Prabowo Beri Insentif Rp30 Juta Dokter Spesialis Daerah Tertinggal, MUI: Solusi Ketimpangan Distribusi Dokter

Prabowo Beri Insentif Rp30 Juta Dokter Spesialis Daerah Tertinggal, MUI: Solusi Ketimpangan Distribusi Dokter



loading…

Lembaga Kesehatan MUI mengapresiasi Presiden Prabowo atas pemberian insentif Rp30 juta per bulan bagi dokter spesialis dan subspesialis yang bertugas di wilayah DTPK. Foto/Dok.SindoNews

JAKARTA – Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi pemberian insentif Rp30 juta per bulan bagi dokter spesialis dan subspesialis yang bertugas di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) merupakan langkah positif dan strategis. Langkah itu adalah jawaban bagi ketimpangan distribusi dokter di Indonesia.

Sebelumnya, aturan ini dikeluarkan Presiden Prabowo Subianto dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2025 tentang Tunjangan Khusus bagi Dokter Spesialis , Dokter Subspesialis, Dokter Gigi Spesialis, dan Dokter Gigi Subspesialis yang Bertugas di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK).

Baca juga: Prabowo Terbitkan Perpres, Tunjangan Dokter Spesialis di Perbatasan-Tertinggal Rp30 Juta per Bulan

Melalui Perpres ini, pemerintah menetapkan besaran tunjangan sebesar Rp30.012.000 per bulan, di luar gaji pokok dan tunjangan lainnya yang berlaku sesuai ketentuan kepegawaian. Pada tahap awal, tunjangan ini akan diberikan kepada lebih dari 1.100 dokter spesialis yang saat ini berpraktik di fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah.

Jadi Saksi Disidang Nikita Mirzani, Dokter Detektif Ikhlas Izin Edar Produk Kecantikannya Dicabut BPOM

Jadi Saksi Disidang Nikita Mirzani, Dokter Detektif Ikhlas Izin Edar Produk Kecantikannya Dicabut BPOM



loading…

Dokter Samira atau yang akrab disapa Dokter Detektif alias Doktif ditunjuk JPU menjadi salah satu saksi dalam sidang kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang menjerat Nikita Mirzani. Foto/ Ravie Mulia.

JAKARTA – Dokter Samira atau yang akrab disapa Dokter Detektif alias Doktif ditunjuk Jaksa Penuntut Umum ( JPU ) menjadi salah satu saksi dalam sidang kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang menjerat Nikita Mirzani di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (7/8/2025).

Dalam persidangan, Doktif menjelaskan awal mula perkenalannya baik dengan Reza Galdys (pelapor) maupun Nikita Mirzani (terdakwa).

Selain itu, ia juga mengungkap pengakuan Reza dan suaminya, Attaubah Mufid, kalau selama ini mereka menjalani bisnis skincare dengan metode over claim dan over price.

Baca juga: Kronologi Nikita Mirzani Desak Hakim Lanjutkan Sidang Saksi: Berobat Bisa Besok Pak!

“Saya nasehatin di situ. ‘Kenapa sih kok kamu itu menjual produk yang dengan cara marketing flexing?’ Nah, di situlah mereka mengakui,” ungkap Doktif saat sidang.

Ini Penjelasan Dokter tentang Pemberian Obat Cacing tiap 6 Bulan Sekali


Ini Penjelasan Dokter tentang Pemberian Obat Cacing tiap 6 Bulan Sekali
Ilustrasi(Dok Ist)

ANJURAN mengonsumsi obat cacing tiap 6 bulan sekali dikatakan bukan berarti obat cacing tidak boleh dikonsumsi lebih sering dari itu. dr. Amadeo D. Basfiansa dari Alodokter mengatakan bahwa obat cacing dikonsumsi tiap 6 bulan sebagai bentuk pemeliharaan berkala terhadap potensi infeksi cacing, karena tidak semua gejalanya kita rasakan. 

“Sama halnya dengan melakukan pemeriksaan ke dokter gigi dan melakukan MCU atau pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Anjurannya tiap 6 bulan hingga setahun sekali, tapi bila Anda memang mengalami suatu penyakit tertentu, tentu Anda boleh mengunjungi dokter lebih sering,” ungkapnya dilansir dari laman Alodokter. 

