Gelar Lomba Rayakan HUT Ke-80 RI, Perindo Gunungsitoli Gaungkan Semangat Kebersamaan dan Pantang Menyerah

Gelar Lomba Rayakan HUT Ke-80 RI, Perindo Gunungsitoli Gaungkan Semangat Kebersamaan dan Pantang Menyerah



loading…

Peringatan HUT ke-80 RI meriah di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara. Ratusan warga mengikuti berbagai perlombaan yang digelar Partai Perindo di Desa Bawodesolo, Gunungsitoli dan Desa Tumori Balohili, Gunungsitoli Barat, 17 Agustus 2025. Foto: Sindonews

GUNUNGSITOLI – Euforia peringatan HUT ke-80 RI terasa meriah di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara. Ratusan warga tumpah ruah mengikuti berbagai perlombaan yang digelar Partai Perindo di dua lokasi, yakni Desa Bawodesolo, Kecamatan Gunungsitoli dan Desa Tumori Balohili, Kecamatan Gunungsitoli Barat, 17 Agustus 2025.

Plt Ketua DPD Partai Perindo Gunungsitoli Darman Zendrato mengungkapkan besarnya antusiasme warga. “Antusiasme warga sangat tinggi, terbukti dengan banyaknya warga yang hadir. Mereka minta agar panjat pinang dan lomba-lomba lainnya rutin diadakan setiap tahun,” ujarnya, Selasa (19/8/2025).

Baca juga: Legislator Partai Perindo Dedenip Jefrin Singpanki Gelar Konser Musik dan Dukung Misa Syukur Diakon Charles Singpanki

Anggota Komisi II DPRD Kota Gunungsitoli ini mengatakan, hadiah utama lomba panjat pinang yang semula disiapkan Rp1 juta dan Rp750 ribu untuk hadiah hiburan, akhirnya ditingkatkan. Darman berinisiatif menambah nominalnya dan ditambah dukungan dari sejumlah tokoh hingga total hadiah mencapai Rp5,65 juta.

Bahkan, kelompok yang gagal meraih hadiah utama tetap diganjar Rp1 juta, jauh di atas rencana awal Rp200 ribu. “Ada 10 grup masing-masing terdiri dari 10 orang. Grup yang tidak meraih hadiah utama, yang semula rencananya diberi Rp200 ribu, saya tambah Rp800 ribu sehingga total Rp1 juta mengingat lelahnya para peserta,” tuturnya.

Menurut legislator yang menjalani periode keduanya di DPRD ini, panjat pinang bukan sekadar permainan. Tetapi mengandung makna kebersamaan, kerja sama, kekuatan, serta sikap pantang menyerah.

“Nilai-nilai itu sama seperti perjuangan rakyat Indonesia saat mengusir penjajah hingga merdeka,” tuturnya. Dia berharap warga Gunungsitoli bisa lebih mengenal dan mendukung Partai yang dipimpin Angela Tanoesoedibjo melalui kegiatan tersebut.

IDAI Sulsel dan TP PKK Provinsi Gaungkan Gerakan Cinta Buku KIA dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2025

IDAI Sulsel dan TP PKK Provinsi Gaungkan Gerakan Cinta Buku KIA dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2025


IDAI Sulsel dan TP PKK Provinsi Gaungkan Gerakan Cinta Buku KIA dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2025
Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Sulsel menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk “Gerakan Membaca Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Membangun Generasi Emas”.(MI/HO)

DALAM rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 2025, Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Sulsel menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk “Gerakan Membaca Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Membangun Generasi Emas”.

Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kesadaran keluarga, khususnya para ibu, terhadap pentingnya pemanfaatan Buku KIA sebagai alat utama untuk memantau tumbuh kembang anak sejak usia dini.

Gerakan ini juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Hari Anak Nasional 2025, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam penurunan angka stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Sulawesi Selatan.

Salah satu fokus utama dari kegiatan ini adalah menyasar kelompok ibu dengan anak usia bawah dua tahun (Baduta), dengan target partisipasi minimal 100 orang per kabupaten/kota di Sulsel.

Gerakan Membaca Buku KIA juga menjadi strategi dalam mendorong peningkatan minat baca dan literasi di kalangan masyarakat, khususnya di lingkungan keluarga, meliputi peran Ayah, Ibu, serta tenaga kesehatan.

Acara yang digelar di Aula Asta Cita, Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan ini juga diisi dengan sesi edukasi langsung kepada para ibu. Mereka dibimbing untuk memahami isi Buku KIA dan dilatih mengisi data tumbuh kembang anak secara digital melalui platform yang disediakan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

Buku KIA ditegaskan bukan sekadar formalitas, melainkan menjadi bagian integral dari sistem deteksi dini terhadap gangguan tumbuh kembang anak.

Kegiatan ini juga mencerminkan komitmen lintas sektor dalam membangun fondasi kesehatan anak secara berkelanjutan, melalui sinergi TP PKK, IDAI, Dinas Kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh daerah.

Sebagai bagian dari upaya penguatan intervensi, dilakukan pula survei melalui Google Form kepada 2.625 ibu yang tersebar di 24 kabupaten/kota se-Sulsel.

Hasilnya menunjukkan bahwa 59,5% ibu jarang atau hanya membaca Buku KIA sekali dalam sebulan. 

Dari total responden, sebanyak 71,2% merupakan ibu rumah tangga, dan 36,4% berpendidikan terakhir SMA. Sementara itu, 39,6% suami bekerja sebagai wiraswasta. 

Sebanyak 63,3% ibu juga memilih memberikan ASI sebagai sumber nutrisi utama bagi anaknya yang berusia di bawah enam bulan.

Melalui gerakan ini, diharapkan pemanfaatan Buku KIA semakin optimal dan menjadi budaya dalam keluarga untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas. (RO/Z-1)