Amerika yang bisa berbahasa Ibrani. Ia berkata, ‘Hei. Ia hanya menyuruh para penembak jitu… untuk menghabisi anak-anak ini’,” kata Aguilar.

Ketika Aguilar berhadapan dengan kolonel Israel tersebut, ia menjawab, “Saya akan mengurus ini jika Anda tidak melakukannya”.

Aguilar mengatakan bahwa anak-anak tersebut akhirnya melarikan diri dari lokasi kejadian, tetapi ia telah memberi tahu perwira Israel tersebut bahwa ia tidak akan mengizinkannya menembak anak-anak.

“Mereka tidak ingin berada di sana. Mereka tidak bersenjata. Mereka tidak punya sepatu. Salah satu dari mereka tidak mengenakan kemeja. Mereka kelaparan,” katanya.

Baca Juga: Konflik Dinasti Thaksin dan Hun Sen Picu Perang 2 Negara?

2. Tentara Bayaran AS Tak Bisa Intervensi Prajurit Israel

Setelah insiden itu, Aguilar mengatakan bahwa kepala operasi perusahaan tentara bayaran AS, Safe Reach Solutions (SRS), memanggilnya keluar dan menegurnya.

“Dia menatap wajah saya dan berkata, ‘Jangan pernah bilang tidak kepada klien’.”

Aguilar mengatakan dia mendesak COO tersebut tentang siapa klien Safe Reach Solution, menambahkan bahwa dia mendapat kesan bahwa perusahaan tersebut telah dipekerjakan langsung oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dan Israel.

“Dia berkata ‘Tidak, IDF…kami bekerja untuk mereka,” tambahnya, merujuk pada tentara Israel.

Menyayat Hati, Bocah Gaza Cium Tangan Petugas Bantuan lalu Ditembak Mati Tentara Israel

Menyayat Hati, Bocah Gaza Cium Tangan Petugas Bantuan lalu Ditembak Mati Tentara Israel



loading…

Amir, bocah Palestina di Jalur Gaza, cium tangan petugas penyalur bantuan dan berterima kasih. Tak lama kemudian Amir ditembak mati tentara Israel. Foto/X @zohranmamdani

GAZA – Tragis betul nasib Amir, bocah cilik Palestina di Jalur Gaza. Dia mencium tangan petugas penyalur bantuan kemanusiaan setelah mendapat sedikit bahan pangan, namun tak lama kemudian dia ditembak mati tentara Zionis Israel.

Kisah memilukan bocah yang dikenal sebagai “Amir Kecil Gaza” tersebut dibagikan seorang pensiunan tentara Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) yang bertugas di titik distribusi bantuan di Gaza, yang berafiliasi dengan Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

Dalam kesaksiannya, mantan tentara tersebut, Anthony Aguilar, mengenang peristiwa tragis pada 28 Mei, ketika Amir, si bocah lelaki itu, terbunuh saat mencoba mendapatkan makanan.

Baca Juga: Amir Berjalan 12 km untuk Mendapat Makanan dan Ditembak Mati Tentara Israel di Jebakan Maut Gaza

Mengutip laporan Middle East Monitor, Jumat (1/8/2025), Amir, yang bertelanjang kaki dan tampak kurus, berjalan 12 kilometer di bawah terik matahari, berharap menemukan sesuatu untuk dimakan setelah berjam-jam menunggu. Yang berhasil dia kumpulkan hanyalah segenggam beras dan kacang lentil dari tanah, kata Aguilar.