Kekuatan Bukanlah Membunuh atau Membuat Anak-Anak Kelaparan

Kekuatan Bukanlah Membunuh atau Membuat Anak-Anak Kelaparan



loading…

Australia dan Israel bersitegang mengenai Gaza. Foto/X

GAZAAustralia melancarkan serangan keras terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu setelah ia menuduh Perdana Menterinya, Anthony Albanese, sebagai “politisi lemah yang mengkhianati Israel dan mengabaikan orang-orang Yahudi Australia.”

Menanggapi melalui salah satu menteri seniornya, Australia mengatakan bahwa “kekuatan tidak diukur dari berapa banyak orang yang bisa Anda ledakkan”.

Menteri Dalam Negeri Australia Tony Burke mengatakan kepada lembaga penyiaran publik ABC bahwa “kekuatan tidak diukur dari berapa banyak orang yang bisa Anda ledakkan, atau berapa banyak anak yang bisa Anda tinggalkan kelaparan”.

Hubungan antara Australia dan Israel telah memburuk tajam sejak Canberra mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan mengakui Negara Palestina dalam pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa September mendatang.

BacaJuga: Israel Panggil 60.000 Tentara Cadangan Jelang Invasi Darat ke Gaza

Pada hari Senin, Australia melarang visa Simcha Rothman, seorang anggota Knesset sayap kanan Israel dari partai Zionisme Religius dan anggota koalisi Netanyahu, dengan alasan kekhawatiran bahwa pernyataannya dapat memicu perpecahan dalam masyarakat Australia jika ia mengunjungi negara tersebut.

Bukan Pesawat AS atau Rusia, India Akhirnya Setujui Pembelian Jet Tempur Senilai Rp123 Triliun

Bukan Pesawat AS atau Rusia, India Akhirnya Setujui Pembelian Jet Tempur Senilai Rp123 Triliun



loading…

Pesawat tempur ringan Tejas Mark 1A ke-97 akan diproduksi oleh Hindustan Aeronautics Ltd (HAL). Foto/X

NEW DELHI – Pemerintah India telah menandatangani kesepakatan senilai USD7,6 miliar atau setara Rp123 triliun untuk pesawat tempur produksi dalam negeri. Demikian dilaporkan ANI News, mengutip sumber pertahanan.

Pesawat tempur ringan Tejas Mark 1A ke-97 akan diproduksi oleh Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) milik negara, yang memproduksi jet tempur, helikopter, mesin jet, dan avionik.

Akuisisi ini akan membantu Angkatan Udara India (IAF) mengganti armada MiG-21 yang menua, yang dijadwalkan untuk pensiun bertahap dalam beberapa minggu mendatang, menurut laporan ANI. Pesanan jet tempur terbaru ini datang setelah hampir lima tahun.

Lebih dari 65% komponen jet baru ini dijadwalkan diproduksi di India, lapor situs web NDTV.

Baca Juga: Israel Panggil 60.000 Tentara Cadangan Jelang Invasi Darat ke Gaza

Keputusan untuk membeli pesawat Tejas dipandang sebagai pendorong inisiatif “Buatan India” pemerintah. Proyek ini juga diharapkan dapat menghasilkan bisnis yang signifikan bagi usaha kecil dan menengah di sektor pertahanan negara tersebut.

India telah meningkatkan pembelian alat pertahanannya tahun ini. Pada bulan Mei, New Delhi menyetujui USD175 juta untuk pengembangan pesawat tempur menengah canggih (AMCA). Jet siluman multiperan ini akan digunakan oleh angkatan udara dan angkatan laut.

(ahm)

18 Agustus 2025 Libur Nasional atau Cuti Bersama? Ini Aturannya

18 Agustus 2025 Libur Nasional atau Cuti Bersama? Ini Aturannya



loading…

Pemerintah menetapkan hari ini, Senin 18 Agustus 2025 sebagai cuti bersama nasional. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-80 RI. Foto/Aldhi Chandra Setiawan

JAKARTA – Pemerintah menetapkan hari ini Senin 18 Agustus 2025 sebagai cuti bersama nasional. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI). Pengumuman tersebut disampaikan melalui siaran pers Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) pada 1 Agustus 2025.

Selain itu diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri terbaru dengan nomor: 933/2025, 1/2025, dan 3/2025 tentang perubahan hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2025.

Baca juga: Profil Lengkap 76 Anggota Paskibraka 2025 Siap Kibarkan Bendera Merah Putih di Istana Binti Mufarida

Dalam SKB tersebut, tambahan satu hari libur ditetapkan pada Senin, 18 Agustus 2025. Hari itu bukan merupakan libur nasional, melainkan cuti bersama untuk memperingati Proklamasi Kemerdekaan.

Tanda-Tanda Kematian 100 Hari, 40 Hari, 7 Hari Mitos atau Fakta

Tanda-Tanda Kematian 100 Hari, 40 Hari, 7 Hari Mitos atau Fakta


Tanda-Tanda Kematian 100 Hari, 40 Hari, 7 Hari: Mitos atau Fakta?
Ilustrasi.(Freepik)

Banyak masyarakat Indonesia mempercayai adanya tanda-tanda kematian 100 hari, 40 hari, 7 hari sebelum seseorang meninggal dunia. Tanda-tanda ini sering dikaitkan dengan mitos, tradisi, atau kepercayaan spiritual.

