Dokter Samira atau yang akrab disapa Dokter Detektif alias Doktif ditunjuk JPU menjadi salah satu saksi dalam sidang kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang menjerat Nikita Mirzani. Foto/ Ravie Mulia.
JAKARTA – Dokter Samira atau yang akrab disapa Dokter Detektif alias Doktif ditunjuk Jaksa Penuntut Umum ( JPU ) menjadi salah satu saksi dalam sidang kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang menjerat Nikita Mirzani di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (7/8/2025).
Dalam persidangan, Doktif menjelaskan awal mula perkenalannya baik dengan Reza Galdys (pelapor) maupun Nikita Mirzani (terdakwa).
Selain itu, ia juga mengungkap pengakuan Reza dan suaminya, Attaubah Mufid, kalau selama ini mereka menjalani bisnis skincare dengan metode over claim dan over price.
Baca juga: Kronologi Nikita Mirzani Desak Hakim Lanjutkan Sidang Saksi: Berobat Bisa Besok Pak!
“Saya nasehatin di situ. ‘Kenapa sih kok kamu itu menjual produk yang dengan cara marketing flexing?’ Nah, di situlah mereka mengakui,” ungkap Doktif saat sidang.
JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan paspor buronan Harun Masiku sudah dicabut. Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menyatakan, pencabutan ditujukan agar mempersempit ruang gerak Harun.
“Supaya untuk mencegah yang bersangkutan misalnya berada di dalam negeri, tidak bisa keluar begitu ya, ataupun lokasinya di luar negeri itu masih dicari keberadaannya,” kata Budi kepada wartawan, dikutip Rabu (6/8/2025).
Namun, Budi belum menjelaskan sejak kapan pencabutan paspor Harun. Budi hanya menyebutkan, dengan dicabutnya paspor diharapkan dapat mempermudah pencarian.
Baca Juga: Cerita Awal Mula Hasto Kristiyanto Kenal Harun Masiku
“Karena tentu untuk mencari DPO ada kebutuhan ya, supaya yang bersangkutan juga bisa lebih mudah dilakukan pencarian,” ujarnya.
Jutaan warga yang dievakuasi menyusul peringatan tsunami di wilayah Pasifik kembali ke rumah mereka usai pencabutan peringatan.(AFP)
PERINGATAN tsunami di seluruh wilayah Pasifik dicabut, Rabu (30/7), memungkinkan jutaan warga yang dievakuasi kembali ke rumah mereka. Peringatan ini dikeluarkan menyusul gempa bumi berkekuatan 8,8 yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia. Gempa ini merupakan yang terkuat di wilayah tersebut sejak 1952 dan termasuk salah satu dari 10 gempa terbesar sejak 1900, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
Gempa tersebut memicu kekhawatiran akan gelombang tsunami setinggi empat meter di beberapa wilayah Pasifik. Lebih dari selusin negara, termasuk Jepang, Amerika Serikat, dan Ekuador, mengeluarkan peringatan agar warga menjauh dari pantai.
Di Jepang, sekitar dua juta orang diperintahkan untuk mengungsi ke dataran tinggi, sementara di Cile, sebanyak 1,4 juta warga dievakuasi dalam operasi yang disebut sebagai “evakuasi terbesar dalam sejarah negara ini” oleh Kementerian Dalam Negeri setempat. Peru menutup 65 dari 121 pelabuhan di pantai Pasifik, dan penerbangan ke dan dari Pulau Maui, Hawaii, dibatalkan.
Baca juga : Dampak Gempa Rusia, BMKG Beri Peringatan Dini Tsunami di 10 Wilayah Indonesia
Namun, bencana besar yang dikhawatirkan tidak terjadi. Negara-negara di wilayah Pasifik secara bertahap mencabut atau menurunkan status peringatan tsunami. Di Cile, gelombang hanya mencapai ketinggian 60 sentimeter tanpa menyebabkan kerusakan atau korban.
Di Kepulauan Galapagos, Ekuador, gelombang setinggi satu meter dilaporkan tanpa kerusakan signifikan. “Semuanya kembali tenang. Restoran dan tempat wisata mulai dibuka lagi,” kata Isabel Grijalva, 38, warga Santa Cruz.
