Bareskrim Polri menyatakan bahwa hasil tes DNA mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil tak identik dengan anak Selebgram Lisa Mariana, CA. Foto/SindoNews
JAKARTA – Bareskrim Polri menyatakan bahwa hasil tes DNA mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil tak identik dengan anak Selebgram Lisa Mariana, CA.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2025).
Kasubdit I Dit Siber Bareskrim Polri Kombes Rizki Agung Prakoso mengungkapkan hasil itu didapati dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Pusdokkes Polri.
“RK dan anak LM, CA tidak cocok DNA, atau non identik, ” kata Kasubdit I Dit Siber Bareskrim Polri Kombes Rizki Agung Prakoso dalam konferensi pers, di Bareskrim Polri.
Seperti diketahui, Ridwan Kamil melaporkan Lisa Mariana atas tuduhan pencemaran nama baik pada 11 April 2025 lalu. Laporan tersebut diterima oleh Bareskrim Polri dan tercatat dengan nomor LP/B/174/IV/2025/SPKT/BARESKRIM POLRI.
Pemerintah Israel siap menyelesaikan kesepakatan pasokan gas terbesar dengan Mesir, yang melibatkan ekspor 22% dari sumber daya dari Leviathan, ladang gas terbesar di Israel. Foto/Dok Rogtec
JAKARTA – Pemerintah Israel siap menyelesaikan kesepakatan pasokan gas terbesar dengan Mesir , yang melibatkan ekspor 22% dari sumber daya dari Leviathan, ladang gas terbesar di Israel. Dalam beberapa tahun terakhir tercatat 13% dari total gas alam Israel mengalir ke Kairo.
Kesepakatan ini datang setelah dua tahun penundaan dan diperkirakan bakal ditandatangani dalam dua minggu ke depan. New Energy, mitra kilang Leviathan menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai yang “terbesar” dalam sejarah negara Ibrani.
Ia mencatat bahwa kesepakatan ini akan melipatgandakan ekspor Israel pada tahun 2028. Perusahaan mengumumkan bahwa Mesir akan membeli 130 miliar meter kubik gas Israel hingga 2040, nilainya mencapai USD35 miliar atau setara Rp563 triliun (dengan kurs Rp16.087 per USD).
Proyek ini adalah amandemen dari kesepakatan 2019 yang ditandatangani oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, yang menetapkan ekspor sekitar 60 miliar meter kubik pada awal 2020-an. Proyek ini memungkinkan Israel untuk meningkatkan produksi gas alam dan mengekspornya ke pasar Asia dan Eropa.
Lalu pada saat yang sama menjamin pasokan yang stabil kepada Mesir untuk pembangkit listriknya dan mendukung sektor gas alam cair (LNG) negara tersebut. NewMed Energy (sebelumnya dikenal sebagai Delek Drilling) mengonfirmasi bahwa kesepakatan akan dilakukan secara bertahap.
Pada tahap awal, Kairo pertama-tama membeli gas melalui importir Mesir, Blue Ocean Energy, dengan jumlah 20 miliar meter kubik yang dimulai pada paruh pertama tahun 2026. Selanjutnya ditambah 110 miliar meter kubik setelah ekspansi produksi Leviathan selesai, menurut surat kabar Ibrani Globes.
LEBIH dari 20 tahun sejak pertama kali dirilis, Ada Apa dengan Cinta (AADC)? kembali dihidupkan melalui film drama musikal dengan judul Rangga & Cinta.
Film ini menjadi penanda bagaimana Miles Films berusaha menjaga salah satu kisah paling ikonis di perfilman Indonesia, tetapi kali ini dengan wajah-wajah baru yang siap menyapa generasi muda.
The Rebirth of Ada Apa dengan Cinta ini ternyata pada awalnya sempat digagas untuk dijadikan sebuah serial. Fakta ini diungkapkan langsung oleh sutradara Riri Reza pada sesi wawancara khusus dengan Media Indonesia, Selasa (19/8).
