Jembatani Karier Global, MNC University Gaet Timedoor Academy Hadirkan Program Bisnis Jepang

Jembatani Karier Global, MNC University Gaet Timedoor Academy Hadirkan Program Bisnis Jepang



loading…

MNC University menerima kunjungan CEO Timedoor Academy Yutaka Tokunaga dalam agenda penjajakan kerja sama pembukaan Program Studi Bisnis Jepang.

JAKARTA – MNC University menerima kunjungan CEO Timedoor Academy Yutaka Tokunaga dalam agenda penjajakan kerja sama pembukaan Program Studi Bisnis Jepang. Pertemuan berlangsung di Ruang Garuda, Lantai 9, Kampus MNC University, Jakarta, Rabu (6/8/2025), dan dihadiri langsung oleh Rektor MNC University Dendi Pratama serta jajaran dosen Program Studi Manajemen.

Kerja sama ini bertujuan untuk membuka kelas konsentrasi baru dalam Program Studi Manajemen MNC University yang secara khusus dirancang menyiapkan generasi muda Indonesia bekerja di Jepang atau di perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Timedoor Academy akan menyiapkan kurikulum, sistem pembelajaran (LMS), dosen, serta asisten dosen yang berkompeten dalam bidang bahasa Jepang dan pembentukan karakter.

“Kami ingin memastikan, setiap lulusan dari program ini siap bekerja di Jepang, baik dari sisi kompetensi, karakter, maupun etos kerja yang dikenal sangat disiplin,” ujar Yutaka Tokunaga dalam paparannya.

Baca Juga: MNC University Terus Melaju Menjadi World Class University

Ia menambahkan bahwa program ini juga akan membekali mahasiswa dengan keahlian di bidang Artificial Intelligence, bisnis, marketing, serta penguasaan bahasa Jepang setara JLPT Level N2.

Pemukim Israel Bunuh Aktivis Palestina Terkait Film Peraih Academy Award, AS Didesak Beri Sanksi

Pemukim Israel Bunuh Aktivis Palestina Terkait Film Peraih Academy Award, AS Didesak Beri Sanksi



loading…

Aktivis Palestina Awdah Hathaleen. Foto/Eldad Rafaeli

WASHINGTON – Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Tammy Bruce ditanya terkait pembunuhan aktivis Palestina Awdah Hathaleen, yang diduga dilakukan seorang pemukim Israel yang sebelumnya dijatuhi sanksi oleh pemerintah AS. Bruce berkelit dari pertanyaan wartawan.

Dalam jumpa pers pada hari Selasa, juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce menolak ketika ditanya apakah tersangka dalam kematian Hathaleen, Yinon Levi, akan dimintai pertanggungjawaban.

“Israel sedang melakukan investigasi terkait situasi seperti ini,” ujar Bruce. “Saya tidak tahu hasil akhirnya, saya juga tidak akan berkomentar atau berspekulasi tentang apa yang seharusnya terjadi.”

Perdebatan sengit antara Bruce dan wartawan terjadi satu hari setelah beredar video yang menunjukkan Levi menembaki Hathaleen di desa Umm al-Kheir di Tepi Barat yang diduduki.

Aktivis Palestina berusia 31 tahun itu kemudian meninggal dunia akibat luka tembak di dadanya.

Levi adalah salah satu dari beberapa pemukim Israel di Tepi Barat yang sebelumnya dikenai sanksi di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden karena melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.

Namun, Presiden Donald Trump mencabut sanksi tersebut melalui perintah eksekutif tak lama setelah menjabat untuk masa jabatan kedua pada bulan Januari. Namun, Inggris dan Uni Eropa tetap mempertahankan sanksi terhadap Levi.

Hathaleen, penduduk Masafer Yatta, telah membantu menciptakan film dokumenter pemenang Academy Award, No Other Land, yang menggambarkan dampak permukiman Israel, yang ilegal menurut hukum internasional, dan serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.