Moses Itauma Gagal Pecah Rekor Mike Tyson yang Bertahan 40 Tahun

Moses Itauma Gagal Pecah Rekor Mike Tyson yang Bertahan 40 Tahun



loading…

Petinju Moses Itauma gagal memecahkan rekor Mike Tyson sebagai juara kelas berat termuda yang bertahan 40 tahun tapi lebih baik daripada Tyson Fury dan Anthony Joshua. David Hayev lebih terkesan dengan bakat Moses Itauma dibandingkan dengan petinju kelas berat lainnya – termasuk Anthony Joshua atau Tyson Fury.

Moses Itauma memulai debutnya di usia 18 tahun dan sudah dijuluki sebagai jawaban Inggris untuk Mike Tyson yang sedang berada di puncak kejayaannya – yang menjadi juara dunia kelas berat termuda di usia 20 tahun. Moses Itauma, kelahiran Slovakia dan dibesarkan di Kent, bahkan ingin memecahkan rekor Iron Mike yang telah bertahan selama hampir 40 tahun.

Baca Juga: UFC 319 Kacau! Cedera Misterius batalkan 2 Pertarungan

Namun, Moses Itauma gagal memecahkan rekor Mike Tyson, tetapi Haye – yang berjaya di kelas penjelajah dan kelas berat – mengatakan hanya masalah waktu sampai ia memiliki sabuk emas di pinggangnya. Hayemaker pensiun pada tahun 2018 ketika AJ dan Fury berada dalam performa terbaik mereka di kejuaraan dunia.

Namun, tidak ada legenda Inggris yang menarik perhatiannya sebanyak bintang KO berusia 20 tahun, Itauma. Haye mengatakan kepada SunSport, atas izin HighBet: “Jauh lebih terkesan, jauh lebih terkesan dengannya daripada yang lain. Dia petarung terbaik yang pernah saya lihat. Dia terlihat sebaik yang bisa Anda dapatkan. Dia terlihat sebaik yang pernah saya lihat.”

“Saya tidak bisa memikirkan petarung lain dalam beberapa pertarungan kelas berat itu yang terlihat begitu dahsyat dan belum menunjukkan kelemahan. Semuanya tampak sempurna, dia punya pola pikir yang tepat. Anda tidak mendengar tentang dia berpesta dan semua omong kosong itu. Dia fokus untuk menjadi juara kelas berat termuda dan dia ingin melakukan hal-hal gila dalam olahraga ini. Apa pun selain menjadi juara dunia kelas berat akan menjadi kegagalan total. Saya suka itu.”

Haye menyukai fakta bahwa dia tidak bertarung untuk menjadi juara Inggris, juara Eropa. Saya yakin hanya memenangkan gelar juara dunia tidak akan cukup. Itauma – yang telah mencatatkan 10 KO dalam 12 kemenangannya – akan menghadapi ujian terbesarnya hingga saat ini pada hari Sabtu di Riyadh melawan Dillian Whyte.

Kisah Pemberontakan Ken Arok Sempat Terendus, Tapi Gagal Dicegah

Kisah Pemberontakan Ken Arok Sempat Terendus, Tapi Gagal Dicegah



loading…

Tunggul Ametung mulai merasa resah selama masa pemerintahannya di akuwu Tumapel, sebelum Kerajaan Singasari berdiri. Foto/SindoNews

SEMARANG – Tunggul Ametung mulai merasa resah selama masa pemerintahannya di akuwu Tumapel, sebelum Kerajaan Singasari berdiri. Saat itu Tumapel mulai memiliki keyakinan kepemimpinannya tampak tinggal sebentar lagi berakhir. Ia sempat mengutarakan hal tersebut kepada istrinya Ken Dedes dan Dalung.

Tapi sosok Dalung inilah mungkin tak dijelaskan lebih detail. Saat itu hanya ketiga orang ini melakukan pembicaraan di Taman Larangan di kompleks istana akuwu Tumapel. Kala itu Tumapel masih menjadi dari Kerajaan Kediri, di bawah Raja Kertajaya.