Baca juga : El Putra Sarira Targetkan Segera Lulus Kuliah
“Waktu itu sekitar lima tahun lalu, kita (Riri dan Mira) kepikiran untuk membuatnya menjadi serial dengan warna musikal, tapi serial. Jadi kayak lima episode gitu. Kemudian (ternyata) kita punya waktu untuk mengerjakannya, jadi film yang akan tayang di bioskop.”
Riri Reza menuturkan bahwa menurut mereka, bioskop merupakan sebuah tempat khusus bagi sebuah film.
Rangga & Cinta diciptakan sebagai ruang untuk menonjolkan bakat para pemeran yang dinilai Riri sebagai anak-anak muda dengan talenta bernyanyi dan berakting yang bagus.
Baca juga : Poster dan Trailer Film Rangga & Cinta, Nostalgia Ada Apa dengan Cinta?
“Jadi timing-nya pas untuk melahirkan anak-anak berbakat di dunia film Indonesia,” lanjutnya saat ditanyakan mengenai wajah-wajah baru yang dimunculkan dalam film.
Film musikal yang diproduseri Mira Lesmana ini sengaja dibuatkan versi terbaru dengan mempertahankan latar dan nuansa tahun 2000-an yang telah dan masih melekat di ingatan publik.
Keputusan kreatif ini bukan sekadar romantisasi masa lalu, melainkan dengan alasan kuat bahwa latar waktu memegang peran yang sangat penting dalam jalannya sebuah cerita.
Menurut Riri, kondisi Indonesia hari ini sama halnya dengan kondisi Indonesia kala itu.
“Kalau kata saya, agar generasi sekarang bisa belajar dan mengalami (masa itu),” jelas Riri lagi.
Dengan mempertahankan latar tahun seperti film pertama, hasilnya adegan seperti Geng Cinta yang kerap berkumpul dan keberadaan Rangga yang tidak melulu diketahui Cinta tetap menjadi ciri khas dari kisah percintaan dua siswa SMA itu.
Terjadinya pengulangan tren masa itu di masa kini seperti mode berpakaian menjadi sebuah kesamaan yang diharapkan Riri dapat menjadi jembatan penghubung bagi para generasi muda sekarang ketika menyaksikan Rangga & Cinta yang akan tayang perdana di layar lebar pada 2 Oktober 2025 yang akan mendatang.
PARA ilmuwan berhasil mengembangkan metode baru untuk memecah bahan kimia abadi berbahaya. Metode ini dengan memanfaatkan material yang aktif saat terkena sinar matahari.
Zat perfluoroalkil dan polifluoroalkil (PFAS) adalah bahan kimia yang banyak ditemukan dalam produk rumah tangga, mulai dari peralatan masak anti lengket, kosmetik, benang gigi, hingga pakaian tahan air. Sesuai julukannya, zat ini butuh ribuan tahun untuk terurai, sehingga dapat menumpuk di lingkungan maupun di tubuh manusia.
PFAS sudah digunakan sejak 1940-an. Awalnya karena sifatnya yang anti lengket. Namun kini, zat ini dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan, termasuk meningkatnya potensi penyakit atoimun, gangguan perkembangan, penurunan kesuburan hingga kanker.
Baca juga : Di Era Modern, Ritme Sirkadian Manusia Masih Dipengaruhi Perubahan Sinar Matahari
Beberapa jenis PFAS bahkan sudah dilarang penggunaannya. Meski begitu, dengan hampir 15.000 jenis yang pernah diproduksi, diperkirakan sekitar 98% populasi di AS memiliki zat ini di dalam darah mereka.
Memecah Bahan Kimia
Kini para ilmuwan berhasil menemukan cara untuk memecah bahan kimia tersebut hingga menjadi fluorida yang aman dalam dosis rendah. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 25 Juli di jurnal Small.
“Kontaminasi PFAS masih menjadi ancaman kesehatan global, dan riset ini adalah langkah penting menuju terciptanya lingkungan yang lebih aman dan ekosistem yang lebih bersih,” kata ilmuwan, Cameron Shearer, ahli material dari University of Adelaide, Australia dalam pernyataannya.
