Balita di Sukabumi Meninggal karena Cacingan Akut, Sempat Terkendala Biaya

Balita di Sukabumi Meninggal karena Cacingan Akut, Sempat Terkendala Biaya


Balita di Sukabumi Meninggal karena Cacingan Akut, Sempat Terkendala Biaya
Ilustrasi(Dok Freepik)

PERISTIWA duka anak berusia 3 tahun yang meninggal karena di dalam tubuhnya dipenuhi dengan cacing. Ternyata perawatan medis Raya, nama balita itu, sempat terkendala karena tidak memiliki identitas resmi termasuk kepesertaan BPJS Kesehatan. 

Menanggapi peristiwa tersebut, tentu BPJS Kesehatan menegaskan bahwa Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tercatat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, merupakan salah satu syarat dalam proses pendaftaran sebagai peserta JKN. 

“Sebab, NIK merupakan identitas yang melekat ke setiap penduduk Indonesia dari awal lahir sampai tutup usia. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mengurus dan memiliki NIK,” kata Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah, Rabu (20/8).

Bagi warga kurang mampu, maka dapat diusulkan untuk didaftarkan sebagai peserta yang ditanggung pemerintah, baik oleh pemerintah pusat (PBI), maupun oleh pemerintah daerah (PBPU Pemda), sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Kami juga mengimbau masyarakat untuk memastikan status kepesertaan JKN aktif, supaya tidak mengalami kendala saat mengakses layanan kesehatan,” ujar Rizzky.

Viral di media sosial anak berusia 3 tahun berinisial Raya di Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia karena di dalam tubuhnya dipenuhi dengan cacing. Dalam video tersebut dokter satu per satu mengeluarkan cacing dari dalam tubuh Raya. Bahkan disebutkan masih terdapat banyak larva berada di tubuhnya.

Sebelumnya, Raya dibawa ke IGD RSUD Syamsudin dengan kondisi tidak sadarkan diri. Hasil menunjukkan Raya mengalami kekurangan cairan parah. Namun terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan, tiba-tiba satu cacing keluar dari hidungnya. Sehingga dokter menduga Raya mengalami infeksi cacing.

Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan infeksi cacing yang menyerang tubuh Raya merupakan cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang umumnya hidup di tanah. Kondisi itu bisa terjadi karena telur cacing yang tertelan melalui minuman, makanan, atau pun tangan yang belum dicuci sebelum makan.

Filantropi Rumah Teduh melakukan pendampingan pengobatan Raya. Biaya yang ditanggung oleh Rumah Teduh mencapai Rp23 juta karena Raya tidak tercatat sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). (E-4)

Balita Terluka Akibat Tiket Gelang di Arena Bermain Sumarecon Mall

Balita Terluka Akibat Tiket Gelang di Arena Bermain Sumarecon Mall


Balita Terluka Akibat Tiket Gelang di Arena Bermain Sumarecon Mall
Balita yang menderita cedera di pipinya akibat gelang tiket yang berbahaya.(ISTIMEWA)

PENGAMANAN anak di wahana bermain berbayar dipertanyakan. Di Bandung, seorang balita, Tegep Gibran Gumilar, menderita cedera saat bermain di wahana Play and Learn di Sumarecon Mal Bandung.

Sang balita mengalami luka di pipi, akibat terkena sabetan gelang tiket yang wajib dipakai oleh setiap pengunjung. Peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (16/8).

Menurut penuturan sang ibu, Sinta, sebelum memasuki arena ia sempat meminta pihak pengelola agar anaknya tidak diwajibkan mengenakan gelang tiket. Ia menilai gelang tersebut berpotensi membahayakan, karena dari bentuk kasat mata terlihat tajam.

“Saya sudah minta agar anak saya tidak dipakaikan gelang tiket, karena kelihatan tajam dan berbahaya. Tapi pihak pengelola tetap mewajibkan semua pengunjung memakai gelang, padahal saya sudah bayar untuk masuk ke arena permainan itu,” tegas Sinta.

Kekhawatiran sang ibu terbukti. Saat bermain, pipi Tegep tersayat bagian gelang hingga mengalami luka. Insiden ini membuat Sinta kecewa. Dia khawatir kasus serupa bisa menimpa anak-anak lainnya.

Atas kejadian tersebut, Sinta meminta pihak pengelola Play and Learn untuk segera meninjau ulang dan memperbaiki sistem tiket di lokasi permainan. Ia menekankan pentingnya keselamatan anak-anak yang menjadi pengunjung utama arena tersebut.

“Saya harap pihak pengelola benar-benar mengevaluasi penggunaan gelang tiket ini, supaya tidak ada korban berikutnya,” ujarnya.

Sementara itu Avi, pihak pengelola  Play and Learn di Sumarecon Mall Bandung memastikan semua pengunjung tetap harus memakai gelang tersebut. Pihaknya berjanji akan mengobati anak yang mengalami luka di wajahnya di klinik setempat