
BADAI matahari besar sedang bergerak menuju Bumi dan berpeluang menimbulkan aurora di area yang biasanya jarang disinari cahaya utara. Badai tersebut dipicu oleh ledakan dari permukaan Matahari pada 30 Agustus lalu.
Ledakan tersebut melepaskan material berkecepatan tinggi yang meluncur ke arah Bumi. Badan Cuaca Antariksa Amerika Serikat (NOAA) memprediksi gelombang badai pertama akan tiba pada 1 September malam hingga 2 September pagi waktu internasional, kemudian disusul badai yang lebih besar keesokan harinya.
Saat badai pertama datang, aurora kemungkinan akan terlihat di beberapa wilayah utara Amerika Serikat. Ketika badai utama melintas, peluang cahaya utara muncul semakin besar, bahkan bisa meluas hingga wilayah yang biasanya jarang disinari aurora.
Ahli cuaca antariksa, Tamitha Skov, menjelaskan ada dua badai yang bergerak ke arah Bumi. Uniknya, badai yang lebih besar diperkirakan akan menyusul badai yang lebih kecil. Peristiwa ini dikenal sebagai “cannibal CME”, sebuah fenomena langka yang bisa membuat aurora semakin terang dan bertahan lebih lama.
“Model NOAA menunjukkan adanya dua badai matahari yang menuju Bumi. Badai yang lebih besar mengejar yang lebih kecil tepat sebelum mencapai Bumi, sehingga kemungkinan akan ada gangguan awal sebelum badai besar menghantam,” ujar Tamitha Skov seperti dikutip dari laman Space.com.
Di Inggris, lembaga cuaca Met Office juga mengingatkan masyarakat untuk bersiap. Mereka memperkirakan aurora bisa terlihat sampai ke wilayah East Anglia, Midlands, dan Wales. Namun, cahaya bulan yang sedang terang mungkin akan sedikit mengurangi efek aurora di langit.
Fenomena aurora sendiri terjadi ketika partikel dari Matahari bertabrakan dengan medan magnet Bumi, lalu menghasilkan cahaya berwarna-warni di langit malam. Selain indah, badai matahari yang kuat juga dapat memengaruhi teknologi, seperti satelit, sinyal radio, hingga jaringan listrik. Untungnya, badai kali ini diprediksi masih berada pada tingkat sedang hingga kuat, belum sampai ekstrem.
Kabar baiknya, aurora diperkirakan tidak hanya muncul satu malam saja. Kondisi yang mendukung masih akan berlangsung hingga 3 September. Jadi, jika langit tertutup awan atau bulan terlalu terang pada malam pertama, masyarakat masih punya kesempatan lain untuk menikmati pemandangan langit yang menakjubkan ini. (Space/Z-2)