Artikel ini akan membahas apa saja tanda-tanda tersebut, makna di baliknya, serta apakah ini hanya mitos atau ada fakta yang mendukung. Kami menulis dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami oleh semua kalangan.

Apa Itu Tanda-Tanda Kematian?

Tanda-tanda kematian adalah peristiwa atau kejadian yang dipercaya sebagai pertanda bahwa seseorang akan meninggal dunia dalam waktu tertentu, seperti 100 hari, 40 hari, atau 7 hari sebelumnya. Kepercayaan ini banyak ditemukan dalam budaya Jawa, Sunda, dan berbagai tradisi lain di Indonesia. Meski tidak ada bukti ilmiah yang kuat, banyak orang masih mempercayainya sebagai bagian dari tradisi atau firasat.

Tanda-Tanda Kematian 100 Hari

Konon, 100 hari sebelum kematian, seseorang atau keluarganya bisa mengalami beberapa kejadian aneh. Berikut adalah beberapa tanda yang sering disebut:

  • Mimpi yang Berulang: Seseorang mungkin bermimpi tentang kematian, seperti melihat dirinya dikafani atau bertemu dengan orang yang sudah meninggal.
  • Perubahan Perilaku: Orang tersebut mungkin menjadi lebih pendiam, sering melamun, atau merasa gelisah tanpa sebab yang jelas.
  • Fenomena Alam: Ada kepercayaan bahwa hewan seperti burung gagak atau anjing yang melolong di malam hari bisa jadi pertanda.

Namun, tanda-tanda ini sering dianggap sebagai kebetulan. Penting untuk tidak langsung mempercayainya tanpa memahami konteksnya.

Tanda-Tanda Kematian 40 Hari

Pada periode 40 hari sebelum kematian, tanda-tanda yang muncul sering dikaitkan dengan hal-hal yang lebih nyata. Beberapa di antaranya adalah:

  • Kesehatan Menurun: Orang tersebut mungkin mulai merasa lemas atau sering sakit tanpa sebab medis yang jelas.
  • Firasat Kuat: Ada perasaan tidak enak atau firasat bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
  • Kejadian Mistis: Misalnya, mendengar suara aneh di rumah atau melihat bayangan yang tidak bisa dijelaskan.

Meski begitu, tanda-tanda ini bisa saja disebabkan oleh faktor psikologis atau lingkungan, bukan selalu pertanda kematian.

Tanda-Tanda Kematian 7 Hari

Tujuh hari sebelum kematian dianggap sebagai periode yang paling intens. Beberapa tanda yang sering disebut adalah:

  • Perubahan Fisik: Wajah seseorang mungkin terlihat pucat atau tubuhnya lemas meski tidak sakit parah.
  • Pertanda dari Alam: Contohnya, bunga di rumah tiba-tiba layu atau pohon besar di dekat rumah roboh tanpa sebab.
  • Kejadian Tak Biasa: Seperti lampu yang tiba-tiba mati atau benda jatuh tanpa disentuh.

Tanda-tanda ini sering membuat keluarga merasa khawatir. Namun, penting untuk tetap tenang dan tidak panik.

Mitos atau Fakta?

Banyak tanda-tanda kematian 100 hari, 40 hari, 7 hari yang beredar hanyalah mitos yang diwariskan turun-temurun. Dalam agama Islam, misalnya, waktu kematian adalah rahasia Allah dan tidak ada tanda pasti yang bisa diprediksi. Namun, beberapa orang percaya bahwa tanda-tanda ini adalah cara alam atau Tuhan memberikan isyarat kepada manusia.

Secara ilmiah, beberapa tanda seperti kesehatan menurun atau perubahan perilaku bisa dijelaskan sebagai gejala penyakit atau stres. Jadi, jika Anda atau orang terdekat mengalami tanda-tanda ini, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau ahli kesehatan.

Bagaimana Menyikapi Tanda-Tanda Ini?

Jika Anda mendengar atau mengalami tanda-tanda kematian 100 hari, 40 hari, 7 hari, berikut adalah cara menyikapinya:

  • Jangan Panik: Banyak tanda bisa dijelaskan secara logis, seperti kelelahan atau faktor lingkungan.
  • Periksa Kesehatan: Jika ada gejala fisik, segera periksakan diri ke dokter.
  • Berdoa dan Berpasrah: Dalam banyak agama, kematian adalah takdir. Berdoa dapat memberikan ketenangan hati.

Kesimpulan

Tanda-tanda kematian 100 hari, 40 hari, 7 hari adalah bagian dari kepercayaan budaya yang masih dipegang oleh sebagian masyarakat. Meski begitu, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kebenaran tanda-tanda ini. Yang terpenting adalah menjalani hidup dengan baik, menjaga kesehatan, dan mempersiapkan diri secara spiritual untuk menghadapi takdir.