Banjir Besar Landa Potiskum, Nigeria, Ratusan Rumah Rusak

Banjir Besar Landa Potiskum, Nigeria, Ratusan Rumah Rusak


Banjir Besar Landa Potiskum, Nigeria, Ratusan Rumah Rusak
Banjir besar di Potiskum, Nigeria, merusak ratusan rumah dan memaksa ratusan warga mengungsi. (Media Sosial X)

HUJAN deras semalaman memicu banjir besar di Potiskum, timur laut Nigeria, merusak ratusan rumah dan memaksa ratusan warga mengungsi. Badan Penanggulangan Darurat Negara Bagian Yobe (SEMA) melaporkan sedikitnya 200 rumah rusak, sementara warga setempat memperkirakan jumlahnya mencapai 500 unit.

“Sebagian rumah hanyut, sebagian lagi rusak berat dan tidak layak huni. Sekitar 600 orang terdampak,” kata Sekretaris Eksekutif SEMA Yobe, Mohammed Goje, Jumat (15/8). Ia menambahkan, hanya ada sedikit korban luka dan tidak ada laporan korban jiwa.

Menurut warga, banjir semakin parah akibat saluran drainase tersumbat. Ketinggian air sungai di dekat kota juga meningkat setelah hujan lebat beberapa hari terakhir. “Banyak tetangga yang kehilangan segalanya, mereka meninggalkan rumah sambil menangis minta tolong,” ujar Dauda Magaji, 56, pegawai negeri.

Nigeria kerap dilanda banjir besar antara Juni hingga November akibat curah hujan tinggi, infrastruktur yang buruk, dan saluran pembuangan yang tidak memadai. Awal tahun ini, ratusan orang tewas di Mokwa, Negara Bagian Niger, setelah hujan deras menyebabkan tanggul tanah jebol.

Para ilmuwan memperingatkan, perubahan iklim memicu cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi di negara berpenduduk terbesar di Afrika tersebut. (AFP/Z-2)

Diguyur Hujan Deras, Permukiman di Kota Sukabumi Diterjang Banjir

Diguyur Hujan Deras, Permukiman di Kota Sukabumi Diterjang Banjir


Diguyur Hujan Deras, Permukiman di Kota Sukabumi Diterjang Banjir
Evakuasi korban banjir Sukabumi.(Dok. BPBD)

KOTA Sukabumi, Jawa Barat, kembali diterjang bencana hidrometeorologi, Sabtu (9/8) malam. Akibatnya, sejumlah lokasi terdampak, terutama yang diakibatkan banjir luapan.

Lokasi terparah berada di Kampung Ciseureuh RT 01/01 Kelurahan Karangtengah Kecamatan Gunungpuyuh. Di wilayah itu terdapat puluhan rumah terendam banjir meluapnya aliran Sungai Ciseureuh saat hujan deras.

‎Berdasarkan informasi, setidaknya terdapat 20 kepala keluarga atau 60 jiwa yang terdampak. Ketinggian air sempat mencapai sepinggang lebih orang dewasa atau sekitar 60-100 sentimeter.

Warga terdampak pun terpaksa harus mengungsi. Hingga Minggu (10/8), upaya penanganan pascabanjir masih dilakukan yang melibatkan berbagai elemen berkompeten.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, menuturkan banjir yang menerjang permukiman warga akibat tersumbatnya saluran air. Saat curah hujan tinggi, air dari Sungai Ciseureuh meluap.

‎”Penyumbatannya akibat sampah. Laporan di lapangan, sempat ada beberapa balita yang terjebak di dalam rumah. Semalam sudah bisa dievakuasi,” kata Novian, Minggu (10/8).

Data hingga Sabtu malam, ada 18 rumah yang terendam. Mereka terdiri dari 21 kepala keluarga dengan jumlah penghuni sekitar 60 jiwa.

“Sebagiannya balita sebanyak 8 orang dan lansia 4 orang,” tuturnya.

‎Petugas BPBD melakukan upaya penyurutan menggunakan alat penyedot. Upaya itu cukup efektif karena genangan air lambat laun mulai menyusut.

‎”Hingga tadi pagi (Minggu lagi), upaya pembersihan sampah dan lumpur dari dalam rumah warga masih dilakukan,” ungkap dia.

‎Novian menyayangkan masih ada oknum warga yang terus menerus membuang sampah ke aliran sungai. Fakta di lapangan bahkan ditemukan potongan batang pohon dan bambu yang turut menyumbat aliran air.

‎”Hasil analisa di lapangan, banjir limpasan karena mampet akibat sampah. Ini ulah oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Bisa-bisanya membuang batang pohon dan sampah ke Sungai Ciseureuh,” pungkasnya.

Penanganan Darurat

Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, meninjau langsung lokasi terdampak banjir di Kampung Ciseureuh. Pemkot ingin memastikan penanganan darurat berjalan cepat.

‎”Alhamdulillah, semalam BPBD telah bergerak cepat dibantu Dinas Sosial dan unsur masyarakat. Kami juga sekaligus mendistribusikan bantuan,” kata Bobby.

‎Bantuan mencakup tempat tidur, selimut, beras, bahan makanan, serta perlengkapan khusus bagi balita. Bobby menjelaskan, saat ini proses pembersihan sudah mulai dilakukan di setiap rumah warga terdampak, termasuk penyiraman dan pembersihan lumpur sisa banjir.

‎”Penanganan masih dilakukan dengan cara pembersihan dan penyiraman,” ungkap Bobby.

Di lapangan, penyebab banjir akibat penumpukan sampah di hulu sungai. Sampah yang menumpuk antara lain potongan kayu, plastik, dan berbagai jenis material lain sehingga menghambat aliran air.

‎”Ini yang kami takutkan. Imbauan dari Pak Menteri Lingkungan Hidup, sampah menjadi prioritas utama penanganan  negara bersama seluruh kepala daerah,” pungkasnya. (H-3)