Baca juga : 13 Dampak Sering Terkena Sinar Matahari
PFAS sulit terurai karena memiliki ikatan kimia yang sangat kuat. Struktur molekulnya terdiri dari kepala (berupa molekul oksigen bermuatan) yang terhubung dengan ekor atom karbon dan fluor. Untuk menguraikan PFAS, ikatan ini harus diputus, namun hal tersebut sangat sulit dilakukan dengan metode tradisional.
“Banyak kontaminasi air bisa diuraikan dengan menambahkan bahan kimia reaktif yang menempel pada karbon,” jelas Shearer. “Namun pada molekul PFAS, atom karbon terlindungi sedemikian rupa sehingga proses ini hampir mustahil dilakukan.”
Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti mengembangkan berbagai cara untuk menguraikan PFAS dengan memanfaatkan bahan yang disebut fotokatalitik, yaitu material yang dapat menyerap cahaya untuk mempercepat reaksi kimia. Dalam penelitian terbaru ini, para ilmuwan menggunakan fotokalistik bernama cadmium indium sulfide, yang dikenal mampu melepaskan senyawa oksigen reaktif atau radikal bebas ketika terpapar cahaya tampak.
Saat bahan tersebut dicampurkan dengan salah satu jenis PFAS umum, yaitu perfluorooctane sulfonate (PFOS), para peneliti mengamati bagaimana fotokalistik menyerap cahaya lalu menghasilkan radikal bebas yang menyerang atom fluor pada ikatan kimianya.
Dalam kondisi optimal, metode ini berhasil memecah hampir 99% molekul PFOS hingga benar-benar terurai. Produk sampingannya bahkan berupa komponen yang menurut para ilmuwan bisa dimanfaatkan kembali, misalnya sebagai bahan tambahan pasta gigi atau pupuk.
Shearer menambahkan, material yang mereka kembangkan berpotensi digunakan dalam rangkaian pengolahan PFAS. Pengolahan itu mulai dari tahap menangkap dan memusatkan zat tersebut dalam air, lalu menghancurkannya menggunakan material yang diaktifkan cahaya.
Ia juga menegaskan penelitian lanjutan akan difokuskan pada peningkatan stabilitas material sebelum diterapkan dalam skala besar. (Livescience/Z-2)
PARA ilmuwan dari Columbia Engineering menciptakan pendekatan baru dalam pengobatan kanker dengan memanfaatkan kolaborasi antara bakteri dan virus. Dalam penelitian terbaru yang dimuat di Nature Biomedical Engineering, tim dari Laboratorium Sistem Biologis Sintetik berhasil menyembunyikan virus di dalam bakteri yang secara aktif mencari tumor. Dengan cara ini memungkinkan virus untuk menghindari deteksi sistem kekebalan tubuh dan akhirnya dilepaskan langsung ke dalam sel tumor.
Platform baru ini memadukan kemampuan bakteri dalam mendeteksi tumor dengan sifat virus yang dapat menginfeksi dan menghancurkan sel kanker. Tal Danino, profesor teknik biomedis di Columbia Engineering, memimpin tim dalam menciptakan sistem CAPPSID (Coordinated Activity of Prokaryote and Picornavirus for Safe Intracellular Delivery). Penelitian ini dilakukan bekerja sama dengan Charles M. Rice, ahli virologi dari Rockefeller University.
“Kami bertujuan meningkatkan terapi kanker dengan bakteri yang nantinya bakteri tersebut mengantarkan dan mengaktifkan virus terapeutik langsung di dalam sel tumor, sambil merancang langkah-langkah pengaman untuk membatasi penyebaran virus di luar tumor,” kata Jonathan Pabón, penulis bersama yang juga calon MD/PhD di Columbia.
Baca juga : Mengapa Beberapa Orang Mengalami Chemo Curls Setelah Pengobatan Kanker?
Para peneliti meyakini teknologi yang telah diuji pada tikus ini merupakan terobosan penting. Hal ini menjadi contoh pertama rekayasa langsung kolaborasi antara bakteri dan virus untuk menyerang sel kanker.
