4 Alasan Ukraina Butuh Jaminan Keamanan dari AS dan NATO

4 Alasan Ukraina Butuh Jaminan Keamanan dari AS dan NATO



loading…

Ukraina butuh jaminan keamanan dari AS dan NATO. Foto/X

WASHINGTON – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan Rusia di wilayah Ukraina, Kharkiv, Zaporizhzhia, dan Sumy, pada hari Senin. Dia =mengatakan bahwa Kremlin bermaksud untuk “mempermalukan upaya diplomatik” hanya beberapa jam sebelum para pemimpin Eropa mengunjungi Gedung Putih.

4 Alasan Ukraina Butuh Jaminan Keamanan dari AS dan NATO

1. Rusia Terus Gempur Ukraina meski Negosiasi Berjalan

“Mesin perang Rusia terus menghancurkan kehidupan terlepas dari segalanya,” kata Zelensky dalam sebuah pernyataan, beberapa jam sebelum ia dijadwalkan bertemu Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval.

“Itulah mengapa kami mencari bantuan untuk mengakhiri pembunuhan. Itulah mengapa jaminan keamanan yang andal diperlukan. Itulah mengapa Rusia tidak boleh diberi imbalan atas partisipasinya dalam perang ini.”

Baca Juga: Presiden Zelensky Pilih Jaminan Keamanan untuk Ukraina

2. Ukraina Menginginkan Perdamaian

“Semua orang mendambakan perdamaian yang bermartabat dan keamanan sejati,” kata presiden Ukraina. “Dan saat ini juga, Rusia menyerang Kharkiv, Zaporizhzhia, wilayah Sumy, dan Odessa, menghancurkan bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil kami.”

Setidaknya tujuh orang tewas dalam serangan Rusia di Kharkiv dan tiga lainnya tewas dalam serangan rudal balistik di kota Zaporizhzhia, dengan puluhan lainnya terluka, menurut otoritas Ukraina.

3. Korban Terus Berjatuhan

Korban tewas dalam serangan rudal balistik Rusia di kota Zaporizhzhia telah meningkat menjadi tiga orang, kata kepala administrasi militer wilayah tersebut, Ivan Fedorov, Senin.

Sebanyak 18 orang lainnya terluka dalam serangan itu, dengan “luka akibat ledakan dan pecahan peluru,” kata Fedorov, seraya menambahkan bahwa salah satu korban adalah seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun.

Di tempat lain di wilayah Zaporizhzhia, seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun tewas ketika sebuah bom jatuh di sebuah rumah di desa Novoyakovlivka, kata Fedorov sebelumnya pada Senin. Saudara laki-laki, saudara perempuan, dan orang tua remaja tersebut juga terluka.

4. Terpaksa Percaya dengan AS

Tapi jaminan keamanan? Di situlah ide-ide yang jauh lebih menantang, seperti kredibilitas, berperan. Mungkinkah Zelensky mengandalkan AS untuk memenuhi janji ala Pasal 5 NATO, untuk membela Ukraina jika Rusia melanggar perjanjian damai apa pun?

Melansir CNN, Putin sendiri bahkan mungkin melihat peluang untuk semakin melemahkan Barat, dengan menguji jaminan semacam itu, yakin itu hanya gertakan yang bisa ia lakukan. Tapi semua itu akan menjadi masa depan.

Celios Industri Pinjaman Daring Butuh Regulasi yang Prudent

Celios Industri Pinjaman Daring Butuh Regulasi yang Prudent


Celios: Industri Pinjaman Daring Butuh Regulasi yang Prudent
Industri pindar masih menghadapi tantangan serius akibat maraknya pindar ilegal, praktik joki, dan komunitas gagal bayar yang berpotensi mengganggu keberlanjutan ekosistem pindar.(Dok. Celios)

DALAM beberapa tahun terakhir, industri pinjaman daring (pindar) tumbuh pesat dan memberikan kontribusi signifikan bagi sektor keuangan nasional melalui penerapan regulasi yang inklusif. Dalam menjaga momentum perkembangan ekosistem industri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini meregulasi pindar dengan mengatur ketentuan terkait dengan manfaat ekonomi yang diperoleh lender dan borrower.

Meskipun demikian, industri pindar masih menghadapi tantangan serius akibat maraknya pindar ilegal, praktik joki, dan komunitas gagal bayar yang berpotensi mengganggu keberlanjutan ekosistem pindar.

Platform pindar sendiri beroperasi sebagai two-sided market yang menghubungkan borrower dan lender dengan kebutuhan berbeda. 

“Agar sistem ini berjalan optimal, diperlukan keseimbangan insentif antara kedua pihak. Suku bunga yang terjangkau dapat menarik peminjam karena menawarkan cicilan yang terukur, namun bunga juga harus proporsional untuk mencerminkan risiko kredit agar lender memperoleh imbal hasil yang layak,” papar Rani Septyarini, Peneliti Ekonomi Digital Celios.

Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan keberlanjutan operasional platform dan kepastian bagi lender saat menetapkan suku bunga. “Jika

bunga terlalu rendah, bukan hanya keuntungan lender yang tergerus, tetapi juga kelangsungan platform terancam, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan likuiditas dan terbatasnya akses kredit bagi masyarakat.” 

Rani mengingatkan bahwa dalam situasi seperti itu, konsumen berisiko kembali terjebak pada praktik predatory lending seperti pindar ilegal. Oleh karena itu, penentuan bunga harus dilakukan secara hati-hati, cukup terjangkau untuk melindungi peminjam, namun tetap menarik bagi lender, dan memungkinkan platform menjaga keberlanjutan ekosistem P2P lending.

Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Celios, menambahkan, pinjaman daring memberikan manfaat besar bagi borrower, terutama dalam memperluas akses keuangan bagi kelompok masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau oleh sistem perbankan formal.

“Banyak pelaku UMKM dan masyarakat umum kesulitan mendapatkan pembiayaan karena prosedur perbankan yang rumit dan kebutuhan agunan. Pindar hadir dengan proses yang cepat, tanpa perlu jaminan, dan berbasis aplikasi, sehingga lebih mudah dijangkau,” jelasnya. 

Huda juga menekankan bahwa tren masyarakat yang sebelumnya mengandalkan pinjaman dari kerabat kini mulai beralih ke platform digital karena kemudahan dan fleksibilitasnya.

Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa bagi lender, terutama investor individu maupun institusi, pindar menjadi instrumen investasi yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan instrumen konvensional seperti deposito atau surat berharga negara.

“Tingkat pengembalian investasi di platform pindar bisa mencapai 15%–20% per tahun, jauh lebih menarik dibandingkan rata-rata suku bunga deposito. Tidak heran jika jumlah rekening lender terus meningkat dari tahun ke tahun,” ujarnya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa imbal hasil yang tinggi diikuti oleh risiko gagal bayar yang besar, sehingga regulasi dan transparansi tetap menjadi faktor penting dalam menjaga kepercayaan investor terhadap industri ini.

Dyah Ayu, Peneliti Ekonomi Celios, menambahkan, regulasi yang lebih hati-hati dalam menetapkan suku bunga akan menjaga keberlanjutan sektor P2P lending, sambil tetap memperhatikan keseimbangan antara perlindungan bagi konsumen dan daya tarik bagi investor. 

“Diharapkan ada penetapan suku bunga berbasiskan risiko yang adil bagi lender dan borrower, serta memastikan kepastian dan transparansi suku bunga bagi platform melalui evaluasi berkala,” ujarnya.

Dyah mengatakan, pemerintah perlu mengambil langkah komprehensif yang menjamin keberlanjutan ekosistem pindar dengan memitigasi risiko di sisi lender dan platform. Misalnya, melalui penguatan Pokja Pinjaman Daring dalam pemberantasan pindar ilegal, menangani isu gagal bayar (galbay) dengan membuat pedoman, serta mencegah fraud dari kehadiran komunitas maupun joki galbay. 

“Dengan demikian, industri pindar dapat tumbuh sehat, lender percaya, platform berinovasi, dan borrower terhindar dari praktik

pinjaman yang merugikan,” tambahnya.

Selain itu, di balik potensi besar yang ditawarkan oleh pinjaman daring, perlu adanya perhatian khusus terhadap literasi keuangan di masyarakat. “Peningkatan literasi keuangan menjadi kunci agar konsumen dapat membuat keputusan finansial yang lebih baik dan mengurangi risiko terjebak dalam utang yang berlebihan,” ujar Dyah. 

Ia menekankan pentingnya edukasi yang berkelanjutan mengenai hak dan kewajiban dalam berpinjam, yang akan membantu mengurangi potensi penyalahgunaan layanan pinjaman daring oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. (E-1)

Kolaborasi Perangi Kejahatan Keuangan, Perbanas: Perbankan Butuh Payung Hukum

Kolaborasi Perangi Kejahatan Keuangan, Perbanas: Perbankan Butuh Payung Hukum



loading…

Perbanas mengungkapkan kolaborasi dalam memerangi kejahatan keuangan digital termasuk judi online (judol) atau kejahatan lainnya diperlukan dukungan adanya payung hukum bagi perbankan Tanah Air. Foto/Dok

JAKARTA – Perhimpunan Bank-bank Nasional atau Perbanas mengungkapkan kolaborasi dalam memerangi kejahatan keuangan digital termasuk judi online (judol) atau kejahatan lainnya diperlukan dukungan adanya payung hukum bagi perbankan Tanah Air.

Ketua Bidang Hukum dan Kepatuhan Perbanas, Fransiska Oei mengatakan, penanganan mengatasi kejahatan keuangan digital memang diperlukan kerja sama semua pihak, tidak hanya satu pihak.

Selain itu satu yang terpenting adalah diperlukan adanya payung hukum bagi bank untuk secara aktif melakukan investigasi sendiri, tanpa harus pasif menunggu dari regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) atau dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

“Contoh di kami [perbankan], perlu payung hukum, karena bank itu tidak harus selalu menunggu secara pasif dari OJK, PPATK, atau Komdigi, untuk melakukan deteksi apakah rekening tertentu itu dipakai untuk transaksi judol atau tidak. Bank itu bisa melakukan investigasi sendiri, jadi kami enggak harus pasif, tapi bisa juga kami lakukan blokir, penutupan (rekening),” katanya di Jakarta, Selasa (5/8).

Baca Juga: Lawan Kejahatan Keuangan, OJK akan Keroyokan Bareng 16 Lembaga dan 2 Regulator

Namun faktanya, jika bank melakukan deteksi sendiri dan investigasi sendiri dengan adanya pemblokiran, ada potensi dituntut secara hukum oleh nasabah. “Kami perlu perlindungan hukum dari pemerintah, regulator,” tegasnya.

Tak hanya itu potensi tuntutan hukum lain yakni berkaitan dengan perlindungan data konsumen. Dia menjelaskan, dalam proses mitigasi, bank biasanya bekerja sama dengan aggregator, switching company, atau fintech. Kerja sama dilakukan untuk mendapatkan data tambahan, terutama ketika pelaku bukan merupakan nasabah langsung dari bank terkait.