Whoosh Bikin Rugi KAI Rp1,6 Triliun, Masuk Rencana Kerja Danantara



loading…

Pemudik berjalan di dekat Whoosh sebelum keberangkatan di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Jumat (28/3/2025). FOTO/Aldhi Chandra

JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih menanggung beban kerugian dari operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) senilai Rp1,6 triliun hingga semester I-2025. Namun, masalah ini dipastikan menjadi salah satu prioritas penyelesaian dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 oleh Danantara, holding BUMN yang baru dibentuk.

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menegaskan bahwa pihaknya tengah melakukan penjajakan intensif bersama PT KAI untuk merampungkan masalah utang dan kerugian yang saat ini dimiliki oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai operator Whoosh.

“Sedang kita lakukan penjajakan, tentu akan kita bereskan proses itu. Kemarin kan Dirut KAI juga sudah menyampaikan di DPR, kita bereskan, masuk dalam RKAP kita tahun ini,” ujar Dony saat ditemui di Smesco, Jumat (22/8).

Baca Juga: Danantara Ambil Alih Penyelesaian Utang Proyek Kereta Cepat

Beban utang PT KCIC menjadi sorotan karena tingginya biaya operasional di tengah pendapatan yang masih minim. Kerugian sebesar Rp1,6 triliun yang tercatat pada paruh pertama 2025 ini menunjukkan perbaikan, sebab pada periode yang sama tahun 2024, kerugian yang dibukukan mencapai Rp2,3 triliun.

Untuk diketahui, PT KCIC merupakan perusahaan patungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian asal Tiongkok, Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Komposisi kepemilikan sahamnya adalah 60 persen milik PT PSBI dan 40 persen milik Beijing Yawan.

Dalam struktur kepemilikan tersebut, PT KAI memegang porsi saham mayoritas sebesar 58,53 persen di PT PSBI, yang menjadikan kerugian KCIC secara langsung berdampak signifikan terhadap laporan keuangan BUMN perkeretaapian itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *