Patahan Tintina di Kanada Berpotensi Picu Gempa Besar

Patahan Tintina di Kanada Berpotensi Picu Gempa Besar


Patahan Tintina di Kanada Berpotensi Picu Gempa Besar
Studi terbaru ungkap Patahan Tintina di wilayah terpencil utara Kanada berpotensi memicu gempa bumi berkekuatan besar.(Media Sosial X)

SEBUAH studi terbaru mengungkap Patahan Tintina di wilayah terpencil utara Kanada berpotensi memicu gempa bumi berkekuatan besar. Sebelumnya, patahan sepanjang 1.000 km dari British Columbia hingga Alaska ini dianggap tidak aktif selama 40 juta tahun.

Penelitian tim Universitas Victoria menemukan segmen sepanjang 130 km dekat Dawson City yang menunjukkan jejak beberapa gempa besar dalam 2,6 juta tahun terakhir. Menggunakan data topografi resolusi tinggi dari satelit, pesawat, dan drone, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi fault scarps yang selama ini tersembunyi di bawah hutan lebat dan endapan glasial.

Formasi Glasial Bergeser

Analisis menunjukkan formasi glasial berusia 2,6 juta tahun telah bergeser sekitar 1 km, sedangkan yang berusia 132 ribu tahun bergeser 75 meter. Fitur berusia 12 ribu tahun tidak menunjukkan pergeseran, menandakan patahan ini lama “diam” namun kini menyimpan akumulasi pergeseran (slip deficit) hingga 6 meter sejak gempa besar terakhir.

Patahan Tintina bertipe strike-slip lateral kanan, mirip San Andreas di California, yang mampu bergeser beberapa meter dalam satu kejadian dan melepaskan energi besar. Studi ini memperkirakan, gempa di segmen tersebut bisa melampaui magnitudo 7,5.

Meski memiliki potensi bahaya, Patahan Tintina belum tercatat sebagai sumber gempa tersendiri di Model Bahaya Seismik Nasional Kanada yang menjadi acuan standar bangunan tahan gempa. Hasil temuan ini akan dimasukkan dalam pembaruan model dan dibagikan ke pemerintah daerah untuk perencanaan darurat. (Space/Z-2)

Awas, Cuaca Ekstrem Berpotensi di Sejumlah Daerah di Jawa Tengah Senin 11 Agustus

Awas, Cuaca Ekstrem Berpotensi di Sejumlah Daerah di Jawa Tengah Senin 11 Agustus


Awas, Cuaca Ekstrem Berpotensi di Sejumlah Daerah di Jawa Tengah Senin 11 Agustus 
Awan tebal menyelimuti kawasan Pegunungan Dieng(Akhmad Safuan/MI)

CUACA ekstrem berpotensi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Senin (12/8), hujan ringan hingga lebat mengguyur sebagian besar daerah sehingga diminta warga untuk waspada bencana hidrometeorologi dan air laut pasang (rob) masih berlangsung di perairan utara.

Pada pagi cuaca di Jawa Tengah masih cerah dan berawan, namun memasuki siang, sore hingga malam kondisi berubah dratis katebavcyaca buruk yakni hujan dengan intensitas ringan hingga lebat mengguyur sebagian besar daerah di provinsi ini, bahkan di sejumlah daerah berpotensi meningkatkan menjadi ekstrem.

Meskipun gelombang di perairan utara 0,5-1,25 meter dan selatan Jawa Tengah 1,25-2,5 meter ataucukup landai dan aman untuk aktivitas pelayaran, namun di perairan utara Jawa Tengah air laut pasang (rob) masih berlangsung dengan ketinggian air maksimum 0,9 meter berdampak banjir rob di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah.

“Warga berada di sejumlah pesisir Pantura seperti Pemalang, Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati waspadai banjir rob yang datang pada pukul 06.00-13.00 WIB,” kata Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Shafira Tsanyfadhila.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N secara terpisah Senin (11/8) mengatakan kondisi cuaca di Jawa Tengah berubah buruk, bahkan berpotensi terjadi cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir di empat daerah seperti Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung.

Sedangkan daerah lain di Jawa Tengah, ungkap Arif, berpeluang diguyur hujan ringan-sedang pada siang, sore hingga malam yakni Banyumas, Mungkid, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Pati, Kudus, Ungaran, Kajen, Slawi, Magelang, Salatiga, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa. “Selebihnya diguyur hujan ringan,” tambahnya.

Sebagai dampak perubahan cuaca ini, menurut Arif, maka diminta warga berada di Jawa Tengah untuk kewaspadai kondisi tersebut, Kareba berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung terutama pada empat daerah tersebut.

“Angin bertiup bertiup dari arah timur ke selatan dengan kecepatan 5-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 18-33 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 50-90 persen,” kata Arif.(H-4)

Hujan Lebat dan Petir Berpotensi Landa Bintan, Batam, Tanjungpinang, dan Lingga

Hujan Lebat dan Petir Berpotensi Landa Bintan, Batam, Tanjungpinang, dan Lingga


Hujan Lebat dan Petir Berpotensi Landa Bintan, Batam, Tanjungpinang, dan Lingga
ilustrasi(Dok.MI)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kepulauan Riau mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk wilayah Kepri pada Sabtu (9/8). Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang diperkirakan terjadi mulai pukul 15.00 WIB.

Prakirawan Data dan Informasi BMKG Kepulauan Riau Nil mengatakan, wilayah yang berpotensi terdampak antara lain Kabupaten Bintan (Gunung Kijang, Bintan Timur, Toapaya), Kabupaten Karimun (Meral Barat), Kabupaten Lingga (Lingga, Senayang, Singkep Barat, Lingga Utara, Singkep Pesisir, Lingga Timur, Singkep Selatan, Kepulauan Posek), Kota Batam (Batu Ampar, Sekupang, Nongsa, Lubuk Baja, Sei Beduk, Bengkong, Batam Kota), dan Kota Tanjungpinang (Tanjung Pinang Timur, Bukit Bestari).

“Cuaca buruk ini juga dapat meluas ke wilayah Bintan Utara, Telok Sebong, sebagian Kabupaten Lingga, serta wilayah Sagulung dan Batu Aji di Kota Batam,” ujarnya dalam rilis resmi, Sabtu (9/8).

BMKG memprakirakan kondisi ini masih dapat berlangsung hingga pukul 17.00 WIB. Masyarakat diminta waspada terhadap potensi genangan air, pohon tumbang, serta gangguan aktivitas darat maupun laut.

Menanggapi ha tersebut, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kepulauan Riau, Distrawandi, mengimbau para nelayan untuk menunda keberangkatan melaut jika cuaca memburuk.

“Kami minta nelayan mengutamakan keselamatan. Kalau sudah ada tanda-tanda hujan lebat dan angin kencang, sebaiknya jangan memaksakan diri. Keselamatan jauh lebih penting daripada hasil tangkapan,” katanya.

HNSI Kepri juga meminta pemerintah daerah membantu menyebarkan informasi cuaca ekstrem hingga ke tingkat desa nelayan. “Informasi BMKG harus cepat sampai, supaya nelayan punya waktu cukup untuk mengantisipasi,” tambahnya.(H-4)