Pendekatan ini memanfaatkan kecenderungan alami bakteri yang mampu menargetkan sel tumor. Sifat tersebut kemudian dikombinasikan dengan kemampuan virus untuk menginfeksi dan menghancurkan sel kanker.
“Dengan menggabungkan rekayasa bakteri dengan virologi sintetis, tujuan kami adalah membuka jalan menuju terapi multi-organisme yang bisa melakukan jauh lebih banyak daripada yang bisa dicapai oleh satu mikroba saja,” kata Zakary S. Singer, salah satu penulis utama dan mantan peneliti pascadoktoral di laboratorium Tal Danino.
Baca juga : Terapi Lutetium PSMA, Pengobatan Non-Bedah Kanker Prostat yang Efektif dan Minim Efek Samping
“Ini mungkin platform kami yang paling canggih dan baru hingga saat ini,” kata Danino, yang juga terafiliasi dengan Herbert Irving Comprehensive Cancer Center di Columbia University Irving Medical Center dan Data Science Institute di Columbia.
Menyelinap melewati sistem imun
Dalam terapi virus onkolitik yang merupakan sistem pertahanan tubuh itu sendiri menjadi salah satu hambatan terbesar bagi para peneliti. Jika seorang pasien memiliki antibodi terhadap virus dari infeksi sebelumnya atau vaksinasi, antibodi tersebut bisa menetralkan virus sebelum mencapai tumor. Tim Columbia berhasil mengatasi tantangan tersebut dengan memasukkan virus di dalam bakteri yang secara alami bergerak menuju tumor. “Bakteri ini bertindak seperti jubah ketidaknampakan, menyembunyikan virus dari antibodi yang beredar, dan mengantarkan virus ke tempat yang dibutuhkan,” kata Singer.
Pabón menegaskan bahwa strategi ini memiliki peran yang sangat penting. Terutama bagi jenis virus yang sudah banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. “Sistem kami menunjukkan bahwa bakteri dapat digunakan untuk meluncurkan virus onkolitik untuk mengobati tumor padat pada pasien yang telah mengembangkan kekebalan terhadap virus-virus ini,” katanya.
Menargetkan pada Tumor
Setengah bakteri dari sistem ini adalah Salmonella Typhimurium, sebuah spesies yang secara alami bermigrasi ke lingkungan rendah oksigen yang kaya nutrisi di dalam tumor. Begitu berada di sana, bakteri ini akan menyerang sel kanker dan menyebarkan virus langsung ke dalam tumor.
“Kami memprogram bakteri ini untuk bertindak sebagai kuda Trojan dengan mengangkut RNA virus ke dalam tumor dan lalu membelah diri di dalam sel kanker untuk melepaskan genom virus, yang kemudian bisa menyebar antar sel kanker,” kata Singer.
Para ilmuwan memanfaatkan kecenderungan alami bakteri untuk mencari tumor dan sifat virus yang mampu menggandakan diri dalam sel kanker, menciptakan sistem pengiriman yang mampu menembus dan menyebar ke seluruh bagian tumor, suatu pencapaian yang sebelumnya sulit dilakukan dengan hanya menggunakan bakteri atau virus secara terpisah.
Mengamankan terhadap infeksi yang tidak terkendali
Salah satu kekhawatiran utama dalam terapi virus adalah mengendalikan penyebarannya di luar tumor. Sistem tim ini menyelesaikan masalah tersebut dengan trik molekuler yaitu memastikan virus tidak menyebar tanpa molekul yang hanya dapat diperoleh dari bakteri. Karena bakteri tetap berada di dalam tumor, komponen vital ini (disebut protease) tidak tersedia di bagian lain tubuh.
“Partikel virus yang dapat menyebar hanya bisa terbentuk di sekitar bakteri, yang diperlukan untuk menyediakan mesin khusus yang penting untuk pematangan virus dalam virus rekayasa, menciptakan ketergantungan sintetis antara mikroba,” kata Singer.
Perlindungan ini menambahkan lapisan kontrol kedua: bahkan jika virus melarikan diri dari tumor, ia tidak akan menyebar di jaringan sehat.
“Sistem seperti ini secara khusus ditujukan untuk meningkatkan keamanan terapi hidup, ini akan sangat penting untuk menjelaskan kemajuan ini ke dalam praktik klinis,” lanjutnya.
Penelitian dan aplikasi klinis lebih lanjut
Publikasi ini akan menjadi langkah signifikan menuju penyediaan sistem bakteri-virus jenis ini untuk aplikasi klinis di masa depan. “Sebagai seorang dokter-ilmuwan, tujuan saya adalah untuk membawa obat hidup ke dalam klinik,” kata Pabón.
“Upaya untuk penerjemahan klinis saat ini sedang berlangsung untuk menerjemahkan teknologi kami dari laboratorium,” lanjutnya.
Danino, Rice, Singer, dan Pabón telah mengajukan permohonan paten (WO2024254419A2) kepada Kantor Paten dan Merek Dagang AS terkait dengan pekerjaan ini.
Ke depannya, tim peneliti tengah menguji coba metode ini pada beragam jenis kanker dengan memanfaatkan berbagai model tumor, tikus percobaan, virus, dan muatan berbeda. Tujuannya adalah mengembangkan “alat” terapi virus yang mampu mengenali dan beradaptasi dengan kondisi spesifik dalam sel kanker. Selain itu, mereka juga meneliti kemungkinan sistem ini dengan jenis bakteri yang telah teruji keamanannya dalam uji klinis pada manusia. (Sciencedaily/Z-2)
Rusia mendapatkan kemenangan dalam negosiasi. Foto/X
WASHINGTON – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tiba di Washington, DC, dan akan bergabung dengan para pemimpin Eropa ketika ia bertemu Donald Trump. Namun, beberapa hasil kesepakatan sudah direncanakan.
Trump meningkatkan tekanan pada Ukraina untuk menyetujui persyaratan guna mengakhiri perang dengan Rusia, yang tampaknya menggemakan beberapa poin pembicaraan Moskow dua hari setelah bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.
4 Kemenangan Rusia dalam Negosiasi, dari Krimea Diserahkan ke Rusia hingga Ukraina Tak Akan Bergabung dengan NATO
1. Krimea Diserahkan ke Rusia
Minggu malam, Trump memberikan pratinjau pesan yang akan ia sampaikan kepada para tamu Gedung Putih: Zelensky harus menyetujui beberapa persyaratan Rusia agar perang di Ukraina berakhir. Persyaratan yang ia maksud — Ukraina harus menyerahkan Krimea, yang dianeksasi Rusia secara ilegal pada tahun 2014.
BacaJuga: Myanmar Akan Gelar Pemilu pada Desember 2025
2. Ukraina Tak Akan Bergabung dengan NATO
Selain itu, Ukraina setuju untuk tidak pernah bergabung dengan NATO — termasuk di antara persyaratan yang ditetapkan Putin untuk mengakhiri perang.
Gedung Putih telah mengisyaratkan momentum menuju kesepakatan damai potensial untuk mengakhiri perang Rusia, dengan utusan AS Steve Witkoff mengatakan kepada CNN bahwa Putin telah setuju untuk mengizinkan jaminan keamanan AS untuk Ukraina dan membuat konsesi terkait “pertukaran lahan”.
Namun, masih banyak poin penting dan pertanyaan yang masih tersisa. “Konstitusi Ukraina melarang penyerahan wilayah atau perdagangan lahan,” kata Zelensky pada hari Minggu, mengulangi garis merahnya terkait wilayah.
AYAT Kursi adalah ayat terpenting dan terkenal dalam Al-Qur’an, yang terdapat di Surah Al-Baqarah ayat 255.
Ayat ini berbicara tentang keagungan, kekuasaan, dan ilmu Allah yang Maha Luas, serta sering dibaca untuk perlindungan, keberkahan, dan ketenangan hati.
Bacaan Arab
Baca juga : 9 Makna Ayat Kursi, Lengkap dengan Bacaan Arab dan Latin
Allahu la ilaha illa Huwa, Al-Hayyul-Qayyum. La ta’khudhuhu sinatun wa la nawm, lahu ma fis-samawati wa ma fil-ard. Man dhal-ladhi yashfa’u ‘indahu illa bi-idhnihi, ya’lamu ma baina aydihim wa ma khalfahum, wa la yuhituna bishai’in min ‘ilmihi illa bima sha’a, wasi’a kursiyuhus-samawati wal-ard, wa la ya’uduhu hifdhuhuma, wa Huwal ‘Aliyyul-Adhim.
Makna Ayat Kursi
Allah Maha Esa dan Maha Hidup: Tidak ada tuhan selain Allah, Dia Maha Hidup dan terus mengurus makhluk-Nya.
Allah Maha Mengatur: Tidak pernah mengantuk atau tidur; semua yang ada di langit dan bumi berada di bawah kekuasaan-Nya.
Tidak ada yang bisa memberi syafaat kecuali izin Allah.
Allah Maha Mengetahui: Semua yang terjadi di masa lalu, sekarang, dan masa depan diketahui-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi: Kekuasaan-Nya tak terbatas.
Allah Maha Tinggi dan Maha Agung: Menegaskan kebesaran dan keagungan-Nya.
Keutamaan Membaca Ayat Kursi
Perlindungan dari bahaya: Dibaca setelah sholat wajib untuk melindungi dari setan dan musibah.
Memperoleh keberkahan dan ridha Allah.
Memberikan ketenangan hati dan menjaga dari gangguan sihir atau ilmu hitam.
Mendapatkan pahala besar karena termasuk ayat agung dalam Al-Qur’an.
Dibaca sebelum tidur: Menjadi pelindung hingga pagi hari.
Ayat Kursi baiknya dibaca setelah sholat wajib atau sebelum tidur sebagai pelindung dari gangguan dan bahaya. Serta membantu menenangkan hati dan meningkatkan iman.
Ayat Kursi ini merupakan salah satu ayat yang memiliki pahala besar bagi yang rutin membacanya. (Z-4)
Industri film Korea Selatan kembali menghadirkan karya segar lewat film komedi romantis terbaru berjudul Pretty Crazy. Film ini memadukan unsur romansa, komedi. Foto/Soompi
JAKARTA – Industri film Korea Selatan kembali menghadirkan karya segar lewat film komedi romantis terbaru berjudul Pretty Crazy. Dibintangi oleh Im Yoon Ah dan Ahn Bo Hyun, film ini memadukan unsur romansa, komedi, dan misteri supernatural dengan alur cerita yang penuh kejutan.
Penampilan total Im Yoon Ah dan Ahn Bo Hyun, serta alur cerita yang unik, menjadikan film ini layak ditonton bagi para penggemar komedi romantis dan pecinta film Korea dengan unsur supernatural. Pretty Crazy resmi tayang di Korea Selatan pada 13 Agustus 2025 dan dijadwalkan hadir di bioskop Indonesia mulai 20 Agustus 2025.
Baca Juga: 5 Film Korea tentang Ibu, Menguras Air Mata dan Sarat Makna
Sinopsis Film Pretty Crazy
Dilansir dari IMDb, Senin (18/8/2025), cerita berfokus pada Gil Goo (Ahn Bo Hyun), seorang pemuda pengangguran yang menjalani hari-harinya dengan monoton setelah berhenti bekerja. Kehidupan Gil Goo berubah drastis ketika ia bertemu dengan Jeong Seon Ji (Im Yoon Ah), tetangga barunya yang terlihat manis dan bercita-cita menjadi patissier.
Namun, Seon Ji ternyata menyimpan rahasia besar. Setiap pukul 2 dini hari, ia berubah menjadi sosok “iblis” yang penuh energi, suka berbohong, dan sangat berbeda dengan dirinya di siang hari. Anehnya, keesokan paginya Seon Ji tidak pernah mengingat apa pun yang terjadi saat dirinya berubah.
