SBY Hadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2025, Bagaimana dengan Megawati dan Jokowi?

SBY Hadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2025, Bagaimana dengan Megawati dan Jokowi?


loading…

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipastikan menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2025. Foto/Dok SindoNews/Aldhi Chandra

JAKARTA – Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipastikan menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2025. Sementara, Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo (Jokowi) belum memberikan konfirmasi.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ( MPR RI ) Siti Fauziah, pihaknya sudah menyampaikan undangan kepada mantan presiden dan mantan wakil presiden untuk menghadiri Sidang Tahunan MPR, Jumat (15/8/2025).

“Undangan resmi sudah diantarkan kepada presiden dan wakil presiden terdahulu dan konfirmasi kehadiran masih berlanjut,” kata Siti saat konferensi pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Baca Juga: Prabowo Kerap Bersama SBY dan Jokowi, Demokrat Singgung Megawati

Siti menyampaikan bahwa MPR telah mendapat konfirmasi bahwa Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memenuhi undangan. Demikian juga Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, serta Wakil Presiden ke-11 Boediono.

“Tapi yang sudah confirm hadir adalah Pak SBY, lalu ada Pak Try Sutrisno, Pak Jusuf Kalla, dan Pak Boediono,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dipastikan sudah menerima undangan. Hanya saja, hingga saat ini MPR belum menerima konfirmasi kehadiran kedua tokoh tersebut. “Kalau Pak Jokowi dan Bu Mega masih dalam konfirmasi,” tuturnya.

(zik)

Cara Orang Bisu Masuk Islam, Bagaimana Syahadatnya?

Cara Orang Bisu Masuk Islam, Bagaimana Syahadatnya?



loading…

Seseorang yang bisu juga memiliki hak yang sama untuk memeluk Islam dan ber syahadat seperti orang lain. Syahadat adalah salah satu langkah pertama dalam memeluk agama Islam. Bagi orang yang tidak dapat berbicara atau bisu, bagaimana tata cara syahadatnya?

Tim Layanan Syariah, Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama menjelaskan, dalam Islam, orang bisu yang ingin masuk Islam dapat mengucapkan dua kalimat syahadat dengan bahasa isyarat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi, dalam kitabRaudhah al-Thalibin wa ‘Umdah al-Muftin, bahwa jika bahasa isyaratnya dapat dimengerti, maka keislamannya langsung dinilai sah tanpa harus menunggu melaksanakan shalat terlebih dahulu. Akan tetapi jika bahasa isyaratnya tidak dapat dimengerti, maka diwajibkan mengerjakan shalat untuk keabsahan keislamannya.

Baca Juga: 4 Jenis Sujud dan Bacaan Doa saat Mengamalkannya

Berikut perkataan Imam Nawawi dalam kitabRaudhah al-Thalibin wa ‘Umdah al-Muftin, berikut;

فرع: ويصح اسلام الأخرس بالاشارة المفهمة وقيل لا يحكم باسلامه الا اذا صلى بعد الاشارة وهو ظاهر نصه في الام والصحيح المعروف الاول وحمل النص على ما اذا لم تكن الاشارة مفهمة

“Masalah cabang; dinilai sah keislaman orang yang bisu dengan menggunakan bahasa isyarat yang dapat dimengerti. Dalam pendapat lain dikatakan bahwa keislamannya tidak diakui kecuali dia melaksanakan shalat setelah berikrar dengan bahasa isyarat. Ini adalah zahir pendapat Imam Syafi’i yang terdapat dalam kitabal-Umm. Pendapat yang benar dan dikenal adalah pendapat yang pertama. Sementara pendapat Imam Syafi’i itu mesti dipahami dalam konteks ketika bahasa isyarat tidak dapat dimengerti.”

Berdasarkan pendapat Imam Nawawi, keislaman orang bisu yang mengikrarkan dua kalimat syahadat dengan bahasa isyarat yang dapat dimengerti adalah sah dan diterima. Hal ini didasarkan pada kaidah fikihal-masyaqqah tajlibut taysir(kesukaran dapat melahirkan kemudahan). Orang bisu tidak dapat mengucapkan dua kalimat syahadat secara lisan karena keterbatasannya, maka ia diperbolehkan menggunakan bahasa isyarat sebagai pengganti.

Sedangkan pendapat Imam Syafi’i yang menyatakan bahwa keislaman orang bisu tidak diakui kecuali setelah melaksanakan shalat dinilai kurang tepat. Hal ini dikarenakan shalat adalah ibadah yang bersifat fardhu ‘ain, sedangkan keislaman adalah syarat sahnya ibadah. Oleh karena itu, keislaman seseorang tidak dapat bergantung pada pelaksanaan shalat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keislaman orang bisu yang mengikrarkan dua kalimat syahadat dengan bahasa isyarat yang dapat dimengerti adalah sah dan diterima, tanpa harus menunggu pelaksanaan shalat terlebih dahulu.

(aww)

Rusia Sendirian Melawan Seluruh Barat, Bagaimana Kondisi Ekonominya?

Rusia Sendirian Melawan Seluruh Barat, Bagaimana Kondisi Ekonominya?



loading…

Rusia saat ini sedang berjuang melawan Barat sendirian untuk pertama kalinya dalam sejarah dan harus mengandalkan kekuatannya sendiri. Foto/Dok

JAKARTARusia saat ini sedang berjuang melawan Barat sendirian untuk pertama kalinya dalam sejarah dan harus mengandalkan kekuatannya sendiri. Pernyataan ini dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov di forum bertajuk ‘Territory of Meanings’.

Saat ini Lavrov menyoroti lanskap geopolitik yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dihadapi Rusia setelah eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022, yang menyebabkan ketegangan dengan Barat.

”Tugas utama adalah mengalahkan musuh. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Rusia berjuang sendirian melawan seluruh Barat. Dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, kami memiliki sekutu. Sekarang kami tidak memiliki sekutu di medan perang. Jadi kami harus mengandalkan diri kami sendiri dan tidak mengizinkan adanya kelemahan,” katanya.

Baca Juga: Cadangan Internasional Rusia Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa Rp11.137 Triliun

Negara ini tidak memiliki pilihan lain selain mengandalkan dirinya sendiri, kata menteri luar negeri. Ditekankan juga oleh Lavrov bahwa Rusia tidak akan mundur dari tuntutan keamanan yang menyebabkan konflik Ukraina.

“Kami bersikeras pada apa yang merupakan tuntutan sah kami… tidak ada penarikan Ukraina ke dalam NATO, tidak ada perluasan NATO sama sekali. Itu sudah meluas hingga ke perbatasan kami, bertentangan dengan semua janji dan dokumen yang telah diadopsi,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa penyelesaian konflik juga harus mengakui realitas teritorial baru di lapangan. Lavrov juga menyamakan perilaku Barat dengan perilaku pengganggu anak-anak.