Sebanyak 96 pasangan dari berbagai daerah mengikuti Domino Open Tournament Kemerdekaan Royal Pegasus yang digelar di Gelanggang Remaja Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (24/8/2025). Foto: Ist
Turnamen ini bukan sekadar ajang unjuk kepiawaian dalam bermain gaple, tetapi juga menjadi momentum untuk membangun sportivitas. Sejak babak awal, panitia menerapkan aturan penggunaan tirai di meja permainan, sebuah standar yang merujuk pada regulasi Persatuan Olahraga Domino Indonesia (PORDI).
Baca juga: 512 Warga Gandus Meriahkan Lomba Gaple di Posko Sahabat Perindo Palembang
Pembatasan jumlah peserta dilakukan agar turnamen benar-benar diikuti atlet domino yang serius. “Meskipun jumlah peserta tidak terlalu banyak, sejak awal kami ingin memberi contoh penyelenggaraan turnamen sesuai aturan PORDI. Harapannya, domino bisa segera diakui oleh KONI,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Estugraha.
Ketua Pertandingan Muhamad Rizal atau akrab disapa Challo menekankan pentingnya manajemen waktu sebagai bagian dari disiplin penyelenggaraan dalam turnamen tersebut. Selama ini turnamen di Jabodetabek sering selesai larut malam, bahkan sampai Subuh.
“Di Royal Pegasus, kami menargetkan kegiatan selesai maksimal pukul 20.00 WIB, sudah termasuk penyerahan hadiah,” ujarnya.
Kehadiran peserta dari berbagai daerah, mulai dari Jabodetabek, Bandung, Banten hingga Makassar, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap olahraga ini. Di balik kompetisi, terselip semangat kebersamaan dan tekad menjadikan domino lebih diterima masyarakat luas.