Suatu malam, Gil Goo tanpa sengaja menyaksikan langsung perubahan Seon Ji. Dari situ, ia justru dilibatkan dalam kehidupan misterius sang gadis. Sang ayah, Jeong Soo (Sung Dong Il), kemudian mempekerjakan Gil Goo sebagai penjaga malam Seon Ji, terutama saat dirinya harus dirawat di rumah sakit.
Pelatih Manchester United Ruben Amorim(AFP/AJ REYNOLDS / GETTY IMAGES NORTH AMERICA)
PELATIH Manchester United Ruben Amorim menegaskan dirinya bangga dengan penampilan anak-anak asuhnya itu meski menelan kekalahan 0-1 dari Arsenal di pekan pertama Liga Primer Inggris di Stadion Old Trafford, Manchester, Minggu (17/8).
Dikutip dari laman resmi Setan Merah, Senin (18/8), Amorim mengatakan meski bangga dengan penampilan anak-anak asuhnya, dirinya kecewa dengan hasil akhir pada laga ini.
“Ini adalah penampilan yang sangat bagus. Saya sangat bangga dengan para pemain, tapi pada akhirnya kami kalah,” ungkap pelatih berkebangsaan Portugal tersebut.
Baca juga : Jelang Laga Manchester United vs Arsenal, Ruben Amorim Sentil Mikel Arteta
“Namun, sekali lagi, bagi saya, kita bisa menang dan bisa kalah pada akhirnya, tetapi saya bangga dengan apa yang mereka lakukan, para pemain saya. Rasanya menyenangkan. Di saat yang sama, sangat sulit untuk kalah dalam pertandingan seperti ini,” lanjutnya.
Pada pertandingan tersebut, Manchester United menelan kekalahan dari Arsenal akibat gol yang dicetak bek sayap Riccardo Calafiori ketika laga memasuki menit ke-13.
Setelah kebobolan terlebih dahulu, Manchester United terus memperagakan permainan menyerang dan menekan lini pertahanan Arsenal, akan tetapi upaya-upaya yang mereka lakukan tak kunjung membuahkan hasil hingga akhir laga.
Baca juga : Mikel Arteta Minta Pemain Arsenal Tetap Rendah Hati Usai Taklukkan Manchester United
Amorim mengatakan timnya tidak tampil membosankan dan bermain dengan penuh gairah demi mengamankan hasil maksimal, namun permainan agresif mereka belum bisa memecah kebuntuan.
“Kami menekan dengan tinggi. Lalu, dengan bola, kami punya kualitas. Bahkan ketika stadion mengeluarkan suara-suara, kami tetap bermain seperti biasa. Kami kehilangan lebih sedikit bola dalam proses membangun serangan, dibandingkan tahun lalu, di situlah kami banyak kesulitan,” kata Amorim.
“Lalu, hal-hal kecil yang kami bicarakan di awal musim ini, bahwa pemain seperti (Matheus) Cunha, seperti Bryan (Mbeumo), dalam satu momen bisa mengangkat stadion. Jadi, menurut saya yang terpenting, kami tidak membosankan,” pungkasnya. (Ant/Z-1)
KH Cholil Nafis, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Foto/Dok.SindoNews
KH Cholil Nafis Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
DUNIA saat ini tengah menyaksikan perkembangan teknologi yang luar biasa hingga mencapai kecerdasan buatan (artificial intelligence). Mesin-mesin yang dilengkapi dengan teknologi ini merambah ke setiap sisi kehidupan. Penggunaannya meluas ke berbagai bidang, termasuk industri, pendidikan, layanan kesehatan, dan kehidupan sehari-hari.
Dapat dikatakan bahwa seluruh aspek kehidupan telah dipengaruhi oleh otomatisasi, komputerisasi, dan digitalisasi, sehingga interaksi antara manusia dan mesin cerdas menjadi sesuatu yang tak terelakkan. Di masa depan, tidak ada satu pun bidang pekerjaan maupun ranah kehidupan yang akan luput dari kecerdasan buatan.