Kerusakan Parah
Kerusakan terparah terjadi di Rusia, di mana gelombang tsunami menerjang pelabuhan Severo-Kurilsk, merendam fasilitas pengolahan ikan setempat. Air laut bahkan mencapai monumen Perang Dunia II yang berjarak 400 meter dari garis pantai.
Baca juga : Negara Kepulauan Pasifik Waspada Potensi Tsunami Buntut Gempa Rusia
Meski begitu, gempa awal hanya menyebabkan kerusakan ringan dan luka-luka ringan di Rusia. Satu-satunya korban jiwa yang dilaporkan adalah seorang perempuan di Jepang yang tewas setelah mobilnya terperosok ke jurang saat berusaha mengungsi.
Gempa ini juga memicu erupsi Gunung Klyuchevskoy di Kamchatka, dengan lava panas mengalir di lereng barat dan ledakan terdengar di kawasan tersebut. USGS memperingatkan adanya kemungkinan 59% gempa susulan berkekuatan di atas 7,0 dalam seminggu ke depan, setelah puluhan gempa susulan, termasuk satu berkekuatan 6,9, mengguncang wilayah tersebut.
Meski sempat menimbulkan kepanikan, situasi di wilayah Pasifik kini berangsur normal, dengan warga kembali beraktivitas dan destinasi wisata mulai beroperasi kembali. (AFP/Z-2)
Tangkapan layar peta gempa di pantai timur Rusia, Rabu (30/7/2025).(Dok USGS)
PERINGATAN tsunami diberlakukan di Jepang setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,8 mengguncang wilayah Rusia pada Rabu (30/7). Pemerintah setempat segera mengeluarkan perintah evakuasi untuk warga yang tinggal di pesisir Samudra Pasifik.
Menurut laporan penyiaran publik Jepang, NHK, gelombang tsunami sudah sampai di negara tersebut. Gelombang pertama setinggi 30 cm pertama kali tercatat di wilayah utara Prefektur Hokkaido sekitar pukul 10.40 waktu setempat.
Sementara itu, gelombang setinggi 40 cm juga terpantau di Tokachi, yang masih berada di kawasan Hokkaido. Pemerintah Jepang segera menginstruksikan evakuasi kepada masyarakat di sepanjang pantai Pasifik.
Baca juga : Peringatan Dini Tsunami di Gorontalo-Papua Usai Gempa Magnitudo 8,8 Guncang Rusia
“Kerusakan akibat gelombang tsunami diperkirakan akan terjadi. Segera mengungsi dari wilayah pesisir dan daerah aliran sungai ke tempat yang lebih aman seperti dataran tinggi atau gedung evakuasi,” bunyi pernyataan resmi pemerintah.
“Gelombang tsunami diperkirakan akan datang berulang kali. Jangan meninggalkan tempat aman sampai peringatan dicabut,” tambah peringatan pemerintah Jepang.
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyatakan pihak berwenang sedang menilai situasi yang terjadi. Upaya bantuan akan mengutamakan keselamatan warganya. Dia menambahkan hingga saat ini belum ada laporan kerusakan.
Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan para ahli seismologi dari cabang Kamchatka Layanan Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia mendeteksi gempa kuat tersebut dari kota Petropavlovsk-Kamchatsky.
Berdasarkan data yang dirilis, pusat gempa berada sekitar 149 kilometer tenggara ibu kota regional, dengan kedalaman 17 kilometer. (E-4)
...
►
Necessary cookies enable essential site features like secure log-ins and consent preference adjustments. They do not store personal data.
None
►
Functional cookies support features like content sharing on social media, collecting feedback, and enabling third-party tools.
None
►
Analytical cookies track visitor interactions, providing insights on metrics like visitor count, bounce rate, and traffic sources.
None
►
Advertisement cookies deliver personalized ads based on your previous visits and analyze the effectiveness of ad campaigns.
None
►
Unclassified cookies are cookies that we are in the process of classifying, together with the providers of individual cookies.