Untuk itu, jika seseorang memang mengalami penyakit tertentu yang membutuhkan penanganan berupa pemberian obat cacing, tidak masalah untuk memberinya lebih sering, berhari-hari secara berturut-turut, hingga ia sembuh. Anjuran 6 bulan sekali itu hanya bagi orang sehat untuk lebih menjaga diri dari infeksi cacing.

Namun yang perlu dipahami penggunaan obat cacing masih bebas selama hanya untuk memenuhi anjuran 6 bulan sekali itu. Ketika sudah ada gejala yang diduga adalah penyakit, sebaiknya tetap memeriksakan diri ke dokter. 

“Hal ini karena tetap masih ada kemungkinan penyakit lain terhadap munculnya gejala pada diri Anda, obat cacing itu sendiri ada bermacam-macam karena cacingnya pun bermacam-macam, dan untuk dosis pengobatannya harus ditentukan oleh dokter,” sambungnya. 

Dosis pengobatannya lebih intensif ketimbang dosis anjuran yang bebas digunakan tiap 6 bulan sekali dan untuk menghindari penyalahgunaan, akan lebih bijak jika masyarakat mengonsultasikannya terlebih dahulu ke dokter.

Sementara itu, hindari menggaruk anus, pastikan kuku tangan tetap pendek, jaga kebersihan tubuh secara keseluruhan, kenakan alas kaki jika pergi keluar rumah, dan pastikan makanan matang. (H-2)

Kelaparan dan Malanutrisi Meluas di Gaza, Dokter Israel Sasar Anak-Anak

Kelaparan dan Malanutrisi Meluas di Gaza, Dokter Israel Sasar Anak-Anak


Kelaparan dan Malanutrisi Meluas di Gaza, Dokter: Israel Sasar Anak-Anak
Demonstrasi membela Gaza.(Al Jazeera)

KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina. Para pekerja kemanusiaan dan tenaga medis di lapangan melaporkan lonjakan tajam dalam jumlah kematian akibat kelaparan tidak hanya di kalangan anak-anak sebagai kelompok paling rentan tetapi juga orang dewasa.

Sejak Maret 2025, blokade yang diberlakukan Israel semakin memperburuk krisis kemanusiaan. Program Pangan Dunia (WFP) menyebutkan hampir 100.000 perempuan dan anak-anak membutuhkan penanganan gizi secara mendesak.

Selain itu, hampir sepertiga penduduk Gaza dilaporkan tidak makan selama berhari-hari. Di sisi lain, fasilitas medis kehabisan obat-obatan penting dan perlengkapan pengobatan utama.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat peningkatan drastis kasus malanutrisi dan penyakit dengan sebagian besar penduduk Gaza kini berada dalam kondisi kelaparan akut.

Sementara itu, lembaga Medecins Sans Frontieres (MSF) melaporkan seperempat kalangan anak-anak dan perempuan hamil atau menyusui yang diperiksa di klinik mereka di Gaza pekan lalu mengalami kekurangan gizi. MSF menuding Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang secara sengaja.

Dengan jumlah anak yang mencapai sekitar separuh dari total penduduk, Gaza kini menghadapi ancaman serius terhadap generasi masa depan. Para dokter memperingatkan malanutrisi kronis tengah menghancurkan kesehatan anak-anak secara permanen di seluruh wilayah tersebut.

“Perang ini menargetkan satu generasi yaitu generasi anak-anak di bawah usia tiga tahun, karena sistem saraf pusat berkembang hampir sepenuhnya pada usia dua hingga tiga tahun,” kata Dr Ahmed Al-Farrah, kepala bagian anak di Rumah Sakit Nasser seperti dikutip NPR.

PBB sendiri telah memperingatkan wilayah Gaza sedang menuju kelaparan massal seiring pembatasan ketat terhadap distribusi makanan dan bantuan kemanusiaan oleh Israel.

Menghadapi tekanan internasional yang semakin besar, militer Israel sejak Minggu mulai memberlakukan jeda harian selama 10 jam di beberapa wilayah berpenduduk padat untuk memungkinkan pengiriman makanan dan bantuan.

Selama jeda ini, Israel menyatakan akan menghentikan operasi militer di Gaza City, Deir al-Balah, dan Al-Mawasi. Israel juga menyebut telah menyiapkan jalur aman bagi truk-truk bantuan PBB untuk menyalurkan makanan dan obat-obatan ke berbagai titik di Gaza.

Namun di tengah langkah itu, pemerintah Israel menghadapi tekanan dari partai-partai sayap kanan dalam negeri untuk mengendalikan distribusi bantuan pangan. (I-2)