Seiring perubahan zaman yang dipimpin oleh AI, banyak orang kini berusaha mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka terkait hukum Islam dengan memanfaatkannya. Masyarakat Muslim pun kini kerap bergantung pada algoritma kecerdasan buatan di ruang digital untuk memperoleh informasi keislaman. Pertanyaannya adalah: apakah lembaga fatwa keagamaan dapat digantikan oleh kecerdasan buatan? Bagaimana seharusnya para mufti menyikapi AI dalam mendukung tugas keilmuan para ulama?
Fatwa
Fatwa lahir dari ijtihad para ulama. Fatwa merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak dapat dihindari bagi kaum Muslimin setelah masa Nabi sepanjang kehidupan. Terlebih setelah dakwah Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia untuk memberikan tuntunan syar‘i atas persoalan-persoalan keagamaan maupun sosial yang dihadapi masyarakat.
Dengan demikian, fatwa adalah pendapat seorang sahabat, tabi‘in, atau ulama dalam rangka menyelesaikan problematika yang muncul di tengah umat. Fatwa juga merupakan produk lokal, terikat dengan kondisi zaman, serta buah dari peristiwa yang lahir pada masanya.
Fatwa pada era modern dapat dikeluarkan oleh individu yang memiliki kualifikasi ilmu dan dipercaya masyarakat. Fatwa juga dapat dikeluarkan oleh lembaga resmi negara. Di negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, atau di mana umat Islam menjadi bagian dari masyarakat, dibentuk lembaga khusus yang mengkaji persoalan-persoalan keagamaan yang diajukan oleh masyarakat, kemudian mengeluarkan fatwa sebagai pedoman bagi umat.
Mufti adalah seseorang yang mampu melakukan ijtihad, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ijtihad langsung adalah menggali hukum syar‘i dari sumber-sumber aslinya (Al-Qur’an dan Sunnah) melalui metode yang telah ditetapkan. Adapun ijtihad tidak langsung adalah ijtihad yang bertumpu pada pendapat para mujtahid dan fuqaha terdahulu.
Namun hal yang tak kalah penting bagi seorang mufti, sebagaimana ditegaskan oleh Imam al-Haramain, adalah bahwa ia harus memahami secara tepat hakikat atau konteks persoalan (realitas) yang diajukan oleh pihak yang meminta fatwa.
Para ulama, ketika menyebutkan syarat-syarat yang harus dimiliki seorang mufti dalam berijtihad, menetapkan ketentuan berikut: beragama Islam, mukallaf, adil, amanah, berilmu tentang Al-Qur’an dan Sunnah, memahami fikih, serta mengetahui kondisi kehidupan msyarakat
Dari uraian sebelumnya, jelaslah bahwa fatwa merupakan pekerjaan yang menuntut ilmu yang mendalam sekaligus pemahaman terhadap realitas. Seorang mufti harus benar-benar menguasai fikih Islam dan prosedur penetapan hukum syar‘i, sekaligus memahami kondisi nyata yang dihadapi penanya, termasuk latar belakang persoalan, penyebabnya, dan faktor-faktor lainnya.
Oleh karena itu, fatwa dalam Islam harus dikeluarkan oleh orang-orang yang berilmu, beragama, dan memiliki kompetensi. Mereka inilah yang oleh Allah Swt. diperintahkan untuk dijadikan rujukan ketika kita mengalami kesulitan dalam memperoleh pengetahuan, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an: “Maka bertanyalah kepada ahlul dzikr (orang yang berilmu), jika kalian tidak mengetahui” (an-Nahl: 43).
Bagaimana Mufti dalam Menghadapi Kecerdasan Buatan?
Kecerdasan buatan merupakan anugerah dan karunia agung dari Allah Swt. yang menuntut pemanfaatan secara bijak dan terarah. Kecerdasan buatan (AI) menawarkan peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, ia dapat meningkatkan berbagai kinerja berbagai aspek kehidupan, namun di sisi lain terdapat potensi risiko yang timbul dari penyalahgunaan atau kemungkinan pertentangannya dengan nilai-nilai Islam.