Profil Marzuki Ali Basyah, Lulusan Akpol 1991 yang Ditunjuk Menjadi Kapolda Aceh

Profil Marzuki Ali Basyah, Lulusan Akpol 1991 yang Ditunjuk Menjadi Kapolda Aceh



loading…

Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah ditunjuk menjadi kapolda Aceh. Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 ini menggantikan Irjen Pol Achmad Kartiko yang dimutasikan sebagai Pati Bareskrim Polri untuk penugasan di luar struktur. Foto/Istimewa

JAKARTA – Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah ditunjuk menjadi kapolda Aceh . Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 ini menggantikan Irjen Pol Achmad Kartiko yang dimutasikan sebagai Pati Bareskrim Polri untuk penugasan di luar struktur.

Diketahui, pada 5 Agustus 2025, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi perwira Polri. Dalam mutasi tersebut, sebanyak 7 kapolda diganti.

Total ada 61 personel yang dimutasi dalam Surat Telegram bernomor: ST/1764/V/KEP./2025, tanggal 5 Agustus 2025 yang ditandatangani Asisten SDM Polri Irjen Pol Anwar.

Baca Juga: Daftar Lengkap 4 Kapolda Pensiun setelah Mutasi Polri 5 Agustus 2025

Dalam surat telegram tersebut, terdapat mutasi di PJU Mabes Polri sebanyak 8 personel, jabatan Kapolda 7 personel, jabatan IB/Irjen Pol sebanyak 3 personel, jabatan IIA/Brigjen Pol sebanyak 13 personel, jabatan IIB1/Kombes Pol sebanyak 3 personel, Gassus 4 personel, dan perwira yang memasuki pensiun sebanyak 23 personel.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho membenarkan mutasi tersebut. Menurutnya, mutasi jabatan tersebut bentuk penyegaran dan pengembangan karier.

“Mutasi jabatan merupakan proses alamiah dalam organisasi sebagai bentuk penyegaran, pengembangan karier, serta pemenuhan kebutuhan organisasi,” kata Sandi dalam keterangannya, Selasa (5/8/2025).

Profil Marzuki Ali Basyah

Marzuki Ali Basyah lahir pada 20 Juni 1968. Lulusan Akpol 1991 ini berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Manusia dan Auditor.

Unsam Langsa Aceh Ajari Siswa Membuat Media Belajar Invertebrata Berbahan Resin Akrilik

Unsam Langsa Aceh Ajari Siswa Membuat Media Belajar Invertebrata Berbahan Resin Akrilik


Unsam Langsa Aceh Ajari Siswa Membuat Media Belajar Invertebrata Berbahan Resin Akrilik
Produk inovasi media belajar berbahan resin akrilik yang diajari tim pengabdian Unsam kepada siswa SMP Negeri 2 Darul Ihsan, Kabupaten Aceh Timur.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

SEBAGAIMANA keinginan besar membangun masa depan anak bangsa, Universitas Samudra (Unsam) Langsa, Aceh, terus melakukan berbagai upaya serta bekerja sama dengan berbagai pihak. Di antaranya adalah melatih para siswa dan masyarakat untuk berinovasi atau mengembangkan produk bernilai ekonomi hingga ketahanan pangan. 

Apalagi Universitas Negeri di pesisir Selat Malaka yang berada di garis terluar sebelah barat Indonesia itu memiliki peran dan tanggung jawab moral mengembangkan sumberdaya manusia. Demikian yang disampaikan Rektor Unsam Profesor Hamdani, melalui Media Indonesia, Rabu (30/7). 

Itu sebanya tim pengabdian masyarakat dari Unsam yang tergabung dosen dan mahasiswa, pada pekan lalu Selasa (22/7) menggelar latihan teknik pembuatan media belajar invertebrata pesisir, dari bahan resin akrilik. Resin akrilik adalah jenis polimer terbuat dari monomer berbasis asam akrilik atau asam metakrilat serta turunannya. 

Pelatihan pembuatan media belajar ini berlangsung di SMP Negeri 2 Darul Ihsan, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Puluhan siswa yang masih remaja belia itu tekun dan bersemangat mengikuti teori dan praktik kerajinan yang sangat bermanfaat tersebut. 

Dikatakan Prof Hamdani, ingin menakhodai Unsam bersama seluruh civitas akademika menjadi universitas lebih mandiri dan unggul. Mendorong untuk berkontribusi secara bermakna guna kemajuan anak negeri serta Indonesia keseluruhan. 

“Terus berupaya meningkatkan sistem akademik, memastikan bahwa pendidikan mesti didukung oleh penelitian berkelanjutan hingga tingkat global. Inisiatif penelitian kami diterjemahkan dalam program pengabdian kepada masyarakat. Lalu aktif mendukung prioritas nasional,” tutur Rektor Hamdani yang lulusan Magister Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) 1995 tersebut. 

Ketua tim pengabdian Unsam Tri Mustika Sarjani mengatakan, pelatihan pembuatan media belajar ini guna meningkatkan potensi kekayaan alam lokal di pesisir Selat Malaka. 

Dengan ini bisa meningkatkan pemahaman pelajar dan remaja terhadap keaneka ragaman hayati laut, khususnya kelompok invertebrata atau hewan laut tidak bertulang belakang, dengan pendekatan media visual berbasis resin akrilik (hewan tidak memiliki tulang belakang). 

Dikatakan Tri Mustika, media resin akrilik itu dianggap tahan lama serta menampakkan tampilan nyata. Ini juga lebih memudahkan pelajar untuk menguasai atau memahami bentuknya. 

“Ini tidak sekedar edukatif, selebihnya juga sesuai atau relevan apa yang ada di lingkungan siswa. Apalagi penggunaan resin akrilik dapat menghadirkan pengalaman konkrit juga menyenangkan,” jelas Tri Mustika yang diamini anggota tim Dr Mawardi juga didampingi dua mahasiswa Semester 5, yaitu Putri Cinta Br Ginting dan Nadya Annisa. (MR/E-4)