Pada hari itu, Tunggul Ametung tengah pusing memikirkan bagaimana agar akuwu Tumapel yang dipimpinnya tetap kuat. Sayang para prajuritnya mulai habis dan berbalik kanan mendukung Ken Arok. Tunggul Ametung sadar betul bahwa para prajuritnya kini banyak yang tidak setia kepadanya.

Baca juga: Kisah Kaisar Khubilai Khan Gagal Kuasai Selat Malaka Akibat Singasari Tancapkan Kekuasaan

Sementara pada saat yang sama, kekuatan Ken Arok semakin bertambah kuat dan besar. Ketika di Taman Larangan itu, Tunggul Ametung meminta arak. Maka Ken Dedes pun langsung mengambilkan sebotol arak. Arak itu langsung ditenggak oleh Tunggul Ametung, dikutip dari “Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan hingga Keruntuhan”.

Pemerintah Mesti Siapkan Mitigasi Risiko Gagal Bayar Pinjaman Kopdes

Pemerintah Mesti Siapkan Mitigasi Risiko Gagal Bayar Pinjaman Kopdes


Pemerintah Mesti Siapkan Mitigasi Risiko Gagal Bayar Pinjaman Kopdes
Ilustrasi: Pramuniaga melayani pembeli di Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Kotabumi, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Banten.(ANTARA/Angga Budhiyanto)

PENELITI Center of Reform on Economic (CoRe) Indonesia Eliza Mardian menegaskan, pemerintah perlu menyiapkan mitigasi risiko gagal bayar Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang mengajukan plafon pinjaman ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

“Jadi kalau kopdes gagal bayar, enggak bisa bayar cicilan karena barang tidak ada, uangnya juga tidak ada akibat tata kelola yang buruk, ini harus ada mekanisme mitigasi untuk membayar cicilan ke Himbara agar tidak menambah NPL,” ucap Eliza saat dihubungi, Selasa (5/8).

Ia mengingatkan, apabila kopdes tidak dikelola dengan baik, hal tersebut akan berdampak terhadap dana desa yang menjadi opsi jaminan apabila kopdes mengalami gagal bayar.

“Ini salah satu strategi agar lebih bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan. Karena selama ini kalau uang dari pemerintah sering dipandang seperti bagi-bagi, sehingga pengelolaannnya kurang baik dan tidak berkelanjutan. Jadi makanya mindset-nya diubah, bahwa yang dipinjam ini harus bisa dipertanggungjawbkan,” beber Eliza.

Karena itu, ia mengingatkan agar perangkat desa dan masyarakat desa mesti bekerja sama untuk bisa menyukseskan Kopdes Merah Putih agar tidak mengalami gagal bayar.

“Penting sekali memilih SDM pengelola koperasi yang paham dan memiliki skill mumpuni untuk bisa mengembangkan sebuah bisnis. Jangan sampai SDM pengelola koperasi tidak tahu bagaimana model bisnis canvas itu dan bagaimana membuat business plan yang realistis dan profitable. Karena jika koperasi dikelola bukan orang yang passionate di bisnis dan hanya sekadar menjalankan tugas, yang terjadi adalah koperasi akan stuck, sulit berkembang,” ujarnya.

Selain dari sisi SDM, Eliza juga menekankan perlunya transparansi penggunaan dana serta pemilihan strategi bisnis untuk mencegah konflik kepentingan dan tindak korupsi. 

“Jadi anggota mesti bisa mengakses informasi terkait pengembangan koperasi tersebut. Dalam hal pendanaan, sebetulnya sebelum pinjam ke Himbara yang menjaminkan dana desa, sebaikya koperasi tersebut menggunakan dana dari anggota sembari berlatih untuk mengelola bisnisnya. Ketika nanti sudah relatif stabil dan bisa ekspansi lini bisnis, kopdes mulai bisa ambil pinjaman,” pungkasnya. (Fal/E-1)

Timnas Indonesia Gagal Juara Piala AFF U-23, Erick Thohir Singgung Persiapan Kualifikasi Piala Asia U-23 2026

Timnas Indonesia Gagal Juara Piala AFF U-23, Erick Thohir Singgung Persiapan Kualifikasi Piala Asia U-23 2026



loading…

Timnas Indonesia Gagal Juara Piala AFF U-23. Foto: SINDOnews-Aldhi Chandra Setiawan

JAKARTA – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, tetap memberikan apresiasi atas perjuangan Timnas Indonesia U-23 meski gagal meraih gelar juara Piala AFF U-23 2025. Ia menegaskan bahwa pengalaman dari turnamen ini akan menjadi bekal penting menuju Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 pada September mendatang.

Garuda Muda harus mengakui keunggulan Vietnam 0-1 dalam laga final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (29/7/2025) malam. Gol tunggal Nguyen Cong Phuong di menit ke-36 cukup untuk membuat Vietnam kembali menjadi juara, sementara Indonesia harus puas sebagai runner-up.

Meski hasil akhir tidak sesuai harapan, Erick menilai skuad muda Indonesia sudah tampil maksimal. Ia pun menyampaikan terima kasih atas kerja keras seluruh pemain, pelatih, ofisial, dan juga dukungan luar biasa dari para suporter.

“Terima kasih untuk pemain, pelatih, dan ofisial Timnas Indonesia U-23 yang sudah bekerja keras dalam ASEAN U-23 Championship 2025. Dan tentunya terima kasih juga suporter yang selalu setia berdiri mendukung Timnas U-23,” tulis Erick dalam unggahan di akun Instagram resminya.

“Apapun hasil yang diraih, kami akan selalu mendukung.”

Erick juga menyoroti pentingnya refleksi dan pembenahan usai kegagalan ini. Ia menegaskan, target besar sesungguhnya ada di depan mata, yaitu Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 yang digelar September.

Kadek Arel Minta Maaf Gagal Bawa Timnas Indonesia Juara Piala AFF U-23 2025

Kadek Arel Minta Maaf Gagal Bawa Timnas Indonesia Juara Piala AFF U-23 2025



loading…

Kadek Arel Minta Maaf Gagal Bawa Timnas Indonesia Juara Piala AFF U-23 2025. Foto: SINDOnews-Aldhi Chandra Setiawan

JAKARTA – Bek Timnas Indonesia U-23 , Kadek Arel, menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia usai Garuda Muda gagal meraih gelar juara Piala AFF U-23 2025. Bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (29/7/2025) malam, Indonesia kalah tipis 0-1 dari Vietnam dalam laga final.

Gol semata wayang dicetak oleh Cong Phuong Nguyen pada menit ke-36. Ia memanfaatkan celah di lini belakang Indonesia dan sukses menjebol gawang Muhammad Ardiansyah. Kekalahan ini membuat Indonesia harus puas menjadi runner-up, sementara Vietnam mempertahankan gelar dan mencatat hattrick juara secara beruntun.

Kadek Arel, yang tampil sebagai starter dan mendapat kartu kuning di menit ke-13, tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Ia mengakui Vietnam tampil lebih efektif dan mengucapkan selamat atas keberhasilan lawan menjadi kampiun.

“Tentu sangat kecewa ya. Tidak bisa menang dan gagal menjadi juara,” kata Kadek usai pertandingan.

Baca Juga: Vietnam Juara AFF U-23 2025, Timnas Indonesia Gagal Angkat Trofi

“Pertama, selamat untuk Vietnam yang telah menjadi juara di turnamen ini.”

Kadek juga menekankan bahwa ini adalah awal dari perjalanan timnas U-23, dan berharap hasil ini bisa jadi pelajaran berharga menuju kompetisi yang lebih besar, termasuk Kualifikasi